• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum

BAB IV. DESKRIPSI DAN ONTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.3 Profil Informan Penelitian

4.4.1 Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum

Partisispasi masyarakat dalam pemilihan umum, memiliki peranan penting dalam sistem politik dalam suatu Negara khususnya Negara Indonesia yang memiliki sitem pemerintahan yang bersifat demokrasi yang artinya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Partisipasi politik adalah kegiatan sekelmpok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan jjalan untuk memilih pemimpin secara langsung yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah. (A. Rahman H I 2007:285).

Charles Andrian dalam buku Sistem Politik Indonesia yang ditulis oleh Prof.Dr.Kacung Marijan (2010: 111) mengatakan bahwa partisipasi politik itu terdiri dari tiga bentuk.Bentuk pertama adalah partisipasi politik yang lebih pasif, didalam tipe pertama ini, partisipasi dilihat dari keterlibatan politik seseorang, yakni sejauh mana orang itu melihat politik sebagai sesuatu yang penting, memiliki minat terhadap politik, dan sering berdiskusi isu-isu politik dengan teman.Bentuk yang kedua adalah partisipasi yang lebih aktif.Yang menjadi perhatian adalah sejauh mana orang itu terlibat didalam organisasi –organisasi atau asosiasi-asosiasi sukarela (voluntary associations) seperti kelompok-kelompok keagamaan, olahraga, pencinta lingkungan, organisasi profesi, dan organisasi buruh.Bentuk yang ketiga adalah partisipasi yang berupa kegiatan-kegiatan protes seperti ikut menandatangani petisi, melakukan boikot, dan demonstrasi.

Partisipasi masyarakat dalam politik biasanya hanya berhenti pada saat pemilihan umun dan pemilihan kepala daerah.Hanya para elit politiklah yang terus aktif dalam sebuah sisitem perpolitikan di suatu Negara. Merekalah yang akan membuat ppengaruh terhadap pemerintah dalam menentukan atau membaut sebuah kebijakan. Sementara kebanyakan masyarakat hanya tergolong pada partisipasi bentuk yang pertama tadi yaitu bentuk partisipasi pasif yang hanya ikut perpartisipasi pada saat pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah.

Melalui hasil wawancara dilokasi penelitian dengan para informan, diperoleh data bahwa terdapat suatu jawaban atau pandangan yang sama dari para informan mengenai partisipasi mereka dalam perpolitikan di Indonesia. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Janti Simamora (Laki-laki, 36):

“…molo masalah partisipasi politik ido bah dohot do hami marpartisipasi dah alana hak ni setiap jolma do dohot berpartisipasi politik on. Dang mungkin nga adong hak ni iba naeng mamilih presiden manang mamilih anggota DPRD suang songoni mamilih bupati nang naasing nai dang pinakke. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik ikkon dohot do iba antong berpartisipasi nang pe holan pas pemilihan I iba dohot, alana so boi iba gabe pemimpin gabe bupati manang pejabat naasing nai ala so adong sikkola niba dohot sinamot nagodang bah nanggo apala nileon soara ni iba on mamillit nasida…”

Artinya

“kalau masalah partisipasi politiknya ikutnya kami berpartisipasi karena partisipasi politik itu adalah merupakan hak setiap anggota masyarakat. Sebab tidak mungkin kita sudah punya hak untuk memilih presiden, atau memilih anggota DPRD maupun memilih bupati dan pemilihan lainnya kita tidak menggunakan hak kita tadi. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik harus ikut kita berpartisipasi dalam politik walaupun hanya pada waktu pemilihan umum itu kita ikut memeberikan suara kita, karena tidak bisa saya jadi pemempin seperti bupati maupun jadi seperti pejabat lainnya itu karena tidak ada tamatan sekolah dan juga uang yang banyak, makanya suara itu kita kasih untuk memilih mereka…”

Hal ini senada dengan jawaban yang disampaikan informan Saut Simare-mare (Laki-laki, 43 tahun):

“…mulai sian taon 2004, 2009, sahat tu taon 2014 na lewat torus do dohot au berpartisipasi dalam pemilihan, baik mulai sian pemilihan kepala desa sahat tu pemilihan presiden nang songoni pemilihan DPRD pe tong do dohot au. Alana menurut hu i sada hak doi di hita warga Indonesia on untuk memilih. Selain i suaratai apala porlu doi untuk menentuhon nasib ni Negara taon boha tu joloan on. Dang boi hita mambaen kebijakan di Negara taon bah apala soaratai tabaen mambantu pamarentata mambaen kebijakan. Masa apala holan mangalean soara ta do hita sebagai bentuk partisipasi dang boi?…”

Artinya

“…sejak tahun 2004, 2009, sampai pada tahun 2014 yang lalu saya terus ikut berpartisipasi dalam pemilihan, baik itu mulai dari pemilihan kepala desa sampai kepada pemilihan presiden dan juga pemilihan DPRD pun tetapnya saya ikut. Karena menurut saya itu (partisipasi) adalah merupakan salah satu hak buat kita warga Negara Indonesia ini untuk memilih.Selain itu suara kita sangat penting untuk menentukan nasib Negara kita ini kedepannya.Kita tidak bisa membuat kebijakan di Negara kita ini yah minimal soara kita itu kita buat membantu pemerintah untuk membuat sebuah kebijakan. Kan tidak mungkin hanya memberikan suara kita saja hanya sebagai bentuk partisipasi kita tidak bisa?...”

Hal ini senada dengan jawaban yang disampaikan informan Menti Sihombing (Perempuan , 49 tahun):

“…Dohot do au torus memilih setiap adong pemilihan mulai na terdaftar au gabe penduduk jala umur hu aboi memilih di desa Saitnihuta on. Manang pemilihan aha pei torus do dohot au inang…”

Artinya

“… Aku ikut terus memilih setiap ada pemilihan semenjak saya terdaftar jadi penduduk dan juga umur saya sudah bisa memilih di Desa Saitnihuta ini. Mau pemilihan apa pun itu terusnya aku ikut nak…”

Dari semua informan yang di wawancarai mengatakan bahwa setiap ada pemilihan umum mereka ikut berpartisipasi seperti penyataan dari bapak Amser Simamora (Laki-laki: 54 tahun):

“… Bolo masalah berpartisi do ito torus doi au dohot berpartisipasi alai pas adong pemilihan do au dohot berpartisipasi, termasuk mai mangalean suara ku pas adong pemilihan na diselenggarahon pamarenta ta, alana sebagai warga negara yang baik hak ta doi ito menggunakan suara ta pas pemilihan, selain dohot mangalean suara tong do dohot au gabe petugas keamanan di TPS, ale na pemilihan terakhir on dang dohot be au ito Alana

nga akka naposo I gabe petugas keamanan ai nga lam matua be iba antongan…”

Artinya

“… Kalau masalah berpartisipasinya nak terus saya ikut brpartisipasi tetapi setiap ada pemilihan saya ikut berpartisipasi, termasuklah itu untuk memberikan suara pada saat pemilihan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah kita, karena sebagai warga Negara yang baik itu merupakan hak kita untuk menggunakan hak suara kita pada saat pemilihan, selain memberikan suara pada waktu pemilihan saya juga iut berpartisipasi sebagai petugas keamanan di TPS, tetapi pada pemilihan terakhir ini saya tidak pernah lagi ikut karena yang menjadi petugas keamanan sudah rang-orang yang lebih tua sementara saya sudah semakin tua…”

Begitu juga dengan pernyataan dari bapak Manontang Simamora ( Laki-laki, 49 Tahun)

“…dohot do au memilih pas pemilihan 2014 nang songoni pe angka pemilihan umum na lainnai sebelum taun 2014, ala kebetulan sesuai undang-undang I kan termasuk do pesta rakyat ala negaratta on mamakke sistem demokrasi do pemerintahanna jadi ikkon berpartisipasi do setiap warga Negara na, jala asa dohot berpartisipasi pas pemilu I kan ala hak ta doi sebagai warga Negara untuk memberikan hak pilih. Au dohot perprtisipasi dalam pemilihan umum nga torus alai bolo berpartisipasi tu pemilihan legislatif bah mulai na mencalonkan diri ma atong si Fransiskus na pas taon 2004 bolo dang salah sahat tu pemilihan si Tapian ma sonari na taon 2014 nalewat i. holan mangalean suara do bentuk partisipasi politik hu ito…”

Artinya

“… saya ikut memilih pada pemilihan 2014 dan begitu juga pada pemilihan umum yang lainnya sebelum tahun 2014, karena kebetulan sesuai undang-undang pemilihan umum merupakan pesta rakyat bagi warga Negara Indonesia dan Negara kita juga system pemerintahannya adalah demokrasi dan kita ketahui system demokrasi itu setiap warga Negara harus berpartisipasi, untuk ikut berpartisipasi pada pemilihan umum itukan karena merupakan hak kita sebagai warga negara untuk memberikan hak pilih kita. Saya ikut berpartisipasi terus pada setiap pemilihan umum maupun pilkada, tetapi ikut berpartisipasi pada pemilihan legislatif itu semenjak si Fransiskus mencalonkan diri jadi anggota DPRD pada tahun 2004 kalau tidak salah saya sampai pada pemilihan tahun 2014 lalu saat si Tapian mencalonkan diri. Hanya memeberian suara pada waktu pemilihannya partisipasi politik saya nak…”

Begitu juga dengan pernyataan Halomoan Simamora (Laki-laki, 77 tahun) :

“… dohot au berpartisipasi politik ito holan pas waktu pemilihan umum do manang akka pemilihan kepala desa dohot pemilihan naasing nai. Alana

ikkon guna honon do suara hak pilih niiba I ito Alana hak ni sude warga Negara doi. Apala dohot pe iba berpartisipasi asa boi do mangalehon contoh tu akka naposoi, apalagi songon hami akka na matua on ito holan pangalahona mi akka na denggan I nama si patuduhonon nami alana. Apala hudok pe pangalaho nami si patuduon nami asa unang golput do akka naposoi asa adong sada gambaran di nasida sedangkan namatua dohot berpartisipasi politik apala lam ma akka na poso on. Partisipasi politik hu ito sebatas dohot memilih do pas adong pemilihan na binaen ni pamarenta ta…”

Artinya

“… aku ikut berpartisipasi dalam politik nak hanya pada waktu pemilihan umumnya atau seperti pemilihan kepala desa dan lainnya. Karena kita harus menggunakan hak pilih kita itu nak, karena itukan merupakan hak semua warga Negara.Saya ikut berpartisipasi supaya bisa memberikan contoh untuk para generasi muda, itu karena kami orang tua ini nak hanya tingkah laku dan sikap kami yang bagus lah yang bisa kami tunjukkan.Kenapa saya bilang seperti itu supaya para generasi muda tidak golput pada pemilihan umum maupun pemilhan lainnya, supaya ada satu panutan untuk mereka bahwa orang yang sudah tua saja ikut berpartisipasi politik apalagilah kita yang muda ini. Saya ikut berpartisipasi dalam politik hanya sebatas memberikan suara pada saat pemilihan yang diselenggarakan oleh pemerintah…”

Sedangkan berdasarkan penuturan bapak Marsono Simamora (Laki-laki, 50 Tahun):

“… bolo soal partisipasi poitik do ito memang saleleng on au dohot berpartisipasi holan sebatas dohot mangalean suara pas waktu pemilihan do Alana I kan a merupakan hak ni setiap harga Negara do dohot berpartisipasi di dalam pesta rakyat. Ale nung piga-piga taon terakhir on masuk ma au gabe anggota sada partai pas naeng pemilihan umum si sahali lima taon dohot ma au mencalonhon diri gabe neng anggota DPRD di Humbang Hasundutan on ima na di usung ni partai Nasdem, puji Tuhan monang ma pas na taon 2014 i. Tujuan gabe mencalonkan diri gabe anggota DPRD asa boi do memperjuangkon hak rakyat do antong ito Alana anggota dewan I kan sebagai penyambung lidah rakyat doi asa boi pemerintah mambaen kebijakan na pro tu rakyat…”

Artinya

“… kalau soal partisipasi politiknya maksud mu nak memang selama ini saya ikut berpartisipasi hanya sebatas ikut memberikan suara pada waktu pemilihan karena itu merupakan hak kita sebagai warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam pesta rakyat. Tetapi setelah beberapa tahun terakhir ini saya ikut dan aktif menjadi anggota salah satu partai politik dan pas mau pemilihan umum yang diselenggarakan sekali dalam lima tahun saya ikut mencalonkan diri menjadi anggota DPRD di Humbang Hasundutan ini yang diusung oleh partai Nasdem, puji Tuhan saya menang menjadi salah satu anggota DPRD pada tahun 2014. Tujuan saya ikut mencalonkan diri jadi anggota DPRD adalah supaya bisa memperjuangkan hak rakyat nya

nak, karena anggota dewan tugasnya adalah sebagai penyambung lidah rakyat biar bisa pemerintah membuat sebuah kebijakan yang pro dengan rakyat…”

Berdasarkan hasil observasi, saya melihat bahwa masyarakat di desa Saitnihuta khususnya informan yang berasal dari Punguan Marga Simamora Boru Bere dan Ibebere di Saitnihuta ikut berpartisipasi politik hanya ikut pada pemilihan saja untuk memberikan suara dan juga satu informan yang sudah menjadi anggota DPRD Humbang Hasundutan.

4.4.2. Kontribusi dan Peran yang Dilakukan Oleh Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere dalam Memenangkan Calon anggota Legislatif

Negara yang demokratis memiliki keunggulan tersendiri, karena dalam setiap pengambilan kebijakan mengacu pada aspirasi masyarakat.Masyarakat sebagai tokoh utama dalam sebuah Negara demokrasi memiliki peranan yang sangat penting.Salah satu peranan masyarakat dalam Negara demokrasi adalah partisipasi masyarakat dalam politik. Masyarakat memiliki peran yang sangat kuat dalam proses penentuan eksekutif dan legislatif baik dipemerintah pusat maupun daerah. Pemilihan umum (PEMILU) merupakan program pemerintah setiap lima tahun sekali dilaksanakan di seluruh wilayah Negara kita. Pemilu merupakan implementasi dari salah satu ciri demokrasi dimana rakyat secara langsung dilibatkan, diikutsertakan didalam menentukan arah dan kebijakan politik Negara untuk lima tahun kedepan.

Peran masyarakat itu bukan hanya memberikan suara pada saat pemilihan umum saja. Tetapi mereka biasanya akan mendukung penuh calon legislatif pilihan mereka apalagi dalam masyarakat pedesaan yang dimana sifat solidaritasnya masih sangat tinggi. Mereka akan mendukung dan membantu calon legislatif tersebut agar menang mewakili desa mereka. Adapun karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku

keseharian mereka.Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa.Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.

(1) Sederhana (2) Mudah curiga

(3) Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya (4) Mempunyai sifat kekeluargaan

(5) Lugas atau berbicara apa adanya (6) Tertutup dalam hal keuangan mereka

(7) Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota (8) Menghargai orang lain

(9) Demokratis dan religius

(10) Jika berjanji, akan selalu diingat

Melalui hasil wawancara dilokasi penelitian dengan para informan, diperoleh data bahwa terdapat suatu jawaban atau pandangan yang sama dari para informan mengenai partisipasi mereka dalam perpolitikan di Indonesia. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Tarigan Simamora (Laki-laki: 48 Tahun):

“… bolo disukkun ito aha kontribusi manang peran ni punguan taon lao mambantu mamonanghon sitapian gabe anggota DPRD di Humbang Hasundutan on godang do ito naung dibahen punguan taon. Termasuk mai songon mambaen sada acara partangiangan lao pa borhatton imana mencalonkan diri, sude anggota dohot pengurus ni punguan on dohot ma attong gabe tim kampanyena, Alana on dope adong calon sian huta taon jala dohot sian punguan taon. Jadi ikkon semangat ma atong mandukung anggiat boi gabe siboan goar ni huta taon khusus na punguan on. Selain in nagabe tim sukses ni imana attong akka anggota manang pengurus ni punguan on ma akka na godang jaringan na di kecamatan na asing na adong di dapil 1 on, Alana kan imana calon DPRD di dapil 1 do. Dang holan I ito peran ni punguan on, adong dope sada nai gabe mambaen

masyarakat khususna masyarakat desa Saitnihuta gabe bersemangat lao mamilih mangalean suara nai, hape sian na biasana hian imana golput do ale ala adong sian huta na jala samarga muse gabe semangat imana lao mamilih. Selain perani punguan on ito tong do adong peran pribadi ni iba sandiri ala kebetulan apala keluarga ku dope imana bah sude akka keluarga sian au manang keluarga sian inanta parnijabu tong do hu ajak asa mamillit imana, Alana bolo nasan huta nibai monang gabe pamimpin lak boha pe didok nga seadong roha ni I lao pamaju hon huta na sandiri…” Artinya

“… kalau ito tanya masalah apa kontribusi dan peran punguan ini untuk membantu memenangkan sitapian (calon legislatif yang berasal dari anggota punguan marga Simamora) jadi anggota DPRD di Humbang Hasundutan banyak yang sudah dilakukan oleh punguan ini. Termasuk salah satunya membuat sebuah acara partangiangan untuk memberangkatkan dia (calon legislatif yang berasal dari anggota punguan marga Simamora) untuk mencalonkan diri, semua anggota dan pengurus punguan ini ikut berpartisipasi jadi tim kampanyenya, karena inilah pertama kalinya ada calon legislatif dari kampung ini dan juga dari punguan ini. Jadi harus semangat untuk mendukung dia agar dia nanti bisa membawa nama baik desa kita ini khususnya punguan kita ini. Salain itu yang jadi tim sukses dari dia adalah anggota atau pengurus punguan ini yang memiliki jaringan yang luas di kecamatan lain yang ada di dapil 1 ini, karena dia calon DPRD di dapil 1. Bukan hanya itu yang menjadi peran punguan ini, ada lagi yaitu membuat masyarakat khususnya masyarakat desa Saitnihuta jadi bersemangat untuk memilih dan memberikan suaranya, dari yang biasanya golput dan tidak peduli, tetapi karena ada dari kampungnya dan dan satu marga jadi masyarakat jadi semangat untuk memilih. Selain peran punguan ini ada juganya peran atau kontribusi pribadi dari kita sendiri karena kebetulan dia merupakan keluarga saya sendiri jadi semua keluarga dari pihak saya maupun dari pihak istri saya juga saya ajak unttuk memilih dia, Karena jika yang berasal dari kampung kita yang menang jadi seorang pemimpin mau gimana pun selalu ada perhatiannya untuk memajukan kampungnya sendiri…”

Hal yang serupa juga disampaikan oleh bapak Marulam Simamora ( Laki-laki: 84 tahun) sebagai tokoh adat dan juga penasehat sekaligus penggagas berdirinya Punguan Marga Simamora Boru Bere dan Ibebere:

“… peran manang kontribusi ni punguan on ito berupa sada ni roha lao paborhat hon sitapian I lao mancalon hon diri gabe calon legislatif di kabupaten on. Jala dang tapasombu ibana mardalan sandiri, dang boi punguan on mangalean bantuan berupa materi bah apala mangalean dukunngan berupa sada niroha lao mamilit imana pas pemilihan calon DPRD, jala tontong mangajak akka tondong di luat na asing na sada daerah pemilihan dohot hita lao mamilit imana anggiat boi imana sibuan

goar ni punguan taon dohot huta ta on asa maju huta taon jala pembangunan pe sahat tu huta on…”

Artinya

“… peran dan kontribusi punguan ini nak berupa kesatuan hati dari para anggota dan pengurus punguan ini untuk memberangkatkan sitapian (salah satu calon legislati yang berasal dari desa Saitnihuta dan anggota punguan) untuk mencalonkan diri jadi anggoota DPRD di kabupaten ini. Kita tidak membiarkan dia berjalan sendiri dan selalu kita bantu, punguan ini tidak bisa memberikan bantuan berupa materi yah setidaknya memberikan dukungan berupa kesepakatan bersama untuk memilih dia pada saat pemilihan umum DPRD, dan kita juga tetap mengajak teman-teman dan suadara yang ada di daerah lain yang satu daerah pemilihan dengan kita untuk memilih dia agar nantinya dia bisa mambawa nama baik dari punguan kita ini terlebig nama baik kampung kita ini biar kedepannya lebih maju kampung kita ini dan juga pembangunan sampai ke daerah kita ini…”

Hal serupa juga disapaikan oleh bapak Amser Simamora yang merupakan anggota punguan marga ini dan juga termasuk salah satu anggota yang termasuk Tim Sukses bapak Marsono Simamora (Laki-laki, 58 Tahun):

“…dohot aktif mangalean dukungan sian segi moral pe ito a dohot I merupakan salah satu bentuk ni dukungan. Songoni ma na di ulahon punguan on ito termasuk ma akka anggota-anggota na berperan aktif mandukung calon legislatif na sian punguan on, Alana on dope hea adong sian punguan on nang sian huta on na mencalonhon diri gabe calon DPRD di Humbang Hasundutan on. Bolo songon au pribadi ito dohot ma au attong gabe tim sukses ni imana, dohot ma au tong tu kecamatan na adong di daerah pemilihan 1 alana imana attong calon legislative di daerah pemilihan 1 do. Lao mangajak akka masyarakat sian kecamatan na asing asa tong mamillit imana pas pemilihan umum DPRD, apalagi bolo mar marga Simamora ni ajak ma attong halaki ala samarga dohot calon on…”

Artinya

“… berperan aktif memberikan dukungan dari segi moral pun nak itu sudah merupakan salah satu bentuk dari dukungan. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh punguan ini termasuk juga dukungan yang dilakukan oleh semua anggota ikut berperan aktif mendukung calon legislative yang berasal dari anggota punguan ini, karena ini lah baru pertama kali ada calon legislatif yang berasal dari punguan ini dan juga dari desa ini yang mencalonkan diri jadi anggota DPRD di Humbang Hasundutan ini. Kalau saya sendiri, saya ikut jadi tem sukses dari calon legislatif ini.Saya ikut

Dokumen terkait