PENGELOLAAN SAMPAH Tahapan Tingkat Partisipasi
PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA PADA
PROGRAM BANK SAMPAH
Informan : Pengurus bank sampah, Ketua RT 01, Ketua RW 11 Responden : Peserta bank sampah dan bukan peserta bank sampah
Topi k : Partisipasi warga dalam pengelolaan sampah rumah tangga pada program bank sampah
Tujuan : Menggali informasi terkait topik tersebut. 1. Bagaimana sejarah terbentuknya bank sampah?
2. Bagaimana partisipasi warga dalam pengelolaan sampah rumah tangga pada program bank sampah?
3. Bagaimana cara mendorong warga untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan sampah pada program bank sampah?
4. Apakah seluruh warga sudah terlibat dalam program bank sampah? 5. Siapa saja yang terlibat/berpartisipasi dalam program bank sampah? 6. Apa penyebab seluruh warga belum terlibat dalam program bank sampah? 7. Apa yang dilakukan untuk menyosialisasikan program bank sampah? 8. Berapa kali sosialisasi dilakukan?
9. Darimanakah dana untuk program bank sampah berasal?
10. Adakah kendala yang Anda rasakan dalam mendorong warga untuk terlibat dalam program bank sampah?
11. Apa manfaat dari adanya bank sampah di lingkungan tempat tinggal Anda, Manfaat apa yang dirasakan?
12. Menurut Anda, apakah sistem pengelolaan sampah rumah tangga yang ada di lingkungan tempat tinggal Anda sudah berjalan dengan baik? Apa alasannya?
13. Bagaimana manajemen pengelolaan sampah di lingkungan Anda? 14. Menurut Anda, apakah partisipasi warga dalam pengelolaan sampah
rumah tangga pada program bank sampah sudah baik? Apa alasannya? 15. Adakah aturan tentang lingkungan pada warga?
16. Adakah sanksi yang diberikan jika aturan tersebut dilanggar? 17. Apakah sanksi tersebut berjalan?
75 Lampiran 4 Jumlah dan persentase masyarakat Kelurahan Bubulak berdasarkan
agama pada tahun 2014
Agama Jumlah Persentase
Islam 13154 99.1 Kristen 58 0.43 Katolik 45 0.33 Hindu 17 0.12 Budha 5 0.03 Total 13279 100
Sumber : Profil Kelurahan Bubulak 2014 (diolah)
Lampiran 5 Jumlah dan persentase masyarakat Kelurahan Bubulak berdasarkan etnis pada tahun 2014
Etnis Jumlah Persentase
Sunda 3544 83.8 Minang 324 7.67 Batak 85 2.01 Betawi 64 1.51 Madura 64 1.51 Aceh 62 1.46 Ambon 43 1.01 Bali 10 0.23 Flores 9 0.21 Makassar 9 0.21 Bugis 7 0.16 Dayak 5 0.11 Total 4226 100
76
Lampiran 6 Dokumentasi
Dokumentasi bank sampah Melati Kampung Babakan Kelurahan Bubulak
Dokumentasi buku bahan bacaan di bank sampah Melati
77
Buku tabungan bank sampah Melati
Dokumentasi bersama pengurus bank sampah Melati Kampung Babakan Kelurahan Bubulak
78
Lampiran 7 Daerah Kampung Babakan, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Keterangan:
Nama Wilayah: Kampung Babakan, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Lokasi: Kampung Babakan, RW 11
79 Lampiran 8 Kerangka sampling daftar nasabah bank sampah
No. Nama Alamat
1. Ibu TA RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 2. Ibu LF RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 3. Bapak SH RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 4. Ibu DD RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 5. Ibu LS RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 6. Ibu YT RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 7. Ibu AT RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 8. Bapak EJ RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 9. Ibu RT RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 10. Ibu SY RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 11. Ibu SN RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 12. Ibu TT RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 13. Ibu HL RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 14. Ibu AS RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 15. Ibu MW RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 16. Ibu FT RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 17. Ibu AM RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 18. Ibu LD RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 19. Ibu EN RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 20. Ibu AI RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 21. FT RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 22. Ibu NN RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 23. Bapak SB RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 24. Ibu AN RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 25. Ibu LA RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 26. Ibu NN RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 27. Bapak ML RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 28. Ibu NA RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 29. NI RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 30. NL RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 31. Bapak RZ RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 32. LS RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 33. EG RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 34. JM RT 01Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 35. TG RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 36. SM RT 01 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 37. AN RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak 38. FD RT 04 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak
80
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik
Correlations Umur tingkat partisipasi Spearman's rho Umur Correlation Coefficient 1.000 .353* Sig. (1-tailed) . .015 N 38 38 tingkat partisipasi Correlation Coefficient .353* 1.000 Sig. (1-tailed) .015 . N 38 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Correlations pendidikan tingkat partisipasi Spearman's rho Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .008 Sig. (1-tailed) . .480 N 38 38 tingkat partisipasi Correlation Coefficient .008 1.000 Sig. (1-tailed) .480 . N 38 38 Correlations pendapatan tingkat partisipasi Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1.000 -.122 Sig. (1-tailed) . .233 N 38 38 tingkat partisipasi Correlation Coefficient -.122 1.000 Sig. (1-tailed) .233 . N 38 38
81
Correlations
lama tinggal tingkat partisipasi Spearman's rho lama tinggal Correlation Coefficient 1.000 .203 Sig. (1-tailed) . .111 N 38 38 tingkat partisipasi Correlation Coefficient .203 1.000 Sig. (1-tailed) .111 . N 38 38 Correlations metode tingkat partisipasi Spearman's rho Metode Correlation Coefficient 1.000 .505** Sig. (1-tailed) . .001 N 38 38 tingkat partisipasi Correlation Coefficient .505** 1.000 Sig. (1-tailed) .001 . N 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Correlations pelayanan tingkat partisipasi Spearman's rho pelayanan Correlation Coefficient 1.000 .481** Sig. (1-tailed) . .001 N 38 38 tingkat partisipasi Correlation Coefficient .481** 1.000 Sig. (1-tailed) .001 . N 38 38
82
Lampiran 10 Tulisan tematik
Pengelolaan Sampah
Sistem pengelolaan lingkungan di Kampung Babakan dengan menggunakan motor sampah sudah berjalan sejak tahun 2013. Sistem penggunaan motor sampah ini yaitu menjemput dan mengangkut sampah-sampah yang berada di rumah warga secara rutin sebanyak 2 hari satu kali dengan membayar iuran sebanyak Rp. 2000 dalam setiap penyetoran sampah. Setelah berjalannya sistem pengelolaan sampah dengan menggunakan motor sampah, partisipasi pengurus terus berkurang dalam penjemputan sampah ke rumah-rumah warga. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan berbasis motor sampah saja dianggap kurang efektif dalam menyelesaikan permasalahan persampahan di wilayah tersebut. berikut pernyataan pengurus bank sampah Melati/Ketua RT 01
“Setelah 3 minggu,6 bulan, sampai 3 tahun pada tahun 2013 motor sampah udah jalan ke rumah-rumah warga, udah gak ada lagi pengurus yang mau bawa motor sampah keliling rumah warga, jadi hanya saya sendiri yang bawa motor sampah ke rumah-rumah warga sekarang” (Pak SH, 47 tahun, pengurus bank sampah Melati dan Ketua RT 01).
Pada tahun 2014 akhir mahasiswa yang berasal dari Jepang membantu Bapak Sanhori dalam mengelola sampah dan mencetuskan ide untuk mendirikan Bank Sampah yang memiliki manfaat dari segi lingkungan maupun ekonomis di lingkungan tersebut. Bank Sampah Melati ini mulai beroperasi pada bulan Agustus 2015. Untuk merealisasikan program bank sampah Melati, KF dan Bapak SH mengajak warga untuk berpartisipasi dalam program bank sampah Melati dengan berkumpul dan bersosialisasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan pengetahuan mengenai mekanisme bank sampah Melati dalam lingkup pengetahuan tentang perbedaan sampah organik dan anorganik, sampah apa saja yang bisa dikumpulkan ke bank sampah dan manfaat yang dirasakan dengan adanya bank sampah.
Perkembangan Tingkat Partisipasi
Untuk meningkatkan partisipasi warga pada program bank sampah Melati, telah banyak usaha yang dilakukan oleh Bapak SH dan KF. Salah satunya yaitu dengan cara door-to-door menghampiri satu persatu rumah warga sampai mengadakan sosialisasi. Berikut penuturan beberapa informan di lapangan:
“Waktu bank sampah Melati baru berdiri, partisipasi
masyarakat sangat rendah dek, mahasiswa asal Jepang Keio itu rajin mengahampiri warga satu-satu kerumahnya secara door-to-door buat ngajak warga ikut nyetor sampah ke bank sampah dan ngasih tau juga manfaatnya dan segala macemnya. Soalnya kalo warga diundang gitu jarang pada mau kumpul semua, makanya harus disamperin kerumahnya, tapi untuk sekarang warga udah mulai peduli sama program bank sampah ini, warga udah mulai menyadari
83
bahwa bank sampah Melati ini memang mendatangkan manfaat. Walaupun belum semua warga ikut berpartisipasi dalam menyetorkan
sampahnya” (Bapak BN, 57 tahun, ketua RW 11 Kampung Babakan Kelurahan Bubulak).
“Warga masih sedikit yang jadi nasabah. Soalnya kesadaran
warga tentang menjaga lingkungan masih belum ada, belum ada kesadaran kalo lingkungan itu tanggung jawab kita semua dari 4 RT yang paling banyak jadi nasabah ya cuma RT 01 dan 04 aja” (Pak SH, 47 tahun, Pengurus bank sampah Melati dan Ketua RT 01).
Dalam melakukan sosialisasi kepada warga mengenai program bank sampah. Sosialisasi yang dilakukan sudah berjalan secara interaktif dua arah. Berikut pernyataan nasabah bank sampah Melati:
“Setiap kumpul sosialisasi tentang bank sampah kita selalu dikasih kesempatan untuk berpendapat. Kalau ada yang ngerasa keberatan, warga selalu menyampaikan usulannya langsung ke pengurus dan usulannya juga dipertimbangkan sama pengurusnya, itu buat kemajuan bank sampahnya juga kan neng” (Bu YT, 45 tahun, nasabah bank sampah Melati)
“Waktu sosialisasi tentang bank sampah, pengurus bank sampahnya ngajak kita untuk bisa menyetor sampah kesitu, biar lingkungan bersih dan sampah gak dibakar lagi, trus usulan-usulan warga juga diterima sama pengurusnya” (Ibu AT, 56 tahun, nasabah bank sampah).
Namun, masih ada warga yang merasa sosialisasi yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati kurang.. berikut pernyataan salah satu nasabah.
“Kita jarang dihimbau sih buat ngumpulin sampah, kabarnya kadang hilang gitu aja jadinya kita juga kurang ada sosialisasi dari sana buat ngumpulin sampah, kalau buat penyediaan tempat pemilahan sampah seperti karung saya gak dapet, tapi mungkin warga yang lokasinya deket sama bank sampahnya dapet tempat buat
pemilahan sampah”(Ibu LF, 30 tahun, nasabah bank sampah Melati).
Salah satu pernyataan responden mengenai masih rendahnya tingkat partisipasi pada program bank sampah Melati :
“Partisipasi warga kurang soalnya udah gak ada lagi sosialisasi dari bank sampahnya, perasaan saya sosialisasi cuma diadain sekali aja, kita kan juga lama-lama jadi lupa buat ngumpulin sampah kesana, harusnya sosialisasinya diadain lagi, kitanya
dihimbau lagi buat ikut nyetor sampah kesana” (Ibu LF, 30 tahun, nasabah bank sampah Melati).
84
“Kita kadang jadi males ngumpulin sampah ke bank sampah, soalnya uangnya gak bisa dikasih langsung, padahal kita butuh uang cepat buat kebutuhan sehari-hari kayak buat bayaran sekolah anak. Makanya kadang saya lebih suka ngumpulin sampah ke pengepul karena uangnya langsung dikasih hari itu juga” (Bapak EJ, 32 tahun, nasabah bank sampah Melati).
Karakteristik Responden pada Porgram Bank Sampah Melati
Karakteristik responden dalam pengelolaan sampah pada program bank sampah dari tingkat umur sebagian besar berada pada umur sedang dan tua. Tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan rendah/SD dan lama tinggal responden yang menjadi nasabah bank sampah di lokasi penelitian beragam. Berikut pernyataan beberapa nasabah bank sampah Melati:
“Kebanyakan nasabah bank sampah ini yang ikut itu ibu-ibu yang umurnya tua neng. Soalnya ibu-ibu kan dirumah aja gak kerja dan biasanya emang ibu-ibu yang paling tau gimana kondisi dirumah mereka, misalkan kayak barang-barang yang udah gak keapake lagi yang bisa disetorin ke bank sampah. Kalo yang mudanya paling anak-anak yang ikut les yang biasanya ikut ngumpulin sampah” (Bapak
SH, 47 tahun, pengurus bank sampah Melati dan Ketua RT 01).
“Ibu-ibu disini mah kebanyakan cuman lulusan SD neng. Saya juga termasuk cuma lulus SD, soalnya, sekolah mah kan dulunya
mahal, gak ada biayanya buat ngelanjut SMP” (Ibu AT, 56 tahun, warga Kampung Babakan).
“Saya mah cuman tamatan SD neng, warga-warga sini yang ibu-ibunya mah rata-rata sama, soalnya kan dulu mah anak perempuan gak usah sekolah tinggi-tinggi kayak lalaki, soalnya kan ujung-ujungya bakal ngurus suami, lagian juga orang tua dulu gak ada biaya buat nyekolahin.” (Ibu YT, 45 tahun, nasabah bank sampah Melati).
“Warga disini mah rata-rata udah pada lama tinggal disini neng, dari orang tuanya jaman dulu juga udah tinggal disini, jadi rata-rata dilahirinnya disini” (Ibu YT, 45 tahun, nasabah bank sampah Melati).
“Kesadaran warga sini buat ngejaga lingkungan belum terlihat, cuma sebagian kecil dari RT 01 dan 04 aja yang baru ikut jadi nasabah. Rata-rata sih udah pada lama tinggal di wilayah ini, tapi banyak juga warga yang baru tinggal disini ikut jadi nasabah Bank Sampah Melati”(Bapak SH, 47 tahun, pengurus bank sampah Melati dan Ketua RT 01).
85 Tingkat Partisipasi Responden dalam Program Bank Sampah Melati Tingkat partisipasi warga Kampung Babakan Kelurahan Bubulak dalam pengelolaan sampah rumah tangga pada program bank sampah Melati sebagian besar memiliki tingkat partisipasi sedang, yaitu mencapai 76 persen. Sedangkan responden yang memiliki tingkat partisipasi rendah dan tinggi secara berturut-turut hampir memiliki jumlah yang sama yaitu 11 dan 13 persen. Tingkat partisipasi responden sedang yang mencapai 76 persen disebabkan bank sampah Melati yang baru memasuki bulan kedelapan usianya memang belum dapat diterima oleh seluruh warga Kampung Babakan Kelurahan Bubulak. Hasil sebelumnya pada tahap-tahap pengambilan keputusan dan evaluasi partisipasi responden dalam program bank sampah masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kebanyakan warga menyerahkan seluruhnya kepada pengurus bank sampah. Sehingga warga merasa hanya dihimbau untuk sekedar memilah, mengumpulkan, dan menyetorkan sampah ke bank sampah Melati. Berikut hasil wawancara dengan warga Kampung Babakan Kelurahan Bubulak.
“Warga sini mah tiba-tiba udah diajakin buat nyetor ke bank sampah aja, yang rencanain bank sampah kayanya cuma orang jepang itu sama ketua-ketua RT sama RW aja. Makanya kita mah ngikut-ngikut ngumpulin sampah aja neng” (Ibu YT, 45 tahun, nasabah bank sampah Melati).
“Saya gak terlalu rutin sih nyetor sampah kesana, soalnya kan
kalo sampahnya lagi ada aja, terus saya juga gak sempet misahin sampahnya dulu, jadi biasanya Pak Acannya jemput sampah sama misahin sampahnya” (Ibu RT, 31 tahun, nasabah bank sampah Melati).
“Pak SH sebagai pengurus bank sampah Melati suka
menjemput sampah yang udah disiapkan kalau kita gak sempat kesana mengantarkan sampahnya, beliau juga nyediain karungnya buat pemilahan sampah neng” (Ibu YT, 45 tahun, nasabah bank sampah Melati).
“Pengurus bank sampah Pak SH itu kadang juga suka sediain karung buat sampah-sampah di rumah warga, nanti kadang sampah juga suka dijemput sama Pak Acannya, kalau menimbang sampah juga saya ikutan nimbang sampah yang saya setorkan, berapa jumlah uangnya juga langsung dicatat sama Pak Acan dibuku tabungan kita”
(Bu AT, 56 tahun, nasabah bank sampah Melati).
“Setiap bulan itu pasti kita ngebuat laporan ke Kelurahan tentang gimana progress Bank Sampah dan yang nulis laporan akhir buat disetor ke Kelurahan itu cuma saya sendiri kadang dibantu anak sama istri, dari pencatatan buku tabungan sampai ke pelaporan akhir, gatau pengurus yang lain pada kemana, udah gak pada aktif” (Bapak SH, 47 tahun, pengurus bank sampah Melati dan Ketua RT 01)
86
Program bank sampah Melati ini tidak untuk dijadikan sebagai lahan mencari uang oleh Bapak SH. Beliau tidak mengizinkan pemulung yang berasal dari luar kampung untuk masuk dan menyetorkan sampahnya ke bank sampah Melati. Karena para pemulung tersebut sengaja mencari sampah yang didapatkan dari tong sampah milik warga sebanyak mungkin dan menyetorkannya ke bank sampah demi mendapatkan uang yang banyak. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan didirikannya bank sampah Melati yaitu untuk menjaga lingkungan di Kampung Babakan, Kelurahan Bubulak agar menjadi bersih. Berikut hail wawancara mendalam dengan pengurus bank sampah Melati.
“Saya gak mau nerima sampah yang sengaja dijual sama
pemulung bekarung-karung, karena niat mereka udah salah ingin mencari uang yang banyak dengan tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar, yang terpenting bagi saya adalah lingkungan di sekitar RW 11 ini bersih dan warga sadar bahwa ini adalah tanggung
jawab kita semua, itu saja” (Pak SH, 47 tahun, pengurus bank sampah Melati dan Ketua RT 01).
87
RIWAYAT HIDUP
Mega Novita dilahirkan di Atambua tanggal 09 November 1994. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara yang terlahir dari pasangan Bapak Wisnu Wardana dan Ibu Ermiati. Penulis memulai pendidikannya di RA/ TKA Aisyiah Bukitinggi Magek, Sumatera Barat pada tahun 1998-2000. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Panaragan III Bogor tahun 2000-2006, Sekolah Menengah Pertama Insan Kamil Bogor tahun 2006-2009, dan Sekolah Menengah Atas Insan Kamil Bogor tahun 2009-2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tulis di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Fakultas Ekologi Manusia.
Selama penulis menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan. Pada tahun 2013-2014, penulis aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) sebagai anggota divisi Broadcasting.
Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan beberapa acara yang diselenggarakan oleh IPB, diantaranya Olimpiade Asrama tahun 2012, Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2013, KPM Gabung Antar Angkatan tahun 2014, MPD dan MPF FEMA 2014, Generasi Muda 2014, dan Connection tahun 2015. Selain itu penulis juga menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Sosiologi Umum selama tiga periode dan Komunikasi Bisnis selama satu periode. Penulis memiliki keahlian di bidang komunikasi dan pengembangan masyarakat.