BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.4. Partisipasi Migran Dalam Program Keluarga Berencana
Pembahasan yang berkaitan dengan partisipasi responden dalam program keluarga berencana (KB) akan diawali dengan pertanyaan: “Apakah saudara pernah menggunakan alat kontrasepsi selama perkawinan? Jawaban atas pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden (93,3 persen) menyatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi selama perkawinan. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh menurut tempat tinggal migran, terungkap bahwa semua responden migran di daerah perdesaan menyatakan pernah memakai alat kontrasepsi, dan untuk daerah perkotaan angkanya lebih rendah, yaitu 86,7 persen. Sementara itu alasan paling menonjol yang dikemukakan oleh responden yang menyatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi adalah karena ingin menambah anak lagi, disusul kemudian oleh alasan takut akan efek samping.
Bagi responden yang menyatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi, selanjutnya ditelusuri pula mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan responden (Tabel 4.18). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis alat kontrasepsi paling menonjol yang pernah digunakan oleh responden adalah suntik, disusul oleh penggunaan pil di tempat kedua, dan IUD pada posisi ketiga. Padahal
Coefficientsa
jika diperhatikan alat kontrasepsi suntik dan pil memiliki angka kegagalan lebih tinggi daripada IUD.
Tabel 4.18
Distribusi Responden Migran Menurut Alat Kontrasepsi yang Pernah Digunakan dan Tempat Tinggal, di Provinsi Bali
No
7 Pil, suntik, steril 0,0 1,3 0,7
8 Steril 0,0 1,3 0,7
9 Suntik 38,7 40,0 39,3
10 Tidak pakai 13,3 0,0 6,7
Jumlah % 100,0 100,0 100,0
orang 75 75 150
Sumber: Data Primer.
Uraian mengenai alat kontrasepsi yang pernah digunakan responden seperti tertera pada Tabel 4.18 tidak hanya memuat gambaran secara keseluruhan, tetapi juga memberikan ilustrasi lebih rinci menurut tempat tinggal. Catatan penting terkait dengan temuan pada Tabel 4.18 adalah bahwa para migran di daerah perdesaan semuanya pernah menggunakan alat kontrasepsi,sedangkan di daerah perkotaan sebanyak 13,3 persen responden tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Penggunaan alat kontrasepsi di daerah perkotaan dan di daerah perdesaan menunjukkan pola yang serupa dengan pola secara keseluruhan. Namun satu hal yang menarik adalah proporsi penggunaan alat kontrsepsi IUD di daerah perdesaan jauh lebih tinggi daripada di daerah perkotaan. Oleh karena angka kegagalan alat kontrasepsi IUD lebih rendah daripada suntik dan pil, maka penggunaan alat kontrasepsi IUD dapat diindikasikan sebagai salah satu penyebab rendahnya kelahiran di daerah perdesaan.
Meskipun sebagian besar responden dalam penelitian ini menggunakan alat kontrasepsi selama perkawinannya, bukan berarti bahwa mereka tidak pernah berhenti menggunakan alat kontrasepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh dari seluruh responden penelitian menyatakan pernah berhenti
menggunakan alat kontrasepsi dengan berbagai alasan. Dari berbagai alasan yang dikemukakannya, alasan paling menonjol adalah karena ingin hamil lagi, disusul oleh alasan takut efek samping, dan alasan lainnya seperti berpisah dengan suami (Tabel 4.19).
Tabel 4.19
Distribusi Responden Migran Menurut Alasan Berhenti Memakai Alat Kontrasepsi dan Tempat Tinggal, di Provinsi Bali No
1 Ingin hamil lagi 52,2 57,1 55,4
2 Takut efek samping 43,5 2,4 16,9
3 Lainnya 4,3 40,5 27,7
Jumlah % 100,0 100,0 100,0
orang 75 75 150
Sumber: Data Primer.
Pembahasan berikutnya adalah hasil penelusuran alasan berhenti memakai alat kontrsepsi berdasarkan perbedaan tempat tinggal responden. Alasan “ingin hamil lagi” ternyata tetap menduduki tempat teratas, baik untuk responden migran yang bertempat tinggal di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan.
Sementara itu, alasan kedua menunjukkan adanya perbedaan antara responden migran di daerah perkotaan dengan di daerah perdesaan. Alasan kedua yang dikemukakan oleh migran di daerah perkotaan adalah “takut efek samping”, sedangkan untuk migran diaerah perdesaan adalah alasan lainnya seperti berpisah dengan suami.
Selain ingin mengungkap riwayat pemakaian alat kontrasepsi dari masing-masing responden migran, baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun di perdesaan, berikut ini ditanyakan pula tentang manfaat dari program KB. Meskipun dalam penelitian ini ada responden yang menyatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi, namun ketika ditanyakan tentang manfaat program KB, ternyata semua responden menyatakan bahwa mereka merasakan adanya manfaat program KB dalam kehidupan. Program KB bukan semata-mata untuk mengendalikan kuantitas penduduk, namun yang lebih penting adalah meningkatkan kualitas penduduk. Kualitas penduduk tidak terbatas pada perbaikan tingkat pendidikan, kesehatan, dan taraf hidup, termasuk juga sikap, nilai-nilai, serta mental spiritual.
Pada paparan di atas telah diungkapkan tentang riwayat dan manfaat dari pemakaian alat kontrasepsi, baik oleh responden migran yang tinggal di daerah perkotaan maupun yang tinggal di daerah perdesaan, namun belum dibahas mengenai pemakaian alat kontrasepsi saat ini. Karena dengan menanyakan tentang pemakaian alat kontrasepsi saat ini akan menunjukkan kesinambungan dari partisipasi masyarakat dalam program KB. Proporsi responden yang menyatakan menggunakan alat kontrasepsi saat ini, baik secara total, dan menurut tempat tinggal dapat diikuti pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20
Distribusi Responden Migran Menurut Penggunaan Alat Kontrasepsi Saat ini dan Tempat Tinggal, di Provinsi Bali
No
Apabila angka-angka yang ditampilkan pada Tabel 4.20 dibandingkan dengan pembahasan sebelumnya, terutama berkaitan dengan proporsi responden yang menyatakan pernah memakai alat kontrasepsi, ditemukan bahwa terjadi penurunan proporsi responden yang saat ini memakai alat kontrasepsi. Hal ini terjadi, baik untuk responden migran di daerah perkotaan maupun perdesaan. Alasan responden tidak memakai alat kontrasepsi saat ini sangat beragam, seperti terlihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21
Distribusi Responden Migran Menurut Alasan Tidak Memakai Alat Kontrasepsi Saat Ini dan Tempat Tinggal, di Provinsi Bali No. Alasan tidak pakai KB
1 Ingin anak lagi 28,57 16,67 21,88
2 Ingin hamil 7,14 77,78 46,88
3 Malas pakai 7,14 0,00 3,13
4 Menyusui 7,14 0,00 3,13
5 Sedang hamil 0,00 5,56 3,13
6 Takut efek samping 35,71 0,00 15,63
7 Tidak haid 7,14 0,00 3,13
8 Tidak nyaman 7,14 0,00 3,13
Jumlah % 100,0 100,0 100,0
Orang 14 18 32
Sumber: Data Primer.
Alasan paling menonjol yang dikemukakan responden tidak memakai alat kontrasepsi saat ini adalah karena mereka ingin hamil. Hal ini terutama sangat menonjol pada responden migran di daerah perdesaan. Sementara itu, alasan yang paling menonjol pada migran di daerah perkotaan adalah karena mereka takut efek samping, disusul oleh keinginan anak lagi pada posisi kedua. Menonjolnya alasan responden untuk menambah anak lagi mungkin dapat diterima, karena rata-rata anak yang dilahirkan hidup oleh responden migran saat ini masih di bawah anjuran (kurang dari dua anak).