• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Paragraf

Gorys Keraf (1980: 62) berpendapat bahwa paragraf atau alinea adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Menurut Asul Wiyanto (2004: 15), paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan. Sedangkan menurut Djago Tarigan (1987: 11), paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Menurut Rahardi (2009: 158), paragraf merupakan bagian karangan atau tulisan yang membentuk satu kesatuan pikiran, ide atau gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide pokok. Ide pokok paragraf harus dikemas dalam sebuah kalimat yang disebut kalimat utama. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah sekelompok kalimat yang membentuk satu kesatuan pikiran, ide atau gagasan.

Tujuan sebuah alinea atau paragraf menurut Gorys Keraf (1980: 63) yang pertama, memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu, tiap paragraf hanya boleh mengandung satu tema. Bila terdapat dua tema maka paragraf atau alinea tersebut harus dipecah menjadi dua tema. Kedua, memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir kalimat.

Walaupun pada prinsipnya sebuah paragraf atau alinea harus terdiri dari rangkaian kalimat, tetapi ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat. Ada beberapa alasan mengapa terdapat paragraf semacam ini. Pertama, alinea itu kurang baik dikembangkan penulisnya dan penulis kurang memahami hakikat alinea. Kedua, memang sengaja dibuat oleh pengarang karena ia sekadar mengemukakan gagasan itu bukan untuk dikembangkan, atau pengembangannya terdapat pada paragraf-paragraf berikutnya. Begitu pula sebuah paragraf yang hanya terdiri dari sebuah kalimat dapat bertindak sebagai peralihan antara bagian-bagian dalam sebuah karangan (Gorys Keraf, 1980: 63).

1. Komponen Paragraf

Menurut Tarigan (dalam Tarigan, 1987:13), Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu disebut komponen paragraf, seperti:

a. Transisi (Transition),

Menurut Tarigan (1987: 15-16), transisi adalah mata rantai penghubung antar paragraf. Sering dikatakan bahwa transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kepaduan antarbab, antaranak-bab, dan antarparagraf dalam suatu karangan. Transisi tidak selalu harus ada dalam setiap paragraf. Kehadiran transisi dalam paragraf bergantung kepada pertimbangan pengarang. Bila pengarang merasa perlu ada transisi demi kejelasan informasi, maka transisi wajar ada. Sebaliknya, bila pengarang dapat mengekspresikan ide pokoknya dengan jernih tanpa transisi, maka transisi tidak perlu hadir dalam paragraf tersebut.

1) Transisi berupa kata

Alat penanda transisi berupa kata dan kelompok kata sangat banyak dan berjenis-jenis. Pada garis besarnya alat penanda transisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Penanda hubungan kelanjutan, seperti kata dan, lagi, serta, lagi pula, dan

tambahan lagi.

b) Penanda hubungan urutan waktu, seperti kata dahulu, kini, sekarang,

sebelum, setelah, sesudah, kemudian, sementara itu, sehari kemudian, dan dan seterusnya.

c) Penanda klimaks, seperti kata paling…, se…nya, dan ter…

d) Penanda perbandingan, seperti kata sama, seperti, ibarat, bak, dan

bagaikan.

e) Penanda kontras, seperti kata tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

f) Penanda urutan jarak, seperti kata di sini, di situ, di sana, dekat, jauh, dan

sebelah.

g) Penanda ilustrasi, seperti kata umpama, contoh, dan misalnya.

h) Penanda sebab-akibat, seperti kata karena, sebab, oleh karena, dan

akibatnya.

j) Penanda kesimpulan, seperti kata kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya, dan rangkuman.

2) Transisi berupa kalimat

Menurut Tarigan (1987: 18), transisi berupa kalimat lebih dikenal dengan istilah kalimat penuntun. Kalimat penuntun berfungsi sebagai transisi dan sebagai pengantar topik utama yang akan diperbincangkan.

Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu paragraf terdapat kalimat penuntun sebagai transisi, maka kalimat topik terdapat setelah kalimat penuntun selesai. Contoh kalimat penuntun adalah sebagai berikut.

Ringkasnya tata bahasa meliputi tiga hal, yakni (1) fonologi, (2) morfologi dan (3) sintaksis. Fonologi berhubungan dengan studi tata bunyi, morfologi mengenai studi tata kata dan sintaksis membicarakan tata kalimat.

b. Kalimat Topik (Topik Sentence),

Menurut Tarigan (1987: 18-19), kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum. Ada tiga kemungkinan letak kalimat topik dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, pada bagian awal paragraf, setelah transisi kalau ada transisi pada paragraf tersebut. Kemungkinan kedua, terdapat pada bagian akhir paragraf. Kemungkinan ketiga, berada di tengah-tengah paragraf, tapi hal ini jarang ditemui.

c. Kalimat Pengembang

Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu paragraf termasuk kalimat pengembang. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan

pemaparan kalimat topik. Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis biasanya berkaitan dengan benda atau kejadian dengan waktu. Urutannya, masa lalu-kini-masa yang akan datang. Bila pengembangan kalimat topik berkaitan dengan jarak, biasanya berkaitan dengan benda, peristiwa, atau hal dengan ukuran jarak. Urutannya, dimulai dari jarak yang paling dekat-lebih jauh-paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik berkaitan dengan sebab- akibat maka kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, kemudian diikuti akibatnya, atau sebaliknya, akibatnya dinyatakan terlebih dahulu baru kemudian dipaparkan sebabnya. Penyusunan urutan kalimat pengembang yang berdasarkan urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya (Tarigan, 1987: 19).

d. Kalimat Penegas

Menurut Tarigan (1987: 20), kalimat penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan terakhir. Elemen pertama transisi, elemen kedua kalimat topik, dan elemen ketiga kalimat pengembang. Fungsi kalimat penegas ada dua. Pertama, sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik. Kedua, sebagai daya penarik bagi pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan kejemuan. Kedudukan kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak bersifat mutlak. Berbeda dengan kalimat topik dan kalimat pengembang yang bersifat mutlak. Kalimat penegas ada bila pengarang merasa memerlukannya untuk menunjang kejelasan informasi.

2. Syarat-syarat Paragraf yang Baik

Menurut Keraf (1980: 67), adanya syarat-syarat paragraf yang baik merupakan suatu perangkat agar paragraf yang ditulis menjadi paragraf yang berkualitas. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar paragraf termasuk kategori baik adalah sebagai berikut.

a. Kesatuan

Isi paragraf harus jelas dan terperinci serta hanya membahas satu hal saja. Isi paragraf yang berganda akan mengurangi kejelasan informasi.

b. Koherensi (kepaduan)

Hubungan antar kalimat dalam paragraf harus berkaitan erat satu sama lain. Lebih-lebih antara kalimat topik dan kalimat pengembangnya serta kalimat penegas (bila ada). Tidak boleh terselip kalimat yang tidak ada hubungannya dengan isi paragraf.

c. Pengembangan Paragraf

Paragraf dianggap selesai bila kalimat topik sudah dikembangkan. Kalimat topik yang menyatakan isi paragraf dalam pengertian umum dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam bentuk-bentuk konkrit. Penjabaran dalam bentuk konkrit tersebut dapat dengan cara pemaparan, pemberian contoh, dan penganalisisan. Bila pengembangan kalimat topik sudah sampai kepada semua aspek artinya tidak ada bagian-bagian yang terlewati, maka paragrafnya sudah selesai.

3. Struktur Paragraf

Berdasarkan berbagai kelengkapan unsur dan posisinya dalam paragraf, maka dapat ditentukan beberapa struktur paragraf sebagai berikut.

a. Kemungkinan Pertama

Unsur paragraf lengkap, dengan susunan: transisi berupa kalimat-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Diagram kerangka paragraf sebagai berikut. TEKS UNSUR ____________________ Transisi ________________________________ ________________________________ Kalimat Topik ________________________________ ________________________________ Kalimat Pengembang ________________________________ Kalimat Penegas

Contoh paragraf yang mempunyai unsur paragraf lengkap adalah sebagai berikut.

(1)Suatu karangan biasanya mengandung tiga bagian utama, yakni bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. (2) Setiap bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. (3) Bagian pendahuluan mempunyai fungsi salah satu atau sebagian dari fungsi untuk menarik minat pembaca, mengarahkan perhatian pembaca, menjelaskan secara singkat

tema karangan, menjelaskan bila dan di bagian mana suatu hal akan dibicarakan. (4) Fungsi bagian isi antara lain, merupakan penghubung antara bagian pendahuluan dengan bagian penutup atau merupakan penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan di bagian pendahuluan. (5) Fungsi bagian penutup ialah salah satu atau kombinasi dari fungsi untuk memberikan kesimpulan, penekanan bagian-bagian tertentu, klimaks, melengkapi, dan merangsang pembaca mengerjakan sesuatu tentang apa yang sudah dijelaskan atau diceritakan. (6) Setiap bagian utama karangan mempunyai fungsi tertentu.

Unsur-unsur paragraf tersebut di atas dapat diperinci sebagai berikut.

(1) = transisi (berupa kalimat)

(2) = kalimat topik

(3), (4), dan (5) = kalimat pengembang

(6) = kalimat penegas

b. Kemungkinan Kedua

Sama dengan (a), tetapi transisi berupa kata. Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR

____________________ Transisi dan kalimat

________________________________ topik

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________ Kalimat penegas

________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai unsur paragraf lengkap, tetapi transisi berupa kata adalah sebagai berikut.

(1) Dimana-mana, (2) anggota masyarakat membicarakan kenaikan harga. (3) Ibu-ibu, sambil belanja di pasar, menggerutu tentang belanja dapur yang semakin meningkat. (4) Bapak-bapak di kantor asyik memperbincangkan efek kenaikan harga BBM terhadap pengeluaran sehari-hari. (5) Pengusaha bis sibuk mengkalkulasi harga penyesuaian karcis penumpang bis. (6) Abang becak secara diam-diam sepakat menaikkan tarif becak menjadi dua kali lipat. (7) Para mahasiswa menggerutu karena tarif oplet bertambah dari biasanya. (8) Pegawai kecil asyik membicarakan kenaikan harga bahan pokok. (9) Pendek kata semua orang membicarakan akibat kenaikan harga BBM.

Unsur paragraf tersebut di atas dapat diklarifikasikan sebagai berikut.

(1) = transisi

(2) = kalimat topik

(3), (4), (5), (6), (7), dan (8) = kalimat pengembang

(9) = kalimat penegas

c. Kemungkinan Ketiga

Paragraf yang mempunyai tiga unsur dengan susunan: kalimat topik- kalimat pengembang-kalimat penegas.

TEKS UNSUR

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________

________________________________ Kalimat penegas

________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai tiga unsur paragraf dengan susunan: kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas adalah sebagai berikut.

(1) Nasib pegawai negeri berangsur-angsur akan diperbaiki. (2) Penghasilan mereka sejak tahun 1968 sudah beberapa kali dinaikkan. Bagi dosen, kepala SD, SMP, dan SMA, tenaga peneliti bahkan sudah diberikan tunjangan fungsional. (3) Perumahan bagi pegawai negeri berangsur-angsur ditambah dengan bantuan BTN. (4) Jaminan kesehatan, walaupun belum sempurna, sudah dilaksanakan melalui penggunaan kartu biru (HI). (5) Jaminan hari tua ditanggulangi dengan Taspen. (6) Kenaikan pangkat lebih pengadministrasiannya disbanding dengan masa lalu. (7) Pegawai yang bekerja dengan baik diberi penghargaan. (8) Banyak usaha oleh pemerintah yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan, yang mengarah kepada perbaikan nasib pegawai negeri.

Unsur-unsur paragraf tersebut di atas adalah sebagai berikut.

(1) = kalimat topik

(2), (3), (4), (5), (6), dan (7) = kalimat pengembang

(8) = kalimat penegas

d. Kemungkinan Keempat

Paragraf yang mempunyai tiga unsur dengan susunan: transisi (berupa kata)-kalimat topik-kalimat pengembang.

TEKS UNSUR

_________________________ Transisi

________________________________ dan kalimat topik

________________________________

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai tiga unsur paragraf dengan susunan: transisi (berupa kata)-kalimat topik-kalimat pengembang adalah sebagai berikut.

(1) Umumnya (2) orang yang mau istirahat memilih tempat yang sejuk dan jauh dari keramaian. (3) Pilihan pertama Puncak dan sekitarnya. (4) Atau di Lembang yang hawanya sejuk dan segar. (5) Orang-orang di sekitar Surabaya akan memilih Malang tempat istirahat. (6) Di daerah Medan boleh pilih Bandar Baru atau Berastagi. (7) Di daerah Ujung Pandang pilihan tempat istirahat tentulah Malino. (8) Di daerah Cirebon tentu saja orang akan beristirahat di Linggarjati.

Unsur-unsur paragraf tersebut adalah sebagai berikut.

(1) = transisi (berupa kata)

(2) = kalimat topik

e. Kemungkinan Kelima

Sama dengan (d) dengan susunan transisi (berupa kalimat)-kalimat topik- kalimat pengembang. Kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR ____________________ Transisi ________________________________ Kalimat topik ________________________________ ________________________________ Kalimat pengembang ________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai tiga unsur paragraf dengan susunan: transisi (berupa kalimat)-kalimat topik-kalimat pengembang adalah sebagai berikut.

(1) Tugas Universitas/Institut di Indonesia melaksanakan “Tri Dharma Perguruan Tinggi”. (2) Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. (3) Bidang pengajaran dan pendidikan meliputi tugas melaksanakan perkuliahan, penataran ataupun Crash program. (4) Di bidang penelitian para staf pengajar diwajibkan mengadakan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. (5) Di bidang pengabdian masyarakat, masyarakat, masyarakat perguruan tinggi harus mendarmabaktikan ilmunya bagi kepentingan masyarakat seperti memberikan penyuluhan, penataran, saran-saran, dan lain-lain.

Paragraf di atas terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut.

(2) = kalimat topik

(3), (4), dan (5) = kalimat pengembang

f. Kemungkinan Keenam

Paragraf yang mempunyai dua unsur dengan susunan: kalimat topik- kalimat pengembang. Kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR ____________________ ________________________________ Kalimat topik ________________________________ ________________________________ ________________________________ Kalimat pengembang ________________________________

Contoh paragraf yang yang mempunyai dua unsur dengan susunan: kalimat topik-kalimat pengembang adalah sebagai berikut.

(1) Pekerjaannya bertumpuk-tumpuk. (2) Draft peraturan akademik baru setengah jadi. (3) Tugas menyusun proposal penelitian belum satu pun digarapnya. (4) Tiba-tiba datang tugas baru, menyusun tata tertib di kantornya. (5) Pekerjaan tersebut belum selesai muncul pula tugas tambahan menyediakan paper untuk bahan penataran minggu depan. (6) Paper baru setengah jadi pimpinan menugasinya untuk menyusun kerangka kerja seminar pengajaran bahasa. (8) Pekerjaan mengajar juga harus dilaksanakan enam jam seminggu. (9) Dari Institut muncul tugas lain mengikuti lokakarya penyusunan kurikulum.

Unsur-unsur paragraf di atas adalah sebagai berikut.

(1) = kalimat topik

(2), (3), (4), (5), (6), = kalimat pengembang

(7), (8), dan (9)

g. Kemungkinan Ketujuh

Paragraf yang mempunyai dua unsur dengan susunan: kalimat pengembang-kalimat topik. Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR ____________________ ________________________________ Kalimat Pengembang ________________________________ ________________________________ ________________________________ Kalimat Topik

Contoh paragraf yang yang mempunyai dua unsur dengan susunan: kalimat pengembang-kalimat topik adalah sebagai berikut.

(1) Menstop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. (2) Tembakan kaki kanan dan kanan kiri tepat arahnya lagi keras. (3) Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. (4) Bola seolah- olah menurut kehendaknya. (5) Larinya cepat bagaikan kijang. (6) Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. (7) Operan bolanya tepat dan terarah. (8) Amin benar-benar pemain bola jempolan.

Paragraf di atas terdiri atas unsur sebagai berikut.

(1), (2), (3), (4), (5), (6) = kalimat pengembang (7), dan (8)

(9) = kalimat topik

h. Kemungkinan Kedelapan

Paragraf yang mempunyai dua unsur dengan tiga susunan: kalimat pengembang-kalimat topik-kembali lagi ke kalimat pengembang. Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR ____________________ Kalimat pengembang ________________________________ ________________________________ ________________________________ Kalimat topik ________________________________ ________________________________ Kalimat pengembang

Contoh paragraf yang mempunyai dua unsur dengan tiga susunan: kalimat pengembang-kalimat topik-kembali lagi ke kalimat pengembang adalah sebagai berikut.

(1) Tingkah lakunya menawan. (2) Tutur katanya sopan. (3) Murah senyum, jarang marah. (4) Tidak pernah berbohong. (5) Tidak mau mempercakapkan orang lain. (6) Suka menolong sesama teman. (7) Pantas Esih gadis pujaan. (8) Tambahan lagi wajah cantik. (9) Pandai pula

berdandan. (10) Tidak sombong. (11) Otaknya cukup encer. (12) Mudah diri. (15) Ramah terhadap siapapun.

Unsur-unsur paragraf tersebut di atas adalah sebagai berikut. (1)-(6) = kalimat pengembang

(7) = kalimat topik

(8)-(15) = kalimat pengembang

4. Pola Pengembangan Paragraf

Menurut Chaer (2011: 88), pengembangan paragraf adalah pemberian keterangan-keterangan tambahan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas atau kalimat pengembang terhadap ide pokok yang terdapat pada kalimat pokok. Menurut Gorys Keraf (1980:84), pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu kemampuan memperinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan bawahan dan kemampuan mengurutkan gagasan- gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Untuk menerangkan sebuah paragraf, baik untuk memperinci gagasan utama, maupun mengurutkan rincian-rincian itu dengan teratur. Oleh karena itu dikembangkanlah berbagai macam metode pengembangan paragraf. Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

a. Klimaks dan antiklimaks

Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan menggunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci

dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Sedangkan pengembangan paragraf antiklimaks adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.

b. Sudut Pandangan

Sudut pandangan adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu.

c. Perbandingan dan Pertentangan

Pola pengembangan paragraf dengan perbandingan atau pertentangan adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu.

d. Analogi

Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi.

e. Contoh

Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca.

f. Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

g. Sebab-akibat

Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik.

h. Umum-khusus, khusus-umum

Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf. Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf. Sedangkan perinciannya terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, variasi dalam kedua jenis paragraf tersebut adalah penggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal paragraf dan diakhir diulang lagi.

i. Klasifikasi

Klasifikasi bekerja ke dua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

j. Definisi luas

Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.

Sedangkan menurut Abdul Chaer (dalam Chaer, 2011:88-98), cara atau model pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

a. Pengembangan Paragraf dengan Contoh

Pengembangan paragraf dengan memberi contoh dapat dilakukan jika kalimat topiknya berisi pernyataan yang bersifat umum. Dalam hal ini, dapat menggunakan kata contohnya, misalnya, dan seperti. Contoh paragraf yang mengandung pengembangan paragraf dengan contoh adalah sebagai berikut.

Tingkat kerawanan pelecehan seksual pada perayaan malam tahun baru sangat mengkhawatirkan. Di Jakarta, misalnya, meskipun tidak diberitakan secara luas, tidak kurang dari 10 orang yang akan mengalami pelecehan seksual ketika perayaan malam tahun baru pada tahun yang lalu. Di Surabaya lebih banyak lagi. Tidak kurang dari lima belas orang yang mendapat perlakuan itu. Sementara di Bandung jumlah korban pelecehan memang kecil, tetapi intensitasnya lebih tinggi. Hanya lima orang yang dilaporkan mendapat perlakuan tersebut, tetapi dua orang di antaranya hampir akan diperkosa sekelompok pemuda sebelum akhirnya dipergoki petugas keamanan. Kejadian- kejadian tersebut adalah sekedar contoh bahwa tingkat kerawanan pelecehan seksual pada perayaan malam tahun baru sangat mengkhawatirkan.

Kalimat pokok pada paragraf di atas adalah tingkat kerawanan pelecehan

seksual pada perayaan malam tahun baru sangat mengkhawatirkan. Lalu,

kalimat pokok tersebut dijelaskan dengan contoh kejadian di Jakarta, di Surabaya, dan di Bandung.

b. Pengembangan Paragraf dengan Definisi

Pengembangan paragraf dengan definisi biasanya dibuat apabila kita ingin mengenalkan sebuah istilah yang dianggap baru dan belum dikenal. Kalimat pokoknya berupa definisi. Lalu, dilanjutkan dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa penjelasan lebih lanjut mengenai istilah yang didefinisikan tersebut. Berikut contoh paragraf yang mengandung pengembangan paragraf definisi.

Frustasi adalah perasaan yang muncul pada seseorang karena tidak dapat memperoleh apa yang diinginkan atau diharapkan. Ketika seorang pemuda tidak dapat merebut hati seorang gadis yang sangat dicintainya atau ketika seorang petani yang sudah menginvestasikan sebagian besar uangnya untuk menanam padi, tetapi ternyata tidak panen sama sekali. Dengan kata lain, frustasi pada dasarnya adalah perasaan kecewa seseorang karena tidak berhasil memperoleh apa yang diinginkan.

c. Pengembangan Paragraf dengan Pemerincian

Pengembangan paragraf dengan pemerincian lazim dilakukan untuk menunjang pikiran pokok yang berupa fakta atau pendapat. Ide pokok itu dirinci dengan sejumlah fakta lain. Contoh paragraf yang mengandung pengembangan paragraf dengan pemerincian adalah sebagai berikut.

Di Yogyakarta, jumlah kendaraan cukup banyak sehingga kemacetan lalu lintas sering terjadi. Menurut catatan dinas lalu lintas, jalan raya terdapat 2317 buah mobil. Dari jumlah tersebut dapat diperinci jumlah mobil dinas pemerintahan ada 327 buah, mobil kendaraan umum ada 527 buah, mobil milik perusahaan swasta ada 107 buah, dan sisanya adalah mobil pribadi. Sepeda motor tercatat ada 1857 buah. Terdapat 327 di antaranya adalah sepeda motor berplat merah.

Pikiran pokok pada paragraf di atas adalah tentang jumlah kendaraan di sebuah kota. Lalu, diperinci dengan berapa jumlah mobil dinas, mobil pribadi, mobil kendaraan umum, dan sepeda motor.

d. Pengembangan Paragraf dengan Ilustrasi

Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan untuk menyajikan suatu gambaran atau melukiskan suatu objek. Sebuah kalimat pokok yang berisi ide pokok dijelaskan dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh paragraf yang mengandung pengembangan paragraf dengan ilustrasi adalah sebagai berikut.

Waktu pertama kali bertemu dengan Chairil Anwar, orang akan menyangka dia orang Indonesia. Rambutnya yang kepirang-pirangan selalu jatuh membuyar ke pelipis kanan dan selalu dibenahinya cepat ke belakang dengan gerak yang cepat. Putih matanya selalu ke merah-merahan, dihidupi oleh biji mata coklat muda bening, selalu sayup melihat arah kejauhan, tetapi juga selalu gesit dan cemerlang, disertai gerak-gerik kenakalan. Tidak sejenak pun dia dapat diam, semua pada dirinya bergerak (kata-katanya, matanya, jarinya, dan selalu menyertai kehadirannya). Kehadirannya membawa suasana dinamis gesit dan gerak.

Ide pokok pada paragraf di atas adalah tentang tingkah laku, fisik, dan sifat Chairil Anwar yang pertama kalim dilihat sebagian orang. Kemudian ide pokok dipaparkan dalam kalimat-kalimat penjelas bagaimana tingkah laku, sifat, dan keadaan fisik Chairil Anwar.

Dokumen terkait