PENGARUH KURS, BI RATE, INDEKS DJIA, INDEKS HSI DAN
INDEKS NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS-INDEKS DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2008-2012
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
IKA WULANDARI
NIM : 109081000040
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH KURS, BI RATE, INDEKS DJIA, INDEKS HSI DAN
INDEKS NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS-INDEKS DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2008-2012
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Ika Wulandari NIM : 109081000040
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin SE., MAB.
NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19741127 200112 1 002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 09 April 2013telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Ika Wulandari
NIM : 109081000040
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi :”Analisis Pengaruh Kurs, Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), Indeks DJIA, Indeks Hsi dan Indeks Nikkei225 Terhadap Indeks-indeks Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 April 2013
1. Yoghi Citra Pratama, SE., M.Si. NIP: 19830717 201101 1 011
( )
Ketua
2. Ade Suherlan, SE., MBA. NIP. 19800525 200912 1 001
( )
Sekretaris
3. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si NIP. 19731221 200501 2 002
( )
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Senin 26 Agustus 2013 telah melakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
Nama : Ika Wulandari
Nim : 109081000040
Jurusan : Manajemen/Keuangan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kurs, BI Rate, Indeks DJIA, Indeks HSI, dan Indeks Nikkei225 Terhadap Indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Agustus 2013
1. Herni Ali, HT, SE.,MM. ( )
NIDN : 0422125902 Ketua
2. Titi Dewi Warninda, SE., MSi ( )
NIP: 19731221 200501 2002 Sekretaris
3. Amalia, SE., M.S.M ( )
NIP: 19731221 2005 01 2 002 Penguji Ahli
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( )
NIP: 19690203 20112 1 003 Pembimbing 1
5. Indo Yama Nasarudin SE., MAB. ( )
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ika Wulandari
No. Induk Mahasiswa : 109081000040
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilih karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar peryataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, Agustus 2013
Yang Menyatakan,
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ika Wulandari
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 18 Oktober 1991
3. Alamat : Jln. Sukarela RT. 001 RW. 07 Paninggilan, Ciledug Tangerang Banten 15153
4. Telepon : 085694860180
5. E-mail : ikawulandari18@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN Paninggilan 4 Tahun 1997-2003
2. SMPN 11 Tangerang Tahun 2003-2006
3. SMAN 3 Tangerang Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Parno
2. Ibu : Waginem
3. Alamat : Jln. Sukarela RT. 001 RW. 07 Paninggilan, Ciledug Tangerang Banten 15153
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
2004 : Anggota Rohis SMPN 11 Tangerang
V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI
1. 20 Mei 2010 : Seminar Nasional Insurance Goes To Campus
iii
2. 11 Juni 2010 : Public Discussion “Membangun Brand Image Melalui Strategi Public Relation dan Event”
3. 03 Agustus 2010 : Mata Kuliah Praktikum Qira`at dan Ibadah.
4. 10 Mei 2011 : CAFTA dan Tantangan Ekonomi Kerakyatan
dalam Menghadapi Perekonomian Global”.
5. 8 Juni 2012 : A Training Course On: “Sekolah Pasar Modal” Basic Training of Fundamental & Technical Analysis.
iv
ABSTRACT
This Research aimed to analyzed the effect of exchange rate, BI Rate, Dow Jones Industrial Average (DJIA) Index, HangSeng Index, and Nikkei225 Index on conventional capital market (IHSG), Islamic capital market (JII), LQ45 and Kompas100. With data used time series from 2008 to 2012. The statistical test used was multiple linier regresion analysis. With significantly level 5%.
The result of this result showed that exchange rate, BI Rate and DJIA significantly affect the variables IHSG, JII, LQ45 and Kompas100. Then Nikkei225 index also significantly affect the variables IHSG, LQ45 and Kompas100. While HangSeng index is not significantly affect the variables IHSG, JII, Lq45 and Kompas100. With the adjusted R2 of IHSG is 0,957 or 95,7%, JII is 0,941 or 94,1%, LQ45 is 0,951 or 95,1% and Kompas100 is 0,956 or 95,6%.
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs, BI Rate, indeks DJIA, indeks (HangSeng) HSI dan indeks Nikkei225 terhadap indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia yang diwakilkan oleh IHSG, JII, LQ45 dan Kompas100. Dengan menggunakan data time series pada periode tahun 2008-2012. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kurs, BI Rate, indeks DJIA berpengaruh signifikan terhadap IHSG, JII, LQ45,dan Kompas100. Kemudian Indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap IHSG, LQ45 dan Kompas100. Sedangkan indeks HangSeng tidak bepengengaruh terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas100. Dengan nilai adjusted R2 pada IHSG sebesar 0,957 atau 95,7%, JII sebesar 0,941 atau 94,1%, LQ45 sebesar 0,951 atau 95,1% dan Kompas100 sebesar 0,956 atau 95,6%.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang tiada
hentinya melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada seluruh hambanya, tak
terkecuali penulis. Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah
membawa kita dari jaman yang gelap gulita ke jaman yang terang benderang. Atas
rahmat Allah SWT penulis dapat menyelasaikan skripsi yang berjudul :” Analisis
Pengaruh Kurs, BI Rate, Indeks DJIA, Indeks HSI dan Indeks Nikkei225
Terhadap Indeks-Indeks di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012”. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi.
Selama menjalani masa perkuliahan sekitar empat tahun banyak sekali
ilmu, pengalaman dan cerita yang penulis dapat baik dari para dosen pengajar,
para staf dan karyawan FEB UIN Syarif Hidayatullah serta dari teman-teman
seperjuangan yang bersama-sama menjalani masa perkuliahan dengan suka dan
duka yang didapat.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan beribu-ribu terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Rasa terima kasih ini
vii
1. ALLAH SWT, yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
penulis. Terima kasih atas jalan terbaik-Nya.
2. Kedua Orang Tuaku, bapak dan mama yang tiada henti memberikan
semangat, motivasi dan dukungan baik secara materil maupun nonmateril
secara ikhlas tanpa pamrih. Terima kasih buat kasih sayang, dan cinta yang
selalu dicurahkan kepada penulis hingga sampai saat ini. Semoga Allah SWT
selalu memberikan kesehatan dan kebahagian kepada mereka. Amin.
3. Untuk adikku tercinta, Ilham Dwi Saputra yang telah memberikan doa dan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan motivasi
kepada penulis selama menimba ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing I dan bapak
Indoyama Nasarudin SE., MAB. Selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk semua
waktu, ilmu dan motivasinya sehingga skripsi dapat terselesaikan.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membagikan ilmu dan pengalam kepada penulis selama kurang
lebih empat tahun ini. Semoga ilmu yang disampaikan bermanfaat dan di
viii
7. Seluruh staf dan karyawan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan masalah administrasi dan
lain-lainnya.
8. Andri Saputro yang selalu setia dan tak pernah bosan menemani penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk doa, semangat, dukungan
dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan : Eka Adianti Wigati, Eis Hartati, Ade Tiyar
Desty, Melissa Akmal, Fitria Saraswati, Mutia Dwi Amira, Dety Inayati dan
Siti Sulhah yang telah mengisi hari-hari penulis selama menuntut ilmu di
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak cerita dan pengalaman yang
tak terlupakan yang telah kita lewati bersama. Semoga silahturahmi ini akan
terus terjaga sampai tua nanti. Amin. Gonna miss you guys.
10. Imas Atik Aisyah yang sudah banyak membantu dan memberikan motivasi
penulis dan teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi. Terima untuk
semuanya.
11. Teman- teman manajemen A dan Manajemen Keuangan yang telah melewati
hari-hari penuh perjuangan selama masa perkuliahan.
12. Rima Nur Amalina yang selalu ada disetiap penulis membutuhkannya.
Terima kasih untuk semua motivasi dan nasihat yang diberikan. Semoga
silahturahmi ini selalu terjaga dengan baik walaupun jarak memisahkan kita.
Amin.
Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
ix
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan
bagi penulis sendiri pada khususnya. Akhir kata penulis sampaikan permohonan
maaf apabila dalam perjalanan panjang ini penulis melakukan kesalahan dan
kekhilafan dalam bertutur maupun dalam bertindak.
Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Juli 2013
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1. Tujuan Penelitian ... 13
2. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16
A. Pasar Modal ... 16
B. Indeks harga Saham Gabungan ... 18
C. JII ... 25
D. Indeks LQ45 ... 28
E. Indeks Kompas100 ... 30
F. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ... 31
G. Indeks HangSeng ... 33
H. Indeks Nikkei 225 ... 34
I. Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) ... 35
xi
K. Keterkaitan Antar Variabel ... 40
L. Penelitian Terdahulu ... 42
M. Kerangka Pemikiran ... 45
N. Perumusan Hipotesa ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 50
B. Metode Penentuan sampel ... 50
C. Metode Pengumpulan data ... 51
D. Metode Analisis ... 53
1. Uji Multikolinieritas ... 53
2. Uji Heteroskedastisitas ... 54
3. Uji autokorelasi ... 55
4. Uji Normalitas ... 57
5. Analisis Regresi Berganda ... 58
6. Uji Adjusted R Square (R2) ... 56
7. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 60
8. Uji Signifikansi Individual (Uji Satistik t) ... 61
E. Operasional Variabel ... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66
A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66
B. Hasil dan Pembahasan ... 68
1. Analisis Deskriptif... 68
2. Analisis statistik ... 87
2.1 Uji Normalitas ... 87
2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 92
2.3 Uji Autokorelasi ... 99
2.4 Uji Multikolinieritas ... 107
3. Uji Statistik ... 110
3.1 Uji Statistik Persamaan I (IHSG) ... 110
3.2 Uji Statistik Persamaan II (JII) ... 116
xii
3.4 Uji Statistik Persamaan IV (Kompas100) ... 126
C. Interpretasi ... 134
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 140
A. Kesimpulan ... 140
B. Implikasi ... 141
C. Saran Untuk Penelitian Yang Akan Datang ... 142
DAFTAR PUSTAKA ... 143
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 42
3.1 Tabel untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin Watson 56
4.1 Tabel Kurs Rupiah Terhadap Dolar 69
4.2 Tabel Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) 71
4.3 Tabel Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 73
4.4 Tabel Indeks HangSeng 75
4.5 Tabel Indeks Nikkei225 77
4.6 Tabel Indeks Harga Saham Gabungan 79
4.7 Tabel Jakarta Islamic Indeks 81
4.8 Tabel LQ45 83
4.9 Tabel Kompas100 85
4.10 Uji Normalitas IHSG 88
4.11 Uji Normalitas JII 89
4.12 Uji Normalitas LQ45 90
4.13 Uji Normalitas Kompas100 91
4.14 Uji Heteroskedastisitas Terhadap Variabel IHSG 93
4.15 Uji Heteroskedastisitas Terhadap Variabel JII 94
4.16 Uji Heteroskedastisitas Terhadap Variabel LQ45 96
4.17 Uji Heteroskedastisitas Terhadap Variabel Kompas100 98 4.18 Tabel untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin Watson 100
4.19 Tabel Uji Autokorelasi Terhadap Variabel IHSG 101
4.20 Pengobatan Uji Autokorelasi Terhadap Variabel IHSG 102
4.21 Tabel Uji Autokorelasi Terhadap Variabel JII 102
4.22 Pengobatan Uji Autokorelasi Terhadap Variabel JII 104
4.23 Tabel Uji Autokorelasi Terhadap Variabel LQ45 104
xiv
4.25 Tabel Uji Autokorelasi Terhadap Variabel Kompas100 106 4.26 Pengobatan Uji Autokorelasi Terhadap Variabel Kompas100 107
4.27 Uji Multikolinieritas IHSG 108
4.28 Uji Multikolinieritas JII 109
4.29 Uji Multikolinieritas LQ45 109
4.30 Uji Multikolinieritas Kompas100 110
4.31 Uji F Terhadap Variabel IHSG 111
4.32 Uji t Terhadap Variabel IHSG 112
4.33 Uji Adjusted R2 Terhadap Variabel IHSG 115
4.34 Uji F Terhadap Variabel JII 116
4.35 Uji t Terhadap Variabel JII 117
4.36 Uji Adjusted R2 Terhadap Variabel JII 120
4.37 Uji F Terhadap Variabel LQ45 121
4.38 Uji t Terhadap Variabel LQ45 122
4.39 Uji Adjusted R2 Terhadap Variabel LQ45 125
4.40 Uji F Terhadap Variabel Kompas100 126
4.41 Uji t Terhadap Variabel Kompas100 127
4.42 Uji Adjusted R2 Terhadap Variabel Kompas100 130
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Grafik Pergerakan Indeks-indeks di BEJ 5
2.1 Kerangka Pemikiran 47
4.1 Grafik pergerakan Kurs Rupiah Terhadap Dolar 70
4.2 Grafik pergerakan BI Rate 72
4.3 Grafik pergerakan Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 74
4.4 Grafik pergerakan Indeks HangSeng (HSI) 76
4.5 Grafik pergerakan Indeks Nikkei225 78
4.6 Grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan 80
4.7 Grafik pergerakan Jakarta Islamic Indeks 82
4.8 Grafik pergerakan Indeks LQ45 84
4.9 Grafik pergerakan Indeks Kompas100 86
4.10 Grafik p-p Plot terhadap Variabel IHSG 88
4.11 Grafik p-p Plot terhadap Variabel JII 89
4.12 Grafik p-p Plot terhadap Variabel LQ45 91
4.13 Grafik p-p Plot terhadap Variabel Kompas100 92
4.14 Scatterplot Terhadap Variabel IHSG 94
4.15 Scatterplot Terhadap Variabel JII 95
4.16 Scatterplot Terhadap Variabel LQ45 97
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Data Mentah 147
2. Persamaan I (IHSG) 150
3. Persamaan II (JII) 153
4. Persamaan III (LQ45) 156
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi adalah suatu hal yang sangat dicita-citakan masyarakat
pada umumnya agar bertambahlah harta yang dimiliki oleh
masyarakat tersebut. Macam-macam instrumen investasi yang ada di
masyarakat pada umumnya hanya berkisar pada instrumen-instrumen
yang umum dan telah banyak dikenal seperti tanah, rumah, emas,
deposito. Seiring dengan berkembangnya jaman, maka perkembangan
di bidang keuangan khususnya di bidang investasi pun semakin
marak, dengan bermunculannya macam-macam instrumen investasi
yang bisa jadi malah menimbulkan kebingungan yang tentunya tidak
terlalu mudah juga dipahami oleh masyarakat awam. (Antolis &
Dossugi, 2008 : 142).
Salah satu tempat untuk melakukan investasi adalah di pasar
modal. Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakan
perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi
beban negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk
mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki
perusahaan sendiri. Jika kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan oleh
pihak swasta, maka negara tidak perlu ikut campur agar tidak
2
membuat perundang-undangan agar pihak swasta dapat bersaing
dengan jujur dan tidak terjadi monopoli. (Samsul, 2006:43).
Dalam pasar modal terdapat beberapa macam indeks-indeks
yang di publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, diantaranya adalah
IHSG, JII, LQ45, Kompas 100, indeks papan atas, dan berbagai
macam indeks di setiap sektor. Indeks-indeks ini dapat dijadikan
acuan (benchmark) atau indikator yang menggambarkan pergerakan
saham. Dipasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima
fungsi, yaitu (Darmadji & Fakhruddin, 2001:95) :
1. Sebagai indikator trend pasar.
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio.
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
Di tahun 2009 indeks JII meningkat dari tahun sebelumnya
yang terkena dampak krisis global, meningkat cukup baik sebesar
2009.993 point sehingga indeks JII meningkat kembali mencapai level
417.182 point. Indeks JII sudah sangat baik pada tahun 2010
meskipun peningkatannya hanya sebesar 115.719 point sehingga
indeks JII menjadi 532.901 point. Peningkatan yang cukup baik dan
stabil pada akhir tahun 2011 sebesar 537.031 point meskipun sempat
3
Berdasarkan data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, pada
penutupan akhir tahun 2011 lalu indeks JII mencapai pada posisi
537,031 poin. Sedangkan pada penutupan pada akhir tahun 2012 lalu,
posisi indeks JII berada di kisaran 594,789 poin. Ini artinya indeks JII
mengalami pertumbuhan kurang lebih sebesar 10 % dari tahun
sebelumnya. Pertumbuhan positif yang ditorehkan oleh JII sebagai
salah satu indeks saham syariah di Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan yang
semakin pesat sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
tahun 1998. Hal ini ditunjukkan dari perkembangan nilai IHSG dan
nilai transaksi. Nilai IHSG mengalami peningkatan hingga 400 persen
dari tahun 2000 hingga 2008. Kondisi ini juga diikuti nilai transaksi
yang terus semakin meningkat. Nilai IHSG yang semakin tinggi
merupakan bentuk kepercayaan investor atas kondisi ekonomi
Indonesia yang semakin kondusif. (Pasaribu, 2009).
Pada akhir tahun 2007 IHSG menunujukan pada angka
2,745.83 poin, kemudian di akhir tahun 2008 menunjukan penurunan
yang cukup jauh yakni di 1,355.41 poin. Penurunan ini dikarenakan
adanya krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat pada tahun
2008 yang menyebabkan keguncangan perekonomian global.
Peristiwa ini menyebabkan terpuruknya Wallstreet. Jatuhnya indeks
saham terbesar tersebut ikut mengguncang pasar saham di beberapa
4
Pada akhir tahun 2009 IHSG terus menunjukan peningkatan
yakni pada 2,534.36 poin, ini menunjukan tingkat kepercayaan
masyarakat mulai kembali pada periode ini. Pada akhir tahun 2010
mencapai pada titik 3,703.51 poin. IHSG semakin hari semakin
menunjukan eksistensinya. Kemudian pada akhir tahun 2011 IHSG
menembus angka 3,821.99 poin. Hingga pada akhir tahun 2012 IHSG
menunjukan angka 3,703.51 poin. Angka yang menggemberikan, hal
ini menunjukan bahwa pasar modal Indonesia cukup menarik bagi
para investor.
Pada akhir tahun 2008 indeks LQ45 menunjukan angka 270,23
angka ini semakin menunjukan peningkatan hingga pada akhir tahun
2012 indeks LQ45 menembus angka 735,04. Trend yang terjadi setiap
tahunnya menunjukan peningkatan yang signifikan di indeks LQ45
ini. Indeks LQ45 ini berisi emiten-emiten yang memiliki likuiditas
yang tinggi, sehingga tingkat kepercayaan investor pun semakin tinggi
untuk menanamkan modalnya pada bursa efek, dan pada akhirnya
akan meningkatkan angka indeks LQ45 ini.
Indeks Kompas100 berisikan perusahaan publik yang di
perdagangakan di Bursa Efek dan secara resmi indeks kompas100
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerjasama dengan
koran Kompas pada hari Jumat tanggal 10 Agustus 2007.
Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas100 ini
5
yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental
dan kinerja yang baik.
Indeks kompas100 juga menunjukan tren yang baik. Dimana
setiap tahun angka indeks ini menunjukan peningkatan. Pada akhir
tahun 2008 indeks Kompas100 berada pada angka 330,86. Kemudian
semakin meningkat di tiap tahunnya hingga pada akhir tahun 2012
indeks ini menembus angka 946,27 naik sekitar 3 kali lipat dari tahun
2008.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa indeks harga saham
gabungan (IHSG), Jakarta Islami Index (JII), indeks LQ45 dan
Kompas100 mengalami pergerakan dari tahun ke tahun. Kondisi
ekonomi dalam dan luar negeri memberikan pengaruhnya sendiri
terhadap indeks saham di Indonesia. Berikut adalah gambaran
perkembangan IHSG, JII, LQ45 dan Kompas100.
Gambar 1.1
Grafik pergerakan Indeks-Indeks di BEJ
Sumber : yahoo finance (data diolah)
6
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, antara
lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi
global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, dan
lain-lain (Witjaksono, 2010:18). Selain faktor tersebut, perilaku
investor sendiri dan kondisi perekonomian negara tersebut juga akan
memberi pengaruh terhadap pergerakan Indeks Saham.
Perekonomian Indonesia yang berangsur-angsur pulih dan
membaik tampaknya memberikan pengaruh yang berarti bagi pasar
modal Indonesia yang beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu
instrumen investasi yang menarik bagi investor lokal dan asing. Hal
ini terlihat dari perkembangan indikator-indikator di pasar modal
sendiri, seperti indeks LQ45 dan IHSG. Dalam melakukan pemilihan
investasi di pasar modal, nilai harga saham menjadi pertimbangan
yang tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi pasar saham
itu sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah lingkungan mikro ekonomi
yang berasal dari dalam perusahaan penerbit seperti kinerja
perusahaan, kondisi keuangan dan kebijakan finansial yang diambil.
Faktor lingkungan makro ekonomi seperti perubahan kurs, tingkat
inflasi, dan indeks saham di pasar Amerika yang pengaruhnya tidak
dapat diabaikan sebagai dampak globalisasi pasar modal yang
keadaannya diluar kendali oleh perusahaan emiten atau oleh bursa itu
7
Krisis ekonomi global mulai pertengahan tahun 2008 telah
mendorong jatuhnya nilai IHSG sebesar 50 persen dalam kurun waktu
yang relatif singkat (satu tahun). Krisis yang berasal dari Amerika
Serikat telah meruntuhkan perekonomian di benua Eropa dan Asia,
khususnya negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang
mendapat pengaruh yang cukup besar dari krisis finasial global.
Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk meredam pengaruh
buruk dari krisis, mulai dari menaikkan tingkat suku bunga,
menaikkan bahan bakar minyak, maupun memperketat lalu lintas mata
uang asing. (Pasaribu, dkk. 2009).
Dalam Ishomuddin (2010) pasar modal yang ada di Indonesia
merupakan pasar yang sedang berkembang yang dalam
perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi
secara umum serta kondisi ekonomi global dan pasar modal dunia.
Faktor ekonomi baik dalam negeri maupun luar negeri merupakan
faktor di luar fundamental perusahaan yang mempunyai pengaruh
terhadap keadaan pasar modal. Pengaruh makro ekonomi tersebut
tidak akan dengan seketika mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi
secara perlahan dalam jangka panjang. Sebaliknya, harga saham akan
terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makroekonomi
tersebut karena investor lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan
makroekonomi itu terjadi, para investor akan memperhitungkan
8
perusahaan beberapa tahun kedepan, kemudian mengambil keputusan
membeli, menjual atau menahan saham yang bersangkutan (Samsul,
2006: 65). Oleh karena itu, harga saham lebih cepat menyesuaikan diri
terhadap perubahan variabel makroekonomi daripada kinerja
perusahaan yang bersangkutan.
Akibat globalisasi maka, perekonomian suatu negara akan
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia. Kapitalisme dan
liberalisme telah membuat posisi negara yang mempunyai sumber
daya besar akan lebih memengaruhi perekonomian dunia. Dengan
kata lain, baik atau buruknya kondisi perekonomian dunia lebih di
tentukan oleh negara-negara “kuat” tersebut. (Nachrowi & Usman,
2006:56).
Dengan semakin terbukanya pasar modal antar negara, maka
beberapa emiten di Bursa Efek Jakarta juga mencatatkan sahamnya di
bursa luar negeri (dual listing). Pergerakan harga saham pada
sejumlah bursa internasional cenderung berfluktuasi yang tentunya
akan memberikan dampak terhadap IHSG yang disebabkan karena
adanya saham perusahaan Indonesia yang dual listing. Dengan
keterbukaan pasar antar negara, investor asing dapat meningkatkan
return tanpa adanya peningkatan dalam resiko melakukan diversifikasi
portofolio internasional. Diversifikasi ini telah memberikan efek
terhadap tingkat permintaan saham di Bursa Efek Jakarta. Peningkatan
9
bersangkutan dan indeks harga saham gabungan (IHSG).
(Nurdiansyah, 2009 : 3)
Fluktuasi indeks juga terjadi pada pasar modal luar negeri.
Seperti pada pasar modal Amerika yang ditunjukan dengan indeks
Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang mengalami pergerakan
setiap harinya. Pada akhir tahun 2008, dimana Amerika dilanda krisis
ekonomi dan pada akhirnya berdampak buruk bagi pasar modal
Amerika. Dimana para investor menarik dananya dari pasar modal
untuk menghindari resiko kerugian sehingga menyebabkan indeks
DJIA mengalami penurunan yang drastis hingga pada titik terendah di
harga 7.062,93 pada bulan Februari 2009. Namun seiring berjalannya
waktu perekonomian Amerika kembali membaik dan indeks DJIA
juga ikut membaik hingga pada akhir tahun 2012 indeks DJIA
mencapai angka 13.437,13 hampir dua kali lipat dari harga
terendahnya pada tahun 2008.
Terpuruknya pasar modal Amerika juga berpengaruh terhadap
pasar modal negara-negara lainnya. Tidak terkecuali Indonesia,
HongKong dan Jepang. Pada pasar modal HongKong yang diwakilkan
oleh indeks HangSeng terjadi penurunan indeks hingga pada angka
12.811,57 pada bulan Februari 2009 sebagai akibat dari terpuruknya
ekonomi Amerika. Namun ketika kondisi sudah semakin membaik
10
pada angka 22,656,92. Selama periode tahun 2009 hingga tahun 2012
indeks HangSeng Ini terus mengalami pergerakan tiap harinya.
Indeks Jepang yang diwakilkan oleh indeks Nikkei 225 juga tak
luput dari adanya krisis yang terjadi di Amerika. Pada Februari 2009
indeks Nikkei 225 mengalami titik terendahnya yaitu sebesar
7.568,42. Setelah pertengahan tahun 2009 indeks Nikkei mulai
menunjukan tren yang positif dimana mulai ada peningkatan harga.
Hingga akhir tahun 2012 indeks Nikkei 225 terus bergerak fluktuatif
mengikuti kondisi perekonomian Jepang maupun negara-negara
lainnya serta faktor-faktor lainnya.
Beberapa penelitian telah dilakukan diantaranya, indeks Dow
Jones dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh terhadap IHSG, dan
bentuk hubungan indeks Dow jones berbentuk hubungan positif atau
searah sedangkan tingkat suku bungan SBI berbentuk hubungan
negatif atau berbanding terbalik ( Toni Heryana, 2009). Variabel kurs
(nilai tukar) berpengaruh signifikan terhadap IHSG sedangkan tingkat
inflasi, tingkat suku bunga deposito dan jumlah uang beredar tidak
berpengaruh signifikan terhadap IHSG (Jatiningsih dan Musdholifah,
2007).
Penelitian dari Moh Mansur (2005) mengenai perkembangan
indeks harga saham bursa global dalam hubungannya dengan besarnya
indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta.
11
Nikkei 225, TAIEX, Dow Jones, FTSE, dan ASX. Metode yang
digunakan adalah Path Analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pengaruh ketujuh indeks bursa saham global secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan tetapi secara individual hanya indeks
bursa KOSPI, Nikkei 225, TAIEX, dan ASX saja yang mempengaruhi
indeks harga saham gabungan di BEJ.
Nachrowi dan Usman (2007) melakukan penelitian terhadap
indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nikkei dan SET (index
Thailand) serta nilai tukar rupiah terhadap dolar menjelaskan bahwa
indeks DJIA dan Nikkei menunujukan hubungan yang positif dan
searah, sedangkan indeks SET dan nilai tukar rupiah terhadap dolar
menunjukan hasil yang negatif dan berhubungan terbalik.
Melihat fakta bahwa pergerakan indeks harga saham yang
tersedia di bursa efek Jakarta yang dari hari kehari bergerak fluktuatif
yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor variabel
makroekonomi, pergerakan indeks bursa internasional dan masih
banyak lainnya. Dan berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu
maka peneliti akan meneliti: “Analisis Pengaruh Kurs Rupiah
Terhadap Dolar, BI Rate, Indeks Dow Jones, Indeks Hang seng,
Indeks Nikkei 225 terhadap indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia”.
Kelebihan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah
bahwa penelitian ini bukan hanya melihat pengaruh faktor-faktor yang
12
saham gabungan (IHSG) tetapi juga melihat bagaimana pengaruhnya
terhadap indeks syariah (JII), indeks LQ 45 dan indeks Kompas100.
Keempat indeks ini dapat dianggap mewakili pasar modal Indonesia,
karena indeks-indeks ini mencakup perusahaan-perusahaan yang
mempunyai kapitalisasi besar di pasar modal Indonesia. Selain itu
penelitian ini juga melihat pengaruh perubahan indeks-indeks luar
negeri yang diduga memiliki pengaruh terhadap pergerakan pasar
modal Indonesia. Indeks luar negeri yang digunakan adalah indeks
DJIA yang dianggap mewakili indeks pasar modal Amerika dan
indeks HangSeng dan indeks Nikkei 225 yang dianggap mewakili
indeks Asia. Penelitian ini penting untuk dilakukan untuk sebagai
acuan bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar
modal Indonesia dengan melihat indeks-indeks yang digunakan
sebagai cerminan kondisi pasar modal Indonesia dan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan indeks-indeks tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti yang di jelaskan di atas maka
yang menjadi masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kurs rupiah terhadap dolar, BI rate,
indeks Dow Jones, indeks Hang Seng, dan indeks Nikkei 225
13
2. Apakah terdapat pengaruh kurs rupiah terhadap dolar secara parsial
terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
3. Apakah terdapat pengaruh BI Rate secara parsial terhadap IHSG,
JII, LQ45 dan Kompas 100.
4. Apakah terdapat pengaruh Indeks DJIA secara parsial terhadap
IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
5. Apakah terdapat pengaruh Indeks HangSeng (HSI) secara parsial
terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
6. Apakah terdapat pengaruh Indeks Nikkei225 secara parsial
terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh kurs rupiah
terhadap dolar, BI rate, indeks Dow Jones, indeks Hang
Seng, dan indeks Nikkei 225 secara simultan terhadap IHSG,
JII, LQ45 dan Kompas 100.
b. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh kurs rupiah
terhadap dolar secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan
Kompas 100.
c. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh BI Rate secara
14
d. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Indeks DJIA
secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan Kompas 100.
e. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Indeks
HangSeng (HSI) secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45
dan Kompas 100.
f. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Indeks
Nikkei225 secara parsial terhadap IHSG, JII, LQ45 dan
Kompas 100.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memperdalam
dan memperluas wawasan mengenai seberapa besar pengaruh
dari indeks bursa internasional dan variabel makro dapat
mempengaruhi indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi Investor
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu
bahan refensi dan penyedia informasi sehingga dalam
melakukan investasi tidak mengalami kerugian dan juga dapat
menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi di
pasar modal, khususnya dengan memperhatikan pengaruh dari
indeks bursa internasional, dan variabel makro ekonomi
15
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat di jadikan bahan perbandingan terhadap
penelitian. Penelitian terdahulu yang sejenis, karena penelitian
tersebut menggunakan ruang, metode dan waktu yang
berbeda-beda sehingga dapat di jadikan sebagai bahan pembelajaran.
d. Bahan Pembaca dan Pengembangan penelitian selanjutnya
Sebagai sumber referensi dan tambahan pengetahuan dan
kerangka pengembangan penelitian selanjutnya yang sejenis,
dan dapat di jadikan sumber ilmu pengetahuan keuangan dan
16 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Mohamad Samsul (2006 : 43) pasar modal adalah tempat atau
sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen
keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. Hukum
mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Husnan (2001:3) mendefinisikan pasar modal sebagai
pasar untuk barbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
yang bisa diperjual belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.
Sedangkan menurut Kamaruddin (2004:17) Pasar modal merupakan
sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna
menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
Siamat (2004:487) pasar modal dalam arti sempit adalah suatu
tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang
17
yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek
yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil
wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas
pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme
permintaan dan penawaran.
Efek –efek yang terdapat dipasar modal diperdagangakan dalam 4
(empat) kategori pasar, yakni pasar perdana, pasar sekunder, pasar
ketiga dan pasar keempat. (Samsul, 2006: 46) :
Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang
untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke
masyarakat umum. Emiten menawarkan efek kepada masyarakat
luas melalui penjamin emisi, dan penjamin emisi menunjuk
beberapa agen penjual untuk menjangkau investor yang tersebar
di kota-kota besar seluruh negeri.
Pasar kedua atau pasar sekunder adalah tempat atau sarana
transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh
investor melalui perantara efek. Diakatakan tempat karena secara
fisik para perantara efek berada dalam satu gedung dilantai
perdagangan (trading floor), seperti di Bursa efek Jakarta.
Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market
maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker.
Investor dapat memilih market maker yang memberi harga
18 Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antar investor jual
dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi
dilakukan secara tatap muka antar investor jual dan investor beli
untuk saham atas pembawa.
Dalam kegiatannya, pemerintah telah memberikan berbagai
fasilitas kepada perusahaan yang menawarkan saham atau obligasi
kepada masyarakat dengan memberikan kemudahan-kemudahan dan
juga memberikan peraturan-peraturan agar kepentingan masyarakat
terjamin, sehingga setiap perusahaan yang akan go public diteliti
kelayakannya. Pasar modal di Indonesia sudah dikenal sejak tahun
1912, tetapi karena suasana politik dan ekonomi kegiatannya terhenti
dan baru bisa aktif lagi tahun 1976 (Kamaruddin, 2004:17).
B. Indeks Harga Saham Gabungan
Menurut Samsul (2006: 185), Indeks Harga Saham gabungan
(composite stock price indeks = CSPI) merupakan indeks gabungan dari
seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) diterbitkan oleh bursa efek. Sementara itu, pihak di
luar bursa efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena indeks tersebut
masih kalah manfaatnya dengan indeks parsial, seperti untuk keperluan
hedging.
Abdul Halim (2005: 12-14) indeks harga saham (IHS) merupakan
19
variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kejadian
ekonomi. Bahkan saat ini IHS tidak saja menampung kejadian-kejadian
ekonom, tetapi juga menampung kejadian-kejadian sosial, politik, dan
keamanan. Dengan demikian, IHS dapat dijadikan barometer kesehatan
ekonomi suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik
atas kondisi pasar terakhir (current market).
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen
perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar
yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau
tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari
perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah
saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free
float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,
sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut
berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.
(www.idx.co.id).
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia
tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna
yang mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek
Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas
keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang
20
Mengapa IHS sering dikatakan merupakan cermin dari fenomena
ekonomi, sosial, politik, dan keamanan suatu negara? Logika
berpikirnya sebagai berikut. Sebagaimana diketahui bahwa, saham
sebagai bukti kepemilikan perusahaan merupakan suatu surat berharga
atau efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa efek
(go public). Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Apabila laba yang diperoleh
perusahaan relatif tinggi, maka kemungkinan besar bahwa dividen yang
dibayarkan juga relatif tinggi. Apabila deviden yang dibayarkan relatif
tinggi, akan berpengaruh positif terhadap harga saham di bursa, dan
investor akan tertarik untuk membelinya. Akibatnya permintaan akan
saham tersebut menjadi meningkat. Peningkatan harga saham ini akan
menimbulkan capital gain bagi para pemegangnya. Sementara itu,
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tersebut tidak saja
ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya
yang ada, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain diluar perusahaan,
seperti kondisi sosial masyarakat, politik, dan keamanan. Semuanya itu
akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, yang pada gilirannya akan berpengaruh juga terhadap fluktuasi
harga saham. Disinilah fenomena ekonomi, sosial, politik, dan
21
Agar dapat melakukan investasi dipasar modal dengan baik, maka
investor harus mengatahui IHS. Dalam Halim (2005:12-14) di BEJ
terdapat 6 (enam) jenis indeks, yaitu:
1. Indeks Harga Saham Individual (IHSI), menggunakan saham
masing-masing perusahaan, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan simbol :
IHSIt : indeks harga saham individual pada hari ke-t
NPt : nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar
saham yang tercatat dibursa dikalikan dengan harga
pasar per lembar.
ND : nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSI 100 ketika
saham diluncurkan pada pasar perdana dan berubah
sesuai dengan perubahan pasar.
2. Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS), menggunakan saham
masing-masing sektor usaha. Di BEJ indeks sektoral di bagi atas 9
(sembilan) sektor usaha, yaitu:
a. Sektor usaha primer (ekstraktif) meliputi :
1) Pertanian
2) Pertambangan
IHSIt = ��
22
b. Sektor usaha sekunder (manufaktur) meliputi :
1) Industri dasar dan kimia
2) Aneka industri
3) Industri barang konsumsi
c. Sektor usaha tersier (jasa) meliputi :
1) Properti dan real estat
2) Infrastruktur, utilitas, dan tranportasi
3) Keuangan
4) Perdagangan, jasa, dan investasi
3. Indeks LQ45 (ILQ45), menggunakan saham yang terpilih
berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan sesuaikan setiap
enam bulan sekali (setiap awal Februari dan Agustus). Dengan
demikian saham yang termasuk dalam indeks tersebut akan selalu
berubah.
4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan seluruh
saham yang tercatat di bursa efek, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan simbol :
IHSGt : indeks harga saham gabungan pada hari ke-t
� t =NPt
23
NPt : nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar
saham yang tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar
per lembar.
ND : nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSG 100 pada
tanggal 10 Agustus 1982.
IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan dengan
kejadian-kejadian seperti: penawaran saham perdana, initial public
offering-IPO), right issues, company listing, dan konversi. Rumus
untuk mencari nilai dasar yang baru karena adanya
kejadian-kejadian tersebut adalah:
NDB : nilai dasar baru
NDL : nilai dasar lama
NPL : nilai pasar lama
NPT : nilai pasar tambahan
5. Indeks syariah atau Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan
saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat islam.
Saham-saham yang masuk dalam JII adalah emiten yang kegiatan
usahanya tidak bertentangan dengan syariah islam. Usaha-usaha
berikut dikeluarkan dalam perhitungan JII, antara lain : NDB =NPL +NPT
24
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi.
b. Usaha lembaga keuangan yang konvensional (mengandung
unsur riba).
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta
memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong
haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan atau
menyediakan barang-baranga atau jasa yang merusak moral dan
bersifat mudarat.
6. Indeks papan utama atau Main Board Index (MBI) dan Indeks
Papan pengembangan atau Development Board Index (DBI).
MBI dibentuk dengan menggunakan saham-saham yang
dipilih berdasarkan kriteria berikut. Pertama, perusahaan telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business)
yang sama sekurang-kurangnya selama 36 (tiga puluh enam) bulan
terakhir. Kedua, Laporan Keuangan Auditan perusahaan
memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 2
(dua) tahun terakhir. Ketiga, berdasarkan Laporan Keuangan
Auditan terakhir, perusahaan memiliki Aktiva Bersih Berwujud
(net tangible assets) sekurang-kurangnya Rp. 100 miliar, dan tidak
mengalami kondisi/gugatan perkara yang secara material
25
dibentuk dengan menggunakan saham perusahaan-perusahaan yang
tidak memenuhi seluruh kriteria diatas.
Secara garis besar, ada tiga faktor utama yang berpengaruh
terhadap pergerakan IHSG yaitu (Pananda Pasaribu, 2009) : faktor
domestik, faktor asing, dan faktor aliran modal ke Indonesia.
Faktor domestik berupa faktor-faktor fundamental suatu negara
seperti inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar,
suku bunga, maupun nilai tukar rupiah. Berbagai faktor
fundamental tersebut dianggap dapat berpengaruh pada ekspektasi
investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan Indeks.
Faktor asing merupakan salah satu implikasi dari bentuk
globablisasi dan semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh
dunia. Kondisi ini memungkinkan timbulnya pengaruh dari
bursa-bursa yang maju (developed) terhadap bursa yang sedang
berkembang. Krisis yang mengakibatkan jatuhnya bursa Amerika
Serikat yang terjadi belakangan ini telah menyeret bursa di Asia
pada krisis tahun 1997, termasuk bursa Indonesia.
C. Jakarta Islamic Indeks (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang
dikembangkan oleh BEJ yang bekerja sama dengan Danareksa
Invesment Management untuk merespons kebutuhan informasi yang
26
merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari
1995 sebagai base date (dengan nilai 100). JII melakukan penyaringan
(filter) terhadap saham yang listing. Rujukan dalam penyaringannya
adalah fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
(DSN). Berdasarkan fatwa inilah BEJ memilah emiten yang unit
usahanya sesuai dengan syariah. (Rodoni, 2009: 52).
Indeks syariah atau biasa dikenal dengan JII (Jakarta Islamic
Index) merupakan salah satu indeks saham yang ada di Indonesia untuk
jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah dalam perhitungan
indeks harga rata-rata sahamnya. JII telah dikembangkan sejak tanggal
3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung
pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di
Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003 atas kerjasama antara Pasar Modal
Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa
Investment Management (PT DIM). Setiap periodenya, saham yang
masuk JII berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria syariah. JII
menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.
Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang
digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. (Cholidah, 2012:29).
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan
27
syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan
syariah islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga
diharapkan dapat mendukung proses transparasi dan akuntabilitas
saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas
keinginan investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah
tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak
ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal.
Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan indeks
islam adalah indeks konvensional memasukan seluruh saham yang
tercatat dibursa dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting
saham emiten yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku.
(Rodoni, 2009: 52).
Karena proses penyaringan ketat. Tidak jarang emiten-emiten
yang masuk kategori blue chip ditolak masuk JII, contohnya adalah
saham Gudang Garam dan HM Sampurna, meskipun kedua perusahaan
rokok ternama ini memiliki nilai kapitalisasi yang besar (mencapai
17-20% dari total kapitalisasi pasar BEJ). Ia tidak lolos uji syariah, karena
tergolong usaha produk barang yang bersifat mudharat.
Contoh emiten lain adalah PT. Multi Bintang dan PT. Delta
Jakarta (keduanya) produsen minuman beralkohol serta bank-bank dan
asuransi-asuransi konvensional yang menganut sistem riba. Maka yang
28
kategori : seleksi syariah, seleksi nilai kapitalisasi dan seleksi nilai
Volume transaksi. (Rodoni, 2009: 57).
Menurut penelitian Departemen Keuangan yang bekerja sama
dengan BAPEPAM (2005), ada beberapa hal yang menjadi faktor
penyebab lambatnya perkembangan pasar modal syariah, antara lain:
1. Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah
2. Ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah
3. Minat pemodal atas efek syariah
4. Kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah
5. Pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait
6. Pra-proses (persiapan) penerbitan efek syariah
7. Kelembagaan atau institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan
pasar modal syariah di Indonesia.
D. Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah indeks dengan nilai kapitalisasi pasar dari 45
saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal
itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ45, menggunakan 45
saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan
disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan
Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut
29
Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu
emiten dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah
(www.bisnisindex.com) :
a. Kriteria yang pertama adalah :
1. Berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi
saham di pasar reguler.
2. Berada di TOP 90 % dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.
b. Kriteria yang kedua :
1. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam
klasifikasi industri BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi
pasarnya.
2. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
Faktor –faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45,
yaitu :
1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio
investasi di pasar keuangan Indonesia,
2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko.
3. Saham – saham penggerak indeks (index mover stocks) yang
notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEJ.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ45
30
1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga
minyak mentah dunia.
2. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ45
ke zone positif.
Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan
khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya
bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar
modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham
yang aktif diperdagangkan.
E. Indeks Kompas 100
Indeks KOMPAS 100 merupakan Indeks Harga Saham hasil
kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini
meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut (Antolis
dan Dossugi, 2008:148) :
1. Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan.
2. Saham tersebut masuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga
Saham Gabungan).
3. Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola
perdagangan di bursa, BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan
saham tersebut dalam proses perhitungan indeks harga 100 saham.
Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi
31
bulan terakhir. Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian
diperkecil jumlahnya menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan
nilai transaksi terbesar.
4. Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebanyak 40
saham dengan mempertimbangkan kinerja: hari transaksi dan
frekwensi transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar reguler,
dengan proses sebagai berikut :
Dari 90 sisanya, akan dipilih 75 saham berdasarkan hari
transaksi di pasar reguler.
Dari 75 saham tersebut akan dipilih 60 saham berdasarkan
frekuensi transaksi di pasar reguler.
Dari 60 saham tersebut akan dipilih 40 saham berdasarkan
Kapitalisasi Pasar.
Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham
dari hasil perhitungan butir (3) ditambah dengan daftar saham hasil
perhitungan butir (4). Daftar saham yang masuk dalam KOMPAS 100
akan diperbaharui sekali dalam 6 bulan, atau tepatnya pada bulan
Februari dan pada bulan Agustus.
F. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA)
Dow Jones & Co didirikan pada tahun 1882 oleh Charles
Bergstresser. Namun indeks rata-rata pertamanya tidak dipublikasikan
32 Afternoon Letter. Awalnya tidak mengikut sertakan saham industrial.
Fokus pada saham pertumbuhan pada masa itu, mayoritas saham
perusahaan transportasi. Hal ini berarti indeks Dow Jones pertama
menghitung sembilan saham perkereta apian, perkapalan dan
perusahaan telekomunikasi. Rata-rata harga saham ini akhirnya
berevolusi menjadi rata-rata transportasi. Sampai pada 26 Mei 1896,
Dow dibagi menjadi indeks transportasi dan industrial, yang
menciptakan apa yang kita kenal sebagai Dow Jones Industrial
Averages. (wikipedia.org)
Pada awalnya, ditahun 1896 terdapat 12 perusahaan yang
terdaftar di DJIA (Dow Jones Industrial Average). Jumlah tersebut
diperbanyak menjadi 20 perusahaan pada tahun 1916, dan akhirnya
menjadi 30 perusahaan sejak 1928 hingga sekarang. Penentuan
perusahaan mana yang akan dimasukkan dan dikeluarkan dari Dow
Jones Industrial Average (DJIA) ditentukan oleh editor The Wall Street
Journal. Perusahaan yang termasuk di dalam DJIA diantaranya: 3M,
American International Group, Boeing, Citigroup, General Electric,
Intel, Microsoft, Walt Disney Company, dan lain sebagainya.
(www.bisnisindex.com)
Dalam duniainvestasi.com Indeks Dow Jones (Dow Jones
Industrial Average/DJIA) adalah salah satu indeks pasar yang didirikan
oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones &
33
untuk mengukur performa komponen industri di pasar saham Amerika.
Saat ini DJIA merupakan indeks pasar AS tertua yang masih berjalan.
Sekarang, bursa saham ini terdiri dari 30 perusahaan terbesar di
Amerika Serikat yang sudah secara luas go public. Pada awalnya di
tahun 1896 terdapat 12 perusahaan yang terdaftar di DJIA. Jumlah
keanggotaan bursa kemudian diperbanyak menjadi 20 pada tahun 1916
dan akhirnya menjadi 30 perusahaan sejak tahun 1928 hingga sekarang.
Pada umumnya indikator harga saham di USA adalah the DJIA,
Standard & Poor’s Composite, The New York Stock Exchange
Composite index, The American Stock Exchange Market Value Index,
The NASDAQ Composite.
Dalam Nachrowi dan Usman (2007 : 80) pengaruh Dow Jones
terhadap IHSG secara tidak langsung memberikan gambaran betapa
kuatnya pengaruh kinerja ekonomi kedua negara terhadap Indonesia.
Ketika Amerika mempunyai kinerja baik, maka Indonesia akan
menikmati pula kinerja tersebut. Tetapi ketika keduanya mempunyai
kinerja buruk, maka akan berdampak buruk pula bagi Indonesia.
G. Indeks Hang Seng
Indeks Hang Seng (HSI) adalah indeks yang mencatat kapitalisasi
pasar indeks saham di Hong Kong. Indeks Hang Seng ini merupakan
indikator utama dari keseluruhan performa pasar di Hong Kong dimana
HSI sendiri mewakili sekitar 67% dari kapitalisasi pasar disemua
34
tanggal 24 November 1969 yang dikelola oleh HSI Service Limited,
yang merupakan anak perusahaan dimiliki Hang Seng Bank, bank
terbesar yang terdaftar di Hong Kong dalam kapitalisasi pasar.
(wikipedia.org).
Menurut Moh Mansur, 2005 Hang Seng Indeks (HSI) sebagai
barometer terkemuka dari harga saham “blue-chip” di Hongkong,
adalah salah satu indeks terkenal di kawasan Asia dan telah digunakan
secara meluas oleh para manager keuangan sebagai performance
benchmark mereka. Terdapat 33 perusahaan pilihan yang terdapat di
Hang Seng Indeks semuanya adalah perusahaan terkemuka dan para
investor institusi. Sejak diperkenalkannya Hang Seng Indeks dengan
saham-saham terpilihnya telah merefleksikan kepentingan dari berbagai
sektor industri.
Menurut Pasaribu (2009 : 17-18) Indeks Hang Seng mempunyai
pengaruh yang signifikan atas pergerakan IHSG. Ketika Indeks Hang
Seng turun maka IHSG juga akan mempunyai arah yang sama. Kondisi ini
yang memungkinkan Indonesia terkena dampak krisis global walaupun
kondisi ekonomi Indonesia relatif baik.
H. Indeks Nikkei 225
Nikkei 225 adalah indeks pasar saham di Jepang yang terdiri dari
225 saham-saham blue-chip yang terdaftar di papan atas bursa Tokyo
35
penghitungan indeks Nikkei 225 menggunakan Weighted Averaged
Method seperti halnya perhitungan Dow Jones.
(www.bisnisindex.com).
Dalam Nachrowi dan Usman (2007 : 80) pengaruh Nikkei
terhadap IHSG secara tidak langsung memberikan gambaran betapa
kuatnya pengaruh kinerja ekonomi kedua negara terhadap Indonesia.
Ketika Jepang mempunyai kinerja baik, maka Indonesia akan
menikmati pula kinerja tersebut. Tetapi ketika keduanya mempunyai
kinerja buruk, maka akan berdampak buruk pula bagi Indonesia.
Kemudian Moh Mansur (2006 : 217) menjelaskan bahwa indeks Nikkei
225 berpengaruh signifikan terhadap Indeks harga saham gabungan.
I. Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur
Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan
diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di
pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
(www.bi.go.id).
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam
36
Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang
telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang
telah ditetapkan.
Tingkat suku bunga dapat didefinisikan sebagai tingkat
pengembalian aset yang mempunyai risiko mendekati nol. Investor dapat
menggunakan tingkat bunga sebagai patokan (benchmark) untuk
perbandingan bila ingin berinvestasi. Umumnya tingkat bunga mempunyai
hubungan negatif dengan bursa saham. Bila pemerintah mengumumkan
tingkat bunga yang lebih tinggi maka investor akan menjual sahamnya dan
mengganti pada instrumen berpendapatan tetap yang memberikan tingkat
bunga yang lebih tinggi. (Pasaribu, dkk. 2009 : 5).
J. Kurs
Siamat (2004:471) mengemukakan bahwa kurs adalah harga
suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Sukirno
(2010:397) kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukan
harga atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata
uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai
jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Menurut Hamdy (2010: 49). Kurs mata uang suatu negara dapat