• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : PENUTUP

2.4 Partisipasi Anggaran .1 Anggaran

2.4 Partisipasi Anggaran

20

5) Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.

6) Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Anggaran pada umumnya memiliki beberapa fungsi. Menurut Mardiasmo (2018:89) anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1) Alat Perencanaan (Palnning Tool)

Sebagai alat perencanaan yang digunakan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran dibuat untuk mrencanakan tindakan apa yang akan dilakukan, berapa besar biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil yang diperoleh.

2) Alat Pengendali (Control Tool)

Sebagai alat pengendali, anggaran digunakan untuk menghindari pemborosan pengeluaran dan kesalahan sasaran dalam alokasi anggaran.

Selain itu digunakan untuk meyakinkan legislatif bahwa organisasi bekerja secara efisien tanpa terjadinya korupsi dan pemborosan.

3) Alat Kebijakan Fiskal (Political tool)

Sebagai alat kebijakan fiskal, anggaran digunakan untuk menstabilkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Arah kebijakan yang dapa diketahui dengan menggunakan anggaran membuat dapat dilakukannya prediksi dan estimasi ekonomi. Selain itu anggaran digunakan untuk memfasilitasi, mengoordinasiakn dan mendorong

kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi.

4) Alat Politik (political Tool)

Bentuk komitmen eksekutif dan perjanjian legislatif atas pemakaian dana publik untuk kepentingan tententu merupakan fungsi anggaran sebagai alat politik. Manajer publik harus sadar jika kegagalan dalam pelaksanaan anggaran yang telah disepakati dapat menurunkan kredibilitas dan menjatuhkan kepemimpinan.

5) Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and communication Tool)

Sebagai alat koordinasi anggaran merupakan alat yang mengatur antar bagian. Anggaran yang baik akan mampu menemukan terjadinya ketidak konsistenan suatu unit organisasi dalam mencapai tujuan. Selain itu anggaran sebagai alat komunikasi antar unit dalam lungkungan kerja.

Anggaran harus disampaikan pada setiap bagian organisasi untuk dilakasanakan.

6) Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool)

Anggaran sebagai alat penilaian kinerja, dimana kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaannya.

Kinerja manajerial dinilai dengan membandingkan berapa besar yang ia capai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

22

7) Alat Motivasi (Motivation Tool)

Agar para manajer dan stafnya bekerja secara efektif, ekonomis dan efisien dalam mencapai target organiasi, anggaran dapat menjadi alat untuk memotivasi dengan cara membuat target anggaran yang tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah namun mampu menimbulkan perasaan tertantang untuk mencapai tujuan.

Dalam proses penyusunan anggaran terdapat tiga pendekatan yang ditinjau dari bagaimana suatu anggaran terbentuk. Menurut Adnyana (2020) ada tiga sifat proses penyusunan anggaran, yaitu:

1) Top down approach (bersifat dari atas ke bawah)

Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah berarti manajemen tingkat atas menetapkan anggaran sedangkan tingkat yang lebih rendah hanya menjalankan tanpa terlibat dalam proses penyusunan. Namun pendekatan jenis ini jarang berhasil karena kurangnya komitmen dari sisi pembuat anggaran sehingga keberhasilan dari anggaran sulit untuk dicapai.

2) Buttom up approach (bersifat dari bawah ke atas)

Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas berarti manajer ditingkat yang lebih rendah memiliki kesempatan berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Pada proses penyusunan jenis ini juga terjadi pertukaran informasi antara manajer yang berpartisipasi. Penyusunan dengan jenis memungkinkan akan menciptakan komitmen untuk mencapai tujuan anggaran. Namun jika tidak hati-hati pendekatan ini akan sangat tidak sesuai dengan tujuan keseluruhan perusahaan.

3) Kombinasi

Proses penyusunan anggaran jenis kombinasi merupakan gabungan dari kedua jenis pendekatan sebelumnya. Penggabungan kedua pendekatan dianggap lebih efektif dalam proses penyusunan anggaran. Dimana pembuat anggaran mempersiapkan draf pertama anggaran untuk bidang tanggung jawab masing-masing yang merupakan pendekatan dari bawah ke atas. Tetapi mereka melakukan hal tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan dari atas ke bawah. Manajer dengan tingkat lebih tinggi meninjau dan memberikan kritik dan ususlan dan proses peninjauan harus bersifat adil.

2.4.2 Partisipasi Anggaran

Menurut Cantika et al., (2021) partisipasi dalam penyusunan anggaran diartikan sebagai keikutsertaan beberapa pihak dalam pelaksanaan tanggung jawab manajemen yang meliputi perencanaan, koordinasi dan pengawasan mempunyai pengaruh pada masa yang akan datang bagi pembuat keputusan.

Sedangkan menurut Mowen & Hansen (2018:291) menyatakan partisipasi anggaran memungkinkan manajer tingkat bawah berpartisipasi memberikan suara terhadap bagaimana anggaran ditetapkan dengan tujuan mengembangakan anggaran untuk lebih mudah mencapai tujuan organisasi serta mengomunikasikan rasa tanggung jawab kepada manajer tingkat bawah untuk mendorong keterlibatan dan pemahaman tentang tujuan organisasi. Sedangkan menurut Milani (1975)

24

dalam Sinen (2020) partisipasi anggaran merupakan cerminan prespsktif manajer mengenai:

1) Keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran.

2) Jenis pengambilan keputusan yang logis saat anggaran diperbaiki.

3) Frekuensi yang berkaitan dengan anggaran yang didiskusikan dan disetujui dengan atasan.

4) Pengaruh pada anggaran final.

5) Kontribusi pemikiran untuk anggaran.

Sebagian orang juga beranggapan partisipasi dalam proses penyusunan dapat memenuhi kebutuhan harga diri para anggota organisasi. Dengan penerapan partisipasi anggaran dalam suatu organisasi dapat meningkatkan motivasi dan usaha anggota dalam mencapai tujuan organisasi.

Meningkatnya motivasi manajerial yang merupakan dampak dari partisipasi anggaran karena :

1) Kemungkinan ada penerimaan lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali manajer dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal. Hal ini mengarah kepada komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita.

2) Hasil penganggaran partisipasi merupakan hasil dari pertukaran informasi antar manajer.

Jadi keterlibatan manajer level bawah pada proses penyusunan anggaran membuat tujuan anggaran terlihat seperti tujuan personal dari manajer yang

berpartisipasi sehingga menghasilkan keselarasan yang lebih besar dengan tujuan organisasi.

Secara umum besarnya presentase keterlibatan manajer level bawah dalam merumuskan sesuatu yang dapat menghasilkan keputusan dalam perusahaan maka akan semakin besar presentase rasa tanggung jawab mereka untuk melaksanakan kesepakatan tersebut dengan baik dan maksimal. Karena keputusan tersebut mengandung asas musyawarah mufakat yang menimbulkan rasa untuk terus bekerja dengan dengan baik atas apa yang telah disepakati baik adanya pemimpin atau tidak (Effendy dalam Harefa, 2008). Persentase tingkat keterlibatan ini juga yang membedakan proses penyusunan anggaran dilakukan secara partisipasi atau non-partisipasi.

2.4.3 Pandangan Islam Tentang Anggaran

Pandangan islam berkenaan dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran tercantum dalam Al-Qur‟an, yaitu di dalam surat Ali Imran ayat 159:

ْىَع ُفْعاَف ۖ َكِل ْو َح ْهِم اوُّضَفْو َلَ ِبْلَقْلا َظيِلَغ اًّّظَف َتْىُك ْوَلَو ۖ ْمُهََل َتْىِل ِ هاللَّ َهِم ٍةَم ْحَر اَمَِِّف ْمُهََل ْرِفْغَتْساَو ْمُهَ

َلَع ْلهكَوَتَف َتْمَزَع اَذِئَف ۖ ِرْمَ ْلْا يِف ْمُهْرِواَشَو َهيِلئكَوَتُمْلا ُّبِحُي َ هاللَّ هنِإ ۝ ِ هاللَّ ي

ۚٔ۱۝

Artinya : Maka, berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.160) Kemudian apabilan engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS Ali Imran:159)

Maksud dari [160] adalah urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lain. Dalam tafsir

26

melalui percontohan Nabi Muhammad SAW diminta untuk bermusyawarah.

Dimana musyawarah meruapakan toleransi untuk mengetahui ide dari orang lain dan mengilangkan ketidaknyamanan dalam hati. Dengan malakukan musyawarah mereka akan mengetahui bahwa tidak ada melakukan sewenang-wenang pada mereka yang berkedudukan bukan sebagi seorang pemimpin.

Jika dikaitkan dengan penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penyusunan anggaran dimana di dalamnya terdapat musyawarah bersama untuk menghasilkan sebuah keputusan merupakan sesuatu yang dianjurkan. Setelah di dapat keputusan bersama maka seluruh partisipan harus menaati dan menjalankan apa yang telah disepakati dengan baik.

Dokumen terkait