• Tidak ada hasil yang ditemukan

Participative Management Style

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Budaya Organisasi Participative

4. Participative Management Style

Pengukuran participative management style ditandai dengan pembagian kekuasaan dan tanggung jawab antara atasan dengan bawahan dalam

organisasi.

5) Nilai-nilai liberal

Pengukuran nilai liberal ditandai dengan organisasi yang berpandangan

luas dan terbuka terhadap ide-ide baru yang berupa kritik, saran dan

pendapat.

6) Kooperatif dalam hubungan dengan publik

Pengkuran kooperatif dalam hubungan publik ditandai dengan keinginan

organisasi untuk bernegosiasi dengan karyawan yang tidak setuju terhadap

kebijakan organisasi

7) Sistem lingkungan yang terbuka

Sistem lingkungan terbuka diukur dengan keterbukaan organisasi dalam

menerima ide-ide baru atau pendapat dari karyawan

2. Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)

a. Definisi Konseptual

Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut George dan Jones (2002:81) adalah kumpulan dari kepercayaan dan perasaan yang seseorang

(karyawan) punyai mengenai pekerjaannya. Luthans (2011:142)

menyebutkan bahwa terdapat lima dimensi pekerjaan yang

pekerjaan itu sendiri (the work itself), pengawasan (supervision), rekan kerja (coworker) dan promosi pekerjaan (promotionopportunities)

b. Definisi Operasional

Penelitian terdahulu milik Natasha tahun 2012 menyebutkan indikator

kepuasan kerja menurut Luthans (2006:36) adalah sebagai berikut :

1) Gaji (Pay)

Pengukuran dari kepuasan gaji (pay) ditandai dengan karyawan yang menginginkan sistem pembayaran upah yang dipersepsikan sebagai

adil yaitu sesuai dengan pengharapan dan kemampuan mereka dalam

pekerjaannya.

2) Pekerjaan itu sendiri (The work itself)

Dimensi pekerjaan itu sendiri atau the work itself diukur dengan karyawan yang cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberikan

kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan keterampilannya,

kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik pekerjaan mereka.

3) Peluang promosi pekerjaan (Promotion Opportunities)

Promosi pekerjaan terjadi pada saat seorang karyawan berpindah dari

suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi dengan tanggung

jawab dan jenjang organisasionalnya. Dimensi ini diukur dengan

kepuasan terhadap kebijakan promosi pekerjaan dalam perusahaan dan

4) Pengawasan (Supervision)

Supervisi berhubungan dengan karyawan secara langsung dan

memengaruhi karyawan dalam pekerjaannya. Dimensi ini diukur

dengan manager yang memberi dukungan terhadap karyawan tingkat

bawah, manager yang memberikan kesempatan untuk memberikan

masukan dalam pekerjaan pada karyawan, manager yang membuka

kesempatan pada karyawan untuk berkomunikasi secara langsung dan

manager yang berhasil bekerjasama dengan karyawan

5) Rekan kerja (Coworkers)

Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan

interaksi sosial dengan rekan kerja. Interaksi social didalam pekerjaan

berupa dukungan rekan kerja, hubungan antar rekan kerja yang terjalin

dengan baik dan rasa senang bekerja dengan rekan kerja yang

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk menghitung indikator dari budaya organisasi dan kepuasan kerja. Skala

Likert menurut Kinnear (1988) dalam Umar (2002:132) berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Dengan skala

Likert, pernyataan-pernyataan dalam kuesioner disajikan dengan kriteria

sebagai berikut :

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Tidak Setuju (TS) = 2 Netral (N) = 3 Setuju (S) = 4 Sangat Setuju (SS) = 5 I. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan

kuantitatif dengan jenis eksplanatif. Penelitian kuantitatif eksplanatif

merupakan penelitian yang menjelaskan suatu generalisasi sampel

terhadap populasinya. Kuantitatif ekspalatif juga menjelaskan hubungan,

perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain (Bungin,

2005:46). Pada penelitian yang menggunakan jenis kuantitatif eksplanasi

maka penelitian tersebut menggunakan sampel dan hipotesis. Hipotesis

tersebut akan diuji menggunakan statistik inferensial. Penelitian kuantitatif

ekspalatif digunakan untuk mengembangkan teori dan menyempurnakan

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta yang

beralamat di jalan Kenari No. 58 Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber

data pertama di lokasi penelitian (Bungin, 2005:132). Data primer yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner.

1) Angket atau Kuesioner

Teknik pengumpulan data angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan menggunakan serangkaian daftar

pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk diisi oleh

responden. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner

untuk mengumpulkan data primer yang diperlukan untuk

penelitian. Dalam kuesioner penelitian ini, penulis membuat

pertanyaan untuk responden mengenai budaya organisasi

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua

atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin, 2005:132).

Penulis menggunakan dua metode dalam pengumpulan data sekunder

yaitu :

1) Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara tatap

muka antara pewawancara dengan responden (Bungin,

2005:136). Dalam wawancara biasanya digunakan interview guide atau pedoman wawancara untuk menanyai responden. Peneliti menggunakan wawancara untuk mencari data seputar

latar belakang organisasi, komunikasi di dalam organisasi serta

budaya organisasi di organisasi tersebut. Data wawancara

tersebut digunakan untuk keperluan latar belakang masalah

dalam penelitian ini.

2) Dokumen

Peneliti menggunakan dokumen untuk melengkapi data dalam

penelitian ini. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini

berupa laporan bulanan BKKBN perwakilan Daerah Istimewa

4. Populasi dan Sampling

a. Populasi

Populasi digunakan untuk menyebutkan sekelompok obyek yang

menjadi sasaran penelitian. Populasi merupakan keseluruhan obyek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan

(Bungin, 2005:109). Terdapat dua jenis populasi yaitu populasi terbatas

dan populasi tidak terbatas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

populas terbatas sebagai obyek penelitian. Populasi terbatas adalah

populasi yang memiliki sumber data yang jelas batasannya secara

kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 111 responden.

b. Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik incidental sampling. Menurut Bungin (2005:126), incidental sampling digunakan pada penelitian yang respondennya sibuk atau sukar

ditemui oleh karena itu siapa saja yang ditemui jika termasuk dalam

kategori populasi dapat dijadikan responden. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik incidental sampling karena karyawan BKKBN Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta sukar ditemui dan sibuk.

5. Teknik Analisis Data

Untuk mengukur hubungan antara kedua variabel peneliti

menggunakan teknik statistik yaitu teknik korelasi tunggal. Teknik

korelasi antara dua variabel penelitian (Bungin, 2005:205). Dalam

penelitian ini, peneliti mencari korelasi antara budaya organisasi dengan

kepuasan kerja karyawan. Jenis teknik korelasi tunggal yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Rank Order atau Rank Spearman. Teknik korelasi Rank Spearman menurut Bungin (2005:207) adalah teknik korelasi tunggal yang digunakan untuk mencari koefisiensi

korelasi antara data ordinal dan data ordinal lainnya. Berikut ini adalah

rumus Rank Spearman yang akan digunakan untuk analisis data pada penelitian ini :

γho = 1- 6∑�2

� �2−1

Keterangan :

γho = Koefisien Korelasi RankSpearman

1 = Bilangan Konstan

6 = Bilangan Konstan

d = Perbedaan antara pasangan jenjang

∑ = Sigma atau Jumlah

N = Jumlah individu dalam sampel

Nilai koefisien Rank Spearman berada diantara -1 < < 1. Apabila hasil dari korelasi Rank Spearman nol (0) maka tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Sedangkan apabila nilai korelasi Rank Spearman adalah +1 maka terdapat hubungan yang positif antar kedua variabel. Sebaliknya jika -1 maka hubungan kedua variabel adalah negatif.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan alat untuk mengukur apakah kuesioner

benar-benar dapat digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian

(Field, 2009:12). Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus

korelasi product moment berikut ini :

rxy = __n .∑ (XY) –(∑X) .(∑Y)_______ √ { n∑ X² –(∑X)² } { n∑ Y² –(∑Y)² }

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi n : Jumlah Sampel

x : Skor setiap item

y : Skor total tiap item

Nilai rxy yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel product moment pada taraf signifikansi (α) = 0,05 untuk responden dengan jumlah 30 adalah 0,361. Dengan demikian item yang ada dalam

instrumendikatakan valid apabila rxy > 0,361.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui alat pengukur reliable

atau tidak. Uji reliabilitas mempunyai kemampuan untuk menghasilkan

hasil yang sama dengan kondisi yang sama. Untuk menjadi valid,

instrumen harus reliable terlebih dahulu (Field, 2009:12). Menurut Nasution (2001:56), uji reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk

menentukan pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Apabila

instrumen penelitian tidak reliable maka dengan sendirinya instrumen tersebut tidak valid. Dengan demikian uji reliabilitas sangat penting untuk

dilakukan. Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cornbach yaitu :

α =

� �2−∑��2 �−1 �2

α = Koefisien alpha

n = Jumlah item dalam skala

S2 = Varian total dalam skor test Si2 = Varian dari setiap item skala

Apabila hasil dari alpha dengan 30 respoden diatas r tabel yaitu

0,361 (α > 0,361) maka item pertanyaan dalam kuesioner tersebut

BAB II

Gambaran Umum BKKBN Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta

A. Sejarah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN

merupakan organisasi yang oganisasi pemerintah yang melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga

berencana. Dari awal pendirian organisasi ini hingga sekarang, BKKBN telah

mengalami berbagai perkembangan. Awalnya organisasi ini dimulai dengan

adanya pembentukan Perkumpulan Keluarga Berencana pada 23 Desember 1957

kemudian perkumpulan tersebut berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga

Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood Federation. PKBI mempunyai tiga macam pelayanan yaitu mengatur kehamilan, mengobati

kemandulan serta memberi nasihat perkawinan.

Tahun 1967 PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen

Kehakiman, pada saat Orde Baru tersebut terjadi perkembangan yang pesat usaha

penerangan dan pelayanan KB di seluruh Indonesia. Masalah kependudukan

menjadi fokus pemerintah pada masa Orde Baru. Pada masa itu terjadi Kongres 1

1. PKBI menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

pemerintah yang telah mengambil kebijaksanaan mengenai keluarga

berencana yang akan dijadikan program pemerintah

2. PKBI mengharapkan agar Keluarga Berencana sebagai Program

Pemerintah segera dilaksanakan

3. PKBI sanggup untuk membantu pemerintah dalam membantu pemerintah

dalam melaksanakan program KB sampai ke pelosok-pelosok supaya

faedahnya dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.

Tahun 1967 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan

Dunia yang berisi mengenai kesadaran pentingnya menentukan atau

merencanakan jumlah anak dan menjarangkan kelahiran dalam keluarga sebagai

hak asasi manusia. Kemudian Presiden Soeharto membentuk panitia AdHoc yang bertugas mempelajari kemungkinan program KB untuk dijadikan program

nasional. Pada tanggal 7 September 1968 presiden mengeluarkan Instruksi

Presiden No. 26 tahun 1968 kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat yang isinya :

1. Membimbing, mengkoordinir serta mengawasi segala aspirasi yang ada di

dalam masyarakat di bidang Keluarga Berencana.

2. Mengusahakan segala terbentuknya suatu Badan atau Lembaga yang dapat

menghimpun segala kegiatan di bidang Keluarga Berencana, serta terdiri

atas unsur Pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut Menkesra pada tanggal 11

tentang Pembentukan Tim yang akan mengadakan persiapan bagi Pembentukan

Lembaga Keluarga Berencana. Setelah melalui pertemuan-pertemuan Menkesra

dengan beberapa menteri lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat

dalam usaha KB, Maka pada tanggal 17 Oktober 1968 dibentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan Surat Keputusan No. 36/KPTS/Kesra/X/1968. Lembanga ini statusnya adalah sebagai Lembaga Semi

Pemerintah. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dibentuk

berdasarkan Keppres No. 8 Tahun 1970.

Dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1972, presiden mengeluarkan

Keppres No. 33 Tahun 1972 sebagai penyempurnaan Organisasi dan tata kerja

BKKBN yang ada. Status badan ini berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non

Departemen yang berkedudukan langsung dibawah Presiden. Pada masa

perintisan BKKBN tersebut terdapat program Periode Klinik (Clinical Approach) karena pada awal program, tantangan terhadap ide keluarga berencana (KB) masih

B. Visi dan Misi BKKBN

Visi : Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas

Misi :

1. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan

2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga

4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan,

Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten

C. Filosofi dan Grand Strategi

1. Filosofi

Menggerakkan Peran Serta Masyarakat Dalam Keluarga Berencana

2. Arah Kebijakan

a. Merevitalisasi Program Keluarga Berencana.

b. Menyerasikan Kebijakan Kependudukan dengan Kebijakan

Pembangunan lainnya.

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan

keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Perumusan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dan perempuan

E. Fungsi

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN

3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah,

swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera

4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum

dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga

F. Kewenangan

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.

2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan

secara makro.

3. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan

angka kematian ibu, bayi dan anak.

4. Penetapan sistem informasi dibidangnya.

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yaitu :

a. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

G. 5 Nilai BKKBN 1. Cerdas 2. Tangguh 3. Kerjasama 4. Integritas 5. Ikhlas

H. Profil Tempat Penelitian

Nama Instansi : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional Perwakilan Daerah Istimewa

Yogyakarta

Alamat Instansi : Jalan Kenari No. 58 Daerah Istimewa

Yogyakarta

Nomor Telepon : (0274) 549225

Email : [email protected]

I. Visi dan Misi BKKBN Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta

Visi : Penduduk tumbuh seimbang tahun 2015

Misi : Mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan

mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera

J. Tugas Pokok Jabatan

1. Kepala Perwakilan BKKBN

Memimpin Perwakilan BKKBN Provinsi dalam menjalankan tugas

2. Sekretariat

a. Sekretaris

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan

pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi.

b. Sub Bagian Administrasi Pengawasan

Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana dan

program kerja pengawasan, inventarisasi hasil pengawasan, tindak

lanjut hasil pengawasan, dan penyusunan laporan hasil evaluasi

pengawasan.

c. Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian

Melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian, administrasi

jabatan fungsional, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum,

serta pengelolaan tatalaksana.

d. Sub Bagian Perencanaan

Melakukan koordinasi, penyusunan rencana program dan anggaran

di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi.

e. Sub Bagian Umum dan Humas

Melakukan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip, dokumentasi, dan

f. Sub Bidang Keuangan dan Barang Milik Negara

Melakukan administrasi keuangan, pengelolaan barang milik/

kekayaan negara dan sarana program.

3. Bidang Pengendalian

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria

serta pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk.

a. Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang analisis

dampak kependudukan.

b. Sub Bidang Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerjasama

pendidikan kependudukan.

c. Sub Bidang Penyusunan Paramater Pengendalian Penduduk

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang penyusunan

4. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria

serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan

kesehatan reproduksi.

a. Sub Bidang Bina KB Jalur Pemerintahan dan Swasta

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan

kesertaan keluarga berencana jalur pemerintah dan swasta.

b. Sub Bidang Bina Kesetaraan Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan

kesertaan keluarga berencana jalur wilayah dan sasaran khusus.

c. Sub Bidang Kesehatan Reproduksi

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan

5. Bidang Advokasi, Pengerakan dan Informasi

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria

(NSPK), serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi,

penggerakan, dan informasi.

a. Sub Bidang Advokasi dan KIE

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi,

komunikasi, informasi, dan edukasi.

b. Sub Bidang Data dan Informasi

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang data dan

informasi.

c. Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang hubungan antar

lembaga dan bina lini lapangan, serta penyiapan fasilitasi

pembentukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

6. Bidang Pelatihan dan Pengembangan

Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan.

a. Sub Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi

Melakukan penyiapan penyelenggaraan dan evaluasi, serta

penyusunan laporan pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan

pengembangan program pengendalian penduduk, keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan

pemberdayaan keluarga.

b. Sub Bidang Program dan Kerjasama

Melakukan penyusunan program dan kerja sama pendidikan,

pelatihan, dan penelitian, serta pengembangan program

pengendalian penduduk, keluarga berencana, kesehatan reproduksi,

serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.

c. Sub Bidang Tata Operasional

Melakukan pelayanan operasional penyelenggaraan pendidikan,

pelatihan, penelitian dan pengembangan

7. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria

serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan

a. Sub Bidang Ketahanan Remaja

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan

ketahanan remaja.

b. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang

pemberdayaan ekonomi keluarga.

c. Sub Bidang Bina Ketahanan Keluarga, Balita, Anak dan Lansia

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan

keluarga balita dan anak, serta ketahanan keluarga lanjut usia dan

K. Struktur Organisasi

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI DIY

Subbid Pemberdayaan Ekonomi Keluarga KEPALA SEKRETARIAT Subag Perencana Subag Umum & Humas Subag Kepegawaian & Hukum Subag Administra si Pengawasa Subag Keuangan Bidang Pengendalian Penduduk Subbid Penetapan Parameter Kependudukan Subbid Kerjasama Pendidikan Kependudukan Subbid Analisis Dampak Kependudukan Bidang Keluarga Berencana & Kesehantan Reproduksi Subbid Bina Kesetaraan KB Jalur Pemerintah & Swasta Subbid Bina Kesetaraan KB Jalur Wilayah & Sasaran Khusus Subbid Kesehatan

Reproduksi

Bidang Keluarga Sejahtera & Pemberdayaan

Keluarga

Subbid Bina Keluarga, Balita, Anak & Kesehatan

keluarga Lansia Subbid Bina Ketahanan Remaja Bidang Advokasi Penggerakan & Informasi

Subbid Advokasi & KIE

Subbid Hub Antarlembaga & Bina Lini Lapangan

Subbid Data & Informasi

Subbid Program & Kerjasama Subbid Tata Operasional Bidang Pelatihan & Pengembangan Subbid Penyelenggaraan & Evaluasi Jabatan Fungsional

L. Budaya Organisasi di BKKBN Perwakilan Daerah Istmewa Yogyakarta

BKKBN Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta smemiliki

budaya organisasi CETAK TEGAS atau Cerdas, Tangguh, Kerjasama,

Integritas dan Ikhlas. Budaya organisasi tersebut dibangun demi

mewujudkan visi yaitu penduduk tumbuh seimbang tahun 2015 dan

sebagai salah satu cara untuk mengimplementasikan revolusi mental yang

dicanangkan presiden Republik Indonesia. Berikut ini merupakan uraian

budaya organisasi CETAK TEGAS :

1. Cerdas

Pemimpin dan staff harus mampu bertindak secara optimal,

efektif dan efisiensi dalam menyelesaikan berbagai persoalan

yang dihadapi dalam mewujudkan visi

2. Tangguh

Pemimpin dan staff harus memiliki semangat dan dapat

memberikan motivasi dalam mencapai tujuan organisasi tahun

2025

3. Kerjasama

Membangun jejaring dengan prinsip kesetaraan dan saling

menguntungkan, percaya, sinergis serta menghargai melalui

4. Integritas

Pimpinan memberikan teladan, jujur, terbuka dan konsisten

anatara pikiran, perkataan dan perbuatan yang diperlukan

dalam mencapai visi

5. Ikhlas

Memiliki wawasan kedepan, mampu menggerakkan seluruh

potensi organisasi dan ikhlas mengabdikan diri dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan tulus dan

M. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini membahas mengenai hubungan budaya organisasi

dengan kepuasan kerja di BKKBN Perwakilan Daerah Istimewa

Yogyakarta. Sementara itu, berikut ini merupakan beberapa penelitian

sejenis mengenai hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja

karyawan :

1. Sriramesh, Grunig dan Dozier (1996) yang berjudul

Observation and Measurement of Two Dimensions of Organizational Culture and Their Relationship to Public Relations dalam Journal of Public Relations Research vol. 8 No. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi

participative berhubungan dengan kepuasan kerja individual dengan nilai korelasi sebesar 0.34. Sriramesh, Grunig dan

Dokumen terkait