KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
3. Partisipasi Anggaran
a. Pengertian Partisipasi Anggaran
Anthony & Govindarajan (2005) menyatakan bahwa partisipasi anggaran adalah proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam menentukan anggaran. Menurut Brownell (1982), partisipasi anggaran diartikan sebagai keterlibatan dan pengaruh manajer bawah dalam penyusunan anggaran di mana manajer bawah dan manajer atas bersama-sama mengambil keputusan dalam menetapkan anggaran final yang dapat mempengaruhi unit tanggungjawab manajer bawah.
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi anggaran meliputi:
1)Keterlibatan manajer bawah dalam menyusun anggaran
Keterlibatan manajer bawah ditandai dengan manajer bawah mengusulkan anggaran kepada manajer atas.
2)Manajer bawah memiliki pengaruh dalam menetapkan anggaran final Manajer bawah tidak hanya terlibat dalam menyusun anggaran, tetapi juga memiliki pengaruh dalam menetapkan anggaran final. Pengaruh tersebut ditandai dengan manajer bawah dan manajer atas bersama-sama mengambil keputusan mengenai penetapan anggaran final. b.Alasan Pelaksanaan Partisipasi Anggaran
Menurut Kyj & Parker (2008), alasan manajer atas melakukan kebijakan partisipasi anggaran adalah:
1) Untuk menciptakan hubungan komunikatif antara manajer atas dengan manajer bawah.
Dengan partisipasi anggaran maka manajer atas dan manajer bawah dapat saling berkomunikasi untuk memunculkan rasa percaya dan dukungan dari manajer bawah.
2) Untuk mengakses informasi privat yang dimiliki manajer bawah. Dengan adanya komunikasi antara manajer atas dan manajer bawah maka diharapkan manajer bawah mau memberikan informasi privatnya kepada manajer atas untuk digunakan dalam penyusunan anggaran.
3) Untuk menciptakan keadilan bagi manajer bawah jika anggaran digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer bawah.
Dengan partisipasi anggaran maka manajer bawah ikut berpartisipasi dalam menyusun anggaran sehingga akan adil bagi manajer bawah
bila manajer atas menggunakan anggaran tersebut sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajer bawah.
c. Manfaat Partisipasi Anggaran
Menurut Welsch, Hilton, & Gordon (2000), partisipasi memberikan manfaat, yaitu:
1) Partisipasi anggaran mengurangi asimetri informasi antara manajer atas dengan manajer bawah
Dengan adanya partisipasi anggaran, diharapkan manajer bawah dapat memberikan informasi yang dimilikinya kepada manajer atas sehingga dapat mengurangi asimetri informasi. Dengan begitu, anggaran yang ditetapkan dapat sesuai dengan kemampuan terbaik manajer bawah. Dengan pengumpulan informasi dari semua manajer bawah yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dimana mereka lebih paham akan kondisi unit tanggungjawabnya maka perusahaan akan dapat menetapkan sasaran anggaran yang sesuai dan dapat dicapai daripada sasaran anggaran yang ditetapkan oleh manajer atas. Dengan begitu, strategi yang dilaksanakan juga akan lebih baik untuk mencapai sasaran anggaran.
2) Partisipasi anggaran dapat menghasilkan komitmen yang lebih besar dari manajer bawah untuk melaksanakan anggaran
Manajer bawah ikut terlibat dan memiliki pengaruh dalam menetapkan anggaran final sehingga anggaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginannya. Mengingat anggaran yang ditetapkan
berdasarkan pada usulan dari manajer bawah maka akan memunculkan komitmen pada diri manajer bawah untuk dapat melaksanakan anggaran dan dapat mencapai target anggaran.
Menurut Arfan (2011), manfaat partisipasi anggaran adalah sebagai berikut:
1) Partisipasi anggaran membuat manajer bawah merasa dihargai oleh perusahaan karena manajer bawah dapat terlibat dan memberikan pengaruh pada penetapan anggaran final.
2) Partisipasi anggaran mendorong inisiatif yang lebih besar karena manajer bawah ikut berpikir dan memberikan ide-ide dan pendapatnya kepada manajer atas.
3) Partisipasi anggaran dapat meningkatkan rasa kesatuan kelompok sehingga kerjasama antar kelompok dalam penetapan tujuan organisasi cenderung meningkat. Hal ini karena manajer bawah dan manajer puncak bersama-sama berpikir dan saling bertukar pikiran dalam menentukan anggaran sehingga anggaran yang ditetapkan dapat diterima oleh manajer bawah danmanajer atas. Tujuan perusahaan yang dibantu penetapannya oleh manajer bawah dipandang sebagai tujuan yang selaras dengan tujuan pribadi manajer bawah yang disebut sebagai internalisasi tujuan.
4) Partisipasi anggaran dapat menurunkan tekanan dan kegelisahan terkait target anggaran yang harus dicapai manajer bawah. Dengan adanya partisipasi anggaran, manajer bawah ikut menentukan
anggaran dengan mengajukan usulan anggaran kepada manajer atas sehingga target anggaran tersebut sesuai dengan kemampuan manajer bawah yang sebenarnya.
5) Partisipasi anggaran dapat menurunkan ketidakadilan serta reaksi negatif atas persepsi ketidakadilan tersebut.
Dari beberapa pendapat mengenai manfaat partisipasi anggaran maka dapat dirangkum bahwa manajer bawah ikut berpartisipasi dalam menyusun anggaran, hal ini akan memunculkan komunikasi positif antara manajer atas dan manajer bawah di mana manajer bawah mau memberikan informasi yang dimilikinya untuk digunakan dalam penyusunan anggaran.
Adanya partisipasi anggaran akan memunculkan inisiatif ide-ide atau pendapat dari manajer bawah terkait dengan rencana kegiatan yang akan dinyatakan dalam anggaran. Karena dapat memberikan pendapatnya kepada manajer atas akan membuat manajer bawah merasa dihargai dan memunculkan rasa keadilan bagi manajer bawah karena anggaran yang ditetapkan sesuai dengan kemampuannya, juga dapat menghilangkan tekanan dan kegelisahan akibat tekanan untuk dapat mencapai target anggaran. Dengan begitu, akan tercipta rasa kesatuan antara manajer atas dan manajer bawah karena adanya kerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena manajer bawah ikut dalam menetapkan anggaran final maka akan memunculkan komitmen pada
diri manajer bawah untuk dapat mencapai target anggaran. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan kinerja manajer bawah.
d. Permasalahan Partisipasi Anggaran
Menurut Hansen & Mowen (2006), anggaran partisipatif memiliki tiga potensi masalah, antara lain:
1) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Beberapa manajer bawah mungkin cenderung membuat anggaran yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika anggaran terlalu tinggi maka akan membuat manajer bawah kesulitan untuk mencapai target anggaran sehingga akan menimbulkan rasa frustasi pada manajer bawah yang mengakibatkan penurunan kinerja manajer bawah. Jika anggaran terlalu rendah atau mudah akan membuat manajer bawah kehilangan minat untuk melaksanakan anggaran yang mengakibatkan penurunan kinerja.
2) Senjangan anggaran
Partisipasi anggaran membuat manajer bawah memiliki kesempatan untuk melakukan senjangan anggaran. Manajer bawah melakukan senjangan anggaran dengan meninggikan biaya atau merendahkan pendapatan sehingga manajer bawah dapat lebih mudah dalam mencapai target anggaran dan juga untuk memperkecil risiko yang akan dihadapi manajer bawah.
3) Partisipasi semu
Partisipasi semu muncul ketika manajer bawah tidak benar-benar berpartisipasi dalam anggaran. Manajer atas hanya mendapatkan persetujuan formal anggaran dari manajer bawah bukan pendapat dan informasi dari manajer bawah.