• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Responden Terhadap Pengelolaan Kawasan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.5. Analisis Data

4.1.3. Partisipasi Responden Terhadap Pengelolaan Kawasan

Partisipasi responden dalam pengelolaan kawasan mangrove di Kabupaten Simeulue di bagi atas dua kategori yaitu tentang derajat kesukarelaan partisipasi dan tentang partisipasi dalam tahapan pengelolaan kawasan mangrove.

Penentuan tingkat partisipasi yang di hendaki responden dalam pengelolaan kawasan mangrove di Kabupaten Simeulue di tentukan dengan menggunakan skor

indikator partisipasi responden. Dua aspek kategori yang menjadi objek partisipasi dirinci dalam 10 indikator, yaitu;

A. Tentang derajat kesukarelaan partisipasi

1. Tentang keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan kawasan hutan mangrove. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan mangrove berdasarkan kelompok tingkat derajat kesukarelaan partisipasi menunjukan angka sebesar 22,4% responden mengatakan partisipasi dalam pengelolaan berdasarkan atas kehendak sendiri, 24,8% responden mengatakan atas ajakan orang lain, 41,8% responden mengatakan karena faktor kesulitan hidup, dan sebanyak 10,9% responden mengungkapkan karena ada keharusan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan kawasan mangrove (Tabel 19).

Tabel 19. Faktor yang Mendasari Keikutsertaan Pengelolaan Kawasan Hutan Mangrove

Persepsi Frekuensi Persentase

Atas kehendak sendiri 75 22,4

Atas ajakan orang lain 83 24,8

Karena kesulitan hidup 139 41,8

Karena ada keharusan ikut terlibat 37 10,9

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

2 Tentang alasan atau pertimbangan ikut terlibat dalam kegiatan pengelolaan kawasan mangrove.

Alasan keterlibatan dalam pengelolaan kawasan mangrove dimaksudkan terhadap motif responden untuk tetap ikut dalam proses pengelolaan kawasan mangrove yang dilakukan. Dari hasil temuan penelitian diketahui bahwa alasan atau pertimbangan responden ikut telibat dalam pengelolaan kawasan

mangrove menunjukkan sebesar 24,2% responden mengatakan yakin akan pengetahuan dan pengalaman selama hidup di daerah sebagai alasannya, sebanyak 67,9% responden merasa akan mendapat penyuluhan dahulu, sebanyak 1,2% responden mengatakan karena merasa akan mendapatkan imbalan, 6,7% responden mengatakan bahwa takut akan dikenakan sanksi kalau tidak ikut dalam kegiatan pengelolaan kawasan mangrove (Tabel 20).

Tabel 20. Alasan atau Pertimbangan Akan Ikut Terlibat dalam Kegiatan Pengelolaan

Jawaban Frekuensi Persentase

Yakin akan pengetahuan dan pengalaman

selama hidup disini 81 24,2

Akan mendapatkan penyuluhan dahulu 225 67,9

Merasa akan mendapat imbalan 5 1,2

Takut terkena sanksi kalau tidak ikut 23 6,7

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

B. Tentang partisipasi pada tahapan kegiatan pengelolaan 1. Tentang keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan.

Keikutsertaan dalam rangkaian kegiatan pengelolaan kawasan dimaksudkan adalah tahapan proses pengelolaan yang mana saja menurut responden ada keterlibatan masyarakat ada didalamnya. Keterlibatan ini muncul berdasarkan persepsi responden terhadap prinsip pengelolaan yang baik.

Dari hasil pengolahan data (Tabel 21) menunjukan bahwa keikutsertaan dalam pengelolaan diungkapkan oleh responden, 48,2% mengatakan sejak mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan menikmati hasilnya, sebesar 42,4% mengatakan mulai saat melaksanakan dan menikmati hasil, dan sebesar

9,4% responden mengatakan mulai saat mengawasi dan menikmati hasilnya saja.

Tabel 21. Keikutsertaan dalam Kegiatan Pengelolaan

Jawaban Frekuensi Persentase

Sejak merencanakan, melaksanakan,

mengawasi,menikmati hasil 160 48,2

Saat mulai melaksanakan dan menikmati

hasilnya 141 42,4

Saat mengawasi dan menikmati hasilnya 33 9,4

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

2. Tentang apakah keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove sebaiknya diwakili saja oleh perwakilan masyarakat.

Sebanyak 16,7% responden mengatakan bahwa Sangat Setuju kalau keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan mangrove diwakili oleh perwakilan masyarakat, sebanyak 58,8% responden mengatakan setuju, 6,7% responden mengatakan kurang setuju, dan 17,9% responden mengatakan tidak setuju kalau keterlibatan masyarakat diwakili oleh perwakilan masyarakat.

Tabel 22. Pendapat Mengenai Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Sebaiknya Diwakili saja oleh Perwakilan Masyarakat

Persepsi Frekuensi Persentase

Sangat setuju 56 16,7

Setuju 195 58,8

Kurang setuju 23 6,6

Tidak setuju 60 17,9

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

3. Tentang apakah masyarakat sebaiknya menerima saja setiap keputusan yang di keluar dalam pengelolaan hutan mangrove.

Dari hasil pengolahan data diketahui, tentang apakah masyarakat sebaiknya menerima saja setiap keputusan yang di keluarkan dalam pengelolaan hutan

mangrove menunjukkan sebanyak 7,6% responden mengatakan sangat setuju, 49,4% responden mengatakan setuju, sebanyak 28,2% responden mengatakan kurang setuju, dan 14,8% responden mengatakan tidak setuju kalau masyarakat menerima saja keputusan yang dikeluarkan dalam pengelolaan kawasan mangrove (Tabel 23).

Tabel 23. Pendapat Mengenai Apakah Sebaiknya Masyarakat Menerima saja setiap Keputusan yang Dikeluarkan dalam Pengelolaan Kawasan Mangrove

Persepsi Frekuensi Persentase

Sangat setuju 26 7,6

Setuju 164 49,4

Kurang setuju 94 28,2

Tidak setuju 50 14,8

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

4. Tentang apakah setiap kebijakan dalam pengelolaan kawasan mangrove sebaiknya dikonsultasikan kepada masyarakat.

Tanggapan mengenai apakah setiap kebijakan dalam pengelolaan hutan mangrove sebaiknya dikonsultasikan kepada masyarakat pada Tabel 24 menunjukan bahwa sebesar 39,4% responden mengatakan sangat setuju, 57,9% responden mengatakan setuju, 0,6% responden mengatakan kurang setuju, dan sebanyak 2,1% responden mengatakan tidak setuju (Tabel 24). Tabel 24. Pendapat Mengenai Apakah Setiap Kebijakan dalam Pengelolaan Hutan

Mangrove Sebaiknya Dikonsultasikan kepada Masyarakat

Persepsi Frekuensi Persentase

Sangat setuju 131 39,4

Setuju 192 57,9

Kurang setuju 3 0,6

Tidak setuju 8 2,1

Sumber: Data Primer

5. Tentang apakah keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove dilakukan ketika ada kegiatan atau proyek saja.

Dari hasil olahan data yag dilakukan mengenai apakah keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan mangrove di lakukan ketika ada kegiatan atau proyek saja menunjukan skor sebesar 3,1% responden mengatakan sangat setuju, 51,8% responden mengatakan setuju, 24,8% responden mengatakan kurang setuju, dan sebesar 20,3% responden mengatakan tidak setuju (Tabel 25).

Tabel 25. Pendapat Mengenai Apakah Keterlibatan Masyarakat Dilakukan Ketika ada Kegiatan atau Proyek saja

Persepsi Frekuensi Persentase

Sangat setuju 11 3,1

Setuju 172 51,8

Kurang setuju 83 24,8

Tidak setuju 68 20,3

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

6. Tentang apakah keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove dimulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan pengelola.

Dari hasil olahan data yang menunjukan tentang apakah keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove dimulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan pengelola, dapat dilihat bahwa sebesar 31,2% responden mengatakan Sangat Setuju, 61,8% mengatakan Setuju, 6,4% responden mengatakan Kurang Setuju, dan sebanyak 0,6% responden mengatakan Tidak Setuju seandainya keterlibatan masyarakat dalam

pengelolaan hutan mangrove dimulai dari awal sampai akhir kegiatan pengelola (Tabel 26).

Tabel 26. Pendapat Mengenai Apakah Keterlibatan Masyarakat Dimulai dari Awal Sampai Akhir Kegiatan Pengelolaan

Persepsi Frekuensi Persentase

Sangat setuju 104 31,2

Setuju 205 61,8

Kurang setuju 22 6,4

Tidak setuju 3 0,6

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

7. Tentang keterlibatan dalam melakukan perencanaan terhadap kegiatan pengelolaan kawasan mangrove.

Partisipasi masyarakat dalam keterlibatan dalam melakukan perencanaan terhadap kegiatan pengelolaan kawasan mangrove, menunjukan sebesar 40% responden mengatakan terlibat dalam setiap pertemuan dalam perencanaan kegiatan pengelolaan, 56,1% responden mengatakan cukup diwakilkan saja dan yang lain diminta persetujuaannya saja, sebanyak 1,2% responden mengatakan tidak perlu pertemuan tetapi dengan kegiatan sosialisasi saja, dan sebanyak 2,7% responden mengatakan langsung saja diintruksikan dalam pengelolaan kawasan mangrove (Tabel 27).

Tabel 27. Pendapat Mengenai Bagaimana Sebaiknya dalam Melakukan Perencanaan terhadap Kegiatan Pengelolaan

Persepsi Frekuensi Persentase

Adanya pertemuan setiap membuat

perencanaan kegiatan 133 40

Cukup perwakilan saja dan yang lain

diminta persetujuannya 186 56,1

Tidak perlu pertemuan, tetapi cukup

sosialisasi saja 6 1,2

Langsung saja diinstruksikan apa yang

harus dilakukan 9 2,7

Jumlah Total 334 100

Sumber: Data Primer

8. Tentang keterlibatan untuk memutuskan rencana penetapan wilayah/lokasi kegiatan pengelolaan kawasan mangrove.

Tanggapan responden tentang partisipasi masyarakat dalam keterlibatan untuk memutuskan rencana penetapan wilayah/lokasi kegiatan pengelolaan kawasan mangrove, menunjukan sebesar 5,5% responden mengatakan ikut memberikan usulan tentang lokasi yang cocok, 91,5% mengatakan membicarakan bersama tentang lokasi yang bagus sebagai kawasan mangrove, 2,7% responden mengatakan tidak menyetujui usulan lokasi untuk kawasan mangrove (Tabel 28).

Tabel 28. Pendapat Mengenai Bagaimana Sebaiknya Untuk Memutuskan Rencana Penetapan Wilayah atau Lokasi Kegiatan

Persepsi Frekuensi Persentase

Memberikan usulan tentang lokasi yang cocok 20 5,5 Membicarakan secara bersama-sama tentang

lokasi yang bagus 305 91,5

Tidak menyetujui lokasi yang diusulkan 9 2,7

Jumlah Total 334 100

4.1.4. Hubungan Karakteristik Responden dengan Persepsi tentang

Dokumen terkait