• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

E. Gambaran Umum Rusunawa 1. Profil umum rusunawa

Rusunawa Kota Salatiga terletak di Desa cabean Kelurahan Mangunsari Kecamatan sidomukti.Pemerintah Kota Salatiga membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dibangun di atas tanah milik pemerintah kota Salatiga yang terletak di di Cabean, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti atau dibelakang pabrik Kevit Salatiga. Rusunawa ini menampung para karyawan swasta dan negeri yang belum memiliki rumah sendiri. Rusunawa juga akan menjadi pemukiman dan konsepnya tidak memindahkan orang-orang yang berasal dari kawasan kumuh, seperti halnya Rusunawa yang ada di Jakarta.

Proses pembangunan rusunawa pada awalnya ditolak oleh warga sekitar rusunawa dengan beberapa alasan, tetapi pemkot salatiga berhasil memberi penjelasan dan manfaat dengan dibangunya rusunawa di kota Salatiga, rusunawa adalah permukiman, bukan pabrik atau industri dan pemkot membangun di tanah milik pemkot sendiri.Pembangunan rusunawa ini adalah pengajuan pemkot Salatiga kepada pemerintah pusat, jadi dana pembangunan rusunawa ini berasal dari APBN. Usaha yang dilakukan untuk mencari dana pembangunan Rusunawa itu tidak gampang, karena proposal diajukan tahun 2007 dan di acc oleh pemerintah pusat lewat Kementrian PU dan dilaksanakan pembangunanya oleh Pemkot Salatiga Dinas Cipta Karu.

Rusunawa yang akan dibangun di Cabean, nantinya dipergunakan untuk penduduk Salatiga yang berpenghasilan rendah dan belum memiliki rumah sendiri. Rusunawa itu juga akan dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) tersendiri. Bangunan berupa dua twin block lima lantai berkapasitas 192 unit kamar dengan luas 24 meter persegi dan terdiri empat lantai. Lantai dasar digunakan untuk fasilitas umum (fasum) dan lantai pertama hingga lantai keempat digunakan untuk tempat tinggal para penghuni.

Peresmian rusunawa kota salatiga dilakukan langsung oleh Walikota Salatiga Yuliyanto, SE., MM, di aula Rusunawa Blok I Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Muh. Haris, SS., M.Si., Wakil Ketua DPRD M. Fathurrahman, Kepala Dinas Cipkataru

Drs. Tejo Suprianto, Kasatlantas Polres Salatiga, Camat, Muspika, Lurah, dan tokoh masyarakat di RT 03 RW 14, Cabean, Kelurahan Mangunsari. dan sebelum peresmian secara simbolis oleh wali kota semua warga yang telah terdaftar sebagai penghuni rusunawa telah bertempat tinggal di rusunawa yaitu mulai awal bulan Desember 2012.

Walikota menyampaikan ucapan selamat kepada penghuni

rusunawa yang baru saja menempati rumahnya.“Semoga fasilitas

hunian ini bisa menjadi tempat yang layak bagi bapak dan ibu semua. Saya berdoa semoga Rusunawa ini hanya menjadi hunian sementara, istilahnya mampir ngombe saja, sehingga bapak ibu semua bisa membeli lahan untuk membangun rumah sendiri tanpa harus menyewa, diharapkan warga Rusunawa dapat berbaur dengan warga

asli Cabean sehingga tercipta masyarakat yang harmonis,” doa

Walikota.

Penghuni atau warga rusunawa kita bersama-sama manfaatkan Rusunawa ini dengan sebaik-baiknya dan menjaga bersama fasilitas yang ada.Jangan mentang-mentang telah membayar terus acuh terhadap Rusunawa ini.

Rusunawa telah dioperasionalkan sejak awal Desember 2012 lalu. Tiap ruang terdiri kamar tamu, satu kamar tidur, satu kamar mandi, satu dapur serta balkon.Dan dalam perkembanganya rusunawa muali di benahi dan di rapikan agar menjadi aman, indah dan nyaman bagi penghuni rusunawa maupun bagi orang yang berkunjung atau melihat

rusunawa. Kamar yang ada di rusunawa telah penuh, pengelola juga telah memberikan peraturan tentang penggunaan kamar sewa rusunawa bagi penyewa, hal ini diharapkan semoga gedung tetap terjaga keindahannya dan tetap terjaga bangunannya.Penghuni rusunawa ini bermacam macam dari segi pekerjaan, kepercayaan dan asal mula, tetapi lebih banyak pekerja atau buruh yang ada di rusunawa.

2. Pengelola dan Penghuni

Pengelola rusunawa adalah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga yang dalam hal ini dilaksanakan oleh UPTD Rusunawa, pengelola mempunyai tanggung jawab untuk mengelola rusunawa, dari segi kebersihan, kelayakan hunian, perawatan gedung, pendataan penghuni atau warga rusunawa, member surat tagihan, melayani pembayaran sewa air dan listrik, dan memberikan kegiatan dan fasilitas kepada penghuni rusunawa.

Penghuni rusunawa ini adalah warga kota Salatiga dan sekitarnya, warga dapat menghuni ruusnawa dengan cara mendaftarkan diri kepada petugas di kantor UPTD. Penghuni rusunawa terdiri dari latarbelakang yang berbeda-beda seperti pekerjaan, keyakinan, kebiasaan dan daerah yang berbeda-beda. Penghuni rusunawa mendapatkan satu kamar rusunawa yang disi oleh kepala keluarga dan anggota keluarga.

3. Sarana Prasarana

Berikutadalah data saranadanprasarana yang ada di Rusunawa Kota Salatiga.

No Jenis Barang Jumalah Keterangan

1. Gedung Rusunawa 2 Gedung Baik

2. Kamar Rusunawa 192 kamar Baik

3. Kantor UPTD 1 kantor Baik

4. Kantor Kepala UPTD 1 kantor Baik 5. Kantor Cleaning Servis 2 kantor Baik

6. Toilet umum 2 Buah Baik

7. Tempat Parkir 4 temapat Baik

8. Mushola 1 buah Baik

9. Tempat Tenis meja 1 buah Baik

10. Lapangan voly 1 buah Baik

11. Ruang pertemuan 2 buah Baik

12. Papan Informasi 4 buah Baik

Sarana prasarana yang sifatnya umum. Adapun kamar huniaan berisi ruang tamu , ruang istirahat atau tidur, ruang dapur, kamar mandi dan tempat jemur.

4. Teknis persewaan

No Lantai Beban Sewa

1. Lantai I 150.000,-

2. Lantai II 130.000,-

3. Lantai III 110.000,-

4. Lantai IV 90.000,-

Adapun sewa diatas adalah sewa tempat perbulan, belum termasuk bayar tagihan listrik dan air, sesuai dengan kebutuhan masing masing. 5. Penghuni Rusunawa

Penghuni rusunawa Cabean Kota Salatiga terdiri dari beberapa unsur dan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini nampak dari kegiatan keseharian yang bersifat individu atau pekerjaan seperti PNS, karyawan, buruh pabrik, pengusaha, pedagang, wirasuasta, ibu rumah tangga atau yang lain, mereka campur menjadi satu yaitu menjadi penghuni rusunawa. Dalam hal agama atau kepercayaan juga tidak Cuma ada satu agama atau kepercayaan, hal ini sebagai bukti bahwa rusunawa ini adalh milik masyarakat secara umum bukan milik kelompok, dalam segi agama ada penghuni yang memeluk agama Islam da nada penghuni yang memeluk agama Kristen dan ada yang mempercayai aliran.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil 11 Responden penelitian yaitu sebagi berikut :

1. Bapak Sujisno Ketua Paguyuban

TB I Lt I No 01

2. Bapak Aji Nugroho Islam TB I Lt I No 13 3. Bapak Agustinus Yulius Kristen TB I Lt III No 11

4. Ibu Maimunah Islam TB II Lt II No 15

5. Ibu Sri Mulyani Kristen TB I Lt IV No 05

6. Bu Erti Kristen TB I Lt IV No 22

7. Mas Fais Islam TB I Lt IV No 20

8. Mas Doni Saragi Krisren TB II Lt Iv No 22

9. Mas Candra Kristen TB I Lt III No 12

10. Bapak Sudaji Islam TB II Lt III No 07 11. Mas Mustagfirin Islam TB I Lt IV No 20

12. Mas Irwan Islam Kantor UPTD

Sedangkan data jumlah penghuni rusun secara terperinci belumada, tetapi seluruh unit kamar yang ada dirusunawa telah dihuni dan ditempatim jadi ada 192 Kepala keluarga yang menjadi penghuni rusunawa.

F. Kegiatan – kegiatan di Rusunawa 1. Kegiatan sosial

Kegiatan yang ada dirusunawa bermacam-macam, adapun kegiatan yang sifatnya sosial antara lain (W I):

a. Bersih-bersih halaman rusunawa

Kegiatan ini dilakukan setiap sebulan sekali, dan dibebankan kepada semua warga rusunawa.

b. Iuaran untuk dana sosial

Iuaran ini sifatnya adalah wajib bagi semua penghuni rusunawa jika ada salah satu dari warga rusunawa membutuhkan bantuan, lagi mempunyai hajat, kena musibah dan lain-lain.

c. Peringatan harlah rusunawa

Kegiatan ini dilakukan setahun sekali dalam rangka memperingati harlah rusunawa atau dalam rangka memperingati peresmian

rusunawa, kegiatan ini seperti do’abersama, jalan santai, tanggap

reog atau jatilan, lomba-lomba. d. Peringatan 17 Agustus

Dalam memperingati 17 Agustus warga rusunawa bekerja bakti dan iuran bersama untuk mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati 17 Agustus.

e. Rapat Bulanan

Rapat ini di ikuti oleh penghuni rusunawa, dalam kegiatan ini membahas tentang kegiatan rusunawa, permasalahan-permasalahan sehari-hari di rusunawa, evaluasi kegiatan di rusunawa dan lain sebagianya.

f. Sanggar anak-anak

Kegiatan ini dilakukan setiap minggu pagi, di ikuti oleh anak-anak yang ada di rusunawa, kegiatan ini berisikan latihan menggambar, bermain bersama, belajar bersama.Dengan tujuan agar anak-anakrusunawa tidak jauh dari tempat tinggalnya (W VIII).

g. Posyandu dan Arisan

Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekai di aula rusunawa kota Salatiga, sedangkan kegiatan arisan diikuti oleh ibu-ibu yang ada di rusunawa adakalanya arisan satu lantai adakalanya arisan satugedung, sesuai dengan kelompok masing-masing.

h. Bank sampah

Yaitu tempat untuk mengumpulkan sampah sesuai dengan jenisnya, dan nanti diganti uang sesuai dengan jenis dan bobot sampahnya. Uang ini digunakan untuk kegiatan yang ada di rusunawa.

2. Kegiatan Keagamaan a. Sholat tarawih

Kegiatan ini dilakukan apabila bulan Ramadhan, kegiatan ini diikuti oleh warga yang beragama islam, dan dalam kegiatan ini juga terdapat kultum yang disampaikan oleh sesepuh rusunawa, dan warga yang beragama muslim di minta shodaqoh makanan atau jajan secara bergantian (W II).

b. Yasinan

Kegiatan ini dilakukan di mushola rusunawa, dilakukan setiap

pelaksanaan setelah sholat magrib berjamaah di mushola, dan di ahiri dengan kajian kajian islami.

c. Pengajian rutin ibu-ibu

Pengajian ini dilakukan setiap satu bulan sekali di adakan di mushola atau di aula rusunawa yang di ikuti ibu-ibu muslimah rusunawa.

d. Peringatan Natal

Kegiatan ini dilakukan oleh umat Kristen atau Nasrani yang ada di rusunawa kota Salatiga, kegiatan ini dilakukan setahun sekali dalam rangka memperingati hari natal (W III).

e. Sholat jama’ah

Sholat jama’ah ini dilakukan di mushola rusunawa, dilakukan

setiap waktu sholat tiba, dan di lanjutkan dengan ngaji bersama yang di ikuti anak-anak rusunawa, dalam rangka belajar Al Qur’an.

f. Ibadah kebaktian

Ibadah ini dilakukan oleh warga rusunawa yang beragama Kristen atau Nasrani, kegiatan ini berpindah pindah sesuai dengan jadwal yang sudah di agendakan oleh pengurus, dan kegiatan warga nasrani secara bersama kadang di tempat warga nasrani ataujuga di aula rusunawa (W V).

Kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali, di ikuti oleh warga yang beragam Kristen atau Nasrani, kegiatan ini berpindah-pindah dari satu tempat tinggal warga ketempat tinggal warga Kristen yang lain.

Dalam penelitian ini penelti melibatkan Pengelolaatau UPTD, Pengurus Paguyuban, pemeluk agama Islam dan Kristen.

BAB IV

SIKAP TOLERAN ANTAR UMAT BERAGAMA

G. Implementasi Sikap Toleransi di Rusunawa

Dalam peneiltian ini penulis meneliti beberapa sikap toleransi yang ada dan di lakukan oleh antar umat beragama yang ada di rusunawa. Diataranya sikap toleransi ini adalah:

1. Menghormati keyakinan orang lain

2. Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan 3. Saling membantu antara umat beragama

4. Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti 5. Hidup rukun dan damai

6. Tidak memusuhi agama lain 7. Menjaga keamanan dan ketenangan

Dalam implementasi sikap toleransi antar umat beragama akan di bahas di bab selanjutnya.

Ada beberapa sikap toleransi yang sudah di implementasikan oleh warga atau penghuni rusunawa dengan warga lain yang berbeda agama, implementasi sikap toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa adalah sebagai berikut

1. Menghormati keyakinan orang lain

Dalam menjalani rutinitas di rusunawa warga saling bertemu, saling berkumpul dan saling bekerjasama karena mereka hidup bersama-sama dalam menjalani kegiatan di rusunawa. Kebanyakan dari warga yang tinggal dirusunwa pada awalnya tidak faham dengan apa agama yang dianut oleh tetangga atau penghuni yan lain mereka lebih mengutamakan persaudaraan dan pengenalkan dengan tetangga dan lingkungan sekitar, lama kelamaan juga bisa faham (W 3).

Setelah berproses dan hidup bersama-sama mereka mulai mengenal agama tetanga dan penghuni lain, tetapi setelah mereka faham dan mengerti apa agamanya mereka tidak lantas mengurangi intensitas dalam bertemu, berbicara dan saling membantu, kegiatan seperti biasanya tetap berjalan, tetapi mulai membedakan bahan obrolan yang sekiranya tidak membahsa tentang keagamaan yang bisa membuat penghuni yang lain yang beda agama terusik atau terganggu dengan keyakinannya.

Rasa saling menghormati keyakinan antar umat beragama saling dijaga, karena mereka faham bahwa kita hidup bersama-sama di tempat yang sama maka harus bisa saling menghormati dalam hal agama atau keyakinan masing-masing (W IV). Hal ini menandakan bahwa implementasi sikap saling menghormati keyakinan agama lain yang ada di rusunawa telah berjalkan dan saling membutuhkan.

2. Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan. Ada banyak sekai kegiatan-kegiatan yang ada di rusunawa baik dalam segi kegiatan sosial maupunkegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan yang ada di rusunawa timbul dari pemeluk agama masing-masing, yang berusaha membuat kegiatan keagamaan yang dapat di laksanakan secara pribadi maupun secara bersama-sama. Dalam melaksanakan kegiatan keagamaan pengurus atau ketua kelompok agama di berikan kebebasan dalam menjalankan kegiatan kegiatan keagamaan (W I).

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh pemeluk agama yang ada di rusunawa ini, seperti kegiatan keagamaan yang sifatnya pribadi seperti orang muslim sholat,

membaca Al Qur’an dengan suara keras orang non muslim tidak

merasa terganggu justru mereka mempersilahkan untuk meneruskan dan menjaga kegiatan tersebut (W V).

Begitupun sebaliknya jika orang Nasrani menjalankan kegiatan peribadahan orang Muslim juga tidak merasa terganggu dan tidak

menyalahkan apa yang dilakukan oleh orang Nasrani karena menurut mereka menjalankan kegiatan keamaan itu adalah kewajiban setiap pemeluk agama (W VII). Ini menandakan bahwa warga rusunawa mempunyai kebebasan dalam menjalankan ibadah secara pribadi dan sesuai dengan keyakinan pribadi-pribadi.

Begitu juga ketika kegiatan keagamaan yang sifatnya bersama-sama pengikut agama atau kepercayaan meminta izin dulu dengan pengurus paguyuban atau dengan UPT rusunawa selaku pengelola rusunawa (W I). Seperti ketika umat orang Muslim mengadakan kegiatan keagamaan Yasinan maka harus izin dengan pengurus paguyuban atau pengurus UPT rusunawa, pengurus UPT juga memperbolehkan dan malah memberi fasilitas mushola untuk beribadah orang-orang muslim (W X). pemeluk agama lain juga sama di berikan kelonggaran dan kebebasan dalam menjalankan ibadah keagamaan sesuai dengan praktek ajaran agama orang muslim, seperti ibadah kebaktian yang dijalankan oleh orang Nasrani atau Kristen (W III).

Selain itu juga secara individu kegiatan kegamaan yang dilakukan secara bersama-sama juga tidak masalah terhadap pemeluk agama yang lain, asal tidak mengganngu yang lain dan memperhatikan waktu kegiatan (W II). Maka pelaksanaan implementasi sikap toleran dalam hal memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan kepada agama lain telah berjalan.

3. Saling membantu antar umat beragama

Kehidupan bermasyarakat dengan orang banyak adalah hal yang tidak bisa di pungkiri, karena sifat manusia yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain, tetapi bagaimana ketika orang yangmembantu itu adalah orang yang tidak seagama. Hal ini terjadi di rusunawa kota Salatiga, banyaknya penghuni, banyaknya kegiatan membuat sosialisasi dan interaksi sering terjadi.

Hal ini terjadi ketika salah seseorang dari anggota rusunawa membutuhkan bantuan yang lain, maka warga rusunawa tidak pandang pilih untuk membantu entah itu beda agama atau tidak (W VI). Seperti ketika tetangga membutuhkan bantuan dana, bantuan tenaga maupun bantuan barang maka bagaiman caranya agar bisa membantu.Bantuan yang diberikan entah sesuai dengan kehendak yang dibantu atau tidak tapi kita niat membantu semaksimal mungki tanpa melihat latar belakang agama (W V).

Dalam kegiatan-kegiatan besar warga rusunawa juga saling membantu dan saling bekerja sama seperti dalam kegiatan kerja bakti, bersih bersih dan lain-lain (W IX). Hal ini dapat dirasakan ketika kita bekerja bareng tidak ada yang merasa di kucilkan dan merasa nyaman dan senang dengan perbedaan agama. Bukan islam kerja bakti dengan atau ataupun agama yang lain, tetapi ini dilaksanakan secara bersama-sama dan dengan rasa memiliki tanggung jawab berbersama-sama-bersama-sama.

Kegiatan besar lain seperti ketika ada salah satu dari penghuni rusunawa yang beragama Islam mempunyai hajat walimah maka semua warga baik muslim atau non muslim ikut membantu bersama-sama (W V). Begitu pula ketika warga pemeluk agama Kristen atau nasrani membuat kegiatan keagamaan yang besar orang orang muslim juga ikut membantu dalam menyiapkan acara seperti membantu masak, nyuci piring, membersihkan tempat acara tetapi tidak ikut acara ibadahnay a (W IV).

4. Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti

Manusia mempunyai hak yang berbeda-beda, kebebsan dalam melakukan kegiatan keseharian adalah hak dari manusi tersebut. Hak itu juga yang dirasanakan penghuni rusunwa, bagaimana dalam menjalani hidup bersama ini saling memahami dan saling mengerti apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan oleh tetangga. Bahwa penghuni rusunawa mempunyai hak untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, bekerja dan melaksanakan kegiatan ibadah, maka harus ada rasa saling memahami atau mengerti dengan yang lain.

Memperbolehkan orang muslim untuk melaksanakan kegiatan

jama’ah sholat di mushola dan memanfaatkan mushola dengan kegiatan kegiatan keagamaan (W III), bahwa kesadaran untuk saling mengerti dan memahami bahwa setiap pemeluk agama mempunyaihak untuk melaksanakan kegiatan keagamaan adalah hal yang telah terjalankan di rusunawa.

Kegiatan yang sifatnya individu baik kegamaan ataupun sosial juga dilakukan oleh orang-orang nasrani yang ada di rusunawa, orang muslim juga memberikan kebebasan dan mempersilahkan untuk menjalankan kegiatan tersebut (W X). hal ini mengambarkan bahwa memahami kalau setiap manusia mempunyai hak adalah perlu di mengerti dan di aplikasikan oleh masyarakat rusunawa yang berbeda agama.

5. Hidup rukun dan damai

Setiap manusia pasti menginginkan kerukukan dan kedamaian dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini.Begitu pula masyarakat yang ada dirusunawa, dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dengan saling rukun dan tanpa ada perselisihan apapun, hal ini terbukti bahwa selama ini keseharian yang di lalui di rusunawa penuh dengan kerukunan antar umat Bergama dan adanya kedamaian yang tenang dan nyaman dan aman (W III).

Dalam aktifitas sehari-hari dapat dilihat bagaimana interaksi hubungan orang Muslim dengan Nasrani, ketika bertemu saling menyapa, saling senyum, ketika ngobrol saling menerima pendapat dan memahami hak orang lain dan saling gotong royong (W II), hal ini mewujudkan bahwa kerukunan dan rukun di butuhkan oleh penghuni rusunawa terutama kerukunan antar umat beragama yang ada di rusunawa, dalam rangka mengimplementasikan sikap toleransi.

Beragama dan memilih agama adalah kebebasa orang lain, maka pemeluk agama dalam menjalankan agama yang di ikuti tidak memusuhi dan menyalahkan agama lain. Dalam kegiatan sehari-hari warga rusunawa berfokus kepada urusan pribadi-pribadi masing masing dan urusan pekerjaannya mereka tidak memikirkan apalagi menyalahkan untuk memusuhi agama lain selain yang di peluknya (W II).

Factor kejawaan juga mempengaruhi proses interaksi sehari-hari di rusunawa, ada tujuan bersama-sama untuk saling menjaga, menghormati, sopan santun dan memeliharah kehidupan rusunawa yang rukun maka faktor kejawaan atau sopan santun orang jawalah yang mebuat rasa saling memiliki, berteman dan tidak saling menyalahkan terjaga dan terus ada di rusunawa (W I).

Dalam kegiatan keagamaan juga ada rasa saling mengerti dan mengalah, ketika ada acara keagamaan yang bersamaan maka harus mengalah dan professional (W III), seperti ketika orang muslim mengadak kegiatan ternyata orang Kristen juga mengadak kegiatan maka salah satu harus mengalah entah mengundurkan waktu atau mengganti waktu acara atau dengan mengganti acara lain yang tidak mengganggu dengan acara orang muslim.

7. Menjaga kemanan dan ketenangan

Kehidupan dirusunawa selama ini kondusif dari segi keamanan mapun ketenangan di rusunawa, hal ini bisa terwujud karena adanya

kerja sama dan saling memuliki antara penghuni rusun dengan pengelola rusunawa (W IX). Hal ini dilaksanakan dengan mengadakan rapat bersama-sama anatara warga rusun yang berbeda-beda agama untuk bersama-sama membuat kegiatan dalam rangka menjaga keamanan dan ketenangan atau menbuat aturan aturan yang di sepakati bersama dalam rangka mewujudkan keamanan (W VIII).

Hal ini dapat dilihat selama ini dalam interaksi antar umat beragama belum ada konflik antar umat beragama satu dengan yang lain (W IV), hal ini dapat terwujud karena proses toleransi yang terus berjalan dan slaing menghormati sebagai satu pondasi dalam menjaga kebersamaan yang ada di rusunwa. Dan belum pernah ada salah satu oknum agama yang menghalang-halangi kegiatan keagamaan dan berbuat negatif dalam rangka menggagalkan kegiatan kegamaan yang ada di rusunawa.

Inilah implementasi sikap toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa kota Salatiga, yang selalu berjalan dan di sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi oleh penghuni rusunawa dalam mengimplementasikan sikap tolrensi dengan penghuni satu atau warga lain yang beda agama.

H. Faktor-foaktor yang Mempengaruhi Implementasi Sikap Toleransi di Rusunawa Kota Salatiga

Dokumen terkait