• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Secara etimologi kata “pariwisata” berasal dari bahasa Sansekerta, sesungguhnya bukanlah berarti “tourisme” (bahasa Belanda) atau “tourism” (bahasa Inggris). Kata pariwisata menurut pengertian ini, merupakan sinonim dengan pengertian “tour”. Pendapat ini berdasarkan pengertian sebagai berikut: kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu kata “pari” dan “wisata”. Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap (ingat kata paripurna) dan wisata,

9

berarti perjalanan, bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan

kata”travel” dalam bahasa Inggris.10

Atas dasar tersebut, maka kata “pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata ”tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata “kepariwisataan” dapat digunakan kata ”tousrisme” atau “tourism”.11

Definisi pariwisata menurut beberapa para ahli adalah: 1) Prof Salah Wahab

Suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. 2) Dr. Hubbert Gulden

Suatu seni dari lalu lintas orang dimana manusia berdiam diri di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yaitu sifatnya berhubungan dengan pekerjaan.

3) Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960

Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar negeri)12

Jadi berdasarkan beberapa pengerian di atas dapat disimpulkan pariwisata adalah suatu kegiatan manusia mengunjungi daerah lain dari tempat tinggalnya dan tidak untuk tujuan menetap atau melakukan kegiatan bisnis, melainkan untuk bersenang-senang, rekreasi dan menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas sehari-hari.

10

Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Aksara, 1996), h. 112. 11

Ibid,. h. 112-113. 12

b. Wisatawan

Berdasarkan tata bahasa Inggris pelaku perjalanan pariwisata adalah”tourism” dan ”excurtionist”. Menurut rumusan Internasional Union of Official Travel Organisation (IUOTO) pada tahun 1963 (dalam general uwantoro, 1997), yang dimaksud dengan tourist dan excurtionist sebagai berikut:

1) Wisatawan (tourist), yaitu pengunjung sementara paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dengan tujuan perjalanan:

a) Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olah raga.

b) Hubungan dagang, sanak saudara, konferensi, misi dan sebagainya. 2) Pelancong (excurtionist) yaitu pengunjung sementara paling sedikit

tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan kapal pesiar). 13

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan definisi wisatawan adalah orang yang

melakukan kegiatan wisata,14 sedangkan berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan definisi dari wisata adalah ”kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk kajian rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”.15

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang atau pelaku yang melakukan kegiatan berwisata. c. Daerah Tujuan Wisata

Dalam melakukan wisata terdapat kajian sosiologis mengenai alasan seseorang melakukan wisata, terdapat faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan wisata. Hal

13

Geografi Pariwisata, 2014, h. 21, (http://eprints.uny.ac.id/8536/3/BAB2 -08405241008.pdf).

14

Pendit Nyoman S, Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana), (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2003), h. 14.

15

Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 12.

senada juga dikemukakan ketika seseorang mengkaji elemen daerah tujuan wisata dalam sistem pariwisata. Semua hal ini terkait dengan destinasi atau daerah tujuan wisata. Pada dasarnya destinasi merupakan interaksi antar berbagai elemen, sebagaimana dikatakan Laiper (1990) tiga komponen pokok yang harus dikelola dengan baik oleh suatu destinasi adalah wisatawan, wilayah (objek dan atraksi), dan informasi mengenai wilayah.

Menurut Jackson (1989) ada empat elemen utama untuk mencapai tujuan umum dan khusus dari wisatawan, yaitu facilities, accomodation,

transportation, dan attraction”. Kembali menurut Jakson, perkembangan

suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata dipengaruhi oleh beberapa pernyataan penting, seperti:

1. Attractive to client,

2. Facilities and attractions,

3. Geographic location,

4. Transport link,

5. Politicalstability,

6. Healthy environment,

7. No goverment restriction.16

Faktor-faktor penunjang daerah tujuan wisata harus diperhatikan dengan baik karena berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan. d. Potensi Pengembangan Kawasan Wisata

1) Potensi Wisata

Potensi wisata menurut Nyoman S Pendit adalah segala hal dan kejadian yang diatur dan disediakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda, maupun jasa.

Sedangkan menurut Chafid Fandeli potensi wisata juga dapat berupa sumber daya alam yang beraneka ragam dari aspek fisik dan

16

I Gede Pinata dan Putu G. Gayatri, Sosiologi Pariwisata, (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 100-101.

hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Sedangkan sumber daya dapat diartikan sebagai unsur-unsur lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi keinginan wisatawan.17

2) Atraksi Wisata

Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi atau lazim pula dinamakan “objek wisata”. Atraksi atau objek wisata, baik yang hadir natural maupun yang biasa berlansung setiap harinya serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu. Yang termasuk atraksi antara lain: panorama keindahan alam seperti gunung, lembah, ngarai, air terjun, danau, pantai matahari terbit/terbenam, cuaca, dan lain-lain yang berkaitan dengan keadaan alam. Selain keadaan alam keanekaragaman budaya dan sejarah juga dapat menjadi atraksi wisata. 18

3) Aksesibilitas (Jarak dan Waktu)

Dalam bidang pariwisata jarak dan waktu tempuh untuk sampai pada daerah tujuan wisata merupakan hal yang dipertimbangkan secara matang oleh para wisatawan. Semakin singkat dan terjangkaunya jarak dan waktu keberangkatan, maka daerah tujuan wisata tersebut akan banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Akomodasi berupa tranportasi yang tersedia menuju daerah tujuan wisata tersebut juga harus ditingkatkan guna menarik para wisatawan, dengan fasilitas transportasi yang mampu sampai pada daerah tujuan wisata tersebut menyebabkan wisatawan mudah untuk mengunjungi daerah tujuan wisata tersebut.

Namun lagi pada era sekarang jauhnya daerah tujuan wisata bukan lagi menjadi hambatan bagi wisatawan yang ingin berkunjung kesana, apabila tersedia transportasi yang berkualitas dan terjangkau

17

Geografi Pariwisata. 2014, h. 22, (http://eprints.uny.ac.id/8536/3/BAB 2 - 08405241008.pdf).

18

Pendit Nyoman S, Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana), (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2003), h.19-20.

bagi semua kalangan. Hal ini menjadi perhatian khusus para pengelola objek wisata untuk menyediakan transportasi baik darat, udara, dan laut sehinga akses menuju objek wisata dapat terjangkau sekalipun di pelosok negeri atau di luar negeri sekalipun.

4) Fasilitas

Sebelum seseorang wisatawan melakukan perjalanan wisata terlebih dahulu ia ingin mengetahui tentang:

a) Fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan ke daerah tujuan wisata yang ingin dikunjunginya.

b) Fasilitas akomodasi, yang merupakan tempat tinggal sementara di tempat atau di daerah tujuan yang akan dikunjunginya.

c) Fasilitas catering service, yang dapat memberikan pelayanan mengenai makanan dan minuman sesuai dengan selera masing-masing.

d) Objek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjunginya.

e) Aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjungi tersebut.

f) Fasilitas perbelanjaan, dimana ia dapat membeli barang-barang pada umumnya dan suvenir pada khususnya

g) Tempat atau toko ia dapat membeli atau reparasi kamera dan mencuci serta mencetak film hasil pemotretannya.

Semua hal tersebut menyangkut sarana prasarana pariwisata yang harus disediakan sebelum mempromosikan daerah tujuan wisata.19 a) Prasarana

Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang mendukung agar sarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta

19

dapat memberikan pelayanan pada wisatawan guna memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam, antara lain:20

Lothar A. Krek dalam bukunya International Tourism dalam Oka A Yoeti membagi prasarana atas dua bagian yaitu:

a. Prasarana Perekonomian (Economy Infrastruktures), yang dapat dibagi atas:

1) Pengangkutan (Transportasi)

Pengangkutan di sini adalah pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari tempat mereka tinggal ke tempat atau negara yang merupakan daerah tujuan wisata.

2) Komunikasi (Communication Infrastructures)

Tersedianya prasarana komunikasi akan dapat mendorong para wisatawan utuk mengadakan perjalanan jarak jauh. Dengan demikian wisatawa tidak akan ragu-ragu meninggalkan rumah dan anak-anaknya. Termasuk dalam kelompok ini diantaranya telepon, telegraph, radio, TV, surat kabar, internet, dan kantor pos.

b. Kelompok yang termasuk ”UTILITIES”

Sarana ”UTILITIES” adalah penerangan listrik, persediaan air minum, sistem irigasi dan sumber energi.

c. Sistem Perbankan

Adanya pelayanan bank bagi para wisatawan berarti bahwa wisatawan mendapat jaminan mutu dengan mudah menerima atau mengirimkan uangnya dari negara asalnya tanpa melayani birokrasi pelayanan. Sedangkan untuk pembayaran lokal, wisatawan dapat menukarkan uangnya pada money changer setempat.

20

Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 13.

d. Prasarana Sosial (Sosial Infrastructure)

Prasarana sosial adalah semua faktor yang menunjang kemajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian yang ada. Termasuk dalam kelompok ini adalah:

1) Sistem pendidikan (School System)

Adanya lembaga-lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri dalam pendidikan kepariwisataan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan tidak hanya pelayanan bagi para wisatawan, tetapi juga untuk memelihara dan mengawasi suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang kepariwisataan.

2) Pelayanan Kesehatan (Health Service Facilities)

Pelayanan kesehatan harus terdapat dalam daerah tujuan wisata sebaga jaminan pelayanan kesehatan bila ada wisatawan yang jatuh sakit dalam perjalanan wisata.

3) Faktor Keamanan (Safety Factor)

Perasaan tidak aman dapat terjadi di suatu tempat yang baru saja dikunjungi, untuk itu dibutuhkan keamanan dari tempat wisata sehingga para wisatawan merasa aman berada disana.

4) Petugas yang Langsung Melayani Wisatawan (Goverment

Apparatur)

Termasuk ke dalam kelompok ini antara lain petugas imigrasi, petugas bea cukai, petugas kesehatan, polisi, dan pejabat-pejabat lain yang berkaitan dengan pelayanan para wisatawan. 21

b)Sarana

Sarana kepariwisataan adalah sarana wisata merupakan perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada

21

wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. 22 Jenis-jenis sarana pokok kepariwisataan adalah:

a. Sarana Pokok Wisata (Main Tourism Superstructures)

Sarana pokok wisata adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan pariwsata. Misalnya: travel agent, tour

operator, perusahaan angkutan wisata, hotel, retoran, objek

wisata/atraksi.

b. Sarana pelengkap pariwisata (SuplemetingTourism

Superstructures)

Sarana pelengkap pariwisata adalah perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok pariwisata, tetapi juga adalah membuat agar wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata (DTW)

c. Sarana Penunjang Pariwisata (Supporting Tourism

Superstructures)

Sarana penunjang pariwisata memiliki fungsi agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya, misalnya kios-kios, night club, steambaths, dan casino.23

Tabel 2. 1

Standar Kelayakan menjadi Daerah Tujuan Wisata No Kriteria Standar Minimal

1. Objek Terdapat salah satu dari unsur alam, sosial ataupun budaya

2. Akses Adanya jalan, adanya kemudahan, rute, tempat parkir dan harga parkir yang terjangkau

3 Akomodasi Adanya pelayanan penginapan (hotel, wisma, losmen, dan lain-lain)

22

Ibid,. h. 197. 23

4. Fasilitas Agen perjalanan, pusat informasi, salon, fasilitas kesehatan, pemadam kebakaran,

hydrant, TIC (Tourism Information Centre),

guiding (pemandu wisata), plang informasi,

petugas yang memeriksa masuk dan keluarnya wisatawan (petugas entry dan exit)

5. Transportasi Adanya transportasi lokal yang nyaman, variatif yang menghubungkan akses masuk.

6. Cetering

Service

adanya pelayanan makanan dan minuman (restaurant, rumah makan, warung nasi dan lain-lain)

7. Aktivitas rekreasi

Terdapat sesuatu yang dilakukan di lokasi wisata, seperti berenang, terjun payung, berjemur, berselancar, jalan-jalan dan lain-lain.

8. Pembelanjaan Adanya tempat pembelian barang-barang umum, seperti kamera beserta film, serta souvenir yang khusus dan sesuatu yang khas dari daerah yang bersangkutan

9. Komunikasi Adanya televisi, telepon umum/warung telkom, radio, sinyal telephone seluler, penjual voucher (isi ulang pulsa seluler) dan internet akses

10. Sistem perbankkan

Adanya bank (beberapa jumlah dan jenis bank dan ATM beserta sebarannya)

11. Kesehatan Poliklinik poli umum/Jaminan ketersediaan pelayanan yang baik untuk penyakit yang mungkin diderita wisatawan

12. Keamanan Adanya jaminan keamanan (petugas khusus keamanan, polisi wisata, pengawas pantai, rambu-rambu perhatian, pengarah kepada wisatawan)

13. Kebersihan Tempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang kebersihan

14 Sarana Ibadah Terdapat salah satu sarana ibadah bagi wisatawan

15 Sarana Pendidikan

Terdapat salah satu sarana pendidikan formal

16 Sarana Olahraga

Terdapat alat dan perlengkapan untuk berolahraga

Dokumen terkait