• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi green community dalam penerapan green lifestyle

GREEN LIFESTYLE

F. Analisis Data

3. Partisipasi green community dalam penerapan green lifestyle

a. Latar belakang keikutsertaan sebagai anggota POKLILI

Latar belakang keikutsertaan sebagian responden berangkat dari sebuah keprihatinan terhadap kondisi lingkungan mereka yang dulunya jauh dari kata bersih. Selain itu begitu banyak sampah yang berserakan dijalan-jalan juga di sekitar rumah warga. Salah satu responden tersebut adalah Bu Ani. Saat wawancara Bu Ani menjelaskan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan POKLILI bermula saat melihat berita di televisi mengenai longsor sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah Bandung. Melihat hal tersebut tergeraklah untuk membenahi lingkungannya agar tidak terjadi hal serupa di wilayahnya54.

Hanya sebagian kecil reponden yang ikut sebagai anggota POKLILI hanya karena senang bisa berkumpul dan bersosialisasi dengan ibu-ibu penghuni Griya Lembah yang lainnya. Sementara sebagian sisanya merasa tertarik untuk bergabung dengan POKLILI karena mereka tergerak dengan kegiatan POKLILI dalam

53

Ibid

54

Wawancara dengan Ani, tanggal 10 Oktober 2014 di Rumah Ibu Ani Griya Lembah Depok

memanfaatkan sampah melalui Bank sampah. Menyadari potensi sampah yang tadinya hanya mereka buang saja, kini justru sampah mereka memiliki manfaat dan bisa menambah penghasilan.

b. Agenda kerja POKLILI

Sebagian besar anggota POKLILI mengetahui agenda kerja dan fokus kegiatan POKLILI. Seperti yang dijabarkan oleh Ibu Rumsinah saat wawancara, bahwa agenda kerja POKLILI memang tidak tersusun secara rinci dan sistematis. Namun secara garis besar agenda kerja saat ini adalah Bank sampah, kegiatan daur ulang, dan edukasi ke sekolah-sekolah di Depok mengenai pemanfaatan sampah. Selain itu POKLILI juga memiliki agenda kerja yang berkerjasama dengan Walikota Depok untuk pembuatan kompos dan biogas dari sampah basah masyarakat Griya Lembah yang diangkut tiga kali dalam seminggu untuk diolah di TPS Merdeka .

Sementara sebagian kecil responden mengatakan agenda kerja POKLILI yang rutin dan mereka ketahui hanya penimbangan sampah plastik yang dilakukan setiap hari jumat. Sejalan dengan hasil observasi peneliti yang hanya melihat kegiatan penimbangan dan daur ulang saja selama penelitian. Dan kegiatan daur ulang tersebut tidak dilakukan oleh semua anggota POKLILI. Kebanyakan yang melakukan daur ulang hanya pengurus POKLILI saja55.

c. Sistem pembagian kerja POKLILI

Seluruh responden mengatakan sistem pembagian kerja di POKLILI sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Hanya saja seluruh anggota juga harus memiliki kemampuan di bidang yang lainnya. Berdasarkan keterangan dari Ibu Yeni Prasetyo saat wawancara, POKLILI memiliki 9 pengurus organisasi yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, 2 orang di bagian penimbangan,

55

Seksi Kerajinan, Seksi Pemasaran, Transportasi dan Humas. Berikut bagan struktur kepengurusan POKLILI yang diperoleh dari dokumen POKLILI56.

Gambar 4.1. Struktur Kepengurusan POKLILI

Sumber: Dokumentasi kepengurusan POKLILI tahun 2013-2014

d. Cara POKLILI mengajak warga mengikuti kegiatan yang diadakan Menurut sebagian besar responden, cara POKLILI dalam mengajak warga untuk mengikuti kegiatan yang diadakan, dilakukan melalui sosialisasi saat arisan RT. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Ibu Yeni Prasetyo saat wawancara bahwa sosialisasi ini dilakukan dengan menjelaskan apa saja yang dilakukan POKLILI dalam kegiatannya. Agar lebih menarik POKLILI menjelaskan hal-hal

56

Dokumentasi struktur kepengurusan POKLILI tahun 2013-2014 KETUA Djuniawan Wanitarti HUMAS Yuli TRANSPORTASI Nunik PEMASARAN Suwati KERAJINAN Muswarini BENDAHARA Yenny SEKRETARIS Ririn PENIMBANGAN Iis PENIMBANGAN Rumsinah

tersebut menggunakan media film karena dianggap lebih mudah menarik perhatian orang57.

Ditambahkan oleh Ibu Rosida setiap setahun sekali POKLILI mengadakan piknik bersama dengan warga Griya Lembah. Acara ini dimaksudkan untuk menjalin kedekatan antar warganya. Selain itu didalamnya juga disisipkan kampanye kegiatan-kegiatan POKLILI agar semakin banyak warga Griya Lembah yang mau ikut terlibat dalam kegiatan yang diadakan58.

Sisanya sebagian kecil responden mengatakan cara POKLILI untuk mengajak warga ikut dalam kegiatan yang diadakan hanya dari mulut ke mulut saja.

e. Cara POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya Lembah

Seluruh responden mengatakan bahwa POKLILI hanya mengelola sampah plastik yang disetor anggota POKLILI setiap hari jumat. Sampah plastik tersebut kemudian dipilah lagi. Dari hasil pemilahan tersebut ada yang dijadikan sebagai bahan kerajinan daur ulang, dan sisanya dijual ke pengepul sebagai income bagi nasabah Bank sampah. Berdasarkan hasil observasi, untuk bahan baku kerajinan sebelum diolah sampah plastik tersebut harus dicuci dulu hingga bersih dan dikeringkan. Baru kemudian bisa dibuat sebagai kerajinan tangan59.

Sedangkah sampah basah atau sampah organik tidak dikelola oleh POKLILI karena untuk sampah basah warga bisa membuat kompos cair dengan media komposter takakura dirumah masing-masing. Saat ini POKLILI sudah berkerjasama dengan walikota

57

Wawancara dengan Yeni Prasetyo, tanggal 10 Oktober 2014

58

Wawancara dengan Rosida, tangggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

59

Depok untuk mengambil sampah basah warga Griya Lembah untuk dijadikan kompos dan biogas di TPS Merdeka. Pengangkutan sampah basah tersebut dilakukan tiga kali dalam satu minggu.

f. Program yang sukses diterapkan di Griya Lembah

Bank sampah adalah program yang dinilai oleh seluruh responden sebagai program yang sukses diterapkan di Griya Lembah. Bank sampah POKLILI dinilai sukses memecahkan permasalahan sampah yang muncul di Griya Lembah dengan menjadikan sampah sebagai benda yang bisa dimanfaatkan kembali dan bernilai ekonomis.

Berdasarkan keterangan dari Ibu Ani saat wawancara, Bank sampah POKLILI merupakan pionir Bank sampah di Kota Depok. Bank sampah POKLILI sudah menjadi Bank sampah percontohan se-Kota Depok. Selain itu Bank sampah POKLILI juga menginspirasi RT yang lainnya untuk membentuk Bank-Bank sampah yang serupa diwilayahnya. Sehingga muncul sebuah kebijakan baru bahwa setiap RT minimal RW harus memiliki Bank sampah untuk menanggulangi sampah yang dihasilkan warga60.

g. Cara POKLILI menerapkan green lifestyle pada masyarakat Griya Lembah

Hampir seluruh responden berpendapat bahwa cara POKLILI menerapkan gaya hidup hijau atau green lifestyle pada masyarakat Griya Lembah hanya sebatas mengajak kepada masyarakat untuk peduli terhadap sampahnya dengan melakukan pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah. Sampah tersebut dipilah antara sampah organik dan non organik atau sampah basah dan sampah kering.

60

Wawancara dengan Ani, tangal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

Sementara sebagian kecil responden lainnya mengatakan cara POKLILI menerapkan green lifestyle dengan memberikan contoh kepada masyarakat agar ditiru. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Rum bahwa diawal berdirinya, POKLILI memberikan ember-ember kecil kepada setiap rumah di Griya Lembah sebagai komposter takakura untuk memanfaatkan sampah organik mereka61.

Selain itu berdasarkan hasil observasi POKLILI juga melakukan daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.

h. Efektivitas POKLILI dalam menerapkan green lifestyle di Griya Lembah

Seluruh responden menilai POKLILI suskses dan efektif menerapkan green lifestyle di RT 03 Griya Lembah. Karena warga Griya Lembah kini sudah lebih peduli terhadap lingkungannya. Hal ini terlihat dari kondisi lingkungan saat dilakukan observasi. Kondisi lingkungan yang bersih meskipun masih ada satu atau dua sampah yang terlihat berterbangan karena tertiup angin. Selain itu juga kondisi saluran air yang mengalir, tidak menggenang dan tidak ada sampah di saluran air. Juga setiap rumah memiliki tanaman di dalam pot gantung sebagai alternatif penghijauan di lahan yang sempit62. i. Kendala atau hambatan bagi POKLILI

Hambatan bagi POKLILI menurut sebagian besar responden adalah masih kurangnya kesadaran dan kepedulian warga Griya Lembah terhadap lingkungannya. Sehingga tidak semua warga yang diajak untuk terlibat dalam kegiatan POKLILI mau turut serta dalam kegiatan tersebut. Selain itu menurut Ibu Iis ada saja warga yang merasa terganggu bahkan tidak suka dengan kegiatan yang dilakukan

61

Wawancara dengan Rumsinah, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

62

oleh POKLILI. Ada yang menganggap kegiatan POKLILI yang berkaitan dengan sampah ini akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu juga tidak semua warga peduli dengan sampahnya dan mau memilah sampahnya sendiri sebelum dibuang63.

Sebagian kecil responden mengatakan kendala bagi POKLILI saat ini terletak pada minimnya waktu pertemuan bagi setiap anggota. Karena waktu pertemuannya hanya sekali dalam seminggu. Selain itu kesibukan ketua juga dinilai sebagai sebuah kendala yang menyebabkan kurangnya koordinasi dengan pengurus POKLILI, sehingga program yang berjalan hanya itu-itu saja. Hal ini juga terlihat selama penelitian berlangsung, peneliti hanya bisa bertemu dengan Ketua POKLILI sekali saja.

Sisanya megatakan tidak ada kendala bagi POKLILI karena semua orang kini senang bisa memanfaatkan sampahnya dan mendapatkan hasil uang dari sampah. Kini sampah bukan lagi benda yang tak bisa terpakai. Sampah kini memiliki nilai guna dan nilai ekonomis.

B. Pembahasan

Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang telah dilakukan peneliti selama kurun waktu Juni-Oktober 2014 dengan pemenuhan persyaratan administrasi penelitian dan pengurusan surat izin penelitian. Dan penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif tentang, bagaimana penerapaan green lifestyle di Griya Lembah Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat. Dan berikut pembahasan yang akan diinterprestasikan sesuai instrumen penelitian dan hasil penelitian lapangan.

63

Wawancara dengan Iis, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok