BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
B. Asam Oleanolat
3. Parameter Sifat Fisik dan Stabilitas Krim
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak tiap tetes cair
se lid yang berhubungan langsung dengan koefisien friksi. Faktor yang
mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak, kecepatan dan lama
tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur pada tempat aksi. Kecepatan
penyebarannya bergantung
kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi (Garg et al., 2002).
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir;
makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya (Martin et al., 1993). Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya
Ada beberapa indikator untuk stabilitas fisik emulsi, yaitu : creaming, coagulation, coalescence, da scence digambarkan sebagai
i di mana partikel emulsi membentuk lapisan homogen. Apabila proses
am 1 Bee
r dari alkohol tingkat tinggi. Beeswax bukan merupakan emulgator yang enyawa ini berguna sebagai stabilisator dari krim A/M di mana beeswax
emfasi
silkan
mulsi A
ari domba Ovies aries
ak tingkat tinggi,
ster dari alkohol tingkat tinggi. Konstituen dari asam lemak tingkat tinggi n Ostwald ripening. Coale
proses agregas
coalescence terjadi secara baik, emulsi akan terpisah menjadi dua fase, yang merupakan tahap paling stabil. Coalescence berbeda dari creaming dan coagulation pada pengertian fisik (Mitsui, 1998).
4. Formulasi Cold Cre 4. swax
Beeswax merupakan lilin natural yang diproduksi dari sarang lebah oleh lebah madu dari genus Apis. Komponen utama dari beeswax adalah myricyl palmitate, yang merupakan este
baik namun s
m litasi pencampuran dengan air (Collet, 1991).
Beeswax mengandung (a) sedikit esters dari kolesterol (sterol mengha
e /M) dan (b) asam serotik bebas (C23 H51COOH). Asam ini bereaksi dengan
borax, menghasilkan sabun yang digunakan sebagai emulgator dalam cold cream ( Gunns, 1975).
4. 2 Lanolin
Lanolin merupakan komponen berlemak yang dihasilkan d
Linné. (Bovidae). Bahan ini berbentuk pasta dengan warna kuning (Mitsui, 1998).
Komponen utama dari lanolin adalah campuran dari asam lem
adalah campuran kompleks dari anteiso fatty acids dan iso fatty acids. Sterol dan alkohol tingkat tinggi, komponennya terdiri dari kolesterol, dan isokolesterol tetapi juga
mengandung C13 sampai C33 alkohol tingkat tinggi (Mitsui, 1998).
Lanolin memiliki afinitas pada kulit dan cukup lengket, memiliki sifat
higroskopik, sehingga digunakan pada krim dan lipstik (Mitsui, 1998).
mbinasikan dengan beeswax, membentuk emulsi beeswax-borax.
% (Wilkinson, J.B. dan Moore, R.J., 1982).
α
-, sebaik pada stratum corneum-,dan dipercaya
oteksi biomolekul terhadap tekanan oksidasi (Barel et
al, 2001).
4. 3 Borax
Borax disebut juga Natrii tetraboras atau Natrium tetraborat, mengandung sejumlah Na2B4O7 yang setara dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0
% Na2B4O7. 10H2O. Umumnya berupa serbuk putih dari kristal tak berwarna atau putih
dan tidak berwarna. Mudah larut dalam air mendidih dan dalam gliserin, tidak larut
dalam etanol (Anonim, 1995).
Borax diko
Borax digunakan dalam cold cream untuk meningkatkan stabilitas krim dan membentuk tekstur krim yang baik. Ketika larutan borax dicampurkan ke dalam lelehan beeswax,
garam sodium dari asam lemak akan terbentuk pada lapisan antara fase minyak dan air.
Jumlah borax yang digunakan untuk menetralkan beeswax dalam cold cream berkisar antara 5-16
4. 4 tocopherol
Vitamin merupakan antioksidan lipofilik pada kulit, dan umumnya digunakan
sebagai antioksidan alami dalam formulasi sediaan topikal. Vitamin ditemukan di
seluruh bagian kulit, dermis dan epidermis
Vitamin E memiliki efek sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan substansi
yang menunda atau mencegah proses oksidasi lemak dan hasil dari proses
auto-oksidasi tersebut. (Anonim, 1939). Vitamin E dipercaya dapat memecah rantai radikal
bebas dalam membran (Barel et al, 2001).
4.5 Sorbitan monooleat (Span 80)
Sorbitan ester merupakan cairan berminyak berwarna kuning kecoklatan dengan gugus hidrofobik yang membantu kelarutan minyak dan merupakan emulgator untuk
emulsi A/M. Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi dapat terdispersi dalam air dingin
larut dalam propilen glikol, larut
alam hampir semua minyak mineral dan nabati, sedikit larut dalam eter. Penggunaan
enyawa ini sama seperti ester sorbitan, seperti Span 20, berguna untuk membuat krim
pe A/M, bagian kecil dari Tween 60 dan Tween 80 dapat ditambahkan untuk
iskositas dan membantu pembentukan emulsi, sehingga tidak perlu
engg
atau air hangat. Umumnya digunakan dalam pembuatan emulsi, krim, dan salep sebagai
emulgator. Bila digunakan tanpa campuran apapun, membentuk emulsi A/M. Namun
dikombinasikan dengan polysorbate dengan komposisi tertentu dapat membentuk emulsi
A/M maupun M/A. Krim dengan sorbitan memiliki tekstur yang halus dan stabil
(Aulton,1991).
Sorbitan monooleat memiliki pemerian sebagai berikut: warna kuning gading,
cairan seperti minyak kental, bau khas tajam, rasa lunak. Span 80 tidak larut tapi
terdispersi dalam air, bercampur dengan alkohol, tidak
d
s
ti
mengurangi v
4.6 Tween 80
Polysorbate merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan esters.
Polysorbate dalam bentuk cairan berminyak, berwarna kuning sampai oranye, atau dalam bentuk padatan lilin. Zat ini bersifat netral, tidak mudah meguap, dan stabil terhadap
mbuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1991).
Tween 80 merupakan cairan minyak yang berwarna kuning terang atau kuning
kecoklatan dengan bau khas dan rasa agak pahit. Senyawa ini iscibile dalam air,
alkohol, kloroform, eter, etil asetat dan metanol. Larut dalam 125 bagian minyak biji
kapas; praktis tak larut dalam eter minyak bumi, parafin cair, fixed oil (Anonim, 1988).
4.7 Virgin Coconut Oil
ubah
nja
suhu. Sebagian besar larut atau terdispersi dalam air. Polysorbate menghasilkan emulsi
M/A dengan tekstur yang halus, stabil pada konsentrasi elektrolit yang tinggi dan
perubahan pH. Zat ini berguna untuk pembuatan krim dan salep yang larut air dan mudah
dicuci air. Umumnya, polysorbate dimodifikasi dengan sorbitan esters dalam penggunaannya untuk pe
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak yang diproses dari buah kelapa
tanpa mengalami pemanasan. VCO mempunyai kenampakan bening serta mengandung
banyak asam laurat. VCO mengandung asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA) (Timoti, 2005).
Virgin Coconut Oil mengandung asam laurat yang dalam tubuh manusia dir
me di monolaurin dan yang menjadi paling kuat dalam membunuh virus, bakteri,
cendawan dan protozoa. Disamping itu sebagai Asam Lemak Rantai Sedang (MCFA)
dapat mengontrol berat badan. Asam lemak ini sangat mudah diserap oleh tubuh, tidak
ditimbun dulu sebagai lemak seperti asam lemak berantai panjang(Anonim, 2008).
Manfaat VCO lain, mengurangi atau
menurun
etode Simplex Lattice Design
a campuran atau lebih. Dengan menggunakan metode ini
diharapkan faktor trial and er formula dapat dikurangi dan juga dapat memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada semua
Simplex Lattice Design dengan dua variabel bebas
Y = Respon atau hasil penelitian
A = Kadar proporsi komponen A
B = Kadar proporsi komponen B
a, b, ab = koefisien yang dihitung dari pengamatan penelitian
Koefisien a, b, ab dapat dihitung dari asal percobaannya (Bolton, 1997). untuk kesehatan manusia antara
kan resiko kanker dan penyakit degeneratif, mencegah infeksi virus, dan
membantu mengontrol diabetes. Dalam bidang kosmetik, VCO biasa digunakan dalam
krim perawatan wajah (Surtiningsih, 2006).
G. M
Metode Simplex Latice Design adalah suatu metode optimasi untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari du
ror dalam mendesain suatu metode ini
perbandingan (Bolton, 1997).
Persamaan umum untuk
adalah sebagai berikut :
Y = a(A) + b(B) + ab(A)(B)