• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok

GREEN LIFESTYLE

F. Analisis Data

2. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok

a. Pemahaman tentang Green Lifestyle

Pemahaman warga mengenai konsep green lifestyle atau gaya hidup hijau masih sangat minim. Sebagian besar responden memahami apa itu green lifestyle walaupun masih dalam konsep yang sangat sederhana, yaitu gaya hidup yang bersahabat dengan lingkungan, gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan dan gaya hidup yang ramah lingkungan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan

dari Ibu Lucy saat wawancara ketika ditanya apa yang beliau ketahui mengenai green lifestyle. dan Ibu Lucy menjawab bahwa green

lifestyle adalah sebuah pilihan gaya hidup seseorang yang peduli

terhadap lingkungan dengan menjadikan alam sebagai sahabat39. Perilaku peduli terhadap lingkungan ini terlihat saat peneliti melakukan observasi, dimana warga yang tinggal di lingkungan Griya Lembah merawat dengan baik lingkungannya. Karena perumahan ini terlihat bersih meskipun masih ada beberapa sampah yang terlihat berterbangan tertiup angin. Adanya upaya warga menanam tanaman di pot yang digantung di halaman rumah dan terdapatnya taman yang ada di depan pintu masuk perumahan juga menunjukan bahwa area penghijauan menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian warga Griya Lembah Depok terhadap lingkungan40.

Hanya sedikit responden yang benar-benar paham dengan konsep green lifestyle dan mengerti cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dituturkan oleh Bu Rita saat wawancara pada hari Jumat 10 Oktober 2014 di sekretariat POKLILI, yang mengatakan pemilahan sampah dirumahnya adalah wujud dari kegiatan green lifestyle dalam kesehariannya. Karena dengan memilah sampah artinya sudah ada upaya untuk meminimalisir sampah yang terbuang percuma begitu saja.

b. Pola perilaku warga yang mencerminkan green lifestyle

Hampir sebagian besar responden merasa sudah menerapkan

green lifestyle dalam aktifitasnya sehari-hari meskipun belum secara

keseluruhan. Fokus penerapan green lifestyle sebagian besar responden memang terletak pada pengelolaan sampah rumah tangga yang dihasilkan. Selaras dengan pernyataan dari Ibu Suhaimi saat

39

Wawancara dengan Lucy, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

40

wawancara yang mengatakan dirinya menerapkan gaya hidup hijau

(green lifestyle) baru sebatas pada mengumpulkan sampah plastik

untuk kemudian disetor ke Bank sampah41.

Namun berdasarkan hasil observasi, setiap rumah juga memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai area penghijauan meski hanya dengan menanam tanam dalam pot gantung, dan kondisi saluran air yang mengalir tidak tergenang oleh sampah. Hal ini membuktikan bahwa bahwa pola perilaku sebagian besar responden sudah menuju ke arah green lifestyle. Dan hanya sebagian kecil responden yang merasa tidak menerapkan gaya hidup hijau atau green

lifestyle dalam kehidupan sehari-harinya.

c. Cara menerapkan green lifestyle

Cara setiap responden menerapkan green lifestyle dalam kesehariannya sangat beragam. Hampir keseluruhan dari responden yang di wawancarai melakukan pemilahan sampah sebagai langkah sederhana dalam menerapkan green lifestyle di rumah. Sampah yang dipilah tersebut biasanya dipilah berdasarkan sampah organik dan non organik. Sebagian besar responden juga memberikan jawaban tambahan, selain memilah sampah sebelum dibuang mereka juga memasak makanan sendiri sebagai langkah menerapkan green lifestyle dirumah.

Seperti yang dituturkan Ibu Joice ketika wawancara saat ditanya bagaimana cara menerapkan green lifestyle dalam kesehariannya, Bu Joice menjelaskan untuk menerapkan green lifestyle dalam kesehariannya Bu Joice selalu membiasakan suami dan anak-anaknya untuk membawa botol air minum saat ke kantor dan ke sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan sampah

41

Wawancara dengan Suhaimi, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

plastik jika membeli air kemasan dalam botol. Bu Joice juga mengatakan bahwa dirinya membiasakan untuk memasak sendiri, agar makanan yang di konsumsi keluarganya terjamin kualitas, kebersihan dan kesehatannya42.

Sebagian sisanya memilih cara yang lain dalam menerapkan

green lifestyle dalam kesehariannya. Seperti Bapak Muhasan yang

menerapkan pengurangan sampah plastik sebagai cara untuk menerapkan green lifestyle. hal ini dilakukan dengan cara memilih kemasan refill saat berbelanja agar sampah yang dihasilkan lebih sedikit43.

d. Keikutsertaan sebagai anggota POKLILI

Hampir seluruh responden terdaftar sebagai anggota dari POKLILI. Hanya sebagian kecil responden yang tidak terdaftar sebagai anggota. Latar belakang keikutsertaan setiap responden berbeda-beda. Sebagian responden ikut sebagai anggota POKLILI karena ingin memanfaatkan sampah yang mereka hasilkan setiap harinya, terutama sampah plastik. Hal ini terlihat saat peneliti melakukan Observasi pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2014 dimana warga terlihat membawa banyak sampah ke sekretariat POKLILI untuk melakukan penyetoran dan penimbangan sampah yang mereka kumpulkan. Setelah sampah-sampah tersebut ditimbang, kemudian dicatat jumlah dan harga dari sampah yang mereka setor44. Sehingga sampah tersebut bisa bermanfaat dan memberikan nilai ekonomis bagi anggota POKLILI.

Sebagian lagi mengatakan latar belakang keikutsertaan mereka sebagai anggota POKLILI berawal dari rasa kepedulian terhadap

42

Wawancara dengan Joice, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

43

Wawancara dengan Muhasan, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

44

lingkungan mereka. Ada rasa kekhawatiran melihat lingkungan mereka penuh dengan sampah yang berserakan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Yuni saat wawancara, keikutsertaannya sebagai anggota POKLILI di latar belakangi oleh adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara di depan Kompleks perumahan Griya Lembah Depok yang menimbulkan bau yang tidak enak. Berawal dari hal tersebut muncul lah pemikiran bagaimana caranya sampah-sampah tersebut tidak lagi terbuang percuma begitu saja dan justru bisa memberikan manfaat bagi warga Griya Lembah45.

Hanya sedikit sekali responden yang tidak terdaftar sebagai anggota POKLILI. Responden tersebut merasa mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan POKLILI hanya membuang-buang waktu saja. e. Efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan POKLILI

Seluruh responden mengatakan bahwa kegiatan hijau yang dilaksanakan oleh POKLILI sangat efektif membuat lingkungan mereka menjadi bersih dan bebas dari sampah yang berserakan. Karena sampah bukan lagi benda yang tidak bermanfaat, tapi kini sampah bisa dimanfaatkan dengan baik Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bapak Muhasan saat wawancara yang mengatakan bahwa lingkungannya menjadi bebas dari sampah karena sampah yang sebelumnya hanya dibuang kini bisa dimanfaatkan dengan disetor ke Bank sampah. Kesuksesan POKLILI dengan program Bank sampah di RT 03 RW 024, membuat munculnya kebijakan yang mewajibkan untuk setiap RT minimal setiap RW memiliki Bank sampah untuk mengelola sampah yang dihasilkan warga46.

45

Wawancara dengan Yuni, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

46

Wawancara dengan Muhasan, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

Selain itu kini masyarakat juga mulai memiliki kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Awal berjalannya kegiatan POKLILI banyak warga yang acuh terhadap kegiatan yang diadakan namun sekarang justru warga yang sebelumnya acuh terhadap kegiatan POKLILI kini menjadi anggota dan rutin menyetorkan sampahnya di Bank sampah POKLILI. Seperti yang diceritakan Ibu Rianti saat wawancara, dulunya ada tetangganya yang mengejeknya saat mengumpulkan sampah-sampah plastik di sekitaran rumah. Namun sikap tetangganya tersebut berubah semenjak mengetahui sampah yang dikumpulkan Ibu Rianti menghasilkan rupiah setelah disetor ke Bank sampah POKLILI. Kini orang tersebut telah terdaftar sebagai anggota POKLILI dan aktif sampai sekarang dalam melakukan penyetoran sampah47.

f. Program POKLILI

Seluruh responden menilai Bank sampah dan kegiatan daur ulang sebagai program POKLILI yang sukses membuat lingkungan mereka menjadi lingkungan hijau. Program bank sampah memberikan banyak manfaat bagi anggota POKLILI. Seperti penyetoran sampah yang dilakukan anggota setiap hari Jumat. Penyetoran sampah plastik tersebut membuat sampah warga dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu penyetoran sampah juga memberikan tambahan penghasilan bagi setiap anggota yang menyetorkan sampahnya. Berdasarkan hasil observasi, banyaknya uang yang diterima bergantung pada jumlah dan jenis sampah yang disetorkan48.

Berikut harga sampah yang disetorkan berdasarkan dokumen yang diperoleh dari pengurus POKLILI49.

47

Wawancara dengan Rianti, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

48

Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014

49

Tabel 4.7 Daftar harga sampah di Bank Sampah POKLILI

No Jenis Sampah Harga (Rp)

1 Kardus 4.000/kg

2 HVS 1.000-1.500/kg

3 Buku/majalah 600-800/kg

4 Duplek 400/kg

5 Koran 1.000-1.300/kg

6 Plastik putih PET 2.800-3.500/kg

7 Plastik PET warna 1.700/kg

8 Plastik mainan 2.500-2.700/kg

9 Plastik campur 1.500/kg

10 LD/Tutup botol plastic 3.000-3.500/kg

11 PS/Tutup mika 3.000-3.500/kg 12 PPC 400/kg 13 Gelas A 5.000-5.500/kg 14 Gelas B 3.000-3.500/kg 15 Kaleng 1.500/kg 16 Besi 2.800-3.500/kg 17 Kabin 1.800-2.200/kg 18 Rongsok/soft drink 7.000-8.000/kg 19 Aki 5.000-6.000/kg 20 Alumunium 8.000-10.000/kg 21 Tembaga 40.000-50.000/kg

22 Botol sirup 100/buah

23 Botol kecap 200-400/buah

24 Botol bir 300-400/buah

25 Botol timbang 100/kg

26 Assoy 400-600/kg

27 B.Plastik P.kerajinan 1.000/kg

Saat diwawancarai, Bu Iis sebagai salah satu responden menjelaskan bahwa Bank sampah membawa banyak keuntungan bagi masyarakat. Selain yang utama bisa memanfaatkan sampah dengan bonus mendapatkan tambahan penghasilan, juga lingkungan mereka kini terbebas dari sampah dan pemulung, karena warga lebih memilih menyetorkan sampahnya ke Bank sampah dibandingkan membuang sampah mereka secara percuma50.

Seluruh responden juga berpendapat bahwa kegiatan daur ulang sampah plastik juga merupakan program yang sukses mengubah lingkungan mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti, kegiatan daur ulang ini mendapatkan bahan baku kerajinan tangan daur ulangnya dari Bank sampah POKLILI. Sampah-sampah plastik tersebut diubah menjadi benda-benda hasil kerajinan tangan seperti tas, dompet, hiasan rumah dan taplak meja yang kemudian dijual di sekretariat POKLILI51. Harga setiap kerajinan bervariasi tergantung lama pengerjaan dan tingkat kesulitan. Kisaran harga jual hasil kerajinan daur ulang sampah organik ini dari Rp 5.000,- hingga Rp 150.000,-.

g. Perlakuan terhadap sampah

Berdasarkan hasil wawancara, keseluruhan responden melakukan pemilahan terhadap sampah yang ada di rumah mereka. Pemilahan ini memisahkan antara sampah basah dan sampah kering atau sampah organik dan non organik. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Purwanto saat wawancara, sampah dirumahnya dipisah antara sampah organik dan sampah non organik. Sampah non organik yang sudah dipisahkan biasanya akan diangkut oleh petugas kebersihan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat atau dibuat kompos cair menggunakan komposter takakura mini. Sedangkan sampah plastik akan

50

Wawancara dengan Iis, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

51

dikumpulkan untuk kemudian disetor ke Bank sampah pada hari Jumat52. Sementara sebagian kecil responden tidak melakukan apapun terhadap sampahnya. Sampahnya langsung dibuang tanpa dilakukan pemilahan dahulu sebelum dibuang.

h. Pengelolaan sampah plastik

Hampir seluruh responden melakukan pengelolaan sampah plastik miliknya hanya terbatas pada mengumpulkan sampah plastik dan kemudian disetor ke Bank sampah. Mereka tidak mengolah sampah plastik mereka menjadi barang kerajinan atau tidak melakukan

recycle (daur ulang) terhadap sampah plastik yang mereka pilah. Hal

ini diperkuat dengan pernyataan Ibu Pur yang menjelaskan bahwa tidak semua anggota POKLILI melakukan kegiatan recycle. Kegiatan

recycle lebih banyak dilakukan oleh para pengurus POKLILI.

Sementara anggota biasanya hanya menyetor sampah setiap hari Jumat.

Didalam pengelolaan sampah plastik, pengurangan timbulan sampah juga termasuk didalamnya. Hanya sebagian kecil responden yang berupaya untuk mengurangi penggunan plastik dengan memilih kemasan refill, membawa botol minum sendiri, dan mengurangi penggunaan kemasan pembungkus plastik seperti kantong kresek. Sisanya langsung membuang sampah yang ada begitu saja.

i. Pengelolaan sampah sisa makanan

Sebagian kecil responden mengelola sampah sisa makanan yang mereka hasilkan dengan membuat kompos cair menggunakan komposter takakura. Dijelaskan oleh Ibu Purwanto, komposter takakura ini dulunya dibagi-bagikan kepada warga secara gratis oleh Ibu Yuni untuk membuat kompos cair dari sampah sisa makanan

52

Wawancara dengan Purwanto, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

dirumah. Namun sekarang warga sudah tidak lagi membuat kompos cair dari sampah sisa makanan. Karena POKLILI berkerjasama dengan Walikota Depok untuk mengangkut sampah-sampah tersebut ke TPS Merdeka untuk dijadikan kompos dan biogas secara masal53.

Sehingga sebagian besar responden hanya membuangnya begitu saja untuk diangkut ke TPS Merdeka. Jadwal pengangkutan sampah ini setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Berdasarkan hasil wawancara sebagian kecil sisa responden memanfaatkan sampah sisa makanan mereka sebagai makanan ayam. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Muhasan dan Ibu Suhaimi.