• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA

(Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga Tahun 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ABDUL GHONI

11108168

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

مكأنبا اوربت مكئابا اورب

“Berbaktilah kalian kepada bapak ibumu maka kelak anak-anakmu akan

berbakti kepadamu”

PERSEMBAHAN

1. Ahmaduka hamdan syukron wala kufron puji syukur kehadirat Allah SWT, Sholawat dan salam atas Rosululloh SAW, dan berkah karomah

Sultonul Auliya’ Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA dan berkah AL Ishaqi

Al Wasilataini Yai Utsman RA dan Yai Asrori RA.. 2. Bapak Hasanudin selaku Pembina AL Khidmah pusat

3. Untuk bapakku M Teguh Santoso dan Ibuku Zuhriyah untuk mertuku Bapak Masturi dan Ibu Norizah dan istriku Dewi Wahyuni, semoga Allah selalu mengampuni dosa-dosanya, diberikan kesehatan dan istiqomah dalam beribadah.

4. Untuk keluarga besar Al Khidmah khususnya Al Khidmah Kampus Kota Salatiga, semoga lebih berkuantitas, berkualitas dan istiqomah majlisny, semoga kita tak pernah lelah meneruskan perjuangan room Yai, salam Al Khidmah Oase Dunia.

5. Untuk Para dosen-dosen kampus IAIN Salatiga semoga diampuni dosa-dosanya, diberi kesehatan dan keikhlasan dan kesabaran dalam berjuang 6. Konco-konco PAI E angkatan 2008 seng marai betah nek kampus

kumpule awak’e dewe ne donnyo muo-mugo dikumpulke no akhitrot. 7. Barokah Wisata Semarang semoga selalu terpercaya.

8. Muslimin muslimat, mukminin mu’minat rohimakumulloh, terimakasih

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmad, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Alhadulillahirrobbil Alamin. Tak henti-hentinya sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, yang mengeluarkan manusia dari kebodohan pekatnya zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.

Berkat anugerah dari Allah SWT, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tanpa terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi, serta bimbingan dari pihak yang terkait. Kebahagiaan ini tiada taranya dan tidak mampu penulis sembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai.

Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan jazakumullah khoiron katsiron serta penghargaan setinggi-tingginya kepada :

(7)

3. Bapak Rasimin, S.Pd.I,.M.Pd selaku Ketua Progam Studi PAI dan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

4. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga amal serta kebaikan yang selalu tercurah kepada penulis diterima oleh AllahSWT, sebagai amal ibadahnya mendapat balasan pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih, tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin ya Robbalalamin

(8)

ABSTRAK

Ghoni, Abdul. 2015. Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga).Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Sekolah Tinngi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Rasimin, S.Pd.I,.M.Pd

Kata Kunci: Implementasi dan Sikap Toleran Antar Umat Beragama

Penelitian ini merupkan upaya untuk mengetahui sikap toleransi dan implementasinya antar umat beragama di rusunawa, karena penghuni rusunawa Cabean terdiri dari beberapa unsur agama.Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui peneletian ini adalah(1) Bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa? Dan yang (2) Faktor-foaktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi anatar uamt beragama di Rusunawa Kota Salatiga. Maka untuk menjawab rumusan masalah tersebut peneliti menggunakan metode penelitian, Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis memberikan deskriptif mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….……… i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN……… iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS……… iv

HALAMAN MOTTOdan PERSEMBAHAN……… v

KATA PENGANTAR………... vi

ABSTRAK………. viii

DAFTAR ISI………. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 5

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian………. 7

E. Penegasan Istilah….……….. 9

F. Metode Penelitian……….. 8

G. Sistematika Penulisan Skripsi……… 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TOLERANSI A. Toleransi……….... 12

1. Pengertian Toleransi……… 12

(10)

B. Sikap Toleransi……….. 18

1. Pengertian sikap toleransi……….. 18

2. Ciri-ciri sikap toleransi……….. 19

3. Penetingnya sikap toleransi dalam kehidupan plural…………. 20

C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Sikap Toleransi……… 24

D. Konsep Implementasi Sikap Toleransi……….. 27

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Rusunawa………. 31

1. Profil umum rusunawa……… 31

2. Pengelola dan penghuni……….. 36

3. Sarana prasarana………. 36

4. Teknis persewaan………. 5. Penghuni rusunawa………. 37 38 B. Kegiatan Kegiatan di Rusunawa……….. 39

1. Kegiatan sosial………. 39

2. Kegiatan keagamaan……… 40

C. SikapToleransi Antar Umat Beragama di Rusunawa………... D. Keterbatasan Penelitian……… 41 42 BAB IV SIKAP TOLERAN ANTAR UMAT BERAGAMA……….. 43

A. Implementasi sikap toleransi………. 43

(11)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……… 55

B. Saran……… 56

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai beragam keanekaragaman. Agama, aliran kepercayaan, bahasa, adat istiadat, orientasi kultur kedaerahan serta pandangan hidupnya inilah keberagaman bangsan Indonesia. Jika diurai lebih terinci, bangsa Indonesia memiliki talenta, watak, karakter, hobi, tingkat pendidikan, warna kulit, status ekonomi, kelas sosial, pangkat dan kedudukan, varian keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup, loyalitas organissasi, tingkat umur, profesi dan bidang pekerjaan yang berbeda-beda. Tiap-tiap kategori sosial, masing-masing memiliki budaya internal sendiri, sehingga berbeda dengan kecenderungan budaya internal kategori sosial yang lain. Bila dipetakan secara lebih teoritis, bangsa Indonesia dari segi kultural maupun struktural memantulkan tingkat keberagaman yang tinggi.

(13)

mewujud dalam, misalnya kerusuhan sosial, kekacauan multi budaya, perseturuan antar ras, etnis, dan agama dll (Riuh,2001:01).

Pluralisme merupakan sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin mengingkarinya, karena pluralisme juga merupakan hukum Allah (sunatullah). Pluralisme harus disertai dengan kesadaran teologi bahwa kehidupan, terutama kehidupan agama ini memang plural dan itu merupakan kehendak Allah (Imadadun,2003:186). Seperti yang terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 48:

Artinya: Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat , tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya

kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.(QS.

Al-Maidah : 48) (Depag, 2003: 168)

(14)

kehidupan manusia. Manusia dengan keterbatasannya mempunyai masalah yang serba kompleks dan penuh dinamika dalam menjalin interaksi sosial. Dalam memelihara keharmonisan hubungan antara sesamanya belum tentu berjalan lancar. Untuk memelihara keharmonisan hubungan ini, Tuhan menurunkan agama yang mengandung pedoman dasar dalam mengatur hubungan antara sesama manusia itu sendiri.

Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama merupakan bagian usaha menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan antar umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntutan agama masing-masing. Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi setiap golongan antar umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga memungkinkan dan memudahkan untuk saling berhubungan. Bila anggota dari suatu golongan umat beragama telah berhubungan baik dengan anggota dari golongan agama-agama lain, akan terbuka kemungkinan untuk mengembangkan hubungan dalam berbagai bentuk kerjasama dalam bermasyarakat dan bernegara (Said, 2005:22).

(15)

agama yang satu kepada agama yang lainnya. Negara Indonesia ini telah me mberikan kebebasan untuk memilih/memeluk agama yang merupakan wujud dari terselenggaranya demokrasi dan hidup saling menghormati satu dengan yang lainnya (Riuh, 2003: 139).

Rasa kesadaranlah yang mampu memberikan solusi dalam diri manusia dalam kehidupan beragama. Jadi, rasa saling butuhlah yang tidak mempermasalahkan suatu agama satu sama lain dan secara sosiologis masalah ini tidak terelakkan (Fatimah, 2002:66).

(16)

agama tau bukan, justru hal ini menjadi semangat untuk saling bergotong royong, menciptakan suasana yang damai, kondusif dan tentram dalam antar umat beragama.

Maka dalam hal ini penulis ingin membuat penelitian dengan judul Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Rusunawa Kota Salatiga).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?.

2. Untuk mengetahuai faktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?

D. Manfaat Penelitian

(17)

1. Manfaat teoritis

Dalam penelitian ini menerangkap implemntasi sikap toleransi antar umat beragama, maka diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada dunia perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya di dunia Islam.

2. Manfaat praktis

Penelitian tentang implemnatsai sikap toleransi antar uamat

beragama di rusunawa dan factor yang mempengaruhinya,

diharapkan dapat memberikan informasi dan koreksi bagi pengelola

UPTD Rusunwa, pengurus paguyuban Rusunawa dan warga

penghuni Rusunawa.

E. Penegasan Istilah

1. Sikap

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk berperilaku dalam acara tertentu yang di pilihnya (Walgito, 1998:109)

2. Toleransi

(18)

masing-masing (Malik, 2005:12). Jadi sikap toleran adalah sikap menghargai dengan sabar dan menghormati keyakinan agama atau kepercayaan kelompok lain.

3. Umat beragama

Umat adalah sekelompok orang yang saling bersatu dengan tuntutan dan ajaran para sesepuh dan pendahulunya. Sedang kan beragama adalah mempunyai keyakinan atau kepercayaan terhadap tuhan, dalam hal ini mempunyai beberapa keyakinan atau kepercayaan anatara lain Islam, kristen, katolik dan lain sebagaimnya. Jadi yang di makasud umat beragama adalah sekelompok orang yang mempunyai keyakinan atau mempunyai agama sesuai kepercayaan masing-masing.

F. Metodologi Penelitian

Untuk memepermudah dalam penulisan dan mendapatkan kesimpulan yang tepat, maka proses penulisan skipsi ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

(19)

2. Sumber data

Untuk memperoleh data digunakan sumber sebagai berikut :

a. Sumber data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari responden. Seperti yang diperoleh dari penghuni Rusunawa Cabean Kota Salatiga.

b. Sumber sekunder, yaitu data yang didapatkan bukan dari responden. Misalnya dari buku-buku, dokumen, majalah, jurnal, dan pustaka lain yang berkaitan dengan judul skripsi tersebut. 3. Teknik pengumpulan data

Dalam tehnik pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

a. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Abdurrohman, 2006:104).

Metode ini digunakan untuk menggali data -data langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung mengamati dan mencatat mengenai implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunama Kota Salatiga Tahun 2015. b. Metode Wawancara

(20)

diberikan oleh yang diwawancarai (Abdurrohman, 2006:105). Pada tehnik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subyek yang akan diteliti. Peneliti menanyakan suatu hal yang telah direncanakan kepada responden. Pada wawancara ini peneliti dimungkinkan melak ukan tanya jawab responden seperti pengelola Rusunawa, pengurus paguyuban dan warga atau penghuni Rusunawa Kota Salatiga.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya (Abdurrohman,2006:112). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data berkaitan dengan dokumentasi kegiatan penelitian dan dokumen yang ada di pengelola Rusunawa

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

(21)

manfaat penelitian, definisio operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Tinjauan Umum Tentang Sikap Toleransi Antar Umat Beragama. Meliputi pengertian toleransi, manfaat toleransi, sikap toleransi, factor yang mempengaruhi sikap toleransi dan konsep implementasi sikap toleransi.

BAB III Gambaran Umum Rusunawa Cabean Kota Salatiga Dan Kegiatan Di Rusunawa Berisi tentang profil umum Rusunawa Kota Salatiga, kegiatan kegiatan di Rusunawa Kota Salatiga dan sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Kota Salatiga.

BAB IV Analisis Terhadap Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama Pada bab ini menjelaskan analisis terhadap sikap-sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa dan faktor-faktor yang mendukung implementasi sikap toleransi anatar uamat beragama di Rusunawa.

(22)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG TOLERANSI

A. Toleransi Beragama

1. Pengertian toleransi

(23)

juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Toleransi berarti sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), (Kamus Besar B.Indonesia Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995). Sedangkan pengertian lain toleransi adalah koeksistensinya berbagai kelompok atau keyakinan di satu waktu dengan tetap terpeliharanya perbedaan-perbedaan dan karakteristik masing-masing (Malik,2005:12).

Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat. (Ajat Sudrajat, 2008:141).

Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “ikhtimal”, “tasamuh” yang artinya membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan (said, 2005:13).

Dasar-dasar al-Sunnah (Hadis Nabi) dikemukakan untuk menegaskan bahwa toleransi dalam Islam itu sangat komprehensif dan serba-meliputi. Baik lahir maupun batin. Toleransi, karena itu, tak akan tegak jika tidak lahir dari hati, dari dalam. Ini berarti toleransi bukan saja memerlukan kesediaan ruang untuk menerima perbedaan, tetapi juga memerlukan pengorbanan material maupun spiritual, lahir maupun batin. Di sinilah, konsep Islam tentang toleransi (as-samahah)

(24)

minan nas) yang ditopang oleh kaitan spiritual kokoh (hablum

minallāh). (Syamsul, 2009:5)

Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haq bil bathil (mencampuradukan antara hak dan bathil) yakni suatu sikap yang sangat dilarang dilakukan oleh seorang muslim, seperti halnya mengurusi agama atau keyakinan orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan diayat Al-Quran dibawah ini, Allah SWT

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,agamaku". (QS. Al-Kafirun ayat 1-6) (Depag, 1989:1112).

Toleransi dapat disimpulkan sebagai sikap menghargai dan menghormati setiap orang yang berbeda-beda secara kkepercayaan, tatacara ibadah dan memahami agama alin atau juga etnis, ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan maupun tingkah laku.

(25)

kepercayaan (dalam arti sesuatu di akui dan dterima sebagia kebenaran)yang tertinggi. Kepercayaan atau keimanan merupakan proses kejiwaan, dengan kepercayaan itu menangguhkan dan mengesampingkan segala sesuatu yang bersifat nonrasional terhadaap pernyataan dasar mengenai kehidupan. Oleh karena itu, kepercayaan merupakan gejala yang mengambil tempat di dalam alam fikiran setiap orang.

(26)

Agama tidak dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian yang terpisahkan dalam kehidupan manusia, ketika ia dijadikan reaksi terhadap keseluruhan wujud manusia, karena ia memuat berbagai ajaran dan tujuan dalam segala hal untuk kebahagian manusia. Sebaliknya, agama harus dirasakan dan difikirkan, ia harus dihayati, dan dijelmakan dalam tindakan keagamaan inididefinisikan sebagai pencarian akan realitas asli (Fauzi, 2007:5-6).

Pada dasarnya toleransi beragama diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat atau penghuni yang ada di Rusunawa untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat azas terciptanya ketertiban, keamanan dan perdamaian didalam lingkunagn Rusunawa Kota Salatiga.

2. Manfaat toleransi

Manfaat-manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi antara lain: a. Menghindari Terjadinya Perpecahan

(27)

menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.

Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT:

Artinya :”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa

Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah

mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-Imran:103)

Pesan universal ini merupakan pesan kepada segenap umat manusia tidak terkecuali, yang intinya dalam menjalankan agama harus menjauhi perpecahan antar umat beragama maupun sesama umat beragama.

b. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan

(28)

umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.

Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.

B. Sikap Toleransi

1. Pengertian Sikap Toleran

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 1994:109).

(29)

memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. (http= //hanstoe .wordpresscom /2009/ 02/21 / pengertian. sikap/).

Toleransi dalam bahasa inggris adalah toleration dan kata kerjanya adalah tolerat. Sedangkan dalam bahasa arab toleransi biasa disebut dengan ikhtimal, tasamuh yang artinya sikap membiarkan lapang dada. (http=//adnaabdullah.blogspot.com/2009/07/toleransi_04.html)

Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap toleran adalah kesiapan seseorang dalam bertindak untuk saling menghargai, menghormati, membolehkan pendirian ataupun keyakinan yang bertentangan dengan pendirian kita.

2. Ciri-ciri Sikap Toleran

Ciri – ciri sikap toleran Menurut Hasyim (1979:23) ciri – ciri sikap toleran sebagai berikut:

a. Mengakui hak setiap orang

Setiap manusia tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda dalam kehidupannya. Mengakui hak setiap orang merupakan suatu sikap mental yang mengakui bahwa setiap manusia berhak untuk menentukan sikap laku dan nasibnya masing – masing.

b. Menghormati keyakinan orang lain

(30)

tidak halus akan mengakibatkan orang lain bersikap hiprokit atau muafik.

c. Agree in disagreement (setuju dalam perbedaan)

Perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan karena memang perbedaan selalu ada didunia ini.

d. Saling mengerti

Tidak akan terjadi saling menghormati antar sesama orang lain bila tidak ada saling mengrti, saling membenci, saling berbuat pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lain.

e. Kesadaran dan kejujuran

Sikap toleransi menyangkut sikap dan kesadaran batin seseorang dan kesadaran jiwa menimbulkan kejujuran dan kepolosan sikap laku.

3. Pentingnya Sikap Toleran dalam Kehidupan Plural

(31)

keyakinan masing – masing, yang tetap menjaga kerukunan umat

Artinya:“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah maka sesumgguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al.Baqoroh : 256)

Dari kedua ayat di atas tentunya sudah jelas bahwa tidak adanya paksaan untuk memeluk suatu agama. Islam datang tidak hanya mempertahankan agamanya, akan tetapi juga harus mengakui keberadaan agama – agama. Karena hal ini bertujuan untuk menjaga kerukunan antar sesama serta menghormati antar pemeluk – pemeluk agama.

(32)

Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam kehidupan plural merupakan bagian usaha untuk menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntutan agama masing – masing.

Selain itu dengan adanya toleransi antara pemeluk agama masing masing dapat mewujudkan masyarakat yang religius. Keindahan masyarakat yang religius, tercermin dari adanya kerja sama antar sesama golongan dalam masyarakat itu sendiri. Islam memang merupakan agama misi, namun tetap menekankan sikap toleransi (tasamuh/tepa selira) dalam persebaran islam.

Islam melarang sikap permusuhan dan menebar kebencian diantara manusia, akan tetapi islam mengajarkan untuk saling bersikap toleran dan menghormati agama lain.Karena hal ini akan menghindarkan kekerasan dalam beragama.Kekerasan merupakam sebuah tindakan yang membahayakan manusia. Kekerasan akan menimbulkan prasangka, kekakuan dan kebekuan. Kekerasan merupakan awal perpecahan umat manusia, dan menggiring pada perselisihan internal (kedalam) dan eksternal (keluar) (Abdussami dan Tahir:120).

(33)

kehendak dan kemauan subyek pertama. Dengan pengertian, setaiap golongan umut beragama menerina golongan agama lain, tanpa memperhitungkan perbedaan, kelebihan atau kekurangan. Allah berfirman :

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari

seorang laki – laki dan seorang perempuan, dan

menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesunngguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar. (Qs. Al Hujurot : 13)

Dalam Al Qur’an pun juga dijelaskan bahwa setiap golongan untuk

bisa saling kenal – mengenal dengan golongan yang lain, tanpa memperhitungkan kekurangan serta perbedaan.

Kedua, sikap saling mempercayai merupakan kenyataan dan

pernyataan dari saling menerima. Hambatan utama dalam memelihara keharmonisan pergaulan yaitu bila hilang sikap saling mempercayai dan berganti dengan sikap saling berprasangka serta saling mencurigai.

(34)

hidup antar umat beragama akan tetap terpelihara yaitu dengan saling mempercayai antara satu golongan agama dengan agama lain.

Ketiga, prinsip berpikir positif. Dalam pergaulan, manusia selalu berhadapan dengan berbagai masalah. Tiap masalah mengandung nilai positif dan negatif yang memerlukan pemecahan. Dan penyelesaian. Karena itu, tiap pihak harus berusaha agar tiap masalah yang timbul dihadapi, dipecahkan dan diselesaikan secara obyektif dengan cara berpikir positif.

C. Faktot-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Sikap Toleransi

(35)



Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal.

(QS. Al Hujarat : 13) (Depag, 1989:847).

Ayat tersebut menunjukkan adanya ketatanan manusia yang essensial dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan yang memisahkan antara golongan yang satu dengan golongan yang lain, manusia merupakan tiap keluarga besar. Dalam memantapkan kerukunan hidup umat beragama perlu dilakukan suatu upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan hidup umat beragama secara mantap dalam bentuk :

a. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.

b. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.

(36)

pengamalan agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama.

d. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan.

Dari sisi ini maka kita dapat mengambil hikmahnya bahwa nilainilai kemanusiaan itu selalu tidak formal akan mengantarkan nilai pluralitas kearah upaya selektifitas kualitas moral seseorang dalam komunitas masyarakat mulya (Makromah), yakni komunitas warganya memiliki kualitas ketaqwaan dan nilai-nilai solidaritas sosial.

e. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.

(37)

g. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.

D. Macam-Macam Sikap Toleransi

Di dalam memaknai toleransi ini terdapat dua penafsiran tentang konsep tersebut. Pertama, penafsiran negatif yang menyatakan bahwa toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain baik yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan, yang kedua adalah penafsiran positif yaitu menyatakan bahwa toleransi tidak hanya sekedar seperti pertama (penafsiran negatif) tetapi harus adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang lain atau kelompok lain (Maskuri, 2001: 13). Selain itu toleransi mempunyai unsur-unsur yang harus ditekankan dalam mengekspresikannya terhadap orang lain. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan

(38)

dalam undang-Undang maupun dalam peraturan yang ada. Begitu pula di dalam memilih satu agama atau kepercayaan yang diyakini, manusia berhak dan bebas dalam memilihnya tanpa ada paksaan dari siapapun (Maskuri, 2001: 202).

2. Mengakui Hak Setiap Orang

Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam menentukan sikap perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap atau perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang lain, karenam kalau demikian, kehidupan di dalam masyarakat akan kacau. 3. Menghormati Keyakinan Orang Lain

Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan lain. Tidak ada orang atau golongan yang memonopoli kebenaran dan landasan ini disertai catatan bahwa soal keyakinan adalah urusan pribadi masing-masing orang.

4. Saling Mengerti

(39)

umat beragama yang didasarkan pada tiap-tiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri, mempunyai bentuk ibadah (ritual) dengan sistem dan cara tersendiri yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang pemeluknya atas dasar itu. Maka toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antara orang yang tidak seagama, dalam masalahmasalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum (Said, 2003:14). Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun. Secara teknis pelaksanaan sikap toleransi beragama yang dilaksanakan di dalam masyarakat lebih banyak dikaitkan dengan kebebasan dan kemerdekaan menginterprestasikan serta mengekspresikan ajaran agama masing-masing.

5. Kebebasan Beragama

(40)

Untuk itu di dalam menganut atau memilih suatu agama tidak bisa dipaksakan oleh siapapun. Di Indonesia dalam peraturan undang-undang disebutkan pada pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiapm penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu". Hal ini jelas bahwa negara sendiri menjamin penduduknya dalam memilih dan memeluk agama ataum keyakinannya masing-masing serta menjamin dan melindungi penduduknya di dalam menjalankan peribadatan menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Masyarakat Islam memiliki sifat yang pluralistik dan sangat toleran terhadap berbagai, kelompok sosial dan keagamaan karena hidup bermasyarakat merupakan suatu kebutuhan dasar hidup manusia agar tujuan hidup manusia dapat diwujudkan, karena bila terbentuk suatu kehidupan berdasarkan persaudaraan, penuh kasih sayang dan harmoni (Munir, 1989:50). Toleransi pada kaum muslimin seperti yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut: 1. Tidak boleh memaksakan suatu agama pada orang lain

(41)

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah

Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah

apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah menjadi penyembah

Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,

agamaku". (QS. Al-Kafirun ayat 1-6)(Depag, 1989:1112).

Disitu dijelaskan bahwa orang-orang muslim tidak menyembah apa yang di sembah oleh orang-orang kafir, begitu pula orang-orang kafir tidak menyembah apa yang di sembah oleh orang muslimin. Disitu juga dijelaskan bahwa bagi kita agama kita (orang muslim) dan bagi mereka agama mereka (orang kafir).

2. Tidak boleh memusuhi orang-orang selain muslim atau kafir

Perintah Nabi untuk melindungi orang-orang selain muslim seperti yang dilakukan oleh Nabi waktu berada di Madinah. Kaum Yahudi dan Nasrani yang jumlahnya sedikit dilindungi baik keamanannya maupun dalam beribadah. Kaum muslimin dianjurkan untuk bisa hidup damai dengan masyarakat sesamanya walaupun berbeda keyakinan.

3. Hidup rukun dan damai dengan sesama manusia

(42)

pada sesama manusia baik yang beragama Islam maupun yang beragama Nasrani atau Yahudi (Yunus, 1994:5).

4. Saling tolong menolong dengan sesama manusia

Dengan hidup rukun dan saling tolong menolong sesama manusia akan membuat hidup di dunia yang damai dan tenang. Nabi memerintahkan untuk saling menolong dan membantu dengan sesamanya tanpa memandang suku dan agama yang dipeluknya. Hal ini juga dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut:

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah : 2) (Depag, 1989:156)

(43)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

E. Gambaran Umum Rusunawa

1. Profil umum rusunawa

(44)

Proses pembangunan rusunawa pada awalnya ditolak oleh warga sekitar rusunawa dengan beberapa alasan, tetapi pemkot salatiga berhasil memberi penjelasan dan manfaat dengan dibangunya rusunawa di kota Salatiga, rusunawa adalah permukiman, bukan pabrik atau industri dan pemkot membangun di tanah milik pemkot sendiri.Pembangunan rusunawa ini adalah pengajuan pemkot Salatiga kepada pemerintah pusat, jadi dana pembangunan rusunawa ini berasal dari APBN. Usaha yang dilakukan untuk mencari dana pembangunan Rusunawa itu tidak gampang, karena proposal diajukan tahun 2007 dan di acc oleh pemerintah pusat lewat Kementrian PU dan dilaksanakan pembangunanya oleh Pemkot Salatiga Dinas Cipta Karu.

Rusunawa yang akan dibangun di Cabean, nantinya dipergunakan untuk penduduk Salatiga yang berpenghasilan rendah dan belum memiliki rumah sendiri. Rusunawa itu juga akan dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) tersendiri. Bangunan berupa dua twin block lima lantai berkapasitas 192 unit kamar dengan luas 24 meter persegi dan terdiri empat lantai. Lantai dasar digunakan untuk fasilitas umum (fasum) dan lantai pertama hingga lantai keempat digunakan untuk tempat tinggal para penghuni.

(45)

Drs. Tejo Suprianto, Kasatlantas Polres Salatiga, Camat, Muspika, Lurah, dan tokoh masyarakat di RT 03 RW 14, Cabean, Kelurahan Mangunsari. dan sebelum peresmian secara simbolis oleh wali kota semua warga yang telah terdaftar sebagai penghuni rusunawa telah bertempat tinggal di rusunawa yaitu mulai awal bulan Desember 2012.

Walikota menyampaikan ucapan selamat kepada penghuni

rusunawa yang baru saja menempati rumahnya.“Semoga fasilitas

hunian ini bisa menjadi tempat yang layak bagi bapak dan ibu semua. Saya berdoa semoga Rusunawa ini hanya menjadi hunian sementara, istilahnya mampir ngombe saja, sehingga bapak ibu semua bisa membeli lahan untuk membangun rumah sendiri tanpa harus menyewa, diharapkan warga Rusunawa dapat berbaur dengan warga

asli Cabean sehingga tercipta masyarakat yang harmonis,” doa

Walikota.

Penghuni atau warga rusunawa kita bersama-sama manfaatkan Rusunawa ini dengan sebaik-baiknya dan menjaga bersama fasilitas yang ada.Jangan mentang-mentang telah membayar terus acuh terhadap Rusunawa ini.

(46)

rusunawa. Kamar yang ada di rusunawa telah penuh, pengelola juga telah memberikan peraturan tentang penggunaan kamar sewa rusunawa bagi penyewa, hal ini diharapkan semoga gedung tetap terjaga keindahannya dan tetap terjaga bangunannya.Penghuni rusunawa ini bermacam macam dari segi pekerjaan, kepercayaan dan asal mula, tetapi lebih banyak pekerja atau buruh yang ada di rusunawa.

2. Pengelola dan Penghuni

Pengelola rusunawa adalah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga yang dalam hal ini dilaksanakan oleh UPTD Rusunawa, pengelola mempunyai tanggung jawab untuk mengelola rusunawa, dari segi kebersihan, kelayakan hunian, perawatan gedung, pendataan penghuni atau warga rusunawa, member surat tagihan, melayani pembayaran sewa air dan listrik, dan memberikan kegiatan dan fasilitas kepada penghuni rusunawa.

(47)

3. Sarana Prasarana

Berikutadalah data saranadanprasarana yang ada di Rusunawa Kota Salatiga.

No Jenis Barang Jumalah Keterangan

1. Gedung Rusunawa 2 Gedung Baik

2. Kamar Rusunawa 192 kamar Baik

3. Kantor UPTD 1 kantor Baik

4. Kantor Kepala UPTD 1 kantor Baik 5. Kantor Cleaning Servis 2 kantor Baik

6. Toilet umum 2 Buah Baik

7. Tempat Parkir 4 temapat Baik

8. Mushola 1 buah Baik

9. Tempat Tenis meja 1 buah Baik

10. Lapangan voly 1 buah Baik

11. Ruang pertemuan 2 buah Baik

12. Papan Informasi 4 buah Baik

Sarana prasarana yang sifatnya umum. Adapun kamar huniaan berisi ruang tamu , ruang istirahat atau tidur, ruang dapur, kamar mandi dan tempat jemur.

4. Teknis persewaan

(48)

No Lantai Beban Sewa

1. Lantai I 150.000,-

2. Lantai II 130.000,-

3. Lantai III 110.000,-

4. Lantai IV 90.000,-

Adapun sewa diatas adalah sewa tempat perbulan, belum termasuk bayar tagihan listrik dan air, sesuai dengan kebutuhan masing masing. 5. Penghuni Rusunawa

Penghuni rusunawa Cabean Kota Salatiga terdiri dari beberapa unsur dan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini nampak dari kegiatan keseharian yang bersifat individu atau pekerjaan seperti PNS, karyawan, buruh pabrik, pengusaha, pedagang, wirasuasta, ibu rumah tangga atau yang lain, mereka campur menjadi satu yaitu menjadi penghuni rusunawa. Dalam hal agama atau kepercayaan juga tidak Cuma ada satu agama atau kepercayaan, hal ini sebagai bukti bahwa rusunawa ini adalh milik masyarakat secara umum bukan milik kelompok, dalam segi agama ada penghuni yang memeluk agama Islam da nada penghuni yang memeluk agama Kristen dan ada yang mempercayai aliran.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil 11 Responden penelitian yaitu sebagi berikut :

(49)

1. Bapak Sujisno Ketua Paguyuban

TB I Lt I No 01

2. Bapak Aji Nugroho Islam TB I Lt I No 13 3. Bapak Agustinus Yulius Kristen TB I Lt III No 11

4. Ibu Maimunah Islam TB II Lt II No 15

5. Ibu Sri Mulyani Kristen TB I Lt IV No 05

6. Bu Erti Kristen TB I Lt IV No 22

7. Mas Fais Islam TB I Lt IV No 20

8. Mas Doni Saragi Krisren TB II Lt Iv No 22

9. Mas Candra Kristen TB I Lt III No 12

10. Bapak Sudaji Islam TB II Lt III No 07 11. Mas Mustagfirin Islam TB I Lt IV No 20

12. Mas Irwan Islam Kantor UPTD

Sedangkan data jumlah penghuni rusun secara terperinci belumada, tetapi seluruh unit kamar yang ada dirusunawa telah dihuni dan ditempatim jadi ada 192 Kepala keluarga yang menjadi penghuni rusunawa.

F. Kegiatan – kegiatan di Rusunawa

1. Kegiatan sosial

Kegiatan yang ada dirusunawa bermacam-macam, adapun kegiatan yang sifatnya sosial antara lain (W I):

a. Bersih-bersih halaman rusunawa

(50)

b. Iuaran untuk dana sosial

Iuaran ini sifatnya adalah wajib bagi semua penghuni rusunawa jika ada salah satu dari warga rusunawa membutuhkan bantuan, lagi mempunyai hajat, kena musibah dan lain-lain.

c. Peringatan harlah rusunawa

Kegiatan ini dilakukan setahun sekali dalam rangka memperingati harlah rusunawa atau dalam rangka memperingati peresmian

rusunawa, kegiatan ini seperti do’abersama, jalan santai, tanggap

reog atau jatilan, lomba-lomba. d. Peringatan 17 Agustus

Dalam memperingati 17 Agustus warga rusunawa bekerja bakti dan iuran bersama untuk mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati 17 Agustus.

e. Rapat Bulanan

Rapat ini di ikuti oleh penghuni rusunawa, dalam kegiatan ini membahas tentang kegiatan rusunawa, permasalahan-permasalahan sehari-hari di rusunawa, evaluasi kegiatan di rusunawa dan lain sebagianya.

f. Sanggar anak-anak

(51)

g. Posyandu dan Arisan

Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekai di aula rusunawa kota Salatiga, sedangkan kegiatan arisan diikuti oleh ibu-ibu yang ada di rusunawa adakalanya arisan satu lantai adakalanya arisan satugedung, sesuai dengan kelompok masing-masing.

h. Bank sampah

Yaitu tempat untuk mengumpulkan sampah sesuai dengan jenisnya, dan nanti diganti uang sesuai dengan jenis dan bobot sampahnya. Uang ini digunakan untuk kegiatan yang ada di rusunawa.

2. Kegiatan Keagamaan a. Sholat tarawih

Kegiatan ini dilakukan apabila bulan Ramadhan, kegiatan ini diikuti oleh warga yang beragama islam, dan dalam kegiatan ini juga terdapat kultum yang disampaikan oleh sesepuh rusunawa, dan warga yang beragama muslim di minta shodaqoh makanan atau jajan secara bergantian (W II).

b. Yasinan

Kegiatan ini dilakukan di mushola rusunawa, dilakukan setiap

(52)

pelaksanaan setelah sholat magrib berjamaah di mushola, dan di ahiri dengan kajian kajian islami.

c. Pengajian rutin ibu-ibu

Pengajian ini dilakukan setiap satu bulan sekali di adakan di mushola atau di aula rusunawa yang di ikuti ibu-ibu muslimah rusunawa.

d. Peringatan Natal

Kegiatan ini dilakukan oleh umat Kristen atau Nasrani yang ada di rusunawa kota Salatiga, kegiatan ini dilakukan setahun sekali dalam rangka memperingati hari natal (W III).

e. Sholat jama’ah

Sholat jama’ah ini dilakukan di mushola rusunawa, dilakukan

setiap waktu sholat tiba, dan di lanjutkan dengan ngaji bersama yang di ikuti anak-anak rusunawa, dalam rangka belajar Al Qur’an. f. Ibadah kebaktian

Ibadah ini dilakukan oleh warga rusunawa yang beragama Kristen atau Nasrani, kegiatan ini berpindah pindah sesuai dengan jadwal yang sudah di agendakan oleh pengurus, dan kegiatan warga nasrani secara bersama kadang di tempat warga nasrani ataujuga di aula rusunawa (W V).

(53)

Kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali, di ikuti oleh warga yang beragam Kristen atau Nasrani, kegiatan ini berpindah-pindah dari satu tempat tinggal warga ketempat tinggal warga Kristen yang lain.

Dalam penelitian ini penelti melibatkan Pengelolaatau UPTD, Pengurus Paguyuban, pemeluk agama Islam dan Kristen.

BAB IV

SIKAP TOLERAN ANTAR UMAT BERAGAMA

G. Implementasi Sikap Toleransi di Rusunawa

Dalam peneiltian ini penulis meneliti beberapa sikap toleransi yang ada dan di lakukan oleh antar umat beragama yang ada di rusunawa. Diataranya sikap toleransi ini adalah:

1. Menghormati keyakinan orang lain

2. Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan 3. Saling membantu antara umat beragama

4. Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti 5. Hidup rukun dan damai

(54)

Dalam implementasi sikap toleransi antar umat beragama akan di bahas di bab selanjutnya.

Ada beberapa sikap toleransi yang sudah di implementasikan oleh warga atau penghuni rusunawa dengan warga lain yang berbeda agama, implementasi sikap toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa adalah sebagai berikut

1. Menghormati keyakinan orang lain

Dalam menjalani rutinitas di rusunawa warga saling bertemu, saling berkumpul dan saling bekerjasama karena mereka hidup bersama-sama dalam menjalani kegiatan di rusunawa. Kebanyakan dari warga yang tinggal dirusunwa pada awalnya tidak faham dengan apa agama yang dianut oleh tetangga atau penghuni yan lain mereka lebih mengutamakan persaudaraan dan pengenalkan dengan tetangga dan lingkungan sekitar, lama kelamaan juga bisa faham (W 3).

(55)

Rasa saling menghormati keyakinan antar umat beragama saling dijaga, karena mereka faham bahwa kita hidup bersama-sama di tempat yang sama maka harus bisa saling menghormati dalam hal agama atau keyakinan masing-masing (W IV). Hal ini menandakan bahwa implementasi sikap saling menghormati keyakinan agama lain yang ada di rusunawa telah berjalkan dan saling membutuhkan.

2. Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan. Ada banyak sekai kegiatan-kegiatan yang ada di rusunawa baik dalam segi kegiatan sosial maupunkegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan yang ada di rusunawa timbul dari pemeluk agama masing-masing, yang berusaha membuat kegiatan keagamaan yang dapat di laksanakan secara pribadi maupun secara bersama-sama. Dalam melaksanakan kegiatan keagamaan pengurus atau ketua kelompok agama di berikan kebebasan dalam menjalankan kegiatan kegiatan keagamaan (W I).

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh pemeluk agama yang ada di rusunawa ini, seperti kegiatan keagamaan yang sifatnya pribadi seperti orang muslim sholat,

membaca Al Qur’an dengan suara keras orang non muslim tidak

merasa terganggu justru mereka mempersilahkan untuk meneruskan dan menjaga kegiatan tersebut (W V).

(56)

menyalahkan apa yang dilakukan oleh orang Nasrani karena menurut mereka menjalankan kegiatan keamaan itu adalah kewajiban setiap pemeluk agama (W VII). Ini menandakan bahwa warga rusunawa mempunyai kebebasan dalam menjalankan ibadah secara pribadi dan sesuai dengan keyakinan pribadi-pribadi.

Begitu juga ketika kegiatan keagamaan yang sifatnya bersama-sama pengikut agama atau kepercayaan meminta izin dulu dengan pengurus paguyuban atau dengan UPT rusunawa selaku pengelola rusunawa (W I). Seperti ketika umat orang Muslim mengadakan kegiatan keagamaan Yasinan maka harus izin dengan pengurus paguyuban atau pengurus UPT rusunawa, pengurus UPT juga memperbolehkan dan malah memberi fasilitas mushola untuk beribadah orang-orang muslim (W X). pemeluk agama lain juga sama di berikan kelonggaran dan kebebasan dalam menjalankan ibadah keagamaan sesuai dengan praktek ajaran agama orang muslim, seperti ibadah kebaktian yang dijalankan oleh orang Nasrani atau Kristen (W III).

(57)

3. Saling membantu antar umat beragama

Kehidupan bermasyarakat dengan orang banyak adalah hal yang tidak bisa di pungkiri, karena sifat manusia yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain, tetapi bagaimana ketika orang yangmembantu itu adalah orang yang tidak seagama. Hal ini terjadi di rusunawa kota Salatiga, banyaknya penghuni, banyaknya kegiatan membuat sosialisasi dan interaksi sering terjadi.

Hal ini terjadi ketika salah seseorang dari anggota rusunawa membutuhkan bantuan yang lain, maka warga rusunawa tidak pandang pilih untuk membantu entah itu beda agama atau tidak (W VI). Seperti ketika tetangga membutuhkan bantuan dana, bantuan tenaga maupun bantuan barang maka bagaiman caranya agar bisa membantu.Bantuan yang diberikan entah sesuai dengan kehendak yang dibantu atau tidak tapi kita niat membantu semaksimal mungki tanpa melihat latar belakang agama (W V).

(58)

Kegiatan besar lain seperti ketika ada salah satu dari penghuni rusunawa yang beragama Islam mempunyai hajat walimah maka semua warga baik muslim atau non muslim ikut membantu bersama-sama (W V). Begitu pula ketika warga pemeluk agama Kristen atau nasrani membuat kegiatan keagamaan yang besar orang orang muslim juga ikut membantu dalam menyiapkan acara seperti membantu masak, nyuci piring, membersihkan tempat acara tetapi tidak ikut acara ibadahnay a (W IV).

4. Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti

Manusia mempunyai hak yang berbeda-beda, kebebsan dalam melakukan kegiatan keseharian adalah hak dari manusi tersebut. Hak itu juga yang dirasanakan penghuni rusunwa, bagaimana dalam menjalani hidup bersama ini saling memahami dan saling mengerti apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan oleh tetangga. Bahwa penghuni rusunawa mempunyai hak untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, bekerja dan melaksanakan kegiatan ibadah, maka harus ada rasa saling memahami atau mengerti dengan yang lain.

Memperbolehkan orang muslim untuk melaksanakan kegiatan

jama’ah sholat di mushola dan memanfaatkan mushola dengan

(59)

Kegiatan yang sifatnya individu baik kegamaan ataupun sosial juga dilakukan oleh orang-orang nasrani yang ada di rusunawa, orang muslim juga memberikan kebebasan dan mempersilahkan untuk menjalankan kegiatan tersebut (W X). hal ini mengambarkan bahwa memahami kalau setiap manusia mempunyai hak adalah perlu di mengerti dan di aplikasikan oleh masyarakat rusunawa yang berbeda agama.

5. Hidup rukun dan damai

Setiap manusia pasti menginginkan kerukukan dan kedamaian dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini.Begitu pula masyarakat yang ada dirusunawa, dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dengan saling rukun dan tanpa ada perselisihan apapun, hal ini terbukti bahwa selama ini keseharian yang di lalui di rusunawa penuh dengan kerukunan antar umat Bergama dan adanya kedamaian yang tenang dan nyaman dan aman (W III).

Dalam aktifitas sehari-hari dapat dilihat bagaimana interaksi hubungan orang Muslim dengan Nasrani, ketika bertemu saling menyapa, saling senyum, ketika ngobrol saling menerima pendapat dan memahami hak orang lain dan saling gotong royong (W II), hal ini mewujudkan bahwa kerukunan dan rukun di butuhkan oleh penghuni rusunawa terutama kerukunan antar umat beragama yang ada di rusunawa, dalam rangka mengimplementasikan sikap toleransi.

(60)

Beragama dan memilih agama adalah kebebasa orang lain, maka pemeluk agama dalam menjalankan agama yang di ikuti tidak memusuhi dan menyalahkan agama lain. Dalam kegiatan sehari-hari warga rusunawa berfokus kepada urusan pribadi-pribadi masing masing dan urusan pekerjaannya mereka tidak memikirkan apalagi menyalahkan untuk memusuhi agama lain selain yang di peluknya (W II).

Factor kejawaan juga mempengaruhi proses interaksi sehari-hari di rusunawa, ada tujuan bersama-sama untuk saling menjaga, menghormati, sopan santun dan memeliharah kehidupan rusunawa yang rukun maka faktor kejawaan atau sopan santun orang jawalah yang mebuat rasa saling memiliki, berteman dan tidak saling menyalahkan terjaga dan terus ada di rusunawa (W I).

Dalam kegiatan keagamaan juga ada rasa saling mengerti dan mengalah, ketika ada acara keagamaan yang bersamaan maka harus mengalah dan professional (W III), seperti ketika orang muslim mengadak kegiatan ternyata orang Kristen juga mengadak kegiatan maka salah satu harus mengalah entah mengundurkan waktu atau mengganti waktu acara atau dengan mengganti acara lain yang tidak mengganggu dengan acara orang muslim.

7. Menjaga kemanan dan ketenangan

(61)

kerja sama dan saling memuliki antara penghuni rusun dengan pengelola rusunawa (W IX). Hal ini dilaksanakan dengan mengadakan rapat bersama-sama anatara warga rusun yang berbeda-beda agama untuk bersama-sama membuat kegiatan dalam rangka menjaga keamanan dan ketenangan atau menbuat aturan aturan yang di sepakati bersama dalam rangka mewujudkan keamanan (W VIII).

Hal ini dapat dilihat selama ini dalam interaksi antar umat beragama belum ada konflik antar umat beragama satu dengan yang lain (W IV), hal ini dapat terwujud karena proses toleransi yang terus berjalan dan slaing menghormati sebagai satu pondasi dalam menjaga kebersamaan yang ada di rusunwa. Dan belum pernah ada salah satu oknum agama yang menghalang-halangi kegiatan keagamaan dan berbuat negatif dalam rangka menggagalkan kegiatan kegamaan yang ada di rusunawa.

Inilah implementasi sikap toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa kota Salatiga, yang selalu berjalan dan di sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi oleh penghuni rusunawa dalam mengimplementasikan sikap tolrensi dengan penghuni satu atau warga lain yang beda agama.

H. Faktor-foaktor yang Mempengaruhi Implementasi Sikap Toleransi di

(62)

Dalam mengimplementasikan sikap toleransi antar umat beragama di rusunwa ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya implementasi sikap toleransi antar umat beragama:

h. Memperkuat dasar-dasar kerukunan antar umat beragama serta pengelola rusun dan paguyuban rusunawa dalam rangka menjalankan kehidupan yang penuh dengan rasa toleransi dan bersikap toleran. Dalam pelaksanannya kegiatan yang ada dirusunawa melibatkannsemua penghuni rusunawa yang berbeda-beda agama, dan saling menerapkan sikap kerukunan antar umat beragama dalam setiap kegiatan dan didalam kehidupan sehari-hari (W II).

i. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, aman, damai dan rukun dalam rangka memantapkan hubungan persaudaraan antar penghuni rusunawa dan penghayatan agama dalam rangka pengamalan ajaran agama masing masing. Dalam setiap kegiatan yang ada dirusunawa dilakukan dengan guyub, rukun dan dalam suasana yang kondusif, baik kegiatan yang sifatnya dilaksankan oleh semua penghuni rusun ataupun kegiatan yang sifatnya dilaksanakan oleh kelompok agama masing-masing, seperti kegiatan keagamaan kebaktian, kegiatan kelompok persekutuan atau kegiatan penghuni yang Bergama Islam (W III).

(63)

dan fikiran atau gagasan .Dari sisi ini maka kita dapat mengambil manfaatnya bahwa dalam komunitas masyarakat, yakni komunitas warganya rusunawa memiliki kualitas ketaqwaan, mengamalkan ajaran agama dan nilai-nilai solidaritas sosial yang tingi.

k. Melakukan pendalaman ilmu keagamaan dan mempelajrai sikap sikap toleran yang dapat menumbuhkan toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa. Hal ini dilakukan oleh penghuni rusunawa disetiap kegiatan keagamaannya, dalam kegiatan keagamaan misal yang ada di agama Islam dalam setiap kegiatan agama Islam seperti Yasinan atau pengajian rutin ibu-ibu disitu ada sesi moidhoh hasanah oleh seorang ustadz yang memberikan ilmu atau pengetahuan tentang kehidupan yang saling menghargai, gotong royong dan saling menghormati (W II). l. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat di rusunawa, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan hiasan yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.

m.Membuat kegiatan atau acara yang dapat mengumpulkan semua warga seperti peringatan Harlah rusunawa, memperingati tujuh belas agustus dan pertemuan bulanan. Hal ini dilakukan sebagi bentuk rasa memiliki warga atau penghuni rusunawa terhadap rusunawa itu sendiri, bagaiman penghuni dapat bersama-sama bekerja dan memelihara dan membuat kegiatan rusunawa secara bersama-sama (W X).

(64)

toleransi antar umat beragama. Penghuni rusunawa dalam kehidupan sehari-hari masih menerapkan sopan santun, saling menghormati dan menghargai. Hal sederhana yang biasa dilakukan npenghuni rusunawa adalah saling sapa, saling Tanya kabar dan saling bertamu atau mengunjungiu (WI).

o. Penghuni rusunawa lahir dari berbagai golongan sosial maka membutuhkan asas kebutuhan dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari status pekerjaan penghuni rusunawa ada yang bekerja sebagai karyawan kantor, buruh pabrik, guru, ibu rumah tangga, wirasuwasta dan lain-lain yang mana hal tersebut bisa mempengaruhi kebutuhan mereka terhadap yang lain, seperti ketika penghuni yang kurang mampu terkena musibah, maka penghuni lain saling memberikan bantuan terhadap penghuni yang terkena musibah tersebut. (W IV).

I. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilakukan oleh peneliti banyak mengalami keterbatasan, diantaranya :

1) Cara memperoleh data, data yang ada di pengelola Rusunawa Cabean Kota Salatiga belum terbukukan, jadi peneliti harus membuka data satu persatu berkaitan dengan data tentang rusunawa.

2) Dalam pelaksanaan observasi dan wawancara penghuni rusunawa banyak yang kerja dan waktunya terbatas.

(65)

4) Segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti berupa sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori kurang maksimal sehingga ini menjadi kekurangan dan keterbatasan peneliti.

5) Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian belum bisa tinggal di rusunawa selama waktu penelitian.

BAB V

PENUTUP

J. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan pembahasan-pembahasan tersebut di atas mengenai Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Rusunawa Kota Salatiga Tahun 2015), maka dapat penulis dapat menyimimpulkan hasil penelitian bahwa :

(66)

penghuni rusunawa kota Salatiga di antaraya adalah menghormati keyakinan orang lain, memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan, Saling membantu antara umat beragama, mengakui hak setiap orang dan saling mengerti, hidup rukun dan damai, tidak memusuhi agama lain, menjaga kemanan dan ketenangan. Implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa telah dilakukan dan dimiliki oleh warga atau penghuni rusunawa kota Salatiga. Sikap toleransi yang ada di rusunawa kota Salatiga telah ada dan diterapkan mulai rusunawa baru di tempati dan sampai sekarang, terbukti tidak adanya maslah atau konflik yang mengatas namakan kegamaan.

2. Faktor-foaktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Kota Salatiga antara lain: Telah tertanam dalam fikiran penghuni rusunawa bahwa tinggal di rusunawa membutuhkan orang laian dan harus tetap menjaga keutuhan, kerukunan, kebersamaan, kedamaian, ketenangan, keamanan dan saling menghormati dalam rangka menjaga persaudaraan dengan penghuni atau warga yang lain. Sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan bagi warga rusunawa untuk melaksanakan sikap toleransi antar umat beragama. Mengamalkan ajaran agama tentang bagaiamana sikap toleran antar umat beragama.

(67)

1. Pengelola UPT Rusunawa, dalam melaksanakan kegiatan yang sifatnya membutuhkan semua warga rusunawa maka ada sosialisasi yang jauh jauh hari dan lebih melibatkan semua unsur yang ada di rusunawa. Melengkapi arsip data yang ada di rusunawa dan di jadikan bank data UPTD Rusunawa kota Salatiga. Sering silaturohim atau berkomunikasi dengan warga atau penghuni rusunawa.

2. Pengurus paguyuban atau TB, lebih sering membuat kegiatan yang sifatnya melibatkan semua unsur yang ada di rusunawa. Membuat forum public hearing dengan pengelola untuk warga penghuni rusunawa

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Maskuri, 2001. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan: Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Al Munawar, Said Agil Husain. 2005. Fikih Hubungan Antar Agama:Ciputat Perss, Jakarta.

Ajat Sudrajat, 2008. Din Al Islam: Yogyakarta UNY Press.

Fatoni, Abdurrahman, 2006. Metode Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi: PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Hasyim, Umar. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan dalam Islam: Sebagai Dasar

Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama. Surabaya.

http://www.docstoc.com/docs/21541975/Aktualisasi-Kerukunan-UmatBeragama.18/Mei/2010

(http=//adnaabdullah.blogspot.com/2009/07/toleransi_04.html)

Imaroh, Muhammad, 1999.Islam dan Pluralitas: Gema Insani Press,Jakarta.

Kartono, Kartini, 1990. Pengantar Metodelogi Riset Sosial: Bandung, Mandar Maju.

Marimba, Ahmad. 1986. Pengantar Filsafat Islam: Bandung: Al ma’arif.

Ma'arif, Syamsul, 2005. Pendidikan Pluralisme di Indonesia: Logung Pustaka, Yogyakarta

Madjid, Nurcholis, 1993. Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan Pemikiran

NurcholisMuda: Mizan, Bandung.

Munir, Abdul, 1989. Pokok-pokok Ajaran NU: Ramdhani, Solo

Porwadarminta, W.J.S, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Balai Pustaka, Jakarta

(69)

Thuless, Robert H.1992. Pengantar Psikologi Agama:CV Rajawali Pers, Jakarta. Usman, Fatimah, 2002. Dialog Pluralisme Agama:LKIS, Yogyakarta.

Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Andi Offset, Yogyakarta.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 1989. Al-Qur‟an dan

Terjemahannya,Departemen Agama.

(70)

CURRICULUM VITAE

Nama : Abdul Ghoni

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 01 Januari 1989

Alamat : Jl Ronggolawe No 16 Jatisari Gedanganak Ungaran Timur Kab Semarang

Nomer Hp : 085727158134

Email : gus,ghoni@yahoo.com. gus.ghoni@gmail.com

Pendidikan :

1. MI gedanganak (1996 - 2002) 2. MTs N Susukan (2002 - 2005) 3. MAN Temanggung (2005 - 2008) 4. STAIN Salatiga (2008 - 2015)

Pengalaman Organisasi :

1. Pengurus Lembaga Dakwah Kampus LDK STAIN Salatiga

2. Pengurus JQH STAIN Salatiga

3. Ketua Al Khidmah Kampus Kota Salatiga

(71)

WAWANCARA

Nama : Petugas UPTD Jeniskelamin : Laki-laki Waktu : 11.40 WIB

Hari/Tanggal : Rabu, 28 Januari 2015 Tempat : Kantor UPTD Rusunawa Agama : Islam

Kode : W XII

1. Mengapa rusunawa ini dibangun? Dan apa manfaatnya?

Karena kebutuhan kota Salatiga untuk memberikan tempat tinggal kepada warga kota Salatiga yang belum mempunyai tempat tinggal tetap. Manfaatnya banyak sekali di antaranya untuk tempat tinggal bagi warga yang kurang mampu, tempat bermasyarakat dll

2. Siapakah penghuni rusunawa kota Salatiga? Warga kota Salatiga dan juga dari luar Salatiga

3. Dalam segi agama, ada berapa agama yang diikuti oleh penghuni rusunawa?

Ada Islam, Kristen, Nasrani dan aliran kepercayaan

4. Apabila UPT mengadakan kegiatan atau acara dirusunawa, bagaimana respon pengguni rusunawa yang berbeda agama?

Mereka sangat antusias tidak memandang agama yang lain apa, semua bersama dan kompak.

5. Bagaiamana kalau masing-masing agama mengadakan kegiatan keagamaan di rusunawa? Bagaimana prosedurnya?

(72)

6. Kegiatan keagamaan seperti apa yang biasanya dilaksanakan? Bagaimana tanggapan dari UPT Rusunawa?

Kalau dari Islam banyak ada sholat jama’ah, sholat tarawih, yasinan,

tahlilan, pengajian, dari Kristen ada kebaktian bersama, kelompok persekutuan dan lain –lain. Dari rusunawa mendukung toh warga juga mendukung dan tidak ada masalah.

7. Bagaimana keadaan toleransi Beragama di rusunawa?

Keadaan toleransi di Rusunawa sangat baik. Dan sudah berjalan sejak awal rusunawa di huni

8. Apakah penghuni rusunawa sudah menerapkan sikap toleransi antar umat beragama?

Sudah, kehidupan sehari-hari di rusunawa antar agama saling bertoleransi, saling menerapkan sikap toleransi dan mempunyai anggapan bersama tentang makhluk sosial.

9. Apa yang dilakukan oleh UPT, agar sikap toleransi antar umat beragama di rusunawa tetap terjaga?

Ya memberikan izin kegiatan keagamaan di aula rusunawa, memberikan kegiatan yang dilakukan bersama-sama antar agama, mencoba sering ngobrol kepada masing-masing pemeluk agama yang ada di rusunawa.

Referensi

Dokumen terkait

Wang Sutrisno, September 2000 Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas dan Return Saham -Likuiditas -Return Saham -Uji Beda Dua Rata – Rata -Regresi Berganda

pendekatan relationship marekting dalam upaya pencapaian loyalitas nasabah (customer loyality) meliputi, kepercayaan (trust), komitmen (commitment), komunikasi

Sport je danas vrlo respektabilna aktivnost zbog čega se istražuje i kao posebna djelatnost kroz razvoj specifičnog oblika turizma koji se naziva sportski

Berikut akan dijelaskan 4 macam diagram yang paling sering digunakan dalam pembangunan aplikasi berorientasi object, yaitu use case diagram, sequence

Analisis bivariat bertujuan mempresentasikan hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi

Menurut Masganti (2013), pemilihan lahan gambut sebagai pemasok bahan pangan pada masa mendatang didasarkan atas pertimbangan (1) produktivitas masih rendah, (2)

mendapatkan data yang valid dilakukan

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Fiin chambers dan IQ chambers memiliki kemampuan yang sama baik dalam mendeteksi sensitizer penyebab DKA di RSUPMH