HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Pengaruh Orientasi Etika pada Hubungan Asimetri Informasi terhadap Senjangan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Hipotesis kedua menyatakan bahwa manajer bawah yang memiliki relativisme tinggi akan memiliki rata-rata nilai senjangan anggaran yang lebih tinggi daripada manajer bawah yang memiliki relativisme rendah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa interaksi antara asimetri informasi dan relativisme (INF*REL) memiliki Fhitung sebesar 0,307 lebih kecil daripada Ftabel, yaitu 3,07. Hasil p-value sebesar 0,736 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan tidak signifikan.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai senjangan anggaran yang signifikan antara manajer bawah
yang memiliki relativisme rendah dengan manajer bawah yang memiliki relativisme tinggi pada tingkatan asimetri informasi (H2 ditolak).
Individu yang memiliki relativisme tinggi seharusnya memiliki rata-rata nilai senjangan anggaran yang lebih tinggi daripada individu yang memiliki relativisme rendah karena individu yang memiliki relativisme tinggi akan lebih mempertimbangkan pendapat pribadi dalam menilai etis atau tidaknya senjangan anggaran daripada harus patuh pada aturan moral secara umum. Namun, hal tersebut tidak terbukti pada pengujian H2.
Hasil pengujian H2 tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Abdullah (2012), dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa relativisme berpengaruh pada senjangan anggaran. Abdullah (2012) meneliti mengenai pengaruh horizontal equity dan self efficacy terhadap senjangan anggaran dengan orientasi etika sebagai variabel moderating.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa manajer bawah yang memiliki idealisme tinggi akanmemiliki rata-rata nilai senjangan anggaran lebih rendah daripada manajer bawah yang memiliki idealisme rendah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa interaksi antara asimetri informasi dan idealisme (INF*IDL) memiliki Fhitung sebesar 0,127 lebih kecil daripada Ftabel, yaitu 3,07. Hasil p-value sebesar 0,736 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti nilai tersebut menunjukkan perbedaan rata-rata senjangan anggaran yang tidak signifikan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai senjangan anggaran yang signifikan antara manajer bawah yang
memiliki idealisme tinggi dengan manajer bawah yang memiliki idealisme rendah pada tingkatan asimetri informasi. Individu yang memiliki idealisme tinggi seharusnya memiliki rata-rata nilai senjangan anggaran yang lebih rendah daripada individu yang memiliki idealisme rendah karena individu yang memiliki idealisme tinggi akan menghindari senjangan anggaran karena menganggap senjangan anggaran dapat merugikan perusahaan. Namun, hal tersebut tidak terbukti pada pengujian H3.
Hasil pengujian H3 sesuai dengan hasil penelitian Abdullah (2012) dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa idealisme tidak mempengaruhi senjangan anggaran. Namun, penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kung & Li Huang (2010) dimana idealisme berhubungan negatif terhadap tindakan tidak etis.
Hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai senjangan anggaran pada tingkatan asimetri informasi berdasarkan orientasi etika. Pengujian H4 menunjukkan Fhitung sebesar 0,377 dimana nilai tersebut lebih kecil daripada Ftabel, yaitu 2,10. Hasil p-value sebesar 0,893 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai senjangan anggaran yang signifikan antara manajer bawah yang bertipe subjectivist, absolutist, situasionist, dan exceptionist. Manajer bawah yang memiliki tipe subjectivist, absolutist, situasionist, dan exceptionist memiliki kecenderungan yang sama untuk melakukan senjangan anggaran pada tingkatan asimetri informasi. Dengan demikian, hasil pengujian
menunjukkan tidak ada efek interaksi antara asimetri informasi dan orientasi etika terhadap kecenderungan manajer bawah untuk melakukan senjangan anggaran. Berdasarkan hasil pengujian di atas maka H4 ditolak.
Hasil pengujian H4 sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Abdullah (2012) yang menyatakan bahwa orientasi etika tidak berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran karena tidak memiliki perbedaan rata-rata senjangan anggaran yang signifikan. Hasil pengujian di atas tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kung & Li Huang (2010) yang menyatakan bahwa orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap tindakan tidak etis.
Hasil penelitian H2, H3, H4 tersebut tidak membuktikan pengaruh orientasi etika (relativisme dan idealisme) terkait kecenderungan dalam melakukan senjangan anggaran jika dihadapkan pada kondisi asimetri informasi. Manajer bawah yang memiliki relativisme dan idealisme rendah ataupun tinggi memiliki kecenderungan yang sama untuk melakukan senjangan anggaran pada kondisi asimetri informasi.
Ketika seseorang dihadapkan pada suatu dilema etika mengenai suatu tindakan maka individu tersebut akan mempertimbangkan tindakan tersebut secara kognitif. Selama mempertimbangkan suatu tindakan tersebut, individu akan mengidentifikasi isu moral (moral issue) terkait tindakan tersebut lalu akan membuat penilaian etis atau tidaknya tindakan tersebut. Penilaian etis yang dilakukan individu akan memunculkan
motivasi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan yang kemudian motivasi tersebut diwujudkan dalam perbuatan (moral behavior). Pada proses pembuatan keputusan etis seperti di atas, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor personal, seperti orientasi etika, tetapi juga faktor situasional. Hal ini yang menjadi kemungkinan penyebab tidak adanya perbedaan rata-rata nilai senjangan anggaran yang signifikan antara manajer bawah yang memiliki relativisme dan idealisme tinggi ataupun rendah. Jadi, walaupun individu menilai senjangan anggaran adalah perbuatan tidak etis, namun individu tersebut tetap melakukan senjangan anggaran. Faktor situasional di sini seperti lingkungan sosial, budaya etis organisasi, dan adanya kesempatan (Ferrel & Gresham, 1985).
Pendapat Ferrel & Gresham (1985) menjadi penegas bahwa ketika manajer bawah yang memiliki idealisme tinggi atau memiliki relativisme rendah ketika dihadapkan pada kondisi asimetri informasi dan adanya insentif yang diberikan manajer atas maka manajer bawah akan memiliki kecenderungan yang tidak berbeda dengan manajer bawah yang memiliki idealisme rendah dan relativisme tinggi.
Manajer bawah yang memiliki idealisme tinggi atau relativisme rendah akan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menilai senjangan anggaran termasuk perbuatan yang tidak etis sehingga akan menghindarinya, namun motivasi untuk tidak melakukan senjangan anggaran tersebut kemungkinan bisa berubah karena adanya kesempatan yang dimiliki manajer bawah. Manajer bawah memiliki kesempatan untuk
melakukan senjangan anggaran dengan memanfaatkan kondisi asimetri informasi untuk mendapatkan insentif.
167 BAB V