• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teori

5. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Salah satu fungsi pasar modal adalah tempat bagi para pebisnis untuk mencari tambahan dana ketika sumber-sumber lain dianggap belum mencukupi. Pasar modal (capital market) adalah tempat bagi berbagai pihak (khususnya perusahaan) untuk menjual saham (stock) dan obligasi (bond). Hasil dari penjualan tersebut nantinya akan digunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. Sedangkan menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim pasar modal adalah pusat perdagangan utang jangka panjang

dan saham perusahaan. Adapun menurut R.J. Shook pasar modal merupakan sebuah pasar tempat dana-dana modal, seperti ekuitas dan utang diperdagangkan (Fahmi, 2015: 36).

Adapun Undang-Undang Pasar Modal (UUPM), yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka 13 memberi pengertian: Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian, pasar modal adalah sebuah tempat memperdagangkan efek yang diterbitkan oleh perusahaan publik yang melibatkan lembaga dan profesi yang terkait dengan efek. Karena pasar modal adalah tempat memperdagangkan efek maka pasar modal disbeut juga dengan Bursa Efek (Tafinayati, 2009: 2).

Menurut Rahardjo (2009: 96) pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara para pencari dana (emiten) dengan para penanam modal (investor). Dalam pasar modal yang diperjual belikan adalah efek-efek seperti saham dan obligasi dimana jika diukur dari segi wkatunya modal yang diperjualbelikan merupakan modal jangka panjang.

Secara sederhana pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun

modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan swasta. Dalam melaksankan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pemilik dana) ke

borrower (penerima dana) dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki pemberi dana (lenders) dengan mengharapkan akan mendapatkan imbalan dari penyertaan dana tersebut. Sedangkan dari sisi kepentingan borrowers, dengan ketersediaan dana dari pihak luar memungkinkan perusahaan tersebut melakukan pengembangan kegiatan bisnis tanpa harus menunggu dana dari hasil produksi perusahaan. Dari proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi barang atau jasa, sehingga pada akhirnya keseluruhan akan berdampak pada peningkatan kemakmuran (Nasarudin, 2007: 13).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal

Keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh

supply dan demand tersebut. Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain adalah:

1) Supply sekuritas

Faktor ini berarti bahwa harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

2) Demand akan sekuritas.

Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dan yang cukup besar untuk

dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income per capita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas.

3) Kondisi politik dan ekonomi

Kondisi politik yag stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi

supply dan demand akan sekuritas. 4) Masalah hukum dan peraturan

Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran informasi menjadi sangat penting, disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. 5) Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan

pasar modal

Kegiatan di pasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian maka peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya menjadi sangat penting. Disamping itu transaksi

harus dapat dilakukan dengan efisien dan dapat di andalkan. Diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi (Husnan, 2015: 9).

6. Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya, terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prisnsip syariah (Arif, 2012: 343).

Kegiatan pasar modal yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah dapat disebut sebagai pasar modal syariah. Maksud dari prinsip-prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa DSN MUI yang telah ditetapkan dalam peraturan Bapepam dan LK maupun fatwa DSN-MUI (Burhanudin, 2002: 10).

Kegiatan di pasar modal syariah berkaitan dengan perdagangan surat berharga (efek syariah) yang telah ditawarkan kepada masyarakat dalam bentuk penyertaan kepemilikan saham atau penerbitan obligasi syariah. Menurut fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003, pengertian efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan

perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah (Burhanudin, 2002: 11).

Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Dengan adanya berbagai ketentuan dan pandangan syariah, investasi tidak dapat dilakukan terhadap semua produk pasar modal karena di antara produk pasar modal banyak yang bertentangan dengan syariah. Oleh karena itu, investasi di pasar modal harus dilakukan dengan selektif dan berhati-hati (ihtiyat) supaya tidak masuk kepada produk non halal ( Sutedi, 2011: 96).

a. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syariah

Secara faktual, pasar modal pada dasarnya menjalankan dua fungsi secara simultan. Pertama, fungsi ekonomi dengan mempertemukan dua pihak, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Kedua, fungsi keuangan, yaitu memberikan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Dalam konteks fungsi keuangan, pasar modal berperan sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi pihak perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lain-lain. Adapun bagi investor, pasar modal menjadi sarana bagi mereka untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Arif, 2012: 346). b. Manfaat pasar modal

Ada beberapa manfaat dari pasar modal yaitu:

1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

2) Memberikan sarana investasi bagi investor

3) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah

4) Penyebaran kepemilikan, keterbukaaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat

5) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik

6) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek

7) Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi

8) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.

Seperti fungsi pasar modal dalam konteks perekonomian secara umum, keberadaan pasar modal syariah secara umum berfungsi:

1) Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya

2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas

3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya. 4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka

pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional

5) Memungkinkan investasi pada ekonomi tertentu oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham (Arif, 2012: 347).

d. Pihak yang Terlibat di Pasar Modal Syariah

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal syariah: 1) Emiten

Emiten adalah badan usaha (perseroan terbatas) yang menerbitkan saham untuk menambah modal atau menerbitkan obligasi untuk mendapatkan pinjaman kepada para investor di Bursa Efek (Sutedi, 2011: 97).

2) Perantara emisi yang meliputi:

a) Penjamin emisi, yaitu perantara yang menjamin penjual emisi, sehingga apabila dari emisis wajib membeli (setidak-tidaknya sementara waktu sebelum laku) agar kebutuhan dana yang diperlukan emiten terpenuhi sesuai rencana. b) Akuntan publik, berfungsi untuk memeriksa kondisi

keuangan emiten dan memberikan pendapat apakah laporan keuangan yang telah dikeluarkan emiten wajar atau tidak. c) Perusahaan penilai, berfungsi untuk memberikan penilaian

terhadap emiten, apakah nilai aktiva emiten sudah wajar atau tidak.

3) Badan pelaksanaan pasar modal (Bapepam)

Badan pelaksanaan pasar modal adalah badan yang mengatur dan mengawasi jalannya pasar modal, termasuk mencoret emiten dari lantai bursa, memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar peraturan pasar modal di Indonesia. 4) Bursa efek

Bursa efek merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan perdagangan efek pasar modal yang didirikan oleh suatu badan usaha.

Efek yang diperdagangkan dalam bursa hanya boleh ditransaksikan melalui perantara, yaitu makelar (broker) dan komisioner.

6) Investor

Investor adalah pihak yang menanamkan modalnya dalam bentuk efek di bursa dengan membeli atau menjual kembali efek tersebut (Sutedi, 2011: 97-98).

Dokumen terkait