• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rokok mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik dan nitrosamine, yang merupakan zat karsinogen yang poten dan agen mutasi pada hewan.Ia dapat menyebabkan pelepasan enzim-enzim dari neutrofil granulosit dan makrofag yang dapat merusakkan elastin dan menyebabkan kerusakan paru-paru. Permeabilitas sel-sel epitel paru akan meningkat walaupun pada perokok yang tidak menunjukkan sebarang simptom dan berhubungan dengan konsentrasi karboksihemoglobin dalam darah. Permeabilitas yang berubah ini dapat menyebabkan zat-zat karsinogen masuk melalui epitel paru dengan lebih mudah (Kumar, 2002).

Menurut Kumar (2002), di antara bahaya dari merokok adalah resiko mendapat penyakit seperti kanker paru-paru, karsinoma esofagus, penyakit jantung iskemik, penyakit pembuluh darah perifer, kanker kandung kermih, peningkatan jumlah sperma yang abnormal serta dapat timbul masalah ingatan. Pada ibu hamil yang merokok, beresiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Pada perokok pasif, dapat terjadi sesak nafas dan batuk serta terdapat resiko mendapat asma, pneumonia serta bronkitis pada anak dengan orang tua yang merokok.Beberapa penelitian mengenai resiko yang mungkin dialami perokok menunjukkan bahawa perokok mempunyai kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang menyebabkan kematian dibanding bukan perokok.

Nikotin adalah zat dalam rokok yang paling sering diteliti. Senyawa ini diserap dengan mudah oleh paru dan dianggap paling banyak menimbulkan efek

fermasi dan fisiologis merokok. Kadar nikotin darah sangat beragam berdasarkan pada lama dan intensitas inhalasi, dan adaatau tidaknya filter (Cook et al.,1990;Warner,1989 dalam Reeder 2012). Nikotin diketahui melintasi plasenta, tetapi efek utamanya pada janin secara tidak langsung melalui penyempitan pembuluh darah ibunya dan penurunan ketersediaan oksigen yang disebabkan pelepasan katekolamin dari sel saraf perifer dan kelenjar adrenalin (Kleinman et.al.,1987;Floyd et.al,. 1991 dalam Reeder 2012).

Asap rokok juga mengandung karbon monoksida, yang tercampur dengan hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin. Kadar zat ini bisa tiga sampai delapan kali lebih tinggi dari pada kadar normalpada perokok,yang dapat merusak oksigenasi pada ibu dan janin. Produk sampingan asap yang berbahaya juga bias dikirim lewat menyusui (Lieberman et.al., 1990; Fox et.al.,1990 dalam Reeder 2012).

Khatar, Awasthi dan Das (2013), menyatakan bahwa bayi yang dilahirakn prematur, status sosial ekonomi rendah, riwayat berat badan lahir rendah, tidak ada dilakukan pemeriksaan kehamilan, penyakit anemia dan paparan asap rokok adalah hal yang mempengaruhi bayi berat lahir rendah (BBLR), dimana hubungan dosisnya di temukan (10-20 rokok yang dihisap/hari dan > 20 rokok yang dihisap/hari).

Berat badan lahir rendah akibat paparan asap rokok di lingkungan yang mengenai wanita hamil mungkin disebabkan banyak faktor, termasuk vasokonstriksi sifat nikotin, peningkatan carboxyhaemo-globin, hipoksia jaringan

janin, mengurangi pengiriman gizi, dan meningkatnya denyut jantung serta tekanan darah. Hubungan dosis-respons antara paparan asap rokok dan BBLR dapat dijelaskan oleh efek kumulatif akibat menghirup nikotin dan karbon monoksida, yang mencapai janin melalui plasenta dan mencegah janin mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuh. Ibu yang merokok merupakan faktor risiko terkena BBLR. Studi yang dilakukan dinegara-negara maju, telah melaporkan bahwa paparan asap rokok pada wanita yang terpapar memiliki kemungkinan peningkatan BBLR, dengan perbandingan kisaran 1,0-2,2. Sebagian besar studi dari India berada diefek paru perokok pasif. Penelitian yang dilakukan di Vellore, Nagpur dan Chandigarh menyatakan bahwa penurunan berat badan lahir bayi dari ibu yang terkena paparan asap rokok menunjukan adanya hubungan yang akurat ( Khatar,Awasthi dan Das, 2013),

Miyake, Tanaka1 and Arakawa (2013), menyatakan dalam penelitian Generation RS bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok lebih dari 3 jam/hari di akhir kehamilan (kehamilan 25 minggu) secara bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko BBLR, tetapi tidak lahir prematur.

Sebuah studi kasus-kontrol di Selandia Baru menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan paparan asap rokok ibu di tempat kerja atau saat bersosialisasi, tapi bukan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan ayah yang merokok di rumah tangga lainnya. Wanita yang pasangannya merokok selama kehamilan memiliki risiko meningkat secara signifikan kelahiran belum cukup bulan, tapi sebelumna tidak ada riwayat BBLR atau kelahiran prematur. Menurut review oleh Jauniaux

dan Burton, tembakau racun mengganggu fungsi trofoblas dan biologi sel janin yang mengatur metabolisme protein dan aktivitas enzim, menyebabkan dampak pada pertumbuhan janin, dengan penurunan berat badan, lemak tubuh, dan banyakan parameter tropometri lainnya (Miyake, Tanaka1 and Arakawa, 2013),

Banihosseini Z. S. et al (2013) menyatakan Semua ibu perokok pasif mengalami paparan asap rokok di rumah, bukan di tempat kerja. Suami wanita hamil yang ditemukan menjadi sumber utama paparan (81,4%). Lebih dari setengah subyek terkena (53,7%) dan memiliki teman perokok atau relatif mereka serumah dengan perokok selama kehamilan. Jumlah rata-rata rokok dikonsumsi di rumah adalah enam batang perhari dalam semua trimester. Itu rata-rata waktu paparan asap rokok selama kehamilan adalah 30 menit per hari. Lebih dari setengah kelompok positif (59,3%) tinggal disatu ruangan dengan perokok. Lebih dari 95% dari subyek melaporkan paparan asap rokok sebelum kehamilan.

Kerangka kerja atau kerangka konseptual adalah gabungan dari beberapa teori yang kemudian membentuk sebuah pola pikir atau kerangka pikir penelitian (Putra, 2012). Pada penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang menggambarkan gambaran paparan asap rokok dengan berat badan bayi yang di lahirkan pada ibu yang melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan. Adapun kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai beikut :

Skema 3.1. Kerangka penelitian gambaran paparan asap rokok selama

Dokumen terkait