• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu dari appendicular skeleton adalah tulang ulna dalam kerangka gerak tubuh manusia. Tulang ulna dan tulang radius merupakan tulang sejajar yang menunjang lengan bawah pada posisi anatomis, tulang ulna membentang sampai radius. Olekranon membentuk tepi atas dari trochlear notch dan coronoid prosesus membentuk tepi bawah. Lengan atas dan lengan bawah membentuk garis lurus, olekranon mengayun sampai alekranon fossa pada permukan posterius humerus. Pada batas fleksi, yang merupakan gerakan yang memperkecil sudut anatra sambungan tulang, lengan atas dan lengan bawah membentun V yang rapat dan prosesus coronoid mengayun sampai coronoid fossa pada permukaan humerus anterior. Disamping coronoid prosesus, radial notch yang licin menampung ujung radius pada sendi radio-ulnar proksimal (Matini et al. 2012).

Apabila dilihat secara belah lintang, bentuk dari tulang ulna adalah segetiga. Membran interosseous berupa lembaran-lembaran berserabut yang menghubungkan tepi lateral dari ula ke radius. Dekat dengan pergelangan tangan, bentuk ulna menyempit sebelum akhir dari ulnar head. Dilihat dari posterior, permukaan samping dari ulnar head mempunyai stiloid prosesus yang pendek. Articular disc berbentuk segetiga terikat pada prosesus stiloid; tulang rawan tersebut memisahkan ulnar head dari tulang pergelangan tangan. Permukaan samping ulnar head menyambung dengan ujung radius distal membentuk sendi radio-ulnar bagian distal (Martini et al. 2012).

9

Gambar 2 Penampang tulang ulna

Tulang ulna merupakan tulang panjang yang sering digunakan untuk memperkirakan tinggi badan dengan cara membentang secara paralel dengan ujungnya pada lengan bawah. Panjang ulna adalah pengganti potensial mengukur panjang dan tinggi karena pengukurannya tidak biasanya terhambat oleh deformitas sendi dalam populasi khusus. Penelitian Gauld et al. (2004) di Australia menunjukkan bahwa panjang ulna dapat menjadi ukuran pengganti dari tinggi badan pada anak-anak berusia 5-19 tahun (laki-laki: R2 = 0.96, perempuan: R2 = 0.94).

Gambar 3 Pengukuran panjang ulna pada anak

Penelitian Multietnis di Amerika oleh Forman et al. (2014) menunjukkan bahwa pengukuran pengganti dari panjang dan tinggi badan bayi dan anak usia <6 tahun dapat menggunakan panjang ulna dengan menggunakan alat caliper, penggaris dan grid. Panjang ulna berkorelasi dengan panjang dan tinggi badan pada anak usia 0-3 tahun dan usia 2- 6 tahun dengan mengontrol usia, jenis kelamin, dan etnis.

10

3 Estimasi Tinggi Badan Anak

Estimasi tinggi badan berdasarkan panjang tibia dan panjang badan di beberapa negara merupakan hasil dari analisis regresi yang mempunyai koefisien diterminan (R2) lebih dari 0.7 (Lohman et al. 1988). Estimasi tersebut diharapkan menjadi ukuran pengganti dari tinggi badan.

Tabel 1 Estimasi Tinggi Badan Anak di beberapa Negara

No Studi Subjek Rumus regresi R2

1. Kihara et al. (2014) Laki-laki dan Perempuan (50 anak cerebral palsy dan 38 normal di Jepang usia 3-12 tahun) Y = PTx3.25+34.45 (cm) 0.91 2. Dray dan Madden (2014) Perempuan (96 anak sehat usia 4-17 tahun di Uttarakhand India Utara) Perempuan ≥ 11 tahun Y = 59.425+3.976xPU 0.93 3. Yousaf- zai et al. (2003) Laki-laki dan perempuan (141 anak disabilitas dan 162 non-disabilitas di India usia 2-6 tahun) Y = 36.9+2.00xPT+U 0.72 4. Gauld et al. (2004) Laki-laki dan perempuan (2810 anak sehat usia 5-19 tahun di Australia) Perempuan Y = 2.758 (PT)+1.717(U) + 36.976 Y = 4.605 (PU)+1.308(U) +20.432 Laki-laki Y = 2.771(PT)+1.457(U) +37.748 Y = 4.459(PU)+1.315(U) +28.003 0.96 0.96 0.95 0.94

*Keterangan: Y = Tinggi Badan (cm) PT = Panjang Tibia (cm) PU = Panjang Ulna (cm) U = Usia (tahun)

11

Kerangka Pemikiran

Pengukuran antropometri merupakan pengukuran terhadap dimensi dan komposisi tubuh. Ada beberapa pengukuran antropometri utama salah satunya pengukuran tinggi badan. Parameter pengukuran yang dapat melihat keadaan status gizi yang telah lalu dan sekarang adalah tinggi badan (Gibson 2005; Supariasa dkk 2002). Tibia merupakan tulang panjang /tungkai bagian atas yang mudah diukur dibandingkan tulang lainnya (Gupta et al. 2014), sedangkan tulang ulna merupakan tulang panjang yang sering digunakan untuk memperkirakan tinggi badan dengan cara membentang secara paralel dengan ujungnya pada lengan bawah. Panjang ulna adalah pengganti potensial mengukur panjang dan tinggi karena pengukurannya tidak biasanya terhambat oleh deformitas sendi dalam populasi khusus. Menurut Supariasa et al. (2002) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi genetik, obstrik, dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, gizi, obat-obatan, dan penyakit.

Gen tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, tetapi ekspresi gen yang diwariskan kedalam pola pertumbuhan dikaitkan dengan beberapa sistem biologis. Interaksi gen dengan lingkungan juga harus dipertimbangkan dalam menetapkan pertumbuhan dan perkembangan manusia (Pan 2007). Genetik bisa dilihat dari etnis, tinggi badan keluarga dan lingkungan intrauterin (Supariasa et al. 2002).

Kondisi kesehatan dan gizi ibu selama kehamilan ibu akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik. Jika terjadi permasalahan akan mengakibatkan berat badan lahir rendah dan panjang badan lahir rendah. Berat badan lahir rendah banyak dihubungkan dengan tinggi badan yang kurang pada balita. Penelitian Wardsworth et al. (2002) menunjukkan bahwa panjang tungkai bawah seperti tibia dan femur berhubungan dengan berat badan lahir rendah.

Usia anak 6-24 bulan merupakan masa pertumbuhan yang harus diperhatikan. Pemantauan pertumbuhan diusia tersebut adalah penting dimana, Usia 6-11 bulan adalah waktu yang sangat rentan karena bayi baru belajar makan. Tinggi badan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. perbedaan tinggi badan ini sebagian dapat dijelaskan karena laki-laki memiliki kaki yang lebih panjang. Perbedaan tinggi badan pastinya berbeda juga dengan tulang panjang seperti tibia dan ulna (Ebite et al. 2008). Perbedaan tinggi badan pada pria dan wanita dapat dihipotesiskan sebagai sexual dimorphism, mengenai lingkungan hormon, dan komposisi kromosom seks.

Faktor lingkungan yang diamati dapat dilihat dari sosial ekonomi keluarga. Menurut Yuliana (2007) sosial ekonomi adalah kedudukan, tingkat sosial ekonomi seseorang dilihat dari pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan dalam suatu kelompok serta masyarakat yang membedakan. Tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga merupakan salah satu penentu dari kualitas pertumbuhan anak.

12

Gambar 4 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Variabel yang diteliti Hubungan yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti Hubungan yang tidak diteliti Genetik Panjang tibia Penyakit Panjang ulna Jenis kelamin Sosial ekonomi Tinggi badan Usia

13

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional. Tempat penelitian di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016.

Jumlah dan Teknik Penarikan Subjek

Populasi target dari penelitian adalah anak yang berusia 6-24 bulan yang berada di wilayah Kota Bogor. Populasi terjangkau diambil dari semua anak yang berusia 6-24 di Puskesmas Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat. Teknik pengambilan subjek dilakukan dengan cara cluster sampling. Puskesmas Sindang Barang mempunyai lima kelurahan, kemudian dari lima kelurahan subjek dipilih secara acak. Cara pengambilan subjek anak usia 6-24 bulan menggunakan rumus estimasi rata-rata populasi (Lemeshow et al. 1990):

n = n =

n = 211 Keterangan:

σ = Simpangan baku nilai rerata dari panjang tibia yaitu 0.741 cm (Steyn dan Henneberg 1996)

d = Presisi yang diinginkan sebesar 0.1 (ditetapkan) Zα/2 = Tingkat kemaknaan 95% (ditetapkan)

Tingkat signifikansi yang diinginkan peneliti p <0.05 dan presisi sebesar 0.1 dapat mewakili subjek penelitian. Jumlah subjek anak usia 6-24 bulan berdasarkan rumus diatas adalah 211 anak. Subjek dalam penelitian ditambah 10% dari jumlah subjek untuk antisipasi drop out, sehingga jumlah subjek menjadi 242 anak. Subjek dibagi menurut usia dan jenis kelamin. Subjek yang didapat masing-masing 12 orang di setiap bulan dengan pembagian jenis kelamin. Subjek laki-laki dan perempuan masing-masing 6 anak menurut usia dalam hitungan bulan. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan bersedia mengikuti penelitian, anak usia 6-24 bulan yang sehat, tidak cacat, tidak demam saat kunjungan studi. Satu anak per ibu untuk menghindari kluster pengaruh dari karakteristik demografi sosial dan genetika di rumah yang sama.

Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Sindang Barang, Kota Bogor. Anak usia 6-24 bulan diambil dari lima kelurahan yaitu Kelurahan Sindang Barang, Bubulak, Situ Gede, Balumbang Jaya, dan Margajaya. Rata-rata subjek mewakili populasi anak usia 6-24 bulan di lima kelurahan tersebut. Pengambilan data dilakukan di Posyandu dengan bantuan kader dan dapat dilihat pada Gambar

14

5. Subjek yang hadir di Posyandu berjumlah 394 usia 6-24 bulan. Data lengkap anak yang didapatkan dari jumlah anak yang usia 6-24 bulan adalah 360 anak. Jumlah subjek tersebut kemudian dibagi menurut usia dan jenis kelamin. Sehingga subjek yang didapat masing-masing 14 orang di setiap bulan dengan pembagian jenis kelamin. Subjek laki-laki dan perempuan masing-masing 7 anak menurut usia dalam hitungan bulan. Total yang didapatkan dari penelitian adalah 266 anak usia 6-24 bulan yang sudah disesuaikan menurut usia hitungan bulan dan jenis kelamin.

Gambar 5 Pengambilan subjek

33 Posyandu 5 kelurahan 394 anak hadir 360 anak data lengkap 7 Anak laki-laki/golongan usia 7 Anak perempuan /golongan usia

266 anak (laki-laki dan perempuan)

133 Anak laki-laki

133 Anak perempuan

6 bulan = 18 anak 11 bulan = 16 anak 16 bulan = 17 anak 21 bulan = 19 anak 7 bulan = 20 anak 12 bulan = 19 anak 17 bulan = 22 anak 22 bulan = 20 anak 8 bulan = 20 anak 13 bulan = 23 anak 18 bulan = 19 anak 23 bulan = 14 anak 9 bulan = 23 anak 14 bulan = 19 anak 19 bulan = 17 anak 24 bulan = 19 anak 10 bulan = 20 anak 15 bulan = 19 anak 20 bulan = 16 anak

15

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan dari studi literatur dan data anak balita yang ada di Posyandu, sedangkan data primer yang dikumpulkan data karakteristik subjek (nama, jenis kelamin, tanggal lahir, usia, alamat, etnis dan sosial ekonomi) serta data pengukuran panjang badan, panjang tibia dan panjang ulna. Pengukuran panjang badan pada anak yang belum bisa berdiri dengan infantometer (0.1 cm). Panjang tibia dan panjang ulna diukur dengan alat pita pengukur (0.1 cm) dan penggaris. Pengukuran panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna dapat dilihat di Lampiran 2. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat di Tabel dibawah ini. Tabel 2 Jenis dan cara pengukuran

No Variabel Cara Pengukuran Referensi

1 Panjang badan

Pengukuran panjang badan menggunakan infantometer/papan pengukur. Anak tempatkan pada papan pengukur, dengan bantuan ibu si anak, baringkan si anak di permukaan yang rata. Kepala dan kaki anak diposisi ujung kedua papan pengukur dan tekan lutut dan pegang kepala anak (cm)

Gibson 2005

2 Panjang tibia

Panjang tibia diukur dari sendi lutut ke sendi pergelangan kaki kiri dengan menggunakan pita pengukur. (cm) Kihara 2015; Youzafzai 2003 3 Panjang ulna

Panjang tulang ulna diukur dari ujung siku (prosesus olekranon) sampai pertengahan dari tulang yang menonjol di pergelangan tangan (prosesus stiloid) lengan kiri menggunakan penggaris. (cm)

Forman 2014

4 Usia Dihitung berdasarkan bulan penuh sejak lahir sampai tanggal pengukuran, minimal 6 bulan sampai dengan 24 bulan

WHO Antrho 2005 5 Jenis

kelamin

Jenis kelamin diketahui dari penampilan fisik yang bersangkutan

- 6 Etnis Etnis diketahui dengan cara wawancara asal

daerah dari orang tua

- 7 Sosial

ekonomi

Sosial ekonomi diukur melalui variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan cara wawancara

Notoatm-djo 2005 8 Berat

badan lahir

Berat badan bayi ketika lahir atau paling lambat sampai bayi berumur 1 hari yang dilihat dari KMS atau buku KIA

-

9 Panjang badan lahir

Panjang badan bayi ketika lahir atau paling lambat sampai bayi berumur 1 hari yang dilihat dari KMS atau buku KIA

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu dua orang dari lulusan sarjana gizi dan sebelum penelitian dilakukan telah mendapatkan pelatihan

16

terlebih dahulu. Masing-masing pengumpul data mempunyai tugas dalam pengambilan data. Peneliti akan mengukur dan membaca ukuran panjang badan, tibia, dan ulna. Dua pengukur lainnya memegang subjek dan mencatat hasil pengukuran. Setiap pengukuran dilakukan dua kali/pengulangan. Nilai rata-rata dari tiap antropometri di kalkulasi jika dua pengukuran tersebut sesuai tidak lebih dari 0.2 cm untuk panjang badan, panjang tibia dan panjang ulna (Forman et al. 2014). Pengukuran pada panjang tibia dan panjang ulna dilakukan pada anggota tubuh bagian kiri. Semua pengukuran sangat sering berbeda, tidak hanya dalam subjek yang berbeda, tetapi juga pada dua sisi tubuh yang sama. Pengukuran tibia bagian kiri mempunyai foramen nutrisi tunggal yang berkemungkinan anggota bagian kiri berbeda dan pengukuran dilakukan dilapangan sesuai dengan teknik pengukuran Kihara et al. (2015) dan Yousaft et al. (2003) selain itu memudahkan peneliti dalam pengukuran.

Pengukuran panjang badan dilakukan oleh dua orang dengan cara anak tempatkan pada papan pengukur atau infantometer, dengan bantuan ibu si anak, baringkan si anak di permukaan yang rata, dan satu orang memegang kepala. Kepala dan kaki anak diposisi ujung kedua papan pengukur dan tekan lutut dan pegang kepala anak (cm). Panjang tibia dan panjang ulna dilakukan oleh satu orang. Panjang tibia diukur bagian kaki kiri dengan menggunakan pita pengukur dengan posisi anak duduk atau digendong oleh ibu dengan posisi kaki kiri ditekuk untuk menemukan bagian ujung tulang dari persendian lutut (superomedial tibia) sampai dengan pergelangan kaki kiri (maleolus medial). Panjang ulna diukur di lengan kiri dengan menggunakan penggaris, anak di pangku ibu yaitu posisi duduk dengan siku kiri anak menekuk membentuk 900 (menyentuh meja dengan lengan kiri menunjuk ke atas), pergelangan tangan lurus, dan jari-jari diperpanjang. Ujung proksimal ulna, olekranon, diidentifikasi oleh palpasi dengan siku menekuk 900, jarak antara 2 titik akhir dari lengan dengan siku menyentuh meja dan lengan mengarah ke atas pada bidang vertikal (Lampiran 2)

Tahapan pengumpulan data yang dilaksanakan dilapangan adalah: 1) pelaksanaan tahap pertama yaitu penyaringan subjek dengan pengisian kuesioner riwayat kesehatan anak (anak tidak sedang dalam penanganan dokter, tidak mengkonsumsi obat pertumbuhan, tidak mengalami penyakit skoliosis, cerebral palsy, dan cedera punggung, kaki dan tangan yang parah) oleh tim peneliti untuk mengetahui kesehatan subjek; 2) pengukuran variabel utama yaitu panjang badan, tibia dan ulna setelah didapatkannya subjek dari tahap pertama; 3) tahapan yang terakhir dari penelitian ini adalah mewawancarai karakterisrik subjek seperti asal daerah, pendidikan terakhir orang tua dan pendapatan keluarga.

Estimasi panjang badan dengan panjang tibia dan panjang ulna mempunyai alasan seperti kesulitan dalam pengukuran panjang badan karena anak merasa tidak nyaman, menangis, ketersedian alat dan biaya peralatan khusus. Kelebihan dari pengukuran panjang tibia dan panjang ulna adalah alat yang digunakan mudah dan murah yaitu pita pengukur dan penggaris, anak merasa lebih nyaman karena tidak perlu berbaring dan hanya dipangku ibu, satu orang yang mengukur, dan pengukuran panjang tibia dan panjang ulna mudah digunakan atau dipakai oleh kader yang dilatih terlebih dahulu. Kelebihan dan kekurangan dari panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna dapat dilihat ditabel berikut 3.

17

Tabel 3 Kelebihan dan kekurangan

PB PT PU

Kekurangan Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan Kelebihan Alat - mudah didapat mudah didapat dan dapat digunakan - mudah didapat dan dapat digunakan Biaya - biaya relatif murah - biaya relatif murah - biaya relatif murah Cara penguku- ran pengukuran dilakukan oleh dua orang dan susah dilakukan jika pengukuran berulang Pengukuran dapat dilakukan oleh satu orang yang dilatih dan dapat berulang-ulang dengan mudah dan objektif Pengukuran dapat dilakukan oleh satu orang yang dilatih dan dapat berulang-ulang dengan mudah dan objektif Hasil - mudah disimpul kan panjang badan memasukkan nilai PT ke rumus estimasi PB memasukkan nilai PU ke rumus estimasi PB

Pengolahan dan Analisis Data

Data diperiksa (tahap editing) untuk mengecek atau memperbaiki isian formulir atau kuesioner, meliputi data identitas subjek dan data pengukuran (panjang badan, panjang tibia dan panjang ulna). Setelah data diperiksa, data diolah melalui tahap coding, entry, cleaning, kemudian di analis data. Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah panjang badan dengan skala ratio. Variabel independennya adalah panjang tibia, panjang ulna, usia, jenis kelamin, panjang lahir, panjang dan berat lahir, etnis, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga. Panjang tibia dan panjang ulna dengan skala ratio. Usia dibagi menjadi dua kategori yaitu usia 6-11 bulan dan 12-24 bulan. Berat badan lahir kurang dari 2500 gram berarti berat badan lahir rendah dan bila lebih dari atau sama dengan 2500 gram berarti normal (Kemenkes 2013). Panjang badan lahir dibagi menjadi dua kategori, yaitu kurang dari 48 cm berarti panjang badan lahir rendah dan bila lebih dari atau sama dengan 48 cm berarti normal (Kemenkes 2013). Pendidikan ibu dibagi menjadi dua kategori, yaitu ≤12 tahun dan ≥12 tahun. Pekerjaan ibu dibagi menjadi dua kategori yaitu IRT dan Non- IRT. Pendapatan keluarga dibagi menjadi dua kategori berdasarkan UMR Kota Bogor yaitu jika rendah <2 658 155 dan tinggi ≥2 658 155.

Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.00. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat dilakukan untuk mendiskripsikan semua variabel setiap variabel menggunakan tabel distribusi

18

frekuensi. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Uji yang dipakai adalah uji beda (Indenpendent T-test, Paired T-test, dan Anova) dan uji korelasi Pearson. Uji korelasi di simbolkan dengan huruf r (koefisen korelasi). Analisis statistik yang dipakai adalah analisis regresi linier sederhana dan berganda. Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menghasilkan model regresi yang paling sesuai dari variabel penelitian.

Keterangan:

Y = panjang badan (variabel dependen) β = konstanta

x1 = panjang tibia x2 = panjang ulna

Statistik deskriptif dari antropometri disajikan dalam bentuk rata-rata, standar deviasi, dan frekuensi yang sesuai dengan karakteristik subjek. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Uji normolitas di penelitian ini menunjukkan antropometri panjang badan, panjang tibia dan panjang ulna terdistribusi normal. Uji beda karakteristik subjek berdasarkan panjang badan, panjang tibia, dan panjang ulna menggunakan uji Indipendent-T-Test dan Anova. Hubungan panjang badan dengan panjang tibia dan ulna dianalisis dengan uji korelasi Pearson. Uji beda untuk melihat perbedaan panjang aktual dengan estimasi panjang badan dari panjang tibia dan panjang ulna menggunakan uji Paired T-Test.

Persamaan estimasi panjang badan berdasarkan panjang tibia dan panjang ulna diperoleh dengan menggunakan uji multivariat yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil analisis regresi sederhana dan regresi berganda menggunakan SPSS dapat dilihat pada Lampiran 3. Regresi berganda terpenuhi apabila syarat-syarat terpenuhi dari regresi berganda (Riyanto A 2012). Analisis regresi berganda harus memenuhi syarat seperti:

1. Asumsi univariat

Variabel numerik terutama variabel dependen harus berdistribusi normal. 2. Asumsi bivariat

Korelasi variabel dependen dengan independen dengan uji bivariat, variabel yang masuk kandidat adalah variabel yang p <0.25

3. Asumsi multivariat

Asumsis yang harus dipenuhi adalah: a. Asumsi ekstensi

Nilai dari variabel independen dan dependen adalah variabel random yang mempunyai mean dan variabel tertentu. Bila residual menunjukkan mean=0.00. Subjek yang harus diambil harus dilakukan secara random.

b. Asumsi independensi

Masing-masing nilai Y bebas satu sama lain atau nilai tiap individu berdiri sendiri. Asumsi bisa dilihat dari uji Durbin Watson, nilai Durbin -2 s/d +2 berarti asumsis terpenuhi.

19

Cara mengetahui asumsi ini dapat diketahui dari uji Anova, bila hasilnya signifikan (p <alpha) maka model berbentuk linier.

d. Asumsi homosedasitas

Varian nilai variabel dependen sama untuk semua nilai variabel independen. Homosedasitas dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual. Bila titik tebaran tidak berpola tertentu dan menyebar merata disekitar garis titik nol.

e. Asumsi normalitas

Variabel dependen mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan, dapat diketahui dari Normal P-P Plot residual.

f. Asumsi koliniritas

Antar variabel independen tidak terdapat korelasi, dengan melihat nilai VIP atau toleransi, jika nilai VIP <10 maka tidak terjadi kolineritas. Pengukuran yang sesuai dengan model prediksi dilihat R square (R2) dan Standar Error of the Estimate (SEE) dihitung untuk setiap persamaan. Menurut kriteria validasi direkomendasikan oleh Lohman et al. (1988), SEE valid dengan batas < 3.5 dan harus >0.7 untuk R square (R2). Pengolahan data yang dilakukan meliputi entry, coding, cleaning, dan analisis data menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16. Signifikansi statistik ditetapkan pada two-tailed nilai p<0.05.

Definisi Operasional

Panjang badan adalah ukuran tubuh mulai dari kaki sampai kepala yang diukur pada balita kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sulit untuk berdiri pada waktu pengukuran data tinggi badan.

Tibia merupakan tungkai bawah diukur dari sendi lutut ke sendi pergelangan kaki kiri.

Ulna merupakan tungkai atas dari ujung siku (prosesus olekranon) sampai pertengahan dari tulang yang menonjol di pergelangan tangan kiri (prosesus stiloid).

Usia adalah lama hidup seseorang yang dihitung dalam bulan penuh sejak lahir.

Jenis kelamin adalah status gender yang dapat diketahui dari penampilan fisik.

Etnis adalah kelompok tertentu terikat pada sistem nilai budaya karena kesamaan etnis, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi kategori tersebut.

Sosial ekonomi adalah kedudukan, tingkat sosial ekonomi seseorang dilihat dari pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan dalam suatu kelompok serta masyarakat yang membedakannya dengan orang lain.

Berat badan lahir adalah berat badan bayi ketika lahir atau paling lambat sampai bayi berumur 1 hari yang dilihat dari KMS atau buku KIA.

Panjang badan lahir adalah Panjang badan bayi ketika lahir atau paling lambat sampai bayi berumur 1 hari yang dilihat dari KMS atau buku KIA.

Dokumen terkait