• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panel PHB-TR

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN INDUSTRI tentan (Halaman 53-63)

PERBAIKAN DAN PEMELIAHARAAN GARDU DISTRIBUSI DI PT.PLN (Persero) WS2JB AREA JAMBI RAYON MUARA BULIAN

A. Aspek-Aspek Teoritis

5. Panel PHB-TR

PHB TR adalah kependekan dari Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah, atau istilah lainnya papan bagi. Fungsinya untuk membagi tegangan rendah ke saluran rumah tangga, istilah mudahnya PHB TR adalah terminal pembagi dari trafo pada gardu listrik ke jaringan rumah tangga.

Fungsi PHB untuk :

a. Mengendalikan sirkuit dilakukan oleh saklar utama

b. Melindungi sirkuit dilakukan oleh fase/pelebur

Menurut kebutuhannya PHB dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. PHB Utama ialah PHB yang menerima aliran tenaga listrik dari

sumber melalui saklar utama konsumen dan membagikan tenaga listrik tersebut ke seluruh alat pemakai pada instalasi konsumen.

b. PHB Sub Instalasi atau PHB Cabang ialah PHB dari suatu instalasi

untuk mensuplai tenaga listrik kepada satu konsumen dan instalasi tersebut merupakan bagian dari instalasi yang mensuplai konsumen tunggal atau lebih.

Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi sesuai dengan tingkat tegangan sistemnya yaitu : PHB tegangan rendah (TR), PHB tegangan menengah (TM) dan PHB tegangan tinggi (TT).

a. PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada instalasi baik milik

PLN maupun milik pelanggan, PHB yang terpasang milik pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN biasanya ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo distribusi sedangkan PHB yang di pelanggan biasanya terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah APP ditempat pelanggan tersebut.

b. PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit atau GI sisi TM

berbentuk lemari panel (kubikel) tertutup terbuat dari bahan besi atau berbentuk gardu sel terbuka yang dilengkapi peralatan ukur dan pengaman (proteksi).

c. PHB TT adalah PHB yang menggunakan peralatan-peralatan dengan

kapasitas yang besar dan mempunyai resiko bahaya yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT ini biasanya ditempat khusus dan terbuka (switch yard) yang dilengkapi rambu-rambu, pagar dan peralatan pengaman yang memadai.

Menurut tipenya PHB di kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu tipe tertutup dan tipe terbuka.

d. PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh komponen PHB berada

disuatu tempat yang tertutup oleh selungkup/pelindung mekanis maupun pelindung elektris.

e. PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan atau komponennya

berada diluar dan tampak secara kasar mata dan dilengkapi dengan pagar maupun peralatan isolasi huna melindungi dari bahaya mekanis dan elektrisnya.

Gambar 16. Komponen Utama PHB-TR

Komponen Utama 1) Saklar Utama.

2) Rel Tembaga atau Rel Jurusan 3) NH-Fuse jurusan.

4) Kabel Naik atau Kabel Jurusan ( bisa berupa NYY atau NYFGBY ) dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.

5) Kabel Turun ( Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR ) dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi yang terpasang.

Komponen Lain PHB-TR 1) Kerangka / Rak TR

2) Isolator penumpu Rel/Tempat Kedudukan NH Fuse (Hoolder) 3) Sirkuit Pengukuran

4) Alat ukur Ampere & Volt meter 5) Sistem Pembumian

6) Lampu Kontrol / Indikator

6. NH Fuse

Gambar 17. NH Fuse

NH Fuse umumnya dipasang pada PHB trafo listrik yang berfungsi sebagai pemutus atau pengaman terhadap arus lebih. Cara menghitung berapa Ampere NH Fuse yang harus dipasang adalah sebagai berikut:

I= P/Vx1.73 I = Arus (A)

P = Daya (VA)

V = Tegangan (Volt) = 400 volt tegangan TR ( tergantung pada banyaknya pelanggan)

Contohnya: jika trafo yang terpasang 100 KVA = 100.000 VA, maka NH Fuse yang terpasang adalah:

I = 100.000/400x1.73 I = 144.5 A

B. Proses Pelaksanaan Perbaikan dan Pemeliharaan 1. Kerusakan

a. Pembebanan Trafo Distribusi yang tidak Seimbang

Ketidakseimbangan beban pada gardu distribusi disebabkan karena pembebanan yang tidak memperhatikan kondisi beban tiap fasa. Hal tersebut berdampak cukup besar terhadap kondisi pembebanan trafo.

Permasalahan ini muncul disebabkan oleh proses

penyambungan pelanggan baru yang belum terorganisir dengan baik yaitu tanpa melihat data beban jaringan sehingga yang terjadi adalah kondisi dimana salah satu fasa yang dibebankan jauh melebihi fasa

yang lain, kemudian akan menyebabkan beban tidak

b. Kondisi peralatan PHB-TR yang rusak.

Gambar 18. Kondisi PHB TR yang tidak terawat

Kondisi peralatan PHB-TR yang rusak (Gambar 1.1.) dapat menimbulkan gangguan pada penyaluran Tenaga Listrik khususnya pada Gardu Distribusi seperti :

1) Pengepresan pada sepatu kabel kurang kencang, sehingga

menyebabkan lost kontak.

2) Pengencangan baut antara sepatu kabel dan Holder NH pada

PHB-TR tidak kuat/kendur. Sehingga dapat menimbulkan panas bahkan terbakar.

3) Kurangnya pelumasan (Vaseline) pada sisi Holder NH, sehingga

dapat menimbulkan panas dn karat.

4) Pemasangan Rating NH fuse yang tidak sesuai

Permasalahan tersebut yang sering terjadi disetiap unit sehingga sering terjadi gangguan pada sisi PHB-TR gardu. Pemasangan NH fuse yang tidak sesuai dengan kapasitas trafo juga berpotensi menyebabkan gangguan trafo jika terjadi kelebihan beban pada salah satu phasa.

c. Tegangan Ujung Terlalu Rendah atau Drop tegangan.

Rendahnya nilai tegangan ujung disebabkan karena beberapa hal yaitu:

1) Jaringan tegangan rendah yang terlalu panjang

Jaringan yang terlalu panjang ini dapat menyebabkan drop tegangan pada ujung jaringan.

2) Ukuran penghantar yang tidak sesuai dengan besarnya beban pada jaringan

Masih banyaknya JTR yang menggunakan kawat penghantar yang tidak standar yang memiliki pembebanan tinggi.

3) Penyambungan Saluran Rumah yang melebihi ketentuan

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, penyambungan Sambungan Rumah (SR) dari tiang tidak boleh lebih dari 5 tarikan dan jarak antara rumah maksimal 30 meter. Jika penyambungan Sambungan Rumah (SR) melebihi dari ketentuan tersebut maka tegangan pada sisi konsumen menjadi drop.

d. Pecahnya Isolator Tumpu dan Hang Tarik

Pecahnya isolator tumpu dan hang tarik dapat menyebabkan renggangnya kawat atau kabel pada jaringan tegangan menengah dan dapat membahayakan konsumen dan petugas yang sedang melakukan pemeliharaan jika kabel atau kawat pada jaringan tegangan menengah terlepas dari isolatornya.

2. Proses Perbaikan dan Pemeliharaan a. Pelaksanaan Pekerjaan

Berdasarkan permasalahan yang kami hadapi di PT PLN (Persero) Rayon Muara Bulian ,maka kami memutuskan untuk melakukan tindakan sebagai berikut :

1) Penyeimbangan Beban Trafo

Pemasangan pelanggan baru yang tidak memperhatikan beban antar fasa membuat pembebanan trafo tidak seimbang. kurangnya pemantuan beban trafo membuat sebagian trafo menjadi overload, maka dari itu dilakukanlah penyeimbangan beban trafo. Untuk itu dilakukan pendataan awal sebelumnya, dilakukan pengukuran beban pada malam hari, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19.

Gambar 19. Pengukuran beban gardu distribusi pada malam hari Menggunakan metode penyeimbangan beban pada trafo distribusi yaitu dengan melakukan penyeimbangan beban pada JTR seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.3.

Gambar 20. Penyeimbangan beban pada JTR

2) Pemeliharaan PHB-TR

Ditemukan banyaknya material yang digunakan tidak sesuai standart, juga pemasangan peralatan yang kurang baik serta factor usia dari peralatan, untuk itu PHB-TR dibersihkan guna meningkatkan kinerja PHB-TR. PHB-TR yang telah dibersihkan akan terlihat lebih rapi dan mempermudah pemeliharaan.

Gambar 22. Penggantian PHB-TR yang kropos dan rusak

3) Memotong JTR yang bebannya besar ke JTR yang lain yang

Trafonya belum overload

Tindakan ini merupakan cara untuk mengurangi beban trafo yang hampir overload bahkan yang sudah overload yaitu dengan memotong JTR yang trafonya sudah overload ke JTR yang Trafonya belum overload. Sehingga Beban trafopun menjadi lebih ringan seteleh dipindahkan ke Trafo yang belum overload.

4) Uprating Trafo yang Over Load

Tindakan ini adalah solusi apabila trafo tersebut yang sudah over load. Yaitu dengan merubah trafo yang daya sebelumnya kecil ke trafo yang dayanya lebih besar.

5) Evaluasi SR Deret/Seri

Kendala pembangunan JTR oleh kondisi lingkungan sekitar membuat adanya deret seri dari sambungan rumah lebih dari yang diperbolehkan, hal ini menyebabkan tingginya drop tegangan pada ujung deretan.

6) Penggantian peralatan yang rusak dari hasil inspeksi

Usia peralatan yang sudah cukup tua perlu diadakan pergantian, untuk itu perlu disiapkan RAB dari material yang akan diganti guna meningkatkan kinerja dari perlatan.

7) Penggantian isolator tumpu dan hang tarik

Gambar 23. Proses Penggantian Isolator Tumpu dan Hang Tarik

C. Pembahasan

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN INDUSTRI tentan (Halaman 53-63)

Dokumen terkait