BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
bursa luar negeri (dual listing). Pergerakan harga saham pada sejumlah bursa internasional cenderung berfluktuasi yang tentunya akan memberikan dampak terhadap IHSG yang disebabkan karena adanya saham perusahaan Indonesia yang dual listing. Dengan keterbukaan pasar antar negara, investor asing dapat meningkatkan return tanpa adanya peningkatan dalam resiko melakukan diversifikasi portofolio internasional. Diversifikasi ini telah memberikan efek terhadap tingkat permintaan saham di Bursa Efek Jakarta. Peningkatan permintaan saham akan mempengaruhi harga saham yang
9
bersangkutan dan indeks harga saham gabungan (IHSG). (Nurdiansyah, 2009 : 3)
Fluktuasi indeks juga terjadi pada pasar modal luar negeri. Seperti pada pasar modal Amerika yang ditunjukan dengan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang mengalami pergerakan setiap harinya. Pada akhir tahun 2008, dimana Amerika dilanda krisis ekonomi dan pada akhirnya berdampak buruk bagi pasar modal Amerika. Dimana para investor menarik dananya dari pasar modal untuk menghindari resiko kerugian sehingga menyebabkan indeks DJIA mengalami penurunan yang drastis hingga pada titik terendah di harga 7.062,93 pada bulan Februari 2009. Namun seiring berjalannya waktu perekonomian Amerika kembali membaik dan indeks DJIA juga ikut membaik hingga pada akhir tahun 2012 indeks DJIA mencapai angka 13.437,13 hampir dua kali lipat dari harga terendahnya pada tahun 2008.
Terpuruknya pasar modal Amerika juga berpengaruh terhadap pasar modal negara-negara lainnya. Tidak terkecuali Indonesia, HongKong dan Jepang. Pada pasar modal HongKong yang diwakilkan oleh indeks HangSeng terjadi penurunan indeks hingga pada angka 12.811,57 pada bulan Februari 2009 sebagai akibat dari terpuruknya ekonomi Amerika. Namun ketika kondisi sudah semakin membaik indeks HangSeng juga mengalami peningkatan hingga indeks tertinggi
10
pada angka 22,656,92. Selama periode tahun 2009 hingga tahun 2012 indeks HangSeng Ini terus mengalami pergerakan tiap harinya.
Indeks Jepang yang diwakilkan oleh indeks Nikkei 225 juga tak luput dari adanya krisis yang terjadi di Amerika. Pada Februari 2009 indeks Nikkei 225 mengalami titik terendahnya yaitu sebesar 7.568,42. Setelah pertengahan tahun 2009 indeks Nikkei mulai menunjukan tren yang positif dimana mulai ada peningkatan harga. Hingga akhir tahun 2012 indeks Nikkei 225 terus bergerak fluktuatif mengikuti kondisi perekonomian Jepang maupun negara-negara lainnya serta faktor-faktor lainnya.
Beberapa penelitian telah dilakukan diantaranya, indeks Dow Jones dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh terhadap IHSG, dan bentuk hubungan indeks Dow jones berbentuk hubungan positif atau searah sedangkan tingkat suku bungan SBI berbentuk hubungan negatif atau berbanding terbalik ( Toni Heryana, 2009). Variabel kurs (nilai tukar) berpengaruh signifikan terhadap IHSG sedangkan tingkat inflasi, tingkat suku bunga deposito dan jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG (Jatiningsih dan Musdholifah, 2007).
Penelitian dari Moh Mansur (2005) mengenai perkembangan indeks harga saham bursa global dalam hubungannya dengan besarnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan tujuh bursa global, yakni : KOSPI, HSI,
11
Nikkei 225, TAIEX, Dow Jones, FTSE, dan ASX. Metode yang digunakan adalah Path Analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh ketujuh indeks bursa saham global secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan tetapi secara individual hanya indeks bursa KOSPI, Nikkei 225, TAIEX, dan ASX saja yang mempengaruhi indeks harga saham gabungan di BEJ.
Nachrowi dan Usman (2007) melakukan penelitian terhadap indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nikkei dan SET (index Thailand) serta nilai tukar rupiah terhadap dolar menjelaskan bahwa indeks DJIA dan Nikkei menunujukan hubungan yang positif dan searah, sedangkan indeks SET dan nilai tukar rupiah terhadap dolar menunjukan hasil yang negatif dan berhubungan terbalik.
Melihat fakta bahwa pergerakan indeks harga saham yang tersedia di bursa efek Jakarta yang dari hari kehari bergerak fluktuatif yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor variabel makroekonomi, pergerakan indeks bursa internasional dan masih banyak lainnya. Dan berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu maka peneliti akan meneliti: “Analisis Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Dolar, BI Rate, Indeks Dow Jones, Indeks Hang seng, Indeks Nikkei 225 terhadap indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia”.
Kelebihan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini bukan hanya melihat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan indeks pasar bukan hanya dari indeks harga
12
saham gabungan (IHSG) tetapi juga melihat bagaimana pengaruhnya terhadap indeks syariah (JII), indeks LQ 45 dan indeks Kompas100. Keempat indeks ini dapat dianggap mewakili pasar modal Indonesia, karena indeks-indeks ini mencakup perusahaan-perusahaan yang mempunyai kapitalisasi besar di pasar modal Indonesia. Selain itu penelitian ini juga melihat pengaruh perubahan indeks-indeks luar negeri yang diduga memiliki pengaruh terhadap pergerakan pasar modal Indonesia. Indeks luar negeri yang digunakan adalah indeks DJIA yang dianggap mewakili indeks pasar modal Amerika dan indeks HangSeng dan indeks Nikkei 225 yang dianggap mewakili indeks Asia. Penelitian ini penting untuk dilakukan untuk sebagai acuan bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal Indonesia dengan melihat indeks-indeks yang digunakan sebagai cerminan kondisi pasar modal Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan indeks-indeks tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti yang di jelaskan di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kurs rupiah terhadap dolar, BI rate, indeks Dow Jones, indeks Hang Seng, dan indeks Nikkei 225 secara simultan terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
13
2. Apakah terdapat pengaruh kurs rupiah terhadap dolar secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
3. Apakah terdapat pengaruh BI Rate secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
4. Apakah terdapat pengaruh Indeks DJIA secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
5. Apakah terdapat pengaruh Indeks HangSeng (HSI) secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
6. Apakah terdapat pengaruh Indeks Nikkei225 secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh kurs rupiah terhadap dolar, BI rate, indeks Dow Jones, indeks Hang Seng, dan indeks Nikkei 225 secara simultan terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
b. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh kurs rupiah terhadap dolar secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
c. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh BI Rate secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
14
d. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Indeks DJIA secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100. e. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Indeks
HangSeng (HSI) secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
f. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Indeks Nikkei225 secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memperdalam dan memperluas wawasan mengenai seberapa besar pengaruh dari indeks bursa internasional dan variabel makro dapat mempengaruhi indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi Investor
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan refensi dan penyedia informasi sehingga dalam melakukan investasi tidak mengalami kerugian dan juga dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal, khususnya dengan memperhatikan pengaruh dari indeks bursa internasional, dan variabel makro ekonomi terhadap indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia.
15
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat di jadikan bahan perbandingan terhadap penelitian. Penelitian terdahulu yang sejenis, karena penelitian tersebut menggunakan ruang, metode dan waktu yang berbeda-beda sehingga dapat di jadikan sebagai bahan pembelajaran. d. Bahan Pembaca dan Pengembangan penelitian selanjutnya
Sebagai sumber referensi dan tambahan pengetahuan dan kerangka pengembangan penelitian selanjutnya yang sejenis, dan dapat di jadikan sumber ilmu pengetahuan keuangan dan menambah kepekaan terhadap gejolak kondisi ekonomi makro.
16 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Mohamad Samsul (2006 : 43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. Hukum
mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Husnan (2001:3) mendefinisikan pasar modal sebagai pasar untuk barbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Sedangkan menurut Kamaruddin (2004:17) Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
Siamat (2004:487) pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek atau Stock Exchange adalah suatu sistem
17
yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran.
Efek –efek yang terdapat dipasar modal diperdagangakan dalam 4 (empat) kategori pasar, yakni pasar perdana, pasar sekunder, pasar ketiga dan pasar keempat. (Samsul, 2006: 46) :
Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang
untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Emiten menawarkan efek kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi, dan penjamin emisi menunjuk beberapa agen penjual untuk menjangkau investor yang tersebar di kota-kota besar seluruh negeri.
Pasar kedua atau pasar sekunder adalah tempat atau sarana
transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Diakatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung dilantai perdagangan (trading floor), seperti di Bursa efek Jakarta.
Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market
maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Sampai saat ini, Indonesia belum memiliki pasar ketiga.
18 Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antar investor jual
dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antar investor jual dan investor beli untuk saham atas pembawa.
Dalam kegiatannya, pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas kepada perusahaan yang menawarkan saham atau obligasi kepada masyarakat dengan memberikan kemudahan-kemudahan dan juga memberikan peraturan-peraturan agar kepentingan masyarakat terjamin, sehingga setiap perusahaan yang akan go public diteliti kelayakannya. Pasar modal di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1912, tetapi karena suasana politik dan ekonomi kegiatannya terhenti dan baru bisa aktif lagi tahun 1976 (Kamaruddin, 2004:17).