KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
2.2.2 Pasar Modal
Dalam arti sempit, pasar modal dapat didefinisikan sebagai suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek (Sunariyah,2003:4-5). Sedangkan menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
Menurut Anoraga (2005:5) pasar modal adalah perlengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public).
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian
terutamadalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2007:98), pasar modalmerupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dan jangkapanjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modalberfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan danadari pemberi pinjaman kepeminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jikaindividu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individulain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan suatu institusi dengan sistem yang teroganisir dengan rapi, dimana diperjualbelikan, perusahaan swasta, dan public authorities yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
2.2.2.1 Instrumen Pasar Modal
Menurut tandelilin (2010:8). Beberapa sekuritas yang pada umumnya diperjualbelikan di pasar modal adalah:
1. Saham
Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.
2. Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya.
3. Reksadana (mutual fund)
Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupuan di pasar uang.
4. Instrument Derivatif (opsi & futures)
Instrumen derivatif adalah sekuritas yang nilainya turunan dari harga sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif target dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan.
2.2.2.2 Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat islamiyah. Pasar modal syariah dapat juga diartikan adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. (Hamid,2009:3).
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya reksadana syariah pada 25 Juni 1997 diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002. Sedangkan untuk pasar saham syariah di Indonesia mulai dirintis sejak diluncurkannya indeks harga saham berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 3 juli 2000, yang disebut sebagai Jakarta Islamic
Index (JII). Fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut:
(Hamid, 2009:9)
1. Memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya. 2. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
3. Memungkingkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvesional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan bisnis syariah. Pasar modal syariah tidak hanya ada dan berkembang di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Lembaga keuangan yang pertama kali menaruh perhatian di dalam mengoperasikan portofolionya dengan manajemen portofolio syariah di pasar modal syariah adalah Amanah
Income Fund yang didirikan bulan juni 1986 oleh anggota The North American Islamic Trust yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat. Wacana mengenai
pasar modal syariah ini disambut dengan antusias di seluruh belahan bumi ini mulai dari kawasan Timur Tengah, Eropa, Asia dan Amerika. Beberapa negara yang proaktif dalam mengembangkan pasar modal yang berprinsipkan syariah dan konsisten dalam menerapkan syariah Islam dalam sendi kehidupannya adalah
Bahrain Stock di Bahrain, Amman financial Market di Amman, Muscat Securities Kuwait Stock Exchange di Kuwait dan Kuala Lumpur Stock Exchange di
Malaysia.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga dipengaruhi pasar modal uang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic
Index.
2.2.2.3 Instrumen Pasar Modal Syariah
Investasi keuangan syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil atau transaksi yang mendasari (underlying transaction). Untuk itu, penciptaan instrument investasi syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritasi aset/proyek (asset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, sekuritasi utang (debt
securitisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli (al dayn) atau merupakan sumber pandanaan bagi perusahaan, sekuritasi modal
(equity securitisation), merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham.
Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah dalam pasar perdana adalah mudharabah funds, saham biasa (common stock), mudharabah
bonds. Karena instrument pasar modal tersebut diperdagangkan di pasar perdana,
maka prinsip pasar perdana adalah semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn), dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul maal), tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu (Harahap, 2001:230).
Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip dasar pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek berbasis tren (indeks), suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjualbelikan, tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahab dengan menjadikan objek transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrument pasar modal yang jelas diharamkan syariah adalah
preferend stock (saham istimewa), forward contact, option.