• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Paparan Data dan Hasil Penelitian

B. Paparan Data dan Hasil Penelitian Proses Koneksi Matematis Siswa

2. Paparan Data TKM II Pada S2

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh peneliti pada TKM II No.1 menyatakan bahwa S2 kurang memahami soal yang diberikan. S2 harus membaca berulang kali untuk menjawab soal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa S2 merasa kesulitan untuk memecahkan masalah tersebut. Setelah Keterangan

: Sub informasi (hub. Matematika dengan kehidupan sehari-hari berupa koneksi eksternal)

: Proses koneksi dan hasilnya masih salah : Memahami informasi

: Menyusun rencana penyelesaian : Melaksanankan rencana penyelesaian

Masalah 22.500 Konsep pengurangan 1 3 2 3 22.500-70.00 =52.500 2 3×sisa uang Doni

membaca setiap kalimat, akhirnya S2 mulai memahami soal. Kemudian S2 mulai menyusun strategi dan mencari rumus yang ada pada masalah. Akan tetapi S2 tidak menulis atau menjawab soal dengan menggunakan prosedur yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja S2 yang tidak menuliskan diketahui dan ditanya pada soal.

S2 mengklarifikasi pemahaman yang terdapat pada masalah dengan tenang, yaitu dengan membaca soal secara berulang sampai dia benar-benar paham. Hal yang pertama kali dilakukan oleh S2 adalah mencari berapa banyak botol air mineral yang dimiliki Ardi. Namun S2 mengalami kesulitan, dikarenakan miskonsepsi dalam memahami soal. S2 memverifikasi masalah pada jawaban dan beberapa jawaban sesuai dengan masalah tetapi koneksi tidak jelas. Begitu pun ketika mengoneksikan dalam memecahkan masalah berikutnya. S2 memahami dua kali pengambilan merupakan pemecahan masalahnya. Sehingga padq kosep pecahan yang dioperasikan oleh S2 dikalikan dengan 2, dan hasil jawabannya merupakan banyak botol yang dimiliki Ardi, Bella dan Cinta.

Untuk lebih jelas, terdapat dokumentasi dari hasil kerja S2 pada Gambar 4.11 berikut ini.

79

Berdasarkan hasil dokumenasi di atas menjelaskan bahwa S2 tidak menuliskan prosedur pemecahan masalah dengan kurang tepat. Sehingga mempengaruhi proses koneksi matematisnya. Terdapat beberapa kesalahan dalam mengoneksikan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya hingga menimbulkan kekeliruan dalam perhitungan akhir.

Setelah selesai mengerjakan soal, S2 tidak memeriksa dan mengevaluasi hasil kerjanya. Sehingga tidak mampu memunculkan ide-ide baru. Pada hsil jawaban S2, tidak ada penjelasan atau kesimpulan akhir. Berikut ini merupakan cuplikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan S2.

P :”Apakah kamu paham dengan soal ini (menunjuk pada TKM II No.1)?” S2 :”awalnya saya tidak paham bu. Tapi karena ibu minta membacanya

berulang-ulang jadi lama-lama saya sedikit paham” P :”Apakah soal ini sulit?”

S2 :”Sulit, karena saya belum pernah mengerjakan soal seperti ini” P :”Coba jelaskan ulang bagaimana cara kamu mengerjakan soal ini!” S2 :”Lupa bu.

P :”kenapa bisa lupa? Kan kamu yang menjawab.” S2 :”hehe (tersenyum malu)”

Berdasarkan hasil cuplikan wawancara di atas, menyatakan bahwa S2 dapat meneruma informasi pada soal. Namun S2 gagal memahami pertanyaan apa yang terdapat pada soal. Akibatnya berdampak pada proses penyelesaian masalah siswa. Kemudian ketika diminta untuk mengulang bagaimana S2 mengerjakannya, S2 tidak bisa menjelasakan kembali. S2 hanya dapat mengerjakan apa yang diketahuinya. Hal ini disebabkan oleh tidak mampunya S2 dalam menghubungkan ide-ide yang muncul ketika memahami informasi yang terdapat pada soal.

Proses koneksi matematis S2 dalam memecahkan masalah pada TKM II No.1 Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram 4.4 berikut ini.

Diagram 4.4 Proses Koneksi S2 pada TKM II No.1 Keterangan

: Sub informasi

: Rencana/ strategi pemecahan masalah : Hasil jawaban yang benar

: Konsep yang digunakan subjek dalam memecahkan masalah : Rencana/ strategi pemecahan masalah salah

: Hasil jawaban yang salah : Memahami informasi

: Menyusun rencana penyelesaian

: Melaksanankan rencana penyelesaian (adanya koneksi) : Tidak mengevaluasi kembali

b. Soal No. 2

Dalam menjawab soal TKM No.2, S2 membaca dengan sungguh sungguh dan berulang kali. Tidak lama kemudian ide-ide muncul saat memahami pertanyaan pada masalah dan S2 pun mulai mencari rumus yang ada Masalah 2 3 1 2 Hasil 𝟐 𝟑×2 btl 𝟏𝟏 𝟑 Ardi 2 𝟏 𝟐×2 btl 1 btl Konsep perkalian, Botol (Ardi+Bella+Cinta) ×6 Selesai 24-2=22 1 8 330

81

pada masalah dengan cara terdiam seakan berpikir bagaimana cara mengerjakan soal tersebut. Sesekali S2 menghitung jari-jarinya sambil menyatakan “22.500

di bagi 2 sama dengan 11.250, kalau jangka 22.500 dibagi 3 berarti 7.500, terus kalau buku gambar 7.500 bagi 3 terus kali 10”. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat proses koneksi metematis ketika S2 merencanakan bagaimana pemecahan masalah pada soal tersebut.

Untuk memunculkan ide-ide tersebut, maka S2 harus menemukan informasi yang cocok pada masalah dengan mengklarifikasi pemahaman pada pertanyaan. Akan tetapi prosedur pemecahan masalah pada hasil jawaban S2 kurang jelas. Hal ini dibuktikan dengan cara siswa menjawab soal dengan tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya. Kemudian S2 juga tidak memberikan penjelasan pada setiap langkah dalam menjawab sehingga proses koneksi matematis S2 sulit tergambar dengan pasti. Meskipun demikian, S2 dapat memverifikasi masalah pada jawaban mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari dokumentasi hasil pekerjaan S2 pada Gambar 4.12 berikut ini.

Berdasarkan dokumentasi di atas menyatakan bahwa S2 merupakan siswa yang mampu memecahkan masalah. Namun S2 tidak terbiasa menjawab soal dengan menggunaka prosedur diketahui, ditanya dan dijawab. Ketika menjawab soal cerita, S2 biasanya langsung menjawab soal dengan jawabannya langsung. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan S2 berikut ini.

P :”Apakah kamu paham dengan soal ini (menunjuk pada TKM II No.2)?” S2 :”Paham bu.”

P :”Apakah soal ini sulit?” S2 :”Sulit, tapi lebih sulit No.1”

P :”Mengapa kamu tidak menulis diketahui, di tanya dan dijawab?” S2 :”Tidak bu. Kan sudah ada cara nya bu.”

P :”Apakah kamu bisa menjelaskan kembali bagaimana kamu menyelesaikan soal No.2 ?”

S2 :”Lupa bu. (Sambil tersenyum)”

P :”Apakah kamu memeriksa ulang hasil jawabanmu?” S2 :”Tidak bu.”

Menurut hasil cuplikan dari wawancara di atas menyatakan bahwa S2 tidak mampu menjelaskan kembali hasil yang telah dikerjakan, dan tidak mengevaluasi hasil kerjanya. Berdasarkan gambar 4.12 dan data yang ada, S2 mampu menyelesaikan masalah. Namun tidak mencapai indikator proses koneksi dengan tepat. Misalnya S2 tidak menuliskan apa yang diketahui, ditanya dan dijawab. S2 hanya menerima informasi pada masalah. Ide-ide muncul saat menemukan informasi untuk merencanakan masalah namun proses koneksi tidak tergambar dengan jelas. Serta tidak mampu menjelaskan kembali bagaimana prosedur pekerjaan.

Proses koneksi matematis S2 dalam memecahkan masalah pada TKM II No.2 Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram 4.5 berikut ini.

83

Diagram 4.5 Proses Koneksi S2 Pada TKM II No.2 Keterangan

: Sub informasi

: Rencana/ strategi pemecahan masalah : Hasil jawaban yang benar

: Konsep yang digunakan subjek dalam memecahkan masalah : Rencana/ strategi pemecahan masalah salah

: Hasil jawaban yang salah : Memahami informasi

: Menyusun rencana penyelesaian

: Melaksanankan rencana penyelesaian (adanya koneksi) : Tidak mengevaluasi kembali

3. Paparan data TKM II pada S3

Dokumen terkait