• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TERHADAP SKB 5 MENTER

C. Pandangan Pakar terhadap SKB 5 Menter

Dengan di keluarkannya SKB 5 menteri ini banyak tanggapan-tanggapan yang

mendukung maupun yang menolak di terapkannya SKB 5 Menteri. Di dalam Situs

Kapan lagi.com diuraikan bahwa, surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri yang

mengatur pergeseran hari libur, SKB tersebut mulai diberlakukan tanggal 21 Juli 2008.

Keputusan tersebut diberikan, karena sesuai dengan perhitungan matematis, bahwa daya

listrik di Indonesia terutama Jawa Bali tidak ada kekurangan, hanya perlu pengaturan

pada saat beban puncak. Pada Senin hingga Jumat, khususnya listrik Jawa Bali

37

kekurangan daya hingga 600 megawatt (mw), sebaliknya, pada Sabtu dan Minggu,

justru kelebihan daya hingga 1.000 MW. Dengan pengaturan tersebut, maka kelebihan

daya 1.000 mw bisa terserap dengan baik, tanpa harus mengganggu jam kerja industri.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo

Yusgiantoro menjelaskan, keputusan itu diambil sambil menunggu suplai listrik

kembali stabil. Yakni program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 10 ribu

megawatt, yang diproyeksikan sudah bisa beroperasi pada awal 2009. Setiap hari

Indonesia defisit 600 megawatt, itu artinya sekitar 3.000 megawatt per minggu. Tapi

pada hari Sabtu dan Minggu ada kapasitas listrik yang tidak terpakai yang bisa

dimanfaatkan untuk menutup defisit yang terjadi pada hari kerja.Untuk mengatasi hal

ini maka harus dilakukan pergeseran hari libur kerja dari Sabtu-Minggu menjadi Senin-

Jumat. Hal itu dilakukan karena pada hari Sabtu dan Minggu biasanya PLN memiliki

pasokan listrik sekitar "1.000 megawatt dan 2.000 megawatt yang tidak terpakai".38

Menurut Anggota Komisi VII Alvin Lie, menyatakan bahwa kurang efektivitas

SKB 5 Menteri tentang penghematan energi. Menurutnya, SKB tersebut tidak

menyelesaikan masalah dasar listrik di negeri ini, jika melihat carut- marutnya Menurut Fahmi Jika terjadi pemadaman bagi sektor industri Maka akan

menimbulkan kerugian bagi kita semua. Kita harus siap mengurangi kenyamanan soal

pergeseran hari libur Sabtu dan Minggu agar tidak terjadi pemadaman. Dalam SKB

antara Menteri Perindustrian, Menteri ESDM, Menteri Dalam Negeri, Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi serta Menteri Negara BUMN disebutkan pengusaha diminta

mengalihkan waktu libur kerja maksimal dua hari dalam satu bulan. Penjadwalan itu

akan diatur oleh pemerintah daerah bersama PT PLN.

38

manajemen energi listrik oleh pemerintah dan PLN. Menurut Alvin, seharusnya

pemerintah memberi insentif kepada industri-industri yang akan membuat

pembangkitnya sendiri. Dengan mengeluarkan SKB ini, justru memperlihatkan

pemerintah tidak mampu membereskan manajemen listrik.

Menurut Menakertrans Erman Suparno, pengalihan hari kerja dengan tetap

masuk pada hari Sabtu dan Minggu lebih pada esensi pengaturan waktu libur pekerja

dan menyeimbangkan surplus listrik. Dengan dalih pengalihan beban listrik nasional,

kalangan industri (di Jawa-Bali) diberi ‘keistimewaan’ untuk menggeser hari liburnya

dari sabtu dan minggu menjadi hari lain (hari kerja biasa).

Menurut Direktur Utama PT. Karina Tata Busana Eddy Chow yang merupakan

salah satu investor garment di KBN Cakung mengatakan, Kerugian yang timbul bagi

pengusaha apabila pasokan listrik di industri mereka mengalami pemadaman bergilir

cukup besar, baik dari segi finansial maupun citra perusahaan di mata buyer karena

otomatis akan mengganggu kegiatan produksi sehingga kami tidak menepati jadwal

ekspor yang telah ditentukan. Saat ini bukan hanya di Indonesia saja yang mengalami

krisis energi / listrik tapi di negara China pun juga sama dan hal tersebut sangat

mengganggu iklim investasi di China saat ini, dan apabila peraturan tersebut akan

segera diterapkan nantinya para pengusaha juga akan melakukan sosialisasi terlebih

dahulu kepada para pekerja, agar hal tersebut tidak menimbulkan kesalahpahaman para

pekerja dengan pengusaha mengingat pergeseran hari kerja tersebut.

Sebagai orang awam, menanggapi SKB tersebut sebagai berikut :

Keluarnya SKB ini bersumber dari kesalahan orang-orang yang mengelola sebuah

institusi negara yaitu PLN, Kementrian ESDM, dan Kementrian BUMN dalam

1. Semestinya PLN sudah bisa menghitung berapa jumlah energi listrik yang mereka punya dan berapa jumlah energi listrik yang sudah terpakai. PLN sudah

bisa menghitung setiap saat berapa jumlah energi listrik yang dihasilkan dari

beberapa pembangkit listrik di seluruh Indonesia. Kemudian untuk menghitung

jumlah pemakaian beban listrik, menurut masyarakat PLN bisa menghitungnya

dengan mudah karena setiap pelanggan baik individu, industri, maupun institusi

bisa dikontrol secara langsung, terbukti dari adanya tagihan listrik ke pelanggan.

Kemudian untuk mengantisipasi adanya pelanggan baru yang mengakibatkan

naiknya beban listrik terpakai, sebetulnya PLN dengan mudah mengontrolnya,

karena setiap calon pelanggan sebelumnya diharuskan mengajukan permohonan

dahulu ke pihak PLN. Artinya PLN jangan hanya bisa menjual listrik tanpa

memperhitungkan jumlah ketersediaan listrik yang mereka miliki terlebih

dahulu.

2. Kemudian jika membaca pasal 6.2.2. yang berisi tentang tugas Mentri ESDM untuk mengkoordinasikan pelaksanaan perhitungan pasokan dan kebutuhan

listrik di setiap daerah. Dari pasal ini mengandung arti bahwa selama ini

kementrian ESDM belum mempunyai data yang valid tentang jumlah pasokan

dan jumlah kebutuhan listrik. Disamping itu belum pernah melakukan

koordinasi dengan pihak terkait untuk menghitung hal tersebut tadi. Makanya

tidak tidak aneh kalau sekarang terjadi krisis listrik, karena selama ini

manajemen yang diterapkan adalah 'manajemen reaktif' bukan 'manajemen

antisipatif'.

3. Kegagalan Kementerian BUMN dan ESDM dalam mengontrol dan

jika kedua departemen ini tidak mampu mengantisipasi jumlah besaran

pertumbuhan kebutuhan listrik secara berkala, karena dari angka ini bisa

diperhitungkan kapan, dimana, dan dengan menggunakan bahan pembangkit apa

sehingga pembangkit listrik baru harus dibuat. Jika pembangkit listrik berbahan

dasar fosil sangat mahal investasinya, semestinya negeri kita ini mampu

membuat pembangkit listrik dengan sumber energi alternatif lainnya seperti

panas bumi, air, dan sinar matahari. Orang awam sekalipun pasti paham bahwa

negeri kita ini sangat kaya dengan ketiga jenis pembangkit energi alternatif

tersebut.39

Kaum Pekerja

Perubahan jam kerja yang mewajibkan pekerja untuk bekerja di hari Sabtu dan

Minggu untuk mengganti hari kerja biasa yang diliburkan karena adanya jadwal

pemadaman listrik, jika dilihat dari segi jumlah jam kerja tidak ada yang dirugikan.

Namun secara psikologis pekerja dirugikan karena selama ini secara umum, hari Sabtu

dan Minggu merupakan 'weekday' atau saatnya pekerja beristirahat atau melakukan

aktivitas sosial dalam keluarga dan masyarakat. kemudian ada berjuta-juta anak-anak

kaum pekerja yang harus kecewa setiap Sabtu dan Minggu karena tidak bisa lagi

bercengkrama dengan kedua orang tuanya pada kedua hari tersebut, karena pada hari

biasa (Senin-Jumat) anak-anak ini harus tetap bersekolah.

39

Perusahaan/Industri

Dengan seringnya terjadi pemadaman listrik dan pengalihan waktu kerja akan

berdampak pada jadwal produksi. Apalagi jika perusahaan tersebut sangat terpaku pada

'delivery due date'. Berapa kerugian yang harus ditanggung perusahaan dengan

mundurnya jadwal produksi. Atau berapa kerugian yang harus ditanggung perusahaan

karena harus merubah media pengiriman/ekspor barang dari jalur laut menjadi jalur

udara karena terbentur jadwal pengiriman yang sudah tidak bisa ditunda lagi. Jika

dilihat pasal 7 yang berisi kewenangan PT PLN untuk mengenakan sanksi berupa

pemutusan aliran listrik sementara bagi perusahaan industri yang tidak melaksanakan

ketentuan pasal 2 peraturan bersama. Hebat sekali bukan, padahal selama ini PLN yang

sering lebih diuntungkan setiap bulan-nya.40

Seperti pada umumnya, setiap kebijakan pemerintah masyarakat umumlah yang

menderita paling besar atas kerugian-kerugian akibat pemadaman listrik ini. Pernahkah

PLN memberikan ganti rugi kepada pelanggan akibat pemadaman listrik secara

mendadak ? Padahal yang paling sering terjadi PLN dengan mudahnya memutus aliran

listrik ke pelanggan jika terlambat membayar kewajibannya. Apalagi saat ini PLN sudah

ancang-ancang untuk menaikkan tarif listrik sebagai bagian dari 'cost recovery' dari

krisis yang sebetulnya karena kesalahan manajemen mereka sendiri. Imbas dari semua

ini bisa berimplikasi ke hal lain atau semacam efek bola salju seperti menjadi pemicu

kenaikan harga dll. Lagi-lagi yang harus menanggung resiko ini adalah masyarakat

umum Masyarakat Umum 41 40 . ibit 41 Loc.cit .

Dokumen terkait