• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1 Paradigma dan Metode Penelitian

Fokus penelitian adalah menganalisa dan mengkaji seberapa besar pengaruh konfigurasi dan komposisi lansekap ruang kota serta pembayangan yang dihasilkan oleh komposisi dan konfigurasi lansekap ruang kota terhadap sistem lingkungan termal perkotaan di daerah tropis lembab. Dengan tujuan akhir menghasilkan model sistem lingkungan termal perkotaan. Berdasarkan fokus dan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini lebih kearah paradigma postpositivistik. Selain itu, penelitian ini juga bergantung pada manipulasi fenomena yang diukur dengan angka. Menurut Groat dan Wang (2002), penelitian seperti ini dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif.

Pemilihan paradigma postpositivistik pada penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut (Groat dan Wang, 2002) :

 Mengutamakan Validasi Internal dan Eksternal

Penelitian ini menggunakan standar nilai kebenaran berupa validitas internal melalui pengujian kesamaan data berupa konfigurasi dan komposisi lansekap ruang kota serta kondisi termal yang terjadi sesuai dengan kondisi nyata atau fenomena yang terjadi. Validitas eksternal didapatkan melalui penggunaan hasil penelitian dari kondisi nyata pada kondisi yang berbeda atau digeneralisasi.

 Mengutamakan Objektifitas

Penelitian ini mengutamakan objektifitas melalui prosedur penelitian yang relevan menggunakan instrument yang terukur sehingga menghasilkan penelitian yang konsisten dan teruji. Obyektivitas tersebut akan dicapai melalui proses deduksi yang penjelasannya akan dicari melalui hubungan sebab akibat. Dalam hal ini hubungan sebab akibat itu terlihat pada komposisi, konfigurasi dan pembayangan lansekap (sebab) terhadap sistem lingkungan termal perkotaan (akibat).

Penelitian ini menggunakan tiga kombinasi metode penelitian, yaitu metode survei lapangan, metode simulasi dan eksperimen. Untuk metode analisa

84

data menggunakan metode penelitian korelasional. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mendeteksi atau mengungkap sampai sejauh mana variabel-variabel pada suatu faktor berkait atau berkorelasi dengan variabel-variabel-variabel-variabel lainnya (Groat dan Wang, 2002). Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas. Koleksi data didapat dari survei lapangan, studi peta dan simulasi, yaitu untuk pengidentifikasian komposisi dan konfirgurasi lansekap ruang kota dan pengukuran langsung elemen iklim di site yang telah ditentukan. Dalam pandangan Groat dan Wang (2002) pengkoleksian data seperti ini merupakan taktik dalam metode penelitian korelasi.

Penelitian dengan topik UHI, lansekap perkotaan, dan kenyamanan termal sudah lazim menggunakan metode seperti ini. Pada dasarnya tema-tema tersebut selalu berkaitan dengan temperatur udara yang dirasakan di suatu perkotaan serta sebagai akibat dari jenis penggunaan penutup lahan yang merupakan lansekap ruang kota. Hasil penelitian terdahulu seringkali mengungkap masalah bagaimana pengaruh, keterkaitan, dan hubungan dari faktor-faktor atau variabel-variabel yang mendukung pada penelitian tema-tema tersebut.

Sebagai contoh, Oke (1976) menggunakan metode penelitian korelasi untuk mencari hubungan seberapa besar pengaruh kecepatan angin terhadap perbedaan temperatur yang terjadi di perkotaan dan pedesaan. Dalam penelitiannya, koleksi data didapat dengan cara melakukan survei lapangan berupa pengukuran langsung di lapangan. Kemudian data yang ada dianalisis dengan menggunakan cara statistik. Hal serupa juga dilakukan oleh Li dkk (2011) untuk mengetahui pengaruh dari struktur lansekap terhadap terjadinya UHI dan Shasua-Bar dkk (2000) untuk mengetahui pengaruh dari bayangan pohon terhadap temperatur permukaan udara sekitarnya.

Demikian juga Sangkertadi (2013), untuk mengetahui persepsi kenyamanan termal dilakukan metode kuantitatif. Hal ini disebabkan karena persepsi kenyamanan termal seseorang sangat terkait langsung dengan angka-angka (nilai kuantitatif) iklim mikro yang menerpa dirinya, yakni besar kecilnya angka-angka suhu udara, radiasi matahari, kelembaban, kecepatan angin, bahkan terkait pula dengan ukuran tubuh dan angka metabolisme basal serta faktor jenis

85

pakaiannya. Oleh karena itu pendekatan kuantitatif akan lebih mendekati kebenaran secara analitis dibandingkan dengan cara dugaan melalui sketsa skematik saja.

Simulasi merupakan penggambaran dari suatu perilaku atau karakteristik suatu sistem melalui penggunaan sistem lain, terutama dengan program komputer yang didesain untuk tujuan tersebut. Secara umum penggunaan metode simulasi dalam sebuah penelitian bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat perolehan hasil data dan proses analisa. Metode simulasi memiliki daya tarik dan keterbatasannya sendiri. Daya tarik metode ini terletak pada konteks simulasi yang menjanjikan pandangan dunia nyata dari kondisi hipotesis, namun secara bersamaan keterbatasannya terletak pada “holism” dari proses simulasi yang disengaja tidak selalu bisa ditiru dengan memuaskan (Groat dan Wang, 2002).

Secara umum penggunaan program simulasi dalam sebuah penelitian berguna untuk memudahkan dan mempercepat para peneliti dalam memperoleh hasil data dan proses analisa. Berdasarkan penelitian terdahulu dengan tema penelitian yang sama, penggunaan simulasi komputer ENVI-met digunakan untuk menganalisa kondisi iklim mikro dan kenyamanan termal ruang luar di suatu perkotaan (Bruse, 2006; Ali-Toudert, 2005; Johansson, 2006, 2012; Spangenberg 2008, Kakon, 2012; Juhana, 2013; Paramita dkkl, 2014).

Menurut Mirzaei dkk (2010) saat ini, metode yang digunakan untuk studi UHI dikategorikan sebagai fenomena yang berskala multi (multi-scale). Dengan demikian banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini, berdasarkan penelitian sebelumnya, data-data penelitian atau koleksi data diperoleh dengan cara pendekatan observasi seperti pengukuran di lapangan, menggunakan sistem penginderaan jauh termal, dan dalam skala kecil berupa pemodelan, yaitu simulasi komputer.

Wong dkk (2003; 2005) menjelaskan pengumpulan data dengan cara survei lapangan ini merupakan cara umum yang sering dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Tujuan dari studi lapangan ini untuk mengetahui dan menemukan karakteristik dari kondisi lapangan yang nyata. Selain itu survei lapangan juga mendukung untuk melakukan penelitian yang menggunakan

86

metode penelitian simulasi. Fenomena UHI tidak terlepas dari adanya batas iklim mikro perkotaan yang sangat dinamis dan kompleks, baik karena kondisi iklim makro maupun kondisi perubahan fisik perkotaan. Setiap perubahan tersebut mengakibatkan perubahan temperatur udara di sekitarnya, karena adanya pola pergerakan angin dan paparan radiasi matahari.

3.2 Variabel Penelitian