• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.1 Paradigma Pada Level Realitas, Level Representasi dan Level

4.2.1.1 Scene 1

Gambar 4.1 Tampilan Visual Scene 1

Ikon (Icon)

Dalam potongan gambar tersebut terdapat beberapa obyek yang dapat dikatakan sebagai ikon (icon), yakni tokoh pemuda yang mengendarai sepeda motor melompati sebuah trotoar. Perilaku tokoh pemuda ini dalam mengendarai sepeda motornya dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal dan termasuk sebagai perilaku antisosial. Pelanggaran hukum yang tampak pada scene 1 merupakan perilaku yang melanggar Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. Pasal yang dilanggar adalah pasal 285 ayat 1 “Setiap pengendara sepeda motor yang tidak dilengkapi kelayakan kendaraan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp.250.000”, dan juga melanggar pasal 287 “Setiap pengendara yang melanggar rambu lalu lintas dan batas kecepatan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp.500.000”.

Indeks (Index)

Indeks yang ditunjukkan dalam scene 1 diatas adalah perilaku antisosial yang dilakukan oleh tokoh pemuda. Dikatakan perilaku antisosial karena perilaku melanggar nilai – nilai dan norma – norma yang berlaku dimasyarakat. Selain itu, perilaku antisosial itu juga membahayakan keselamatan orang lain.

Simbol (Symbol)

Simbol yang terlihat dalam potongan gambar diatas adalah tindakan kriminal yang dilakukan oleh tokoh pemuda, seperti perilaku melanggar rambu – rambu lalu lintas dan kelengkapan kendaraan yang kurang.

Level Realitas

a. Setting

Setting yang ditampilkan adalah di luar ruangan (out-door), yaitu jalan raya yang terdapat di kota Jakarta dengan gedung – gedung perkantoran disebelah kanan dan kirinya serta juga terdapat beberapa kendaraan yang melintas. Setting latar seperti ini tentu mempunyai peraturan – peraturan yang harus ditaati karena merupakan jalan umum sehingga perilaku yang dilakukan tokoh pemuda itu dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena telah melanggar peraturan – peraturan berkendara di jalan.

b. Suara dan Musik

Pada scene ini, sama sekali tidak ada suara yang diucapkan oleh tokoh pemuda maupun tokoh lainnya yang terdapat pada scene tersebut. Tetapi pada scene ini terdapat musik instrumen yang menggiringi, nada musik instrumen yang terdapat pada scene ini

mempunyai tempo yang cepat dan berkesan terburu – buru. Tempo yang berkesan terburu – buru ini mampu menggambarkan secara lebih detail alasan tokoh pemuda melakukan perilaku antisosial. Salah satu hal yang mendorong seseorang melakukan perilaku antisosial adalah keadaan terburu – buru karena adanya hal – hal yang mendesak.

Level Representasi

a. Teknik Kamera

Pengambilan gambar dalam scene ini adalah menggunakan Long Shot (LS). Pengambilan gambar Long Shot ini mampu menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh (termasuk pada body language, ekspresi tubuh, gerakan, dan sebagainya dari ujung rambut sampai kaki) yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi kondisi yang sedang terjadi pada scene tersebut.

b. Penampilan dan Kostum

Tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan seperti itu diperlihatkan oleh tokoh pemuda melalui perilaku antisosial yang dilakukannya.

c. Penataan Musik

Sebagai scene pembuka pada iklan ini, volume pada scene ini rendah yang kemudian meningkat menjadi lebih tinggi dan nada musiknya bertempo cepat yang terkesan seperti keadaan yang terburu – buru.

Level Ideologi

Ideologi yang terdapat pada scene ini adalah ideologi liberalisme dan individualisme. Liberalisme yaitu pemahaman dimana setiap individu memiliki kebebasan masing – masing namun kebebasan ini bukanlah kebebasan yang mutlak, ideoligi ini cenderung mengarah pada individualisme atau paham yang menganggap diri sendiri lebih penting dari orang lain. Ideologi – ideologi ini merperlihatkan melalui perilaku antisosial yang dilakukan oleh tokoh pemuda, tokoh pemuda disini sepertinya menganggap kepentingan dirinya lebih penting dari kepentingan orang lain sehingga tokoh pemuda mampu melakukan perilaku – perilaku yang antisosial yang mana perilaku antisosial ini membahayakan orang lain.

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari scene 1 yakni iklan tersebut bersetting outdoor yaitu dijalan raya. Disana terdapat tokoh pemuda yang berfungsi sebagai ikon sedang berkendara. Indekasnya adalah

perilaku antisosial yang dilakukan tokoh pemuda di jalan umum yang dapat menjadi simbol dari tindakan kriminal. Karena perilaku yang dilakukan tokoh pemuda dalam mengendarai kendaraannya dalam scene ini yaitu melompat dari pinggir jalan menuju jalan raya yang sedang padat secara nyata telah melanggar norma hukum dan membahayakn orang lain. Norma hukum yang dilanggar adalah UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas Pasal 287 tentang pelanggaran rambu – rambu selain itu juga pasal 285 ayat 1 tentang kelengkapan dan kelayakan sepeda motor karena sepeda motor yang digunakan oleh tokoh pemuda tidak dilengkapi dengan kaca spion dan lampu rem. Teknik kamera long shot yang digunakan pada scene ini semakin memperjelas perilaku antisosial yang dilakukan tokoh pemuda.

4.2.1.2 Scene 2

Gambar 4.4 Tampilan Visual Dalam Scene 2

Ikon (Icon)

Ikon dalam scene tersebut adalah tokoh pemuda yang mengendarai sepeda motornya, beberapa orang pekerja dan beberapa mobil. Tokoh pemuda disini melakukan sebuah tindakan berbahaya, yaitu mengerem secara tiba – tiba karena didepannya terjadi kemacetan akibat adanya perbaikan jalan. Lalu tokoh pemuda memutar balik kendaraannya agar dirinya tidak terjebak kemacetan. Tindakan – tindakan yang dilakukan tokoh pemuda pada scene ini dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena tindakan – tindakan tersebut melanggar Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas pasal 285 ayat 1 “Setiap pengendara sepeda motor yang tidak dilengkapi kelayakan kendaraan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp.250.000”,

dan juga Pasal 287 ayat 1 “Setiap pengendara yang melanggar rambu – rambu lalu lintas dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp.500.000”.

Indeks (Index)

Indeks yang ditunjukkan dalam scene 2 diatas adalah perilaku antisosial yang dilakukan oleh tokoh pemuda. Dikatakan perilaku antisosial karena perilaku itu melanggar nilai – nilai dan norma – norma yang berlaku dimasyarakat. Selain itu, perilaku antisosial itu juga membahayakan keselamatan orang lain.

Simbol (Symbol)

Simbol yang ditunjukkan dalam scene 1 diatas adalah tindakan kriminal, seperti mengerem secara tiba – tiba ditengah jalan serta memutar balik kendaraanya untuk menghindari kemacetan. Dikatakan sebagai tindakan kriminal karena perilaku itu membahaykan orang lain dan melanggar hukum yang berlaku.

Level Realitas

a. Setting

Setting pada scene 2 tersebut adalah di luar ruangan (out-door), yaitu di jalan raya. Dalam scene 2 ditampilkan gambar keadaan jalan yang mengalami kemacetan akibat adanya perbaikan

jalan. Perbaikan jalan disini ditandai dengan adanya pekerja yang menggunakan helm berwarna kuning, helm ini biasanya digunakan oleh para pekerja ditempat konstruksi dan pertambangan. Setting latar seperti ini tentu mempunyai peraturan – peraturan yang harus ditaati karena merupakan jalan umum sehingga perilaku yang dilakukan tokoh pemuda itu dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena telah melanggar peraturan – peraturan berkendara di jalan.

b. Suara dan Musik

Pada scene ini, sama sekali tidak ada suara yang diucapkan oleh tokoh pemuda maupun tokoh lainnya yang terdapat pada scene tersebut. Tetapi pada scene ini terdapat musik instrumen yang menggiringi, nada musik instrumen yang terdapat pada scene ini mempunya tempo yang cepat dan berkesan terburu – buru disertai suara – suara kendaraan bermotor. Tempo yang berkesan terburu – buru ini mampu menggambarkan secara lebih detail alasan tokoh pemuda melakukan perilaku antisosial. Salah satu hal yang mendorong seseorang melakukan perilaku antisosial adalah keadaan terburu – buru karena adanya hal – hal yang mendesak.

Level Representasi

a. Teknik Kamera

Sama seperti sebelumnya, pengambilan gambar dalam scene ini adalah menggunakan Long Shot (LS). Pengambilan gambar Long Shot ini mampu menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh (termasuk pada body language, ekspresi tubuh, gerakan, dan sebagainya dari ujung rambut sampai kaki) yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi kondisi yang sedang terjadi pada scene tersebut.

b. Penampilan dan Kostum

Tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan seperti itu diperlihatkan oleh tokoh pemuda melalui perilaku antisosial yang dilakukannya.

c. Penataan Musik

Melanjutkan scene sebelumnya, volume pada scene ini sudah cukup tinngi dan nada musiknya bertempo cepat yang terkesan seperti keadaan yang terburu – buru disertai suara – suara kendaraan bermotor.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penggambaran scene 2 adalah tokoh pemuda melakukan tindakan yang melanggar norma hukum dengan memberhentikan sepeda motornya secara tiba – tiba lalu memutarbalik arah sepeda motornya dijalan satu arah karena didepannya ada kemacetan. Tindakan memberhentikan kendaraan secara tiba – tiba dan melawan arah di jalan yang satu arah dapat merupakan perbuatan yang melanggar norma hukum. Sama seperti scene sebelumnya, norma hukum yang dilanggar adalah UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas pasal 285 ayat 1 dan juga pasal 287.

4.2.1.3 Scene 3

Gambar 4.6 Tampilan Visual Dalam Scene 3

Ikon (Icon)

Ikon dalam scene tersebut adalah tokoh pemuda yang mengendarai sepeda motor dan orang – orang yang sedang beraktivitas. Tokoh pemuda pada scene ini melakukan perilaku antisosial, yaitu melompati beberapa orang dengan mengendari sepeda motornya untuk menghindari keramaian pasar. Perilaku antisosial yang dilakukan tokoh pemuda itu merupakan perilaku yang nonconform dan memancing perhatian orang – orang disekitarnya. Perilaku itu memancing perhatian orang lain karena perilaku tokoh pemuda sangat mengganggu dan memberikan rasa kekhawatiran meskipun perilaku – perilaku antisosial itu cenderung diterima masyarakat karena dianggap sebagai perilaku menyimpang ringan dari tatanan sosial.

Indeks (Index)

Indeks yang dapat diambil dari potongan gambar diatas adalah tindakan tokoh pemuda yang melompati beberapa orang untuk dapat menghindari keramaian pasar. Didalam gambar terlihat bahwa orang – orang yang tokoh pemuda lompati adalah orang tua, sehingga perilaku tokoh pemuda ini dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena perilaku itu menyimpang dari norma – norma dan nilai – nilai yang terdapat dimasyarakat. Di Indonesia, sejak kecil kita sudah dididik untuk berperilaku sopan, kita diajarkan untuk mengucapkan kata “tolong” ketika akan meminta pertolongan kepada orang lain apalagi orang yang lebih tua, begitu juga saat akan melewati kerumunan orang kita mengucapkan kata “permisi”.

Simbol (Symbol)

Perilaku yang dilakukan oleh tokoh pemuda dalam scene diatas merupakan simbol ketidaksopanan. Dikatakan tidak sopan karena orang yang berada dibawah tokoh pemuda adalah orang yang lebih tua dan seharusnya lebih dihormati tanpa melihat status sosialnya.

Level Realitas

a. Setting

Berbeda dengan scene sebelumnya, setting pada scene 3 ini menampilkan suatu pasar di jalan yang sempit yang dipenuhi para penjual dan pembeli yang saling bertransaksi. Setting latar ini memberikan kesan kotor dan kumuh yang biasanya terdapat pada pasar di tempat seperti itu. Selain itu orang – orang yang biasanya berada pada tempat seperti itu merupkan orang orang dengan kelas sosial menengah kebawah. Yang mana hal ini mampu mendorong tokoh pemuda untuk melakukan perilaku antisosial karena menganggap orang – orang ini memiliki status sosial yang lebih rendah.

b. Suara dan Musik

Masih meneruskan musik sebelumnya dengan nada dan tempo yang cepat. Namun pada scene ini, selain terdapat suara kendaraan bermotor juga terdapat suara keramaian yang biasanya ada di suatu pasar yang ramai. Tempo yang berkesan terburu – buru ini mampu menggambarkan secara lebih detail alasan tokoh pemuda melakukan perilaku antisosial. Salah satu hal yang mendorong seseorang melakukan perilaku antisosial adalah keadaan terburu –

buru karena adanya hal – hal yang mendesak. Suara keramaian digunakan untuk menunjukkan keadaan pasar yang ramai.

Level Representasi

a. Teknik Kamera

Teknik kamera yang digunakan masih sama dengan sebelumnya yaitu Long Shot (LS). Pengambilan gambar Long Shot ini mampu menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh (termasuk pada body language, ekspresi tubuh, gerakan, dan sebagainya dari ujung rambut sampai kaki) yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi kondisi yang sedang terjadi pada scene tersebut. Long Shot diambil dari bawah dan memperlihatkan bagian bawah sepeda motor.

b. Penampilan dan Kostum

Tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan seperti itu diperlihatkan oleh tokoh pemuda melalui perilaku antisosial yang dilakukannya.

c. Penataan Musik

Melanjutkan scene sebelumnya, volume pada scene ini sudah cukup tinngi dan nada musiknya bertempo cepat yang terkesan seperti keadaan yang terburu – buru disertai suara – suara kendaraan bermotor dan keramaian pasar. Volume suara kendaraan bermotor pada scene ini sedikit lebih pelan daripada scene sebelumnya.

Kesimpulan

Perilaku yang nonconform yang dilakukan tokoh pemuda dalam scene ini merupakan suatu bentuk perilaku antisosial. Menurut Narwoko dan Suyanto (2006:101), secara umum perilaku yang nonconform ini dapat dikategorikan sebagai perilaku antisosial karena perilaku ini tidak sesuai dengan nilai – nilai dan norma – norma yang ada. Perilaku tokoh pemuda merupakan perilaku yang nonconform karena perilaku itu tidak sesuai dengan norma kesopanan yang beredar didalam masyarakat. Seperti yang diketahui, kebudayaan di Indonesia mendorong orang yang lebih muda untuk menghormati dan berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua. Merasa memiliki status sosial yang lebih tinggi, tokoh pemuda dengan mudahnya melakukan perilaku yang nonconform, khususnya perilaku tidak sopan kepada orang lain. Iklan ini mengkonstruksikan bahwa orang yang berstatus sosial lebih tinggi dapat berperilaku secara lebih bebas karena kecenderungan untuk “dipersalahkan” lebih kecil.

4.2.1.4 Scene 4

Gambar 4.7 Tampilan Visual Dalam Scene 4

Gambar 4.8 Tampilan Visual Dalam Scene 4

Ikon (Icon)

Sama seperti scene 3, ikon dalam scene tersebut adalah tokoh pemuda yang mengendarai kendaraan bermotor dan orang – orang yang sedang beraktivitas. Pada scene ini, perilaku antisosial yang dilakukan

tokoh pemuda selain tidak sopan juga membahayakan orang dibawahnya. Seperti yang terlihat pada gambar 4.7, lapak pada suatu pasar ditempat seperti itu biasanya hanya terbuat dari bahan apa adanya yaitu kayu dan genting asbes yang tidak seberapa kuat menahan beban dan tidak seharusnya untuk dilewati kendaraan karena bisa roboh.

Indeks (Index)

Indeks yang ditunjukkan dalam scene 4 diatas adalah tindakan tokoh pemuda yang mengendarai kendaraanya diatas lapak pasar. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lapak pasar seperti pada scene 4 itu tidak seharusnya dilalui oleh sepeda motor karena tidak dapat menahan beban yang berlebih dan sewaktu – waktu bisa roboh. Selain itu, tindakan ini juga tidak sopan karena orang – orang yag berada dibawah lapak pasar adalah orang yang lebih tua dari tokoh pemuda.

Simbol (Symbol)

Perilaku yang dilakukan oleh tokoh pemuda dalam iklan diatas merupakan simbol ketidaksopanan. Dikatakan tidak sopan karena orang yang berada dibawah tokoh pemuda adalah orang yang lebih tua dan sudah seharusnya lebih dihormati tanpa memandang status sosialnya.

Level Realitas

a. Setting

Sama seperti scene 3, setting pada scene 4 ini menampilkan suatu pasar di jalan yang sempit yang dipenuhi para penjual dan pembeli yang saling bertransaksi. Setting latar ini memberikan kesan kotor dan kumuh yang biasanya terdapat pada pasar di tempat seperti itu. Selain itu orang – orang yang biasanya berada pada tempat seperti itu merupkan orang orang dengan kelas sosial menengah kebawah. Yang mana hal ini mampu mendorong tokoh pemuda untuk melakukan perilaku antisosial karena menganggap orang – orang ini memiliki status sosial yang lebih rendah dari dirinya.

b. Suara dan Musik

Musik pada scene ini masih mengulang – ulang musik pada scene – scene sebelumnya, yaitu musik yang bertempo cepat dan terburu – buru disertai suara kendaraan bermotor. Tempo yang berkesan terburu – buru ini mampu menggambarkan secara lebih detail alasan tokoh pemuda melakukan perilaku antisosial. Salah satu hal yang mendorong seseorang melakukan perilaku antisosial adalah keadaan terburu – buru karena adanya hal – hal yang mendesak. Pada akhir scene ini tempo musik berubah menjadi sedikit pelan yang

memberikan kesan adanya jeda yang digambarkan melalui adegan dimana tokoh pemuda menghentikan kendaraannya.

Level Representasi

a. Teknik Kamera

Teknik kamera yang digunakan masih sama dengan sebelumnya yaitu Long Shot (LS). Pengambilan gambar Long Shot ini mampu menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh (termasuk pada body language, ekspresi tubuh, gerakan, dan sebagainya dari ujung rambut sampai kaki) yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi kondisi yang sedang terjadi pada scene tersebut. Namun pada scene ini, Long Shot dilakukan dari bawah dengan objeknya terdapat dibagian atas frame.

b. Penampilan dan Kostum

Sama seperti sebelumnya, tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan tersebut diperlihatkan oleh tokoh pemuda melalui perilaku antisosial yang dilakukannya.

c. Penataan Musik

Sama seperti scene sebelumnya, volume pada scene ini sudah cukup tinggi dan nada musiknya bertempo cepat yang terkesan seperti keadaan yang terburu – buru disertai suara – suara kendaraan bermotor dan keramaian pasar.

Kesimpulan

Perilaku tidak sopan yang dilakukan terhadap orang lain seperti berkendara diatas kepala orang lain yang direpresentasikan tokoh pemuda merupakan suatu bentuk perilaku yang tidak terpuji dan tergolong antisosial. Selain itu, perilaku ini juga membahayakan orang lain. Secara umum, perilaku tokoh pemuda ini sebenarnya merupakan bentuk perilaku yang nonconform. Sama seperti scene 3 sebelumnya, perilaku ini dapat dengan mudah dilakukan tokoh pemuda karena tokoh pemuda merasa memiliki status sosial yang lebih tinggi dari orang disekitarnya.

4.2.1.5 Scene 5

Gambar 4.9 Tampilan Visual Dalam Scene 5

Gambar 4.10 Tampilan Visual Dalam Scene 5

Ikon (Icon)

Ikon dalam scene tersebut adalah tokoh pemuda yang mengendarai sepeda motor. Pada scene ini, tokoh pemuda melakukan tindakan nonconform yaitu mengangkat ban depan sepeda motornya

sehingga tokoh pemuda mampu melewati tembok yang menghalangi jalannya. Tindakan nonconform ini meskipun hanya dilakukan dijalan yang sempit tetap saja melanggar Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 287 dengan hukuman kurungan maksimal 2 bulan atau denda maksimal Rp.500.000. Selain itu, tindakan nonconform yang termasuk dalam perilaku antisosial ini dapat dikateorikan sebagai tindakan kriminal karena secara nyata telah melanggar aturan – aturan hukum tertulis dan membahayakan orang lain karena dilakukan di sebuah jalanan sempit yang dijadikan pasar dan dalam keadaan yang ramai oleh para penjual dan pembeli.

Indeks (Index)

Tindakan kriminal yang dilakukan tokoh pemuda menjadi indeks pada scene ini. Dikatakan tindakan kriminal karena perilaku antisosial itu secara jelas dan nyata telah melanggar aturan – aturan hukum baik yang tertulis maupun tidak dan mengganggu kenyamanan maupun keamanan orang lain

Simbol (Symbol)

Simbol yang ditunjukan dalam scene 5 adalah simbol keberanian. Tercermin dari tindakan nonconform yang dilakukan oleh tokoh pemuda yang menantang bahaya. Tindakan nonconform ini bisa dikategorikan

sebagai perilaku antisosial karena dilakukan di tempat dimana norma – norma dan nilai – nilai sosial berlaku.

Level Realitas

a. Setting

Hampir sama dengan kedua scene sebelumnya, setting pada scene 5 ini menampilkan daerah paling ujung suatu pasar di jalan yang sempit. Daerah paling ujung suatu pasar ini diperjelas dengan adanya tembok yang berwarna abu – abu dan semakin jarangnya orang yang terlihat. Setting latar seperti ini mampu mendorong tokoh pemuda berperilaku antisosial karena tidak ada atau hanya sedikit orang yang akan melihat perilaku antisosial sehingga rasa bersalah yang seharusnya dirasakan oleh tokoh pemuda menjadi berkurang atau bahkan sama sekali tidak dirasakan.

b. Suara dan Musik

Masih tanpa suara dan hanya ada musik yang mengiringi disertai suara sepeda motor. Musik pada scene ini mempunyai tempo yang lebih pelan dari scene – scene sebelumnya dan semakin akhir dari scene ini tempo menjadi lebih cepat. Tempo yang semakin cepat ini menunjukkan semakin terburu – burunya tokoh pemuda yang mampu mendorong dirinya untuk lebih berperilaku antisosial.

Level Representasi

a. Teknik Kamera

Teknik kamera pada scene tersebut masih menggunakan Long Shot (LS). Long Shot sering digunakan pada iklan rokok karena teknik kamera ini mampu menunjukan hubungan antara objek, subjek dan latar belakang lebih jelas dari pada teknik kamera lainnya.

b. Penampilan dan Kostum

tokoh pemuda disini mengenakan jaket kulit, celana panjang, sepatu dan helm yang semuanya berwarna hitam. Warna hitam disini memberikan kesan kekuatan, sensualitas, kematian, misteri dan ketakutan. Kesan – kesan tersebut diperlihatkan oleh tokoh pemuda melalui perilaku antisosial yang dilakukannya.

Dokumen terkait