• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XII TERTIB SOSIAL

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Angka 1

Cukup Jelas.

Angka 2

Cukup Jelas.

Angka 3

Cukup Jelas.

Angka 4

Cukup Jelas.

Angka 5

Cukup Jelas.

Angka 6

Cukup Jelas.

464 Angka 7

Cukup Jelas.

Angka 8

Cukup Jelas.

Angka 9

Cukup Jelas.

Angka 10

Cukup Jelas.

Angka 11

Cukup Jelas.

Angka 12

Cukup Jelas.

Angka 13

Cukup Jelas.

Angka 14

Cukup Jelas.

Angka 15

Yang termasuk di dalam anak jalanan adalah anak punk.

465 Angka 16

Cukup Jelas.

Angka 17

Cukup Jelas.

Angka 18

Cukup Jelas.

Angka 19

Cukup Jelas.

Angka 20

Cukup Jelas.

Angka 21

Cukup Jelas.

Angka 22

Cukup Jelas.

Angka 23

Cukup Jelas.

Angka 24

Cukup Jelas.

466 Angka 25

Cukup Jelas.

Angka 26

Cukup Jelas.

Angka 27

Cukup Jelas.

Angka 28

Cukup Jelas.

Angka 29

Cukup Jelas.

Angka 30

Cukup Jelas.

Angka 31

Cukup Jelas.

Angka 32

Cukup Jelas.

Angka 33

Cukup Jelas.

467 Pasal 2

Cukup Jelas.

Pasal 3

Cukup Jelas.

Pasal 4

Cukup Jelas.

Pasal 5

Cukup Jelas.

Pasal 6

Cukup Jelas.

Pasal 7 Ayat (1)

Cukup Jelas.

Ayat (2)

Cukup Jelas.

Pasal 8

Cukup Jelas.

468 Pasal 9

Yang dimaksud dengan tempat yang telah ditentukan adalah trotoar, dengan maksud bahwa jalan yang dilengkapi dengan trotoar.

Pasal 10

Cukup Jelas.

Pasal 11

Yang dimaksud dengan Pejabat yang berwenang adalah pejabat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang akan dimintakan ijin.

Pasal 12

Cukup Jelas.

Pasal 13

Cukup Jelas.

Pasal 14 Ayat (1)

Cukup Jelas.

Ayat (2)

Cukup Jelas.

469 Ayat (3)

Yang dimaksud dengan bangunan permanen adalah bangunan yang dibuat dari bahan bangunan yang kuat dan tahan lama, seperti dari baja dan batu bata, yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 (lima belas) tahun.

Bangunan tidak permanen atau bangunan sementara / darurat adalah bangunan yang dibuat dari bahan bangunan yang tidak kuat dan tidak tahan lama, yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dapat bertahan kurang dari 5 tahun.

Ayat (4)

Cukup Jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan Limbah adalah benda yang dibuang baik berasal dari alam atau dari hasil proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Berdasarkan sumbernya, Limbah digolongkan menjadi :

470

a. Limbah Organik yang mudah busuk, misalnya, sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran hewan;

b. Limbah Organik yang tidak mudah busuk, misalnya, kertas dan kayu;

c. Limbah Anorganik, misalnya, plastik, pecahan kaca, karet, kaca, botol dan besi;

d. Limbah berbahaya, misalnya paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa dan batu baterai bekas.

Berdasarkan sifatnya, Limbah digolongkan menjadi : a. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara

alami (degradable waste / mudah terurai), yaitu limbah yang mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain;

b. Limbah Organik yang tidak akan / sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste / tidak dapat terurai).

Misalnya, plastik, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya.

Berdasarkan karakteristiknya, Limbah digolongkan menjadi :

a. Limbah cair;

b. Limbah padat;

c. Limbah gas dan partikel;

d. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pasal 15

Cukup Jelas.

Pasal 16

Cukup Jelas.

471 Pasal 17

Cukup Jelas.

Pasal 18

Cukup Jelas.

Pasal 19

Cukup Jelas.

Pasal 20

Cukup Jelas.

Pasal 21

Cukup Jelas.

Pasal 22 Huruf a

Cukup Jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan bahan berbahaya dan beracun adalah antara lain : bahan yang mudah terbakar, bahan peledak, bahan yang bisa berkarat, bahan beracun, dan bahan-bahan sejenis lainnya.

Huruf c

Cukup Jelas.

472 Huruf d

Cukup Jelas.

Pasal 23

Cukup Jelas.

Pasal 24

Cukup Jelas.

Pasal 25

Cukup Jelas.

Pasal 26

Cukup Jelas.

Pasal 27 Ayat (1)

Cukup Jelas.

Ayat (2)

Disamping itu tempat-tempat yang juga digunakan untuk perbuatan asusila adalah tempat hiburan dan lokalisasi.

Ayat (3)

Cukup Jelas.

473 Pasal 28

Huruf a

Cukup Jelas.

Huruf b

Cukup Jelas.

Huruf c

Cukup Jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan tuna sosial pada huruf ini adalah pengemis dan pengamen.

Yang dimaksud dengan fasilitas umum adalah fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum.

Contoh dari fasilitas umum adalah seperti jalan termasuk perempatan jalan, persimpangan atau perempatan lampu lalu lintas (traffic light), tempat-tempat ibadah, lingkungan sekolah, dalam angkutan umum, jembatan penyeberangan, area perkantoran, halte, jalan tol, terminal, trotoar.

Pasal 29 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah menyelenggarakan upaya preventif, represif dan rehabilitatif bagi tuna sosial adalah Pemerintah Daerahmelaksanakan pencegahan bagi tuna sosial untuk melakukan kegiatan yang mengganggu

474

ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, melaksanakan penangkapan bagi tuna sosial yang melakukan kegiatan yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, serta memberikan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan bagi tuna sosial.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup Jelas.

Pasal 31

Cukup Jelas.

Pasal 32

Cukup Jelas.

Pasal 33

Cukup Jelas.

Pasal 34

Cukup Jelas.

Pasal 35

Cukup Jelas.

475 Pasal 36

Cukup Jelas.

Pasal 37

Cukup Jelas.

Pasal 38

Cukup Jelas.

Pasal 39

Cukup Jelas.

Pasal 40

Cukup Jelas.

Pasal 41

Yang dimaksud dengan Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama, seperti sekolah, keluarga, perkumpulan (termasuk di dalamnya Badan), Negara, dimana semuanya adalah masyarakat.

Pasal 42

Cukup Jelas.

Pasal 43 Ayat (1)

Cukup Jelas.

476 Ayat (2)

Cukup Jelas.

Ayat (3) Huruf a

Cukup Jelas.

Huruf b

Cukup Jelas.

Huruf c

Cukup Jelas.

Huruf d

Cukup Jelas.

Huruf e

Cukup Jelas.

Huruf f

Cukup Jelas.

Huruf g

Cukup Jelas.

Huruf h

Cukup Jelas.

477 Huruf i

Cukup Jelas.

Huruf j

Cukup Jelas.

Huruf k

Yang dimaksud dengan "tindakan lain" adalah tindakan dari penyelidik untuk kepentingan penyelidikan dengan syarat :

1. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;

2. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan dilakukannya tindakan jabatan;

3. tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;

4. atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan memaksa;

5. menghormati hak asasi manusia.

Pasal 44

Cukup Jelas.

Pasal 45

Cukup Jelas.

Pasal 46

Cukup Jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10

Dokumen terkait