• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Kerja

Dalam dokumen BAB V AREA CONTROL SERVICE (Halaman 35-87)

1) RDPS 2) FDPS

5.8.2 Panduan Kerja

TPN VOR 10 Minutes AMBOY DENDY 5.8.2 Panduan Kerja

a. Duty controller harus mengaktifkan menu sector toolbars minimal untuk sectorUpper Semarang, Lower North, Lower East

b. Memandu lalu lintas penerbangan di wilayah tanggung jawabnya ;

c. Membuat sequencing antar pesawat yang datang dari W15 (TAVIP) dan W18 (SPIKO) yang akan menuju ke poin GASPA.

d. Untuk pesawat tujuan Bandung (WICC), agar diarahkan menuju ke DKI. Kecuali sudah berkoordinasi dengan Upper Semarang, Upper Jogja dan Lower Center untuk memberikan direct route.

e. Memberikan sequencing terhadap pesawat yang datang dari P648 (OKADA), L644 (KIKOR), W38 (PNK) menuju ke poin DENDY.

f. Pesawat yang akan menuju WIII melalui poin DENDY atau GASPA dapat diberikan descent clearance sesuai dengan LOCA atau ketinggian yang diberikan oleh Lower Center;

g. Mentransfer pesawat dengan exit point TAVIP, SPIKO, RUPKA, RAFIS danarrival WIOK, segera setelah mendapat estimate dari pesawat;

h. Transfer of control and communication dari UTPN ke UPNK segera sebelum waypoint MASRI (M635), TPN (W14) dan RAFIS (P648), setelah clear traffic;

i. Transfer of control and communication dari UTPN ke UPG segera sebelum

Edisi 1 Desember 2016

V- 36

j. Transfer of control and communication dari UTPN ke USMG segera

sebelum crossing boundary.

5.8.3 Adjacent ATC Unit :

ATS unit yang berbatasan secara vertikal dan horizontal dengan Jakarta ACC sektor UTPN :

5.8.3.1 Vertikal bawah :

a. Jakarta APP-TMA sektorLC; b. Jakarta FIC.

5.8.3.2 Horizontal :

a. Di sebelah utara dengan Jakarta ACC sektor UPNK; b. Di sebelah timur dengan Ujungpandang ACC;

c. Di sebelah selatan dengan Jakarta ACC sektor USMG; d. Di sebelah barat dengan Jakarta ACC sektor UJKT.

5.8.4 Potential Trouble Spot Areas :

a. Daerah descent dan climb pesawat udara pada rute W15, W18 dan W38W/P648;

b. Daerah sekitar holding point GASPA dan DENDY;

c. Di wilayah sekitar waypoint RAFIS, perpotongan rute M635 dengan P648; d. Di wilayah sekitar waypoint TAVIP, perpotongan rute M635 dengan W15; e. Di wilayah sekitar waypoint SPIKO, perpotongan rute M635 dengan W18; f. Di area perpotongan rute L511 dengan W18;

Edisi 1 Desember 2016

V- 37

g. Di area perpotongan rute L511 dengan W15;

h. Di area sekitar waypoint AMBOY, perpotongan rute L511 dengan P648, W38, dan W38W;

i. Area proses climbing and descending dari dan ke W14, W15, W18

5.8.5 Sektor information

5.8.5.1 Radio frequency, call-sign and AFTN: a. Radio Frequency : 125,7 MHz. b. Radio Telephony : Jakarta Radar

c. AFTN : WIIIZQZX

5.8.5.2 Sector equipment configuration: a. EJAATS terdiri dari:

1) RDPS 2) FDPS b. VCCS meliputi :

1) Inter ATC Direct Speech (IADS)

2) Transceiver VHF 125,7 Mhz dan 133,7 MHz. 5.8.5.3 Public telephone : +62 21 5502590.

5.8.5.4 FPS bays.

5.8.6 Radar Hand off Procedures

Radar Controller melakukan hand off pada saat pesawat terbang berada pada posisi 30 NM sebelum crossing boundary ATS unit terkait atau sebelum passing FL 250, mana yang lebih dulu tercapai.

Edisi 1 Desember 2016

V- 38

5.8.7 Manajemen FPS di Sektor UTPN

5.8.7.1 Tata letak dan penulisan FPS mengacu pada butir 11.05.08

5.8.7.2 Strip aktif harus mencantumkan ETO waypoint/perpotongan 2 (dua) rute.

5.8.8 Letter of Agreements (LOA) 5.8.8.1 Internal ATS unit.

ATS Operational Coordination Agreement between Internal ATS Units Jakarta Air Traffic Service Center diberlakukan di semua dinas/unit yang ada di Divisi ACC.

5.8.8.2 External ATS unit.

a. Dengan Ujungpandang ACC.

5.8.9 IFR Military Training Routes in Jakarta ACC sector UTPN

5.8.9.1 Tidak ada rute khusus yang disediakan bagi keperluan military training. 5.8.9.2 Pesawat terbang militer yang akan mengadakan training di sektor UTPN wajib memberitahukan detail/rincian training melalui surat paling lambat 3 (tiga) hari sebelum training dimulai dan jika dalam keadaan darurat dapat berkoordinasi dengan ATS Regional Coordinator on duty 3 (tiga) jam sebelum training dimulai serta mengirimkan copy rencana penerbangan (flight plan).

5.8.9.3 Detail/rincian training:

a. Waktu training (tanggal, jam dan durasi); b. Ketinggian yang akan digunakan;

Edisi 1 Desember 2016

V- 39

d. Tipe dan jumlah pesawat terbang; e. Karateristik atau jenis training;

f. Copy dari rencana penerbangan (flight Plan).

5.8.10 Area of Refueling Routes Including Air Refueling Initial Point and Air Refueling Control Point.

5.8.10.1 Route M635 southbound initial point RUSMA control point RAFIS dan TAVIP.

5.8.10.2 Route M635 northbound initial point TAVIP control point RAFIS dan RUSMA.

5.8.10.3 Bila dianggap perlu diijinkan untuk blocked level antara FL 250 sampai FL 270 di rute-rute pada poin 1 s/d 2 diatas.

5.8.11 Permanen delegasi airspace

5.8.11.1 Permanen delegasi airspace untuk pesawat southeast bound melalui W12/A585 & pesawat yang berangkat dari WIPP nortwest bound melalui W12/A585 ke upper pangkalpinang.

5.8.12 Kontingensi

5.8.12.1 Kegagalan komunikasi.

a. Jika terjadi kegagalan komunikasi frekuensi 125,7 Mhz, maka komunikasi diambil alih oleh USMG 120,9 MHz;

Edisi 1 Desember 2016

V- 40

c. Jika terjadi kegagalan sarana koordinasi (VCCS) maka koordinasi dilakukan secara langsung atau menggunakan sarana komunikasiyang tersedia.

5.8.12.2 Kegagalan surveillance.

a. Jika terjadi kegagalan pada CWP (controller work position) di UTPN maka tanggung jawab pemanduan tetap dilakukan dengan menggunakan CWP terdekat;

b. Apabila terjadi kegagalan system utama, maka pemanduan dilakukan dengan menggunakan system cadangan (back up system); c. Apabila terjadi kegagalan system utama dan system cadangan,

maka pemanduan dilaksanakan secara procedural. 5.8.12.3 Kegagalan Koordinasi

a. Jika terjadi kegagalan sarana koordinasi (VCCS) maka koordinasi dilakukan secara langsung atau menggunakan sarana komunikasi terdekat ;

b. Jika terjadi kegagalan pada AWP (assistant work position) maka koordinasi dan pengaktifan data dilakukan dengan menggunakan WP terdekat ;

c. Apabila terjadi kegagalan system utama, maka koordinasi dan pengaktifan data dilakukan dengan menggunakan system cadangan (back up system).

5. 9 Upper Palembang (UPLB) Sector

5.9.1 Routes, Way points, Navigation Aids and Transfer of Control Points International routes

Edisi 1 Desember 2016

V- 41

Tabel 5.5 Routes, Way points, Navigation Aids and Transfer of Control Points International routes Upper Palembang (UPLB)

Routes Way points Remarks Separation A-585 JATAM TCP 15 Minutes PLB VOR DOMIL DOLTA CKG VOR HLM VOR G-337 ⇦⇨ MUPAP TCP 15 Minutes BKL BIBUL TCP G-461 PABIO TCP 15 Minutes PLB VOR BORAS G-579 DOLTA 15 Minutes DOMIL PLB PARDI TCP M766 RNAV 10 ⇦⇨

DKI VOR 10 Minutes

80 NM 50 NM TULIP TKG VOR TOLIT BKL VOR TCP

Edisi 1 Desember 2016

V- 42

RNP – 10 routes :

Tabel 5.6 RNP – 10 routes UPLB

Routes Way points Remarks Separation N-752  RNAV 10 PLB VOR 10 Minutes 80 NM 50 NM DUNAM TCP N-646  RNAV 10

PKU VOR 10 Minutes

80 NM 50 NM NOPAR TCP IBALA GUVIL L-764  RNAV 10 PKP VOR 10 Minutes 80 NM 50 NM IKIBU LEMUS L-896 RNAV 10 FLEX TRACK GUVIL 10 Minutes 80 NM 50 NM OBMAT 5.9.2 Panduan Kerja

a. Duty Controller harus mengaktifkan menu sector toolbars minimal untuk sectorUpper Jakarta dan Upper Pekanbaru;

b. Memandu lalu lintas penerbangan di wilayah tanggung jawabnya ;

c. Memberikan sequencing terhadap pesawat yang menuju WIII melalui poin CARLI.

d. Untuk menghindari pontential conflict, tidak disarankan memberikan direct route ke poin CARLI.

Edisi 1 Desember 2016

V- 43

e. Arriving aircraft via W19 hanya boleh diturunkan ke FL290

f. Departing aircraft maintaining FL280 apabila sudah menjadi responsibility Upper Palembang, pesawat tersebut boleh naik ke Higher Level FL280 setelah pesawat melewati rute W19, clear traffic atau ada koordinasi dengan Lower North..

g. Untuk traffic yang menggunakan rute G579 (PARDI), dapat diberikan direct route ke poin PARDI setelah poin DOLTA dan pesawat tersebut

reaching flight level yang ditentukan.

h. Transfer of control and communication dari UPLB ke UPKP segera setelah PLB VOR, setelah clear traffic ;

i. Transfer of control and communication dari UPLB ke UBND segera

sebelum entering UBND Airspace ;

j. Transfer of control and communication dari UPLB ke UPKU segera

sebelum entering UPKU Airspace;

k. Direct route to PARDI tidak diberikan sebelum koordinasi dilakukan dengan unit terkait.

5.9.3 Adjacent ATS Unit

ATS unit yang berbatasan secara vertikal dan horizontal dengan Jakarta ACC sector UPLB:

5.9.3.1 Vertikal bawah :

a. Jakarta APP sektor LN; b. Palembang APP-TMA; c. Pangkalpinang APP-TMA; d. Jakarta FIC.

Edisi 1 Desember 2016

V- 44

5.9.3.2 Horizontal:

a. Di sebelah utara dengan Singapore ACC dan UPKU;

b. Di sebelah timur dengan Jakarta ACC sektor UPKP dan UBND; c. Di sebelah selatan dengan Jakarta ACC sektor UJKT;

d. Di sebelah barat dengan Jakarta ACC sektor IOS.

5.9.4 Potential Trouble Spot Areas

5.9.4.1 Daerah pertemuan antara rute G-461 dengan W-12E dan rute G-461 dengan G-579/N-752;

5.9.4.2 Waypoint IBALA yang merupakan perpotongan antara rute M766 dengan N-646;

5.9.4.3 Daerah perpotongan antara rute G-461 dengan N-646;

5.9.4.4 Di wilayah sekitar waypoint CARLI ; departing dari dan arriving ke Jakarta serta overflying ;

5.9.4.5 Di wilayah sekitar waypoint BORAS, DOMIL dan TERKA ; departing dari Jakarta menggunakan W12, G579, A585 dan arriving ke Jakarta menggunakan W12E, G461 ; traffic W21;

5.9.4.6 Di wilayah sekitar waypoint TUNDA dan TOLIT ;departing dari dan arriving ke Jakarta serta overflying traffic di W11 dan W19/M766.

5.9.5 Sector Information

5.9.5.1 Radio frequency, call-sign and AFTN: a. Radio Frequency : 132,7 Mhz b. Radio Telephony : Jakarta Radar

Edisi 1 Desember 2016

V- 45

c. AFTN : WIIIZQZX

5.9.5.2 Sector equipment configuration: a. EJAATS terdiri dari :

1) RDPS dan 2) FDPS b. VCCS meliputi :

1) Inter ATC Direct Speech (IADS)

2) Local Channel Direct (LCD) no. 121 (Controller) dan 122 (Assistant).

3) Transceiver VHF 132,7 5.9.5.3 Public telephone :+62 21 5506176. 5.9.5.4 FPS bays.

5.9.6 Manajemen FPS di Sektor UPLB

5.9.6.1 Tata cara penulisan FPS mengacu pada butir 11.05.08 5.9.6.2 Northbound Traffic (2700 – 0890)

a. Diatur berdasarkan Level

b. Strip aktif harus mencantumkan ETO PLB VOR dan atau TKG VOR, menurut kebutuhan.

5.9.6.3 Southbound Traffic (0900 – 2690)

Diatur berdasarkan Time (disesuaikan dengan posisi aktual pesawat pada radar screen)

Edisi 1 Desember 2016

V- 46

5.9.7 Letter of Agreements ( LoA ) 5.9.7.1 Internal ATS unit.

ATS Operational Coordination Agreement between Internal ATS Units Jakarta Air Traffic Sevice Center diberlakukan di semua dinas/unit yang ada di Divisi ACC.

5.9.7.2 External ATS unit.

a. Dengan Singapore ACC; b. Dengan Palembang APP-TMA; c. Dengan Pangkalpinang APP-TMA.

5.9.8 IFR Military Training Routes in Jakarta ACC Sector UPLB :

5.9.8.1 Tidak ada rute khusus yang disediakan bagi keperluan military training.

5.9.8.2 Pesawat terbang militer yang akan mengadakan training di UPLB wajib memberitahukan detail/rincian training melalui surat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum training dimulai dan jika dalam keadaan darurat dapat berkordinasi dengan ATS Regional Coordinator on duty 3 (tiga) jam sebelum training dimulai serta mengirimkan copy rencana penerbangan (Flight plan).

5.9.8.3 Detail/rincian training:

a. Waktu training (tanggal, jam dan durasi); b. Ketinggian yang akan digunakan;

Edisi 1 Desember 2016

V- 47

d. Tipe dan jumlah pesawat terbang; e. Karateristik atau jenis training;

5.9.9 Area of Refueling Routes including Air Refueling Initial Point and Air Refueling Control Point.

5.9.9.1 Route W-21, initial point TKG VOR control point TERKA dan PLB VOR;

5.9.9.2 Atas pertimbangan safety dan efisiensi ATS Regional Coordinator diijinkan untuk melakakukan blocked level pada rute-rute tersebut diatas.

5.9.10 Special Use and ATC Assigned Airspace.

5.9.10.1 Test flight area : tidak dialokasikan; 5.9.10.2 Photo flight area : tidak ada pembatasan.

5.9.11 Permanen delegasi airspace

5.9.11.1 Permanen delegasi airspace untuk pesawat southeast bound melalui W12/A585 & pesawat yang berangkat dari WIPP nortwest bound melalui W12/A585 ke upper pangkalpinang.

5.9.12 Kontingensi

5.9.11.1 Kegagalan komunikasi.

a. Jika terjadi kegagalan komunikasi frekuensi 132.7 MHz, maka komunikasi diambil alih oleh UPKP freq. 132,9 MHz di wilayah utara, UJKT freq. 135,9 MHz di wilayah selatan dan UPKU freq. 132,3 MHz di wilayah Barat;

Edisi 1 Desember 2016

V- 48

b. Controller tetap bertanggung jawab terhadap traffic di wilayahnya;

c. Jika terjadi kegagalan sarana koordinasi (VCCS) maka koordinasi dilakukan secara langsung atau menggunakan sarana komunikasiyang tersedia.

5.9.11.2 Kegagalan surveillance.

a. Jika terjadi kegagalan pada CWP (Controller Work Position) di UPLB maka tanggung jawab pemanduan tetap dilakukan dengan menggunakan CWP terdekat;

b. Apabila terjadi kegagalan system utama, maka pemanduan dilakukan dengan menggunakan system cadangan (back up system);

c. Apabila terjadi kegagalan system utama dan system cadangan, makan pemanduan dilaksanakan secara procedural.

5. 10 Upper Pangkalpinang (UPKP) Sector

5.10.1 Routes, Way points, Navigation Aids and Transfer of Control Points International routes

Tabel 5.7 Routes, Way points, Navigation Aids and Transfer of Control Points International routes Upper Pangkalpinang (UPKP)

Routes Way points Remarks Separation B-469

NE NDB TCP 15 Minutes

TODAK

Edisi 1 Desember 2016

V- 49

Routes Way points Remarks Separation

PKP VOR BOSLO G-461 BORAS TCP 15 Minutes BIDAK BIKAL HLM VOR G-579 PLB 15 Minutes PARDI TCP RNP – 10 routes :

Tabel 5.8 RNP – 10 routes UPKP

Routes Way points Remarks Separation L-511  RNAV 10 PKP VOR TCP 10 Minutes 80 NM 50 NM L-764  RNAV 10 PKP VOR 10 Minutes 80 NM 50 NM L-895  RNAV 10 PKP VOR 10 Minutes 80 NM 50 NM Domestic routes :

Tabel 5.8 Domestic routes UPKP

Edisi 1 Desember 2016

V- 50

Routes Way points Remarks Separation

W-23 ⇦⇨ PLB VOR 10 Minutes TODAK PKP VOR W-24 ⇦⇨ PLB VOR 10 Minutes TIAMA NE NDB W-25 ⇦⇨ PASOL 10 Minutes PLB VOR FERET LEPAR W-26 KIRDA TCP 10 Minutes PKP VOR 5.10.2 Panduan Kerja

a. Duty Controller harus mengaktifkan menu sector toolbars minimal untuk sectorUpper Jakarta, Upper Pekanbaru, Upper Tanjung Pandan:

b. Memandu lalu lintas penerbangan di wilayah tanggung jawabnya;

c. Memberikan sequencing terhadap pesawat yang menuju ke poin BUNIK dengan tujuan Jakarta (WIII)

d. Dapat memberikan direct route terhadap pesawat yang akan menggunakan L511 Dari poin ANITO ke MIMIX.

e. Duty controller tidak boleh memberikan direct route poin TATAN terhadap pesawat yang menggunakan L511 & L895 menuju poin SAPDA

Edisi 1 Desember 2016

V- 51

f. Duty controller boleh memberikan direct route terhadap pesawat overflying southbound setelah melewati PKP

g. Duty controller boleh memberikan direct route terhadap pesawat overflying southbound paling jauh poin LEMUS (L764) dan IPKON (A585)

h. Transfer of control and communication dari UPKP ke UJKT segera setelah passing PKP, setelah clear traffic;

i. Transfer of control and communication dari UPKP ke UJKT segera

sebelum waypoint BORAS, setelah clear traffic ;

j. Transfer of control and communication dari UPKP ke PLB APP, segera

setelah descend atau clear traffic;

k. Transfer of control and communication dari UPKP ke UK (L511), segera sebelum crossing boundary.

5.10.3 Adjacent ATS Unit

ATS unit yang berbatasan secara vertikal dan horizontal dengan Jakarta ACC sektor UPKP : 5.10.3.1 Vertikalbawah : a. Palembang APP-TMA; b. Pangkalpinang APP-TMA; c. Jakarta FIC. 5.10.3.2 Horizontal:

a. Di sebelah utara dengan Singapore ACC;

Edisi 1 Desember 2016

V- 52

c. Di sebelah selatan dengan Jakarta ACC sektor UJKT; d. Di sebelah barat dengan Jakarta ACC sektor UPLB. 5.10.4 Potential Trouble Spot Areas

5.10.4.1 Diwilayah sekitar waypoint PARDI;

5.10.4.2 Diwilayah sekitar waypoint ANITO, traffic menggunakan rute B470 dan B469.

5.10.5 Sector Information

5.10.5.1 Radio frequency, call-sign and AFTN: a. Radio Frequency : 132,9 Mhz b. Radio Telephony : Jakarta Radar

c. AFTN : WIIIZQZX

5.10.5.2 Sector equipment configuration: a. EJAATS terdiri dari :

1) RDPS dan 2) FDPS b. VCCS meliputi :

1) Inter ATC Direct Speech (IADS)

2) Local Channel Direct (LCD) no. 121 (Controller) dan 122 (Assistant).

3) Transceiver VHF 132,7 5.10.5.3 Public telephone :+62 21 5506176. 5.10.5.4 FPS bays.

Edisi 1 Desember 2016

V- 53

5.10.6 Manajemen FPS di Sektor UPKP :

5.10.6.1 Tata cara penulisan FPS mengacu pada butir 11.05.08; 5.10.6.2 Tata letak FPS sesuai dengan ketinggian Pesawat udara.

5.10.7 Letter of Agreements ( LoA ) 5.10.7.1 Internal ATS unit.

ATS Operational Coordination Agreement between Internal ATS Units Jakarta Air Traffic Service Center diberlakukan di semua dinas/unit yang ada di Divisi ACC.

5.10.7.2 External ATS unit.

a. Dengan Singapore ACC; b. Dengan Palembang APP-TMA; c. Dengan Pangkalpinang APP-TMA.

5.10.8 IFR Military Training Routes in Jakarta ACC Sector UPKP :

5.10.8.1 Tidak ada rute khusus yang disediakan bagi keperluan military training.

5.10.8.2 Pesawat terbang militer yang akan mengadakan training di UPKP wajib memberitahukan detail/rincian training melalui surat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum training dimulai dan jika dalam keadaan darurat dapat berkordinasi dengan ATS Regional Coordinator on duty 3 (tiga) jam sebelum training dimulai serta mengirimkan copy rencana penerbangan (Flight plan).

Edisi 1 Desember 2016

V- 54

a. Waktu training (tanggal, jam dan durasi); b. Ketinggian yang akan digunakan;

c. Rute yang akan digunakan; d. Tipe dan jumlah pesawat terbang; e. Karateristik atau jenis training;

5.10.9 Area of Refueling Routes including Air Refueling Initial Point and Air Refueling Control Point.

5.10.9.1 Rute B-470, initial point ANITO control point PKP VOR;

5.10.9.2 Atas pertimbangan safety dan efisiensi ATS Regional Coordinator diijinkan untuk melakakukan blocked level pada rute-rute tersebut diatas.

5.10.10 Special Use and ATC Assigned Airspace.

5.10.10.1 Test flight area : tidak dialokasikan; 5.10.10.2 Photo flight area : tidak ada pembatasan;

5.10.11 Kontingensi

5.10.11.1 Kegagalan komunikasi.

a. Jika terjadi kegagalan komunikasi frekuensi 132.9Mhz, maka komunikasi diambil alih oleh UPLB frekuensi 132,7 MHz; b. Controller tetap bertanggung jawab terhadap traffic di

Edisi 1 Desember 2016

V- 55

c. Jika terjadi kegagalan sarana koordinasi (VCCS) maka koordinasi dilakukan secara langsung atau menggunakan sarana komunikasiyang tersedia;

5.10.11.2 Kegagalan surveillance.

a. Jika terjadi kegagalan pada CWP (controller work position) di UPKP maka tanggung jawab pemanduan tetap dilakukan dengan menggunakan CWP terdekat;

b. Apabila terjadi kegagalan system utama, maka pemanduan dilakukan dengan menggunakan system cadangan (back up system);

c. Apabila terjadi kegagalan sistem utama dan sistem cadangan, maka pemanduan dilaksanakan secara procedural;

5. 11 Upper Jakarta (UJKT) Sector

5.11.1 Routes, Way points, Navigation Aids and Transfer of Control Points International Routes :

Tabel 5.9 Routes, Way points, Navigation Aids and Transfer of Control Points International Routes Upper Jakarta (UJKT)

Routes Way points Remarks Separation B-469 TODAK TCP 15 Minutes BIDAK BIKAL HLM VOR B-470 PKP VOR TCP 15 Minutes BOSLO

Edisi 1 Desember 2016

V- 56

Routes Way points Remarks Separation BUNIK NOKTA G-461 PLB VOR TCP 15 Minutes BORAS BIDAK BIKAL HLM VOR RNP – 10 routes :

Tabel 5.10 RNP – 10 routes UJKT

Routes Way points Remarks Separation L-764  RNAV 10 PKP VOR 10 Minutes 80 NM 50 NM IKIBU LEMUS Domestic routes :

Tabel 5.11 Domestic routes UJKT

Routes Way points Remarks Separation W-12E BORAS TCP 10 Minutes BIDAK BIKAL NOKTA W-26 PKP VOR TCP 10 Minutes BOSLO BUNIK NOKTA

Edisi 1 Desember 2016

V- 57

5.11.2 Panduan Kerja

a. Duty controller harus mengaktifkan menu sector toolbars minimal untuk sector Upper Palembang, Upper Tanjung Pandan dan Lower North; b. Memandu lalu lintas penerbangan di wilayah tanggung jawabnya;

c. Memberikan sequencing terhadap pesawat yang airborne dari Palembang (WIPP) dan Pangkal Pinang (WIKK) dengan pesawat yang dating dari Upper Pangkal Pinang dan Upper Palmbang;

d. Pesawat yang akan menuju WIII melalui poin BUNIK dapat diberikan descent clearance sesuai LOCA atau ketinggian yang diberikan oleh Lower North;

e. Untuk pesawat tujuan Jakarta (WIII) diinstruksikan menuju ke poin BUNIK, kecuali pesawat tersebut no delay dapat diberikan direct route ke poin NOKTA (atau disesuaikan direct route dari LN pada scratch pad);

f. Untuk traffic tujuan Bandung (WICC), controller dapat memberikan descent clearance ke FL220 dengan memberikan direct route ke HLM dan melakukan transfer of communication dengan Terminal South (123,75 mhz);

g. Untuk traffic enroute yang akan melintasi Upper Jogjakarta, Controller harus menginstruksikan pesawat menuju HLM, tidak diperkenankan memberikan direct route pada area of responsibility Upper Jogjakarta tanpa melakukan koordinasi;

h. Transfer of control and communication dari UJKT ke LN pada tempat atau ketinggian yang telah disepakati dan cleared traffic;

Edisi 1 Desember 2016

V- 58

i. Transfer of control and communication dari UJKT ke UBND segera

sebelum crossing boundary;

5.11.3 Adjacent ATS Unit

ATS unit yang berbatasan secara vertikal dan horizontal dengan Jakarta ACC sektor UJKT :

5.11.3.1 Vertikal bawah :

a. Jakarta APP sektor LN; b. Palembang APP-TMA; c. Pangkalpinang APP-TMA; d. Jakarta FIC;

5.11.3.2 Horizontal:

a. Di sebelah utara dengan Jakarta ACC sektor UPKP;

b. Di sebelah timur dengan Jakarta ACC sektor UTPN, USMG dan UJOG;

c. Di sebelah selatan dengan Jakarta ACC sektor UBND; d. Di sebelah barat dengan Jakarta ACC sektor UPLB;

5.11.4 Potential Trouble Spot Areas

5.11.4.1 Diwilayah sekitar waypoint BOSLO; 5.11.4.2 Diwilayah sekitar waypoint BORAS;

Edisi 1 Desember 2016

V- 59

5.11.5 Sector Information

5.11.5.1 Radio frequency, call-sign and AFTN: a. Radio Frequency : 135,9 Mhz b. Radio Telephony : Jakarta Radar

c. AFTN : WIIIZQZX

5.11.5.2 Sector equipment configuration: a. EJAATS terdiri dari :

1) RDPS dan 2) FDPS b. VCCS meliputi :

1) Inter ATC Direct Speech (IADS)

2) Local Channel Direct (LCD) no. 121 (Controller) dan 122 (Assistant).

3) Transceiver VHF 132,7 5.11.5.3 Public telephone :+62 21 5506176. 5.11.5.4 FPS bays.

5.11.6 Manajemen FPS di Sektor UJKT

5.11.6.1 Tata cara penulisan FPS mengacu pada butir 11.05.08; 5.11.6.2 Tata letak FPS sesuai dengan base on time to BUNIK.

5.11.7 Letter of Agreements ( LoA ) 5.11.7.1 Internal ATS unit.

Edisi 1 Desember 2016

V- 60

ATS Operational Coordination Agreement between Internal ATS Units Jakarta Air Traffic Service Center diberlakukan di semua dinas/unit yang ada di Divisi ACC.

5.11.7.2 External ATS unit.

a. Dengan Singapore ACC; b. Dengan Palembang APP-TMA; c. Dengan Pangkalpinang APP-TMA.

5.11.8 IFR Military Training Routes in Jakarta ACC Sector UJKT

5.11.8.1 Tidak ada rute khusus yang disediakan bagi keperluan military training.

5.11.8.2 Pesawat terbang militer yang akan mengadakan training di UJKT wajib memberitahukan detail/rincian training melalui surat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum training dimulai dan jika dalam keadaan darurat dapat berkordinasi dengan ATS Regional Coordinator on duty 3 (tiga) jam sebelum training dimulai serta mengirimkan copy rencana penerbangan (Flight plan).

5.11.8.3 Detail/rincian training:

a. Waktu training (tanggal, jam dan durasi); b. Ketinggian yang akan digunakan;

c. Rute yang akan digunakan; d. Tipe dan jumlah pesawat terbang; e. Karateristik atau jenis training.

Edisi 1 Desember 2016

V- 61

5.11.9 Area of Refueling Routes including Air Refueling Initial Point and Air Refueling Control Point.

5.11.9.1 Rute B-470, initial point ANITO control point PKP VOR dan BOSLO;

5.11.9.2 Atas pertimbangan safety dan efisiensi ATS Regional Coordinator diijinkan untuk melakakukan blocked level pada rute-rute tersebut diatas.

5.11.10 Special Use and ATC Assigned Airspace. 5.11.10.1 Test flight area : tidak dialokasikan; 5.11.10.2 Photo flight area : tidak ada pembatasan.

5.11.11 Kontingensi

5.11.11.1 Kegagalan komunikasi.

a. Jika terjadi kegagalan komunikasi frekuensi 135.9Mhz, maka komunikasi diambil alih oleh UPLB frekuensi 132,9 MHz; b. Controller tetap bertanggung jawab terhadap traffic di

wilayahnya;

c. Jika terjadi kegagalan sarana koordinasi (VCCS) maka koordinasi dilakukan secara langsung atau menggunakan sarana komunikasi terdekat.

Edisi 1 Desember 2016

V- 62

a. Jika terjadi kegagalan pada CWP (controller work position) di UJKT maka tanggung jawab pemanduan tetap dilakukan dengan menggunakan CWP terdekat;

b. Apabila terjadi kegagalan system utama, maka pemanduan dilakukan dengan menggunakan system cadangan (back up system);

c. Apabila terjadi kegagalan sistem utama dan sistem cadangan, maka pemanduan dilaksanakan secara procedural.

5. 12 Upper Bandung (UBND) Sector

5.12.1 Routes, Way points, Navigation Aids and Transfer Control Points

Dalam dokumen BAB V AREA CONTROL SERVICE (Halaman 35-87)

Dokumen terkait