• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Estuaria Tallo

5.1.1. Parameter Fisika Kimia Perairan

5.1.1.1. Suhu

Suhu air di daerah estuaria biasanya memperlihatkan fluktuasi yang lebih besar daripada air laut karena dipengaruhi oleh kedalaman, masukan air sungai, serta pasang surut. Sebaran suhu di Estuaria Tallo menunjukkan nilai yang bervariasi dimana pada musim barat kisaran suhu 27,8-32,7 oC sedangkan pada musim timur 28,10-31,70 o

C. Kisaran suhu secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 9 dan Lampiran 1.

Gambar 9. Rerata suhu di Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

5.1.1.2. pH

Nilai pH perairan Estuaria Tallo pada saat musim Barat berkisar antara 5,62-7,75, dimana pada saat pasang nilai pH berkisar 6,19-7,45 dan pada saat surut nilai pH 5,62-7,75. Nilai pH pada musim Timur berkisar 7,05-7,85 dan kisaran pH di perairan pada saat pasang dan surut masing-masing antara 7,23-7,85 dan 7,05-7,84. Sebaran pH secara lengkap disajikan pada Gambar 10 dan Lampiran 1 .

Gambar 10. Rerata nilai pH di Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

5.1.1.3. Salinitas

Kisaran salinitas pada saat musim barat dan musim timur di lokasi penelitian sangat bervariasi antara 0-35 ‰ dan 7-35 ‰. Pada musim Barat nilai salinitas cenderung lebih rendah baik pada saat pasang maupun pada saat surut yaitu berkisar 0-35. Sedangkan pada musim Timur salinitas perairan pada saat pasang 7-35 ‰ dan pada saat surut 15-35 ‰. Pola sebaran salinitas meningkat kearah muara seperti yang disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Nilai salinitas dari setiap stasiun pengamatan a) musim Barat, b) musim Timur

Nilai salinitas antara musim barat dan musim timur cenderung berbeda, hal ini disebabkan Estuaria Tallo merupakan wilayah peralihan antara perairan laut dan banyaknya massa air tawar yang masuk dari sungai-sungai yang berada di sepanjang lokasi penelitian. Berdasarkan Gambar 11 (a), pada musim barat terlihat pada stasiun 1-5 salinitasnya sebesar 0 o/oo .

(a)

Sedangkan pada musim timur stasiun 1 yang berada

sekitar 15 km dari muara ini nilai salinitas sebesar 7-15 o/oo. Salinitas permukaan air laut sangat erat kaitannya dengan proses penguapan, salinitas air dapat berbeda secara geografis akibat pengaruh curah hujan lokal, banyaknya air yang masuk ke laut, penguapan dan pergerakan massa air (King, 1963). Selain itu sebaran salinitas menunjukkan pula bahwa wilayah penelitian masih termasuk wilayah estuaria yang mendapat pengaruh air laut. Sebaran nilai salinitas secara lengkap disajikan pada Lampiran 1.

5.1.1.4. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO)

Sebaran nilai DO pada lokasi penelitian cukup bervariasi pada musim barat dan pada musim timur yaitu 2,75-6,21 mg/l dan 3,70-6,16 mg/l. Pada musim barat kandungan oksigen terlarut saat pasang yaitu 3,50-6,21 mg/l sedangkan pada saat surut 2,75- 6,77 mg/l. Sedangkan pada musim timur kandungan oksigen pada saat pasang 3,70-6,16 mg/l dan pada saat surut 3,86-5,62 mg/l . Nilai oksigen terlarut di lokasi penelitian secara lengkap disajikan pada Gambar 12 dan Lampiran 1.

Novotny dan Olem (1994) menyatakan bahwa keseimbangan oksigen di perairan, selain dipengaruhi oleh masukan bahan organik dan besaran kebutuhan oksigen, juga dipengaruhi oleh kondisi fisik estuaria seperti arus dan pasang surut. Faktor ini merupakan dua hal yang dapat mempengaruhi terjadi proses mixing atau pencampuran di estuaria. Proses mixing secara langsung akan membuat partikel dan zat terlarut di perairan menjadi homogen. Hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan oksigen di badan air dan di sedimen.

Gambar 12. Konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) di perairan Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa kandungan oksigen terlarut di lokasi penelitian umumnya berada dibawah baku mutu air laut (> 5 mg/l). Penelitian yang dilakukan oleh BAPEDALDA Kota Makassar Tahun 2006, 2007, 2008 menunjukkan nilai oksigen terlarut pada muara Sungai Tallo mengalami penurunan (11,98 mg/l; 7,11 mg/l dan 4,8 mg/l). Nilai ini memberikan gambaran bahwa perairan Estuaria Tallo telah terjadi pencemaran organik. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait rendahnya kelarutan oksigen di estuaria (Kennish, 2004). Turunnya kadar oksigen dalam perairan biasanya akan diikuti oleh kematian organisme laut yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas perairan karena proses pembusukan dan mengalami penumpukan bahan organik yang akan menimbulkan racun (Mukhtasor, 2007).

5.1.1.5. Kebutuhan Oksigen Secara Biologi (Biological Oxygen Demand, BOD)

Kandungan bahan organik di perairan dapat diestimasi dengan mengukur jumlah oksigen yang terpakai pada dekomposisi mikroba perairan dalam botol BOD5 yang diinkubasi pada suhu sekitar 20o C selama lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya (Boyd, 1988). Nilai BOD5 yang terukur menunjukkan jumlah bahan organik yang terdapat di perairan tersebut. Meski bukan jumlah bahan organik secara keseluruhan (Wetzel, 1983). Sebaran nilai BOD5 di perairan estuaria Tallo dapat dilihat pada Gambar 13 dan Tabel Lampiran 1.

Gambar 13. Konsentrasi Biological Oxygen Demand (mg/l) di perairan Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

Berdasarkan hasil analisis di laboratorium menunjukkan nilai BOD5 perairan Estuaria Tallo pada musim Barat dan musim Timur cukup bervariasi. Pada musim Barat nilai BOD5 berkisar 0,24-3,42 mg/l, sedangkan pada musim Timur BOD5

berkisar 0,79-3,47 mg/l. Secara umum terlihat bahwa nilai BOD5 pada saat pasang baik pada musim Barat maupun pada musim Timur konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan pada saat surut, namun demikian berdasarkan baku mutu kualitas air konsentrasi BOD5 di daerah penelitian masih berada dibawah ambang batas yaitu 20 mg/l (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI no 51 tahun 2004). Nilai BOD5 di perairan dipengaruhi oleh suhu, densitas plankton, keberadaan mikroba, serta jenis dan kandungan bahan organik (Effendi, 2003).

5.1.1.6. Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid/TSS)

TSS merupakan jumlah bahan-bahan yang tersaring dengan saringan berdiameter pori 0,45 mikron, yang umumnya terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. Konentrasi TSS pada Estuaria Tallo disajikan pada Gambar 14.

Gambar 14. Sebaran nilai TSS (mg/l) a) musim Barat, b) musim Timur

Gambar 14 memperlihatkan nilai parameter TSS pada Estuaria Tallo pada musim Barat dan pada musim Timur. Pada musim Barat nilai TSS bervariasi pada setiap stasiun pengamatan yaitu 2,00-50,00 mg/l pada saat pasang dan 4,00-20,00 mg/l pada saat surut dan beberapa konsentrasi yang didapatkan berada dibawah ambang batas baku mutu air untuk biota yaitu 20 mg/l kecuali pada stasiun 1, 2, 3, dan 13. Hal ini disebabkan stasiun 1, 2, dan stasiun 3 terletak di zona hulu sehingga pada saat pasang banyak menerima input air sungai yang membawa partikel-partikel tersuspensi,

sedangkan stasiun 13 terletak dekat pendaratan kapal nelayan sehingga aktivitas di daratan dan transportasi kapal nelayan meningkatkan proses pengadukan material tersuspensi antara air dan sedimen. Sedangkan pada musim Timur nilai TSS tertinggi pada stasiun 7 yaitu 137 mg/l pada saat pasang dan 143 mg/l pada saat surut. Hal ini disebabkan perairan yang cukup dangkal 0.25 meter sehingga kondisi perairan sangat keruh dan disekitar lokasi ini juga banyak aktivitas masyarakat yang sedang mencari kekerangan dan adanya erosi tanah yang ditimbulkan dari kegiatan pengurukan tanah yang ada disekitar lokasi penelitian.

Berdasarkan baku mutu air laut yaitu 20 mg/l, maka perairan estuaria Tallo pada beberapa stasiun menunjukkan kondisi yang telah tercemar oleh padatan tersuspensi. Hal ini disebabkan adanya erosi tanah yang ditimbulkan dari kegiatan yang ada disekitar lokasi penelitian.

5.1.1.7. Karbon Organik Total (Total Organic Carbon,TOC)

Karbon Organik Total atau Total Organic Carbon (TOC) dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat pencemaran suatu wilayah perairan terutama apabila nilai TOC antara bagian hulu dan hilir suatu tempat dapat dibandingkan. Nilai TOC perairan yang telah menerima limbah baik domestik maupun industri, atau perairan pada daerah berawa-rawa dapat melebihi nilai 10-100 mg/l (Effendi, 2003) sedangkan kandungan TOC pada perairan yang tidak tercemar biasanya ditemukan dalam konsentrasi yang sangat sedikit dalam mg C/L (Dojlido, 1993). Hasil pengukuran TOC di lokasi penelitian menunjukkan nilai > 10 mg/l seperti yang disajikan pada Gambar 15.

Gambar 15. Konsentrasi Karbon Organik Total (mg/l) di perairan Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

Berdasarkan hasil pengamatan (Gambar 15) secara umum terlihat bahwa kandungan TOC di estuaria Tallo dari hulu ke hilir cenderung mengalami penurunan baik pada musim barat maupun pada musim timur. Kandungan TOC di perairan pada musim barat pada saat pasang yaitu 17-67 mg/l dan 17-39 mg/l pada saat surut. Sedangkan pada musim timur berkisar 18-81 mg/l pada saat pasang dan 16-83 mg/l pada saat surut. Pada stasiun 7 (gambar 15 b) memperihatkan nilai TOC yang cukup tinggi dibandingkan stasiun lainnya. Sebaran kandungan TOC pada lokasi penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.1.1.8. Bahan Organik Total (BOT)

Bahan organik total adalah parameter yang menggambarkan kandungan bahan organik yang dapat dioksidasi oleh KMnO4 dan asam kuat (H2SO4). Bahan organik yang terkandung dalam perairan berada dalam bentuk suspensi, koloid, dan terlarut maupun dalam bentuk ukuran lebih besar lagi atau dalam bentuk hidup seperti seston serta dalam bentuk mati seperti tripton dan detritus. Kandungan bahan organik total di stasiun pengamatan pada musim hujan dan musim kemarau dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Konsentrasi Bahan Organik Total (mg/l) di perairan Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

Berdasarkan Gambar 16 terlihat kandungan BOT pada musim Barat pada saat pasang maupun surut lebih rendah dibandingkan dengan kandungan BOT pada musim Timur. Hal ini disebabkan tingginya pengenceran yang terjadi akibat curah hujan sehingga bahan-bahan organik banyak mengalami dekomposisi pada stasiun pengamatan. Sedangkan konsentrasi bahan organik dari hulu ke hilir menunjukkan

konsentrasi yang semakin meningkat, hal ini disebabkan akumulasi bahan organik dari berbagai kegiatan di sepanjang bantaran sungai lebih besar terjadi di daerah muara.

5.1.1.9. Nitrat (NO3

Kandungan nitrat pada saat musim Barat dan musim Timur di semua stasiun pengamatan cenderung bervariasi. Kandungan nitrat pada musim Barat berkisar 0,01-0,31 mg/l pada saat pasang dan 0,002-0,01-0,31 mg/l pada saat surut. Pada musim Timur sebaran nitrat pada saat pasang 0,013-0,066 mg/l dan pada saat surut 0,009-0,046 mg/l (Gambar 17). Kandungan nitrat yang diperoleh pada penelitian tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Idrus (2009).

)

(a) (b)

Gambar 17. Kandungan nitrat (mg/l) di perairan Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

Pada gambar diatas terlihat bahwa kandungan nitrat telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu 0,008 mg/l. Kandungan nitrat secara lengkap disajikan pada Lampiran 2.

5.1.1.10. Fosfat (PO4

Fosfat merupakan salah satu senyawa nutrien yang penting di dalam perairan. Fosfat biasanya akan teradsorbsi oleh fitoplankton dan seterusnya akan masuk ke dalam rantai makanan. Berdasarkan hasil pengamatan di Estuaria Tallo pada musim Barat kisaran kandungan fosfat di Estuaria Tallo pada saat pasang 0,46-2,67 mg/l dan

2,43 mg/l pada saat surut. Pada musim Timur kandungan fosfat pada saat pasang berkisar 0,66-1,15 mg/l dan pada saat surut 0,28-1,21 mg/l. Sebaran kandungan fosfat di Estuaria Tallo secara lengkap disajikan pada Gambar 18 dan Lampiran 2.

Kandungan fosfat di Estuaria Tallo secara umum terlihat bahwa pada musim barat lebih tinggi dibanding pada musim timur. Hal ini diduga akibat besarnya input limbah dan hancuran bahan organik dan mineral-mineral fosfat yang terbawa oleh air.

(a) (b)

Gambar 18. Kandungan fosfat (mg/l) di perairan Estuaria Tallo a) musim Barat, b) musim Timur

Kandungan fosfat di lokasi penelitian telah melebihi baku mutu lingkungan yaitu 0,016 mg/l. Samawi (2007), bahwa daerah aliran Sungai Tallo yang melalui pemukiman penduduk dan industri diperkirakan jumlah beban limbah yang dialirkan pada aliran sungai Tallo diperkirakan sebesar 1.023.528 ton bahan organik pertahun, dimana sekitar 438,379 ton N dan 73,385 ton P pertahun. Jumlah ini telah mengalami peningkatan pada periode 2003 – 2005 khususnya pospat yang mengindikasikan bahwa penggunaan detergen yang mengandung fosfat masih cukup tinggi di kota Makassar.

5.1.1.11. Logam Berat

Peningkatan konsentrasi logam berat di alam khususnya di perairan terjadi karena masuknya limbah yang mengandung logam berat ke perairan. Limbah yang banyak mengandung logam berat ini umumnya berasal dari limbah industri, pertambangan, pemukiman dan pertanian. Beberapa jenis logam yang diukur pada penelitian ini yaitu logam timbal (Pb), cadmium (Cd) dan seng (Zn) (Lampiran 3).

Hasil pengukuran logam Pb pada Estuaria Tallo pada musim Barat menunjukkan konsentrasi Pb berkisar <0,002-0,219 mg/l saat pasang dan <0,002-0,492 mg/l pada saat surut. Pada musim Timur kisaran nilai Pb pada saat pasang dan surut masing-masing 0,066 – 0,389 mg/l dan 0,088-0,370 mg/l (Gambar 19). Secara umum konsentrasi Pb di perairan estuaria Tallo telah melebihi baku mutu air yang diinginkan yaitu 0,008 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi pengamatan telah tercemar logam timbal yang diduga bersumber dari industri-industri yang membuang limbah disepanjang aliran sungai Tallo.

Gambar 19. Kandungan logam Pb (mg/l) di air pada setiap stasiun pengamatan a) musim Barat, b) musim Timur

Hasil pengukuran logam cadmium (Cd) diperoleh data konsentrasi Cd pada perairan Estuaria Tallo pada musim barat 0,006-0,109 mg/l saat pasang dan 0,006- 0,104 mg/l pada saat surut. Sedangkan hasil pengukuran pada musim timur pada saat pasang dan saat surut masing-masing 0,010-0,058 mg/l dan 0,010-0,082 mg/l (Gambar 20). Seperti halnya logam Pb, konsentrasi logam Cd di lokasi penelitian juga telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 0,001 mg/l.

Gambar 20. Kandungan logam Cd (mg/l) di air pada setiap stasiun pengamatan a) musim Barat, b) musim Timur

Logam Cd bersama unsur seng (Zn) merupakan zat pencemar dalam air dan sedimen di perairan utamanya di sekitar pelabuhan dan instalasi industri. Berdasarkan hasil pengukuran logam Zn didapatkan konsentrasi pada musim Barat berkisar 0,010-0,062 mg/l pada saat pasang dan 0,012-0,087 mg/l saat surut, sedangkan pada musim Timur masing-masing 0,009-0,059 mg/l dan 0,021- 0,101 mg/l pada saat pasang dan surut (Gambar 21).

Gambar 21. Kandungan logam Zn (mg/l) di air pada setiap stasiun pengamatan a) musim Barat, b) musim Timur

5.1.2. Sedimen

5.1.2.1. Ukuran butiran sedimen

Berdasarkan analisis ukuran butiran sedimen diperoleh bahwa terdapat perbedaan ukuran yang dominan pada musim barat dan musim timur. Pada musim barat sedimen

terbanyak di Estuaria Tallo adalah jenis pasir halus dan pasir sedang.Pada musim timur, jenis ukuran sedimen yang dominan adalah pasir sangat halus dan pasir sedang (Lampiran 4).

Jenis sedimen yang dominan menunjukkan kemampuan aliran air mengangkut butiran sedimen. Pada musim hujan, besarnya arus menyebabkan terjadinya pengadukan butiran sedimen di dasar perairan sehingga ukuran butiran yang terangkut juga lebih besar. Pada musim kemarau, sedimen cenderung terendapkan karena rendahnya arus air.

5.1.2.2. Bahan Organik Sedimen

Bahan organik dalam sedimen berasal dari bahan-bahan organik yang berada di perairan itu sendiri atau berasal dari luar yang terbawa oleh air tanah dan air permukaan. Bahan organik ini dalam jangka waktu tertentu akan mengumpul dan terakumulasi dalam sedimen. Penumpukan bahan organik di sedimen sungai disebabkan oleh rendahnya kecepatan arus di sungai tersebut. Sungai yang memiliki arus yang rendah akan mempercepat proses penumpukan bahan organik dan partikel lainnya di dasar sungai (Novotny dan Olem, 1994). Hasil analisis pH, Eh, fosfat, nitrat, BOT dan TOC pada sedimen disajikan pada Lampiran 5.

Konsentrasi beberapa parameter kimia sedimen hasil analisis menunjukkan nilai yang sangat bervariasi. Fosfat yang diukur pada musim Barat menunjukkan kisaran nilai 12,32-24,15 mg/l sedangkan dari sampel sedimen yang diambil pada musim Timur diperoleh kisaran 11,25-18,25 mg/l. Konsentrasi nitrat pada sedimen berkisar 18,26-24,56 mg/l pada musim Barat dan 22,65-27,23 mg/l pada musim Timur.

Kandungan BOT pada sedimen berhubungan erat dengan jenis sedimen. Semakin kasar ukuran sedimen, maka kandungan BOT semakin tinggi. Sebaliknya sedimen dengan butiran yang lebih kecil memiliki kandungan BOT yang lebih kecil. Kisaran konsentrasi BOT pada sedimen musim Barat 8,07-39,49 % sedangkan pada musim Timur 1,18-17,43 %. Nilai karbon organik total (TOC) pada sedimen berkisar 1,85 % pada musim hujan dan pada musim kemarau berkisar 18,22-22,32 %.

5.1.2.3. Logam Dalam Sedimen

Konsentrasi logam yang terkandung dalam sedimen yang diambil dari lokasi penelitian menunjukkan konsentrasi yang cukup tinggi seperti yang disajikan pada Gambar 22 dan Lampiran 5.

Gambar 22. Kandungan Logam Berat Pb (a), Cd (b) dan Zn (c) dalam Sedimen di setiap stasiun

Berdasarkan Gambar 22, terlihat bahwa konsentrasi logam tertinggi yang terkandung dalam sedimen berturut-turut adalah Zn, Pb dan Cd. Beberapa penelitian menunjukkan pola yang serupa dimana konsentrasi Zn pada sedimen ditemukan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi logam Pb dan Cd (Tabel 13). Tingginya konsentrasi logam pada sedimen diduga akibat tingginya konsentrasi logam berat pada perairan dan rendahnya kecepatan arus sehingga jumlah yang diendapkan cukup tinggi. Konsentrasi logam berat pada sedimen yang diambil pada musim Barat jauh lebih tinggi dibandingkan konsentrasi logam di sedimen pada musim Timur.

Tabel 13. Perbandingan konsentrasi logam (ppm) pada sedimen di estuaria

Lokasi Konsentrasi Logam (ppm)

Pb Cd Zn

Pearl River Estuary,China 27-72 - 32,3 - 210 Estuarine System of Santos S.

Vicente

14-33 3,5-5,2 24-103

Logoon Estuarine ystem of Cananeia

19-56 4-6,1 43-74

Hugli River,India 13,7-24,9 0,1-0,2 26-162 Sumber : Tobias (2008)

5.1.3. Strukur Komunitas Makrozoobentos

5.1.3.1. Komposisi Jenis dan Kelimpahan

Komposisi jenis makrozoobentos yang ditemukan di 13 stasiun pengamatan pada musim Barat dan musim Timur sangat bervariasi. Pada musim Barat ditemukan 2-15 jenis makrozoobentos per stasiun, dimana stasiun 6 memiliki jenis yang paling tinggi yaitu 15 jenis makrozoobentos dengan komposisi yang relatif sama berkisar 2-31 %, dengan kelimpahan rata-rata sebesar 85 individu/m2 . Pada musim Timur jenis makrozoobentos yang ditemukan pada 13 stasiun pengamatan berkisar 2-10 jenis. Stasiun 10 memiliki jenis yang paling tinggi yaitu 10 jenis dengan komposisi berkisar 2-40 % dan kelimpahan rata-rata sebesar 143 individu/m2 . Secara umum komposisi jenis makrozoobentos didominasi dari kelas Gastropoda dan Bivalvia baik pada musim

Barat maupun pada musim Timur (Gambar 23). Jenis Gastropoda merupakan spesies yang toleran terhadap perubahan lingkungan selain itu jenis ini biasa hidup pada substrar berpasir (Barnes, 1987). Sebaran makrozoobentos di 13 stasiun pengamatan pada 2 musim yang berbeda secara lengkap disajikan pada Lampiran 6.

(a) (b)

Gambar 23. Komposisi jenis makrozoobentos pada musim Barat (a) dan musim Timur (b) pada stasiun yang berbeda

5.1.3.2. Keanekargaman, Keseragaman dan Dominansi Jenis

Hasil perhitungan indeks keanekaragaman, keseragaman serta dominansi jenis makrozoobentos pada tiap stasiun pengamatan baik pada musim Barat maupun pada musim Timur dapat dilihat pada Gambar 24 dan 25 serta pada lampiran 10-11.

Gambar 25. Struktur Komunitas Makrozoobentos pada musim Timur

Berdasarkan indeks keanekaragaman jenis makrozoobentos pada lokasi penelitian baik pada musim Barat maupun musim Timur secara umum dapat dikategorikan dalam keadaan tercemar berat dengan nilai H’ ≤ 1 . Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis yang rendah, penyebaran individu tiap jenis rendah dan kestabilan komunitas rendah. Kecuali pada stasiun 10,11,12,13 pada musim Timur dikategorikan tercemar sedang, dimana nilai 1 < H’ < 3.

Apabila ditinjau dari indek keseragaman jenis makrozoobentos (Gambar 24 dan 25), dimana nilai E < 0,5 maka hal ini menunjukkan estuaria Tallo dalam kondisi tertekan.

5.1.4. Status Pencemaran Estuaria Tallo

Penilaian terhadap status pencemaran di wilayah Estuaria Tallo dilakukan dengan menghitung indeks pencemaran (IP) mengacu pada KepMen Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003. Metode ini dapat menggambarkan besarnya tingkat pencemaran yang telah terjadi di suatu lokasi. Pada penelitian ini parameter kualitas air yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran adalah pH, TSS, DO, BOD5, PO4, NO3, logam Pb, logam Cd dan logam Zn.

Tabel 14. Indeks Pencemaran Estuaria Tallo Pada Musim Barat 2010 dan Timur 2011 Barat Timur 1 9.01 7.02 Tercemar sedang 2 8.98 7.82 Tercemar sedang 3 9.01 7.52 Tercemar sedang 4 8.77 7.49 Tercemar sedang 5 8.18 7.44 Tercemar sedang 6 8.34 7.50 Tercemar sedang 7 8.16 7.90 Tercemar sedang 8 8.83 7.72 Tercemar sedang 9 8.41 7.60 Tercemar sedang 10 7.74 7.44 Tercemar sedang 11 7.56 7.82 Tercemar sedang 12 7.75 7.48 Tercemar sedang 13 7.83 7.75 Tercemar sedang Zona B Zona C Kategori Zona Stasiun IP Zona A

Berdasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran pada tabel 14 menunjukkan bahwa nilai IP yang diperoleh baik pada musim Barat maupun pada musim Timur Estuaria Tallo termasuk dalam kategori tercemar sedang. Kondisi ini berbeda dengan tingkat pencemaran berdasarkan indeks keanekaragaman makrozoobentos yang dikategorikan tercemar berat. Secara umum perairan Estuaria Tallo yang telah mengalami pencemaran sedang sampai berat ini menjadikan alasan yang kuat untuk melakukan suatu upaya pengelolaan dan pengendalian pencemaran pada perairan Sungai Tallo. Perhitungan indeks pencemaran beberapa parameter kimia secara lengkap disajikan pada Lampiran 7 dan 8.

Dokumen terkait