RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Wildan Thaufik
Tempat & Tgl Lahir : Sumedang, 13 Oktober 1994
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat :
Jl. Sekeloa Gg. Kubangsari IV No.8 RT01/RW06 Kec.Coblong Kota Bandung
Telp. : 082216670687
e-mail : wildanthaufik@yahoo.com/
idanthaufik@gmail.com
Tinggi Badan : 187 cm
Berat Badan : 65 Kg
LATAR BELAKANG AKADEMIK
2000 – 2006 SD Negeri Cikuda Jatinangor
2006 – 2009 SMP YKM Tanjungsari Sumedang
2009 – 2012 SMA Negeri 1 Tanjungsari Sumedang
LATAR BELAKANG NONAKADEMIK
2011 Anggota Paskibra SMAN 1 Tanjungsari
2011 Anggota Osis SMAN 1 Tajungsari
2012 Sebagai peserta Seminar Pengembangan Bisnis di Universitas
Komputer Indonesia
2013 Sebagai Peserta Pembentukan Karakter “Character Building” di Dodik
Bela Negara
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN INDEKS
NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN 2008-2015
(The Analysis of Influence SBI interest Rate and Nikkei 225 Indeks
to IHSG 2008-2015)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Dalam Menempuh Jenjang Strata 1 (Satu) Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Wildan Thaufik
2.12.12.252
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan ridho – Nya dan juga tidak lupa shalawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada jungjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik karya tulis ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan S1 program
studi Manajemen. Berdasarkan program studi yang penulis tempuh, maka dalam
pelaksanaan penulisan karya tulis ini penulis memilih satu pokok permasalahan
yang akan penulis teliti yang dituangkan dalam judul :
ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI dan INDEKS NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
PERIODE 2008-2015
Penulis merasa bahwa dalam menyusun karya tulis ini merasa masih
menemui kesulitan serta hambatan, disamping itu juga penulis menyadari bahwa
penulisan karya tulis ini jauh dari kata sempurna dan banyak memiliki kekurangan
lainya, maka dari itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari
semua pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih yang
sebesar–besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan karya
tulis ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih yang tulus
vii
1. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Manjemen Pemasaran serta Keuangan dan Perbankan.
3. Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku ketua sidang yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyusunan Skripsi ini, sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Windi Novianti, SE., MM. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen
wali yang selalu memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis.
5. Dosen–dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia yang telah mengajarkan banyak hal kepada
penulis.
6. Ibu dan Ayah yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat dan
kasih sayangnya yang luar biasa kepada penulis selama ini.
7. Adik-adik saya yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat,
saran dan kritik, canda tawanya dan kasih sayangnya kepada penulis
selama ini.
8. Siti Hardiyanti, Aginta Yuanint, Dini Shely, Dhilla Aini, Cyntia
Anggiani, Dhea Amalia, Betri Listia, Rian Hamdani serta
sahabat-sahabat yang selalu memberikan saran serta kritik dan dukungan dengan
canda tawa dalam penulisan Skripsi ini.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
viii
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan
dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2016
ix DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
ABSTRAK ... iii
MOTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Masalah ... 9
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.2.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.3.1 Maksud Penelitian ... 10
1.3.2 Tujuan Penelitian... 10
1.4Kegunaan Penelitian ... 11
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 11
1.4.2 Kegunaan Praktis... 11
1.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12
1.5.2 Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 13
2.1Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Tingkat Suku Bunga SBI (BI Rate) ... 13
2.1.1.1 Macam-macam Suku Bunga ... 13
2.1.1.2 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ... 14
2.1.1.3 Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia ... 14
2.1.1.4 Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia... 17
2.1.1.5 Dasar Hukum Sertifikat Bank Indonesia ... 17
x
2.1.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi SBI ... 18
2.1.2 Indeks Nikkei 225 ... 19
2.1.2.1 Metode Perhitungan Indeks Nikkei 225 ... 20
2.1.3 Indeks Harga Saham Gabungan ... 21
2.1.3.1 Faktor-faktor dalam IHSG ... 22
2.1.3.2 Metode Perhitungan IHSG ... 22
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 24
2.2Kerangka Pemikiran ... 28
2.2.1 Teori Penghubung ... 29
2.2.2.1Tingkat Suku Bunga SBI dengan IHSG ... 29
2.2.2.2Indeks Nikkei 225 dengan IHSG ... 30
2.2.2.3Tingkat Suku Bunga SBI dan nikkei 225 dengan IHSG ... 31
2.3 Hipotesis ... 33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 34
3.1Objek Penelitian ... 34
3.2Metode Penelitian ... 34
3.2.1 Desain Penelitian ... 35
3.2.2 Operasional Variabel ... 38
3.2.2.1Variabel Independen ... 38
3.2.2.2Variabel Dependen ... 38
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 39
3.2.3.1Sumber Data ... 39
3.2.3.2Teknik Penentuan Data ... 40
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 43
3.2.5.1Rancangan Analisis ... 43
3.2.5.2Pengujian Hipotesis ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 60
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 60
4.1.1.1 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 63
4.1.2 Struktur Organisasi ... 68
4.1.2.1 Deskripsi Jabatan... 69
4.2Analisi Deskriptif ... 72
4.2.1 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI ... 72
4.2.2 Perkembangan Indeks Nikkei 225 ... 78
xi
4.3Analisi Verifikatif ... 88
4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 89
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 90
4.3.3 Koefisien Korelasi Parsial... 97
4.3.4 Uji Koefisien Determinasi ... 98
4.3.5 Pengujian Hipotesis ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107
5.1Kesimpulan ... 107
5.2Saran ... 108
5.3Lampiran ... 109
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225 dan IHSG 2008-2015 ... 4
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 12
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 3.1 Operasional Variabel... 39
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 52
Tabel 4.1 Data Suku Bunga SBI 2008-2015 ... 72
Tabel 4.2 Perkembangan Rata-rata SBI 2008-2015 ... 75
Tabel 4.3 Data Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 78
Tabel 4.4 Perkembangan Rata-rata Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 81
Tabel 4.5 Data IHSG 2008-2015 ... 84
Tabel 4.6 Perkembangan Rata-rata IHSG 2008-2015... 86
Tabel 4.7 Estimasi Regresi Linier Berganda antara Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG ... 89
Tabel 4.8 Uji Normalitas ... 92
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 93
Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas ... 95
Tabel 4.11 Uji Autokorelasi ... 96
Tabel 4.12 Uji Tabel Durbin-Watson ... 96
Tabel 4.13 Korelasi Parsial antara SBI dan IHSGw ... 97
Tabel 4.14 Korelasi Parsial antara Indeks Nikkei 225 dan IHSG ... 98
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Simultan ... 99
Tabel 4.16 Koefisien Determinasi Parsial ... 99
Tabel 4.17 Uji t (parsial) Pengaruh SBI terhadap IHSG ... 101
Tabel 4.18 Uji t (parsial) Pengaruh Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG ... 103
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 33
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 37
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 69
Gambar 4.2 Data Suku Bunga SBI 2008-2015 ... 74
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Rata-rata SBI 2008-2015 ... 76
Gambar 4.4 Data Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 80
Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Rata-rata Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 82
Gambar 4.6 Data IHSG 2008-2015 ... 85
Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Rata-rata IHSG 2008-2015 ... 87
Gambar 4.8 Grafik Normality of P-P Plot ... 91
Gambar 4.9 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial pengaruh SBI terhadap IHSG ... 102
Gambar 4.10 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial pengaruh Nikkei 225 terhadap IHSG .. 104
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data Dalam Rangka Menyusun Skripsi
Lampiran 2 Surat Penerimaan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data Dalam Rangka Menyusun Skripsi
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian Usulan Penelitian Dosen Penguji 1 Lampiran 5 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian Usulan Penelitian Dosen Penguji 2 Lampiran 6 Lembar Revisi Sidang Akhir Penguji 1
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2005. “Analisa Investasi, Edisi Kedua”. Jakarta: Salemba Empat.
Ahmad Ulil Albab. 2015. “Pengaruh Indeks Nikkei 225, Indeks Dow Jones, BI Rate
dan Kurs dollar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan 2008-2013”. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang 2015.
Andi Supangat. 2007. “Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan Non
parametik. Edisi 1”. Kencana: Jakarta.
Ardian Agung Witjaksono. 2010. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG 2000-2009”. Tesis Universitas Diponegoro 2010.
Astuti Ria , Apriatni E.P & Hari Susanta. 2013. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku
Bunga SBI, Nilai Tukar (kurs) Rupiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan 2008-2012”. Journal Of Social and Politic Of Science 1-8. Universitas Diponegoro 2013.
Dewa Ayu dkk. 2014. “The Effect Of Global Stock Index (Dow Jones Industrial
Average, Nikkei 225, Hangseng, and Strait Times) On Jakarta Composite Index At Indonesian Stock Exchange (period 2010-2012)”. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.
Dwi Priyatno. 2008. “Mari Belajar SPSS. Yogyakarta”. Mediakom.
Husein Umar. 2005. “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kusnendi. 2005. “Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS dan
LISREL 8”. Bandung : JPE FPIPS UPI.
Lucky Bayu Purnomo, 2012. “Rahasia di Balik Pergerakan Harga Saham”. PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Mashuri. 2008. “Metode Analisis Verifikatif dan Cara Menentukannya”.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Mohammad Samsul. 2008. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”. Erlangga,
Jakarta.
Sunariyah. 2006. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi ke 5”. Yogyakarta:
ANDI.
Sugiyono . 2010. “Metode penelitian kuantitatif kualitatif & RND”. Bandung: Alfabeta.
Singgih Santoso. 2012. “Panduan Lengkap SPSS versi 20”. Jakarta. PT. Elex
Media Komputindo.
Sunariyah. 2006. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima”. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta.
Suprihati MM. 2015. “The Analysis of The Influence of Exchange Rate, SBI Interest
Rate, Inflation Rate, Dow Jones Index And Nikkei 225 Index To IHSG”. International Journal Of Scientific Research And Education. STIE AAS Surakarta 2015.
Tita Deitiana Stella. 2010. “Pengaruh Indeks Dow Jones, Nikkei 225, Kospi, dan
shanghai Composite Indeks Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia 2004-2008”. Jurnal Trisakti School Of Management.
Uma Sekaran. 2006. “Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4”. Jakarta :
Salemba Empat.
Bank Indonesia. 2016. Laporan Suku Bunga SBI. http://www.bi.go.id Diakses 22 Januari 2016.
Bursa Efek Indonesia Laporan IHSG. http://ww.idx.co.id Diakses 22 Januari 2016.
Yahoo Finance. Laporan Indeks Nikkei 225. http://www.yahoo.finance.com
Diakses 22 Januari 2016.
Yahoo Finance. Laporan Indeks Harga Saham Gabungan.
http://www.yahoo.finance.com Diakses 22 januari 2016.
SindoNews. Berita Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225, dan IHSG. http://ekbis.sindonews.com Diakses 22 Januari 2016.
Vivanews. Berita SBI. http://VIVAnews.com Diakses 15 Juli 2016.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.Kajian Pustaka
2.1.1. Tingkat Suku Bunga
Menurut Keynes, dalam Wardane (2003), tingkat bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan
tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan
investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun
tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun
dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan
menderita capital loss atau capital gain.
2.1.1.1. Macam – macam Suku Bunga
Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan
sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.
2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.
Dalam Kamus Akuntansi (1996: 69), disebutkan bahwa Interest (bunga,
kepentingan, hak) merupakan: [1] beban atas penggunaan uang dalam suatu
periode, dan [2] suatu pemilikan atau bagian kekayaan dalam suatu perusahaan,
14
Sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
salah satu tugas Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter adalah membantu
pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Dalam melaksanakan tugasnya, BI menggunakan beberapa piranti moneter yang
terdiri dari Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement), Fasilitas Diskonto,
Himbauan Moral dan Operasi Pasar Terbuka. Dalam Operasi Pasar Terbuka BI
dapat melakukan transaksi jual beli surat berharga termasuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
2.1.1.2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/13/DPM tentang
Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang, Sertifikat Bank Indonesia
adalah surat berharga sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam
mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan system diskonto.
SBI diterbitkan tanpa warkat (scripless), dan seluruh kepemilikan maupun
transaksinya dicatat dalam sarana Bank Indonesia BI-SSSS. Pihak-pihak yang
dapat memiliki SBI adalah bank umum dan masyarakat. Bank dapat membeli SBI
di pasar perdana sementara masyarakat hanya diperbolehkan membeli di pasar
sekunder.
2.1.1.3. Penerbitan SBI
Penerbitan SBI di pasar perdana dilakukan dengan mekanisme lelang pada
setiap hari Rabu atau hari kerja berikutnya (dalam hal hari dimaksud adalah hari
15
dengan satuan unit terkecil sebesar Rp1 juta. Saat ini Bank Indonesia menerbitkan
SBI dengan tenor 1 bulan dan 3 bulan.
Penerbitan SBI tenor 1 bulan dilakukan secara mingguan sedangkan SBI
tenor 3 bulan dilakukan secara triwulanan. Peserta lelang SBI terdiri dari bank
umum dan pialang pasar uang Rupiah dan Valas(www.bi.go.id).
Metode lelang penerbitan SBI dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara
yaitu melalui Variable Rate Tender (peserta lelang mengajukan penawaran
kuantitas dengan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia) dan
dengan Fixed Rate Tender (peserta lelang mengajukan penawaran kuantitas dengan
tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia).
Sejak awal Juli 2005, Bank Indonesia menggunakan mekanisme BI rate
(suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan
oleh Bank Indonesia untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini
kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti
pelelangan. Definisi BI rate sendiri menurut Bank Indonesia adalah suku bunga
instrument sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur
triwulanan untuk berlaku selama triwulan berjalan, kecuali ditetapkan berbeda oleh
Rapat Dewan Gubernur bulanan dalam triwulan yang sama(www.bi.go.id).
BI rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian
moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI 1 bulan hasil
lelang operasi pasar terbuka berada di sekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga SBI
1 bulan diharapkan mempengaruhi suku bunga pasar uang antar bank dan suku
16
Perubahan BI rate (SBI tenor 1 bulan) ditetapkan secara konsisten dan
bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). BI rate ditetapkan oleh dewan
gubernur dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Rekomendasi BI rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model
ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi
2) Berbagai informasi lainnya seperti indikator makro ekonomi, survey, pendapat
ahli, hasil-hasil riset ekonomi, dll.
Saat ini Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga SBI sebagai salah
satu instrumen untuk mengedalikan inflasi. Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi
maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI untuk meredam
kenaikan inflasi. Perubahan tingkat suku bunga SBI akan memberikan pengaruh
bagi pasar modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat suku bunga naik maka secara
langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage
yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat
bunga. Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan
sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan yang
bersangkutan.
Selain kenaikan beban bunga, tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat
menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya ke deposito. Hal ini
terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-bank
komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku
bunga deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
17
investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang bebas resiko.
Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan
mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan
penurunan indeks harga saham.
Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi berarti tingkat
inflasi di negara tersebut cukup tinggi. Dengan adanya inflasi yang tinggi akan
menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat sebab nilai uang yang
dipegang masyarakat berkurang. Ini akan menyebabkan konsumsi masyarakat atas
barang yang dihasilkan perusahaan akan menurun pula. Hal ini tentu akan
mengurangi tingkat pendapatanperusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat
keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan tersebut (Sunariyah,2006).
2.1.1.4. Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia
Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai
rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal dan uang
giral di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI
diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.
2.1.1.5. Dasar Hukum Sertifikat Bank Indonesia
Dasar hukum penerbitan SBI adalah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank
Sentral, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/67/KEP/DIR tanggal 23
Juli 1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta
Intervensi Rupiah, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/2/PBI/2004 tanggal 16
18
2.1.1.6. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia
SBI memiliki karakteristik sebagai berikut (www.bi.go.id):
1. Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan
untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan.
2. Denominasi: dari yang terendah Rp 50 juta sampai dengan tertinggi Rp 100
miliar.
3. Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp 100 juta dan selebihnya dengan
kelipatan Rp 50 juta.
4. Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai berdasarkan diskonto murni (true
discount) yang diperoleh dari rumus berikut ini:
5. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka.
Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai
6. Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15 %.
7. SBI diterbitkan tanpa warkat (scripless).
8. SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
2.1.1.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Setiap investor selalu mengharapkan agar uang atau dana yang ditanam
menjadi berkembang oleh karena memperoleh suku bunga. Akan tetapi kalau
terjadi inflasi (akibat tingkat harga naik), jumlah uang yang diterima daya belinya
19
inflasi (premi inflasi). Seorang investor harus mengorbankan konsumsinya
sekarang karena uangnya untuk di investasikan, maka untuk itu wajar jika investor
menuntut agar dalam menentukan tingkat bunga dipertimbangkan adanya
preferensi waktu (premi preferensi waktu). Investor harus membayar pajak atas
bunga yang diterimanya, maka investor juga menghendaki agar pajak (premi
pajak) juga dipertimbangkan dalam menentukan besarnya tingkat bunga.
Darmawi (2006:182) menyatakan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat suku bunga yaitu harapan akan inflasi, jatuh tempo
sekuritas atau kredit, keberadaan risiko pada peminjaman, risiko tentang penarikan
sekuritas sebelum jatuh tempo, kemampuan pemasaran dan pajak. Yang dimaksud
dengan tingkat suku bunga adalah persentase dari pokok pinjaman yang harus
dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang
dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak.
2.1.2. Indeks Nikkei 225
Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham di Bursa Efek Tokyo. Indeks
ini telah dihitung oleh harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak 7 September
1950. Metode perhitungannya menggunakan perhitungan harga rata-rata (unit
dalam yen), dan komponen saham perusahaan yang tercantum dalam indeks akan
ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat dalam Indeks Nikkei 225
merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan dalam bursa efek Tokyo. Saat
ini, Nikkei adalah indeks yang paling banyak digunakan sebagai panduan bagi
20
Indeks ini dibuat untuk mencerminkan kondisi pasar saham, oleh karena itu
pergerakan setiap indeks sektor industri dinilai setara dan tidak ada pembobotan
yang lebih untuk sektor-sektor industri tertentu
(www.nni.nikkei.co.jp/e/cf/fr/market/nikkeiindex.cfm). Berbagai macam event
yang terjadi di pasar saham Tokyo seperti stock splits, perpindahan dan
penambahan dari saham yang beredar akan memberikan dampak atas perhitungan
indeks dan bilangan pembaginya (divisor).
2.1.2.1. Metode Perhitungan Indeks Nikkei 225
Metode Perhitungan Indeks Nikkei 225 menggunakan rumus sebagai
berikut :
������ 5���� �∑
Sumber : www.nni.nikkei.co.jp
Dimana Σp adalah jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks
Nikkei 225 dan divisor adalah angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai
bilangan pembagi (en.wikipedia.org). Nilai divisor berdasar perhitungan otoritas
bursa per April 2009 adalah sebesar 24.656. Bagi saham-saham yang harganya
kurang dari 50 yen, maka harga sahamnya akan dihitung 50 yen. Untuk penggunaan
harga, ditentukan berdasar prioritas sebagai berikut :
1. Harga khusus terbaru
2. Harga saat ini
3. Harga standar
Perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar
21
Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik. Sebagai salah
satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jepang dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun
aliran modal masuk baik investasi langsung maupun melalui pasar modal
(Sunariyah,2006).
M. Samsul (2008) mengungkapkan bahwa pergerakan indeks di pasar
modal suatu negara dipengaruhi oleh indeks-indeks pasar modal dunia. Hal ini
disebabkan aliran perdagangan antar negara, adanya kebebasan aliran informasi,
serta deregulasi peraturan pasar modal yang menyebabkan investor semakin mudah
untuk masuk di pasar modal suatu negara.
2.1.3. Indeks Harga Saham Gabungan
(Sunariyah, 2011:140) Indeks harga saham gabungan seluruh saham
adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh
saham yang tercatat disuatu bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini
adalah kinerja saham yang dimasukan dalam perhiungan seluruh saham yang
tercatat di bursa tersebut.
Menurut Sunariyah (2011:142-143) dalam Ardian Agung Witjaksono
(2010), Indeks Harga Saham Gabungan atau Composite Stock Price Index (IHSG)
merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerjakerja saham yang
tercatat di suatu bursa efek.
Abdul Halim (2005:13) Indeks Harga Saham Gabungan di BEI meliputi
22
2.1.3.1. Faktor-Faktor dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Secara garis besar, ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG yaitu: faktor domestik, faktor asing, dan faktor aliran modal
ke Indonesia.
1. Faktor domestik berupa faktor-faktor fundamental suatu negara seperti
inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, suku bunga,
maupun nilai tukar Rupiah. Berbagai faktor fundamental tersebut dianggap
dapat berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada
pergerakan Indeks.
2. Faktor asing merupakan salah satu implikasi dari bentuk globablisasi
dan semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh dunia. Kondisi ini
memungkinkan timbulnya pengaruh dari bursa-bursa yang maju
(developed) terhadap bursa yang sedang berkembang. Krisis yang
mengakibatkan jatuhnya bursa Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini
telah menyeret bursa di Asia pada krisis tahun 1997, termasuk bursa
Indonesia.
2.1.3.2 Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Abdul Halim (2005) Indeks Harga Saham Gabungan pertama kali
diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham
yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus
1982 dengan nilai 100 dengan jumlah emiten yang tercatat sebanyak 13 emiten.
IHSG dapat dihitung dengan mnggunakan rumus berikut Abdul Halim (2005:13) :
23
Keterangan :
IHSG : IHSG pada hari ke-1
NPt :Nilai pasar pada hari ke-t, dari jumlah lembar saham yang tercatat di bursa
dikalikan dengan harga pasar perlembar.
ND : Nilai dasar, BEI memberi nilai dasar IHSG pada tanggal 10-Agustus 1982
Nilai dasar tersebut sejak 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan bila terjadi
coorporate action yang dilakukan oleh emiten seperti penawaran saham perdana
(IPO), right issues, company listing, delisting, dan konversi. Salah satu faktor yang
harus dihitung dalam melakukan penyesuaian Nilai Dasar adalah Harga teoritis.
Selain berpengaruh pada harga saham, yang ditandai dengan adanya harga teoritis
saham, coorporate action juga akan menyebabkan perubahan jumlah saham tercatat
jika emiten melakukan reverse split.
Rumus untuk mencari nilai dasar yang baru karena adanya coorporate action
tersebut adalah :
��� �� + ����� � ���
Keterangan :
NDB : Nilai Dasar Baru
NDL : Nilai Dasar Lama
NPL : Nilai Pasar Lama
24
Sejak tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta digabung dengan Bursa
Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu IHSG BEJ kemudian
berubah menjadi IHSG BEI sejak penggabungan tersebut.
Menurut Sunariyah (2011:142-143) ada dua metode perhitungan indeks harga
saham gabungan yaitu:
1) Metode rata-rata (Average Method)
Pada metode ini, harga pasar saham-saham yang dimasukan dalam
perhitungan indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu factor
pembagi tertentu.
2) Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method)
Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan di
samping harga pasar saham dan harga dasar saham.
2.1.4. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Tingkat Suku
Bunga SBI dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. Hasil dari beberapa peneliti
akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini,
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Ardian Agung Witjaksono (2010), Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan
tingkat suku bunga SBI akan mendorong kenaikan IHSG. Berpengaruh
negatif.
2) Ahmad Ulil Albab dalam penelitiannya yan berjudul Pengaruh Indeks
25
IHSG dengan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa Indeks Nikkei 225
Berpengaruh Terhadap IHSG.
3) Tita Deitiana Stella dalam Penelitiannya yang berjudul Pengaruh Indeks
Dow Jones, Nikkei 225 dan Shanghai Composite Index Terhadap IHSG
mengemukakan bahwa Indeks Nikkei berngaruh positif terhadap IHSG.
4) Ria Astuti, Apriatni E.P & Hari Susanta dalam penelitiannya yang berjudul
Analisi Pengaruh Tingkat Suku Bunga(SBI), Nilai Tukar(Kurs) Rupiah,
Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG
di BEI Periode 2008-2012). Yang hasilnya Suku bunga SBI berpengaruh
negatif terhadap IHSG dan Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap
IHSG.
5) Suprihati MM dalam penelitiannya yang berjudul The Analysis of The
Influence of Exchange Rate, SBI Interest Rate, Inflation Rate, Dow Jones
Index And Nikkei 225 Index To IHSG mengemukakan bahwa tingkat
variabel SBI memiliki dampak negatif dan signifikan terhadap IHSG di BEI,
dan variabel indeks Nikkei 225 memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG,
ini menunjukkan bahwa kenaikan indeks di Jepang yang mengakibatkan
melemahnya kepercayaan pelaku ekonomi di pasar saham Indonesia
mungkin karena kondisi tidak stabil politik Indonesia dan ini menunjukkan
bahwa ada adalah kesempatan untuk mengembangkan pasar modal dalam
negeri melalui asing. Dan melemahnya IHSG juga dipicu gempa bumi dan
tsunami pada bulan Maret 2011, karena itu sentimen juga negatif dari
26
6) Dewa Ayu Kartika Venska Suhadak Siti Ragil Handayani dalam
penelitiannya yang berjudul The Effect Of Global Stock Indexs (Dow Jones
Industrial Average, Nikkei 225, Hang Seng, and Strait Times) On Jakarta
Composite Index At Indonesian Stock Exchange (Period of 2010 – 2012)
menyatakan bahwa Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, Indeks Hang
Seng, dan Straits Times Index simultaneouslly memiliki dampak yang
signifikan terhadap Indeks Gabungan (IHSG), dan sebagian hanya Dow
Jones Industrial Average, Nikkei 225, dan Straits Times Index memiliki
signifikan efek pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
28 Nikkei 225, dan Straits Times Index memiliki
Seperti yang telah diungkapkan di atas, banyak faktor yang mempengaruhi
pasar modal. Faktor-faktor tersebut bisa dari internal nmaupun eksternal. Investor
tentu harus memperhatikan faktor-faktor tersebut agar investasi yang dilakukannya
dapat memberikan hasil yang diharapkan. Banyak penelitian yang telah dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap pasar
modal. Pada penelitian ini faktor-faktor yang diduga berpengaruh adalah tingkat
suku bunga SBI, dan Indeks Nikkei 225. Variabel tersebut dipilih karena adanya
ketidak konsistenan dalam penelitian-penelitian terdahulu dan adanya anomali dari
data yang telah diamati seperti yang telah diungkapkan terdahulu.
Suku bunga SBI merupakan pasar uang yang memiliki pengaruh negative
terhadap IHSG jika suku bunga SBI meningkat dalam jangka panjang tentunya
para investor akan beralih membeli SBI karena nilai jualnya tinggi begitupun
29
pasar modal. Namun apabila SBI meningkat hanya sementara tentunya tidak terlalu
berdampak terhadap IHSG para investor akan tetap berinvestasi di pasar modal.
Pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Hal
ini menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia akan
dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung maupun tidak
langsung. Indeks nikkei 225 dipilih karena Indeks ini merupakan Indeks salah satu
negara maju yaitu Jepang dengan naiknya Indeks Nikkei 225 ini berarti kinerja
perekonomian Jepang ikut membaik dan akan mendorong Ekonomi Indonesia.
2.2.1 Teori Penghubung
2.2.1.1Hubungan antara Tingkat Suku Bunga SBI dengan IHSG
Saat ini Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga SBI sebagai salah
satu instrumen untuk mengedalikan inflasi. Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi
maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI untuk meredam
kenaikan inflasi. Perubahan tingkat suku bunga SBI akan memberikan pengaruh
bagi pasar modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat suku bunga naik maka secara
langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage
yangtinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat
bunga.
Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan
sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan yang
bersangkutan. Selain kenaikan beban bunga, tingkat suku bunga SBI yang tinggi
dapat menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya ke deposito. Hal
30
komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku
bunga deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor, tentu investor akan mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih lagi
investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang bebas resiko.
Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan
mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan
penurunan indeks harga saham. Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang
tinggi berarti tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi. Dengan adanya inflasi
yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat
sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan menyebabkan
konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan perusahaan akan menurun pula.
Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan perusahaan sehingga
akan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadapharga saham perusahaan tersebut (Sunariyah,2006).
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ardian Agung
Witjaksono (2010). Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat suku bunga
SBI akan mendorong kenaikan IHSG.
2.2.1.2Hubungan antara Indeks Nikkei 225 dengan IHSG
Perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar
yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia. Dengan naiknya Indeks
Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik. Sebagai salah
satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jepang dapat
31
aliran modal masuk baik investasi langsung maupun melalui pasar modal
(Sunariyah,2006). Bakri Abdul Karim, M. Shabri, dan S.A Abdul Karim (2008)
mengemukakan bahwa pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar
modal dunia.
Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia
akan dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung maupun
tidak langsung (M. Samsul,2008). Penelitian yang dilakukan oleh Tita Deitiana
Stella yang hasilnya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Indeks Nikkei 225
terhadap IHSG. Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Ahmad Ulil Albab
yang hasilnya bahwa Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif signifikan terhadap
IHSG.
2.2.1.3Hubungan antara Tingkat Suku Bunga dan Indeks Nikkei 225
Terhadap IHSG
Hasil uji penelitian membuktikan ada pengaruh negatif antara Suku Bunga
SBI pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Kasus ini menunjukkan tingkat
suku bunga SBI adalah instrumen dari parameter investasi adalah referensi bagi
investor Ini berarti bahwa jika lebih rendah SBI investor tingkat bunga mengalihkan
investasi mereka untuk membeli saham yang mengakibatkan kinerja pasar saham
menjadi baik. Suku bunga SBI yang tinggi menyebabkan investor cenderung untuk
menyimpan uang mereka di Bank, dibandingkan dengan menginvestasikan uang di
pasar modal.Sehingga ketika banyak investor yang investasi dana dalam
perdagangan saham perbankan di BIE akan merosot mengakibatkan penurunan
32
menyebabkan pasar modal menjadi lesu akibat IHSG akan Turun. Dan dengan
demikian, jika SBI tetes suku bunga akan menyebabkan uang investor ke pasar
saham dengan membeli saham, sehingga akan memicu kenaikan IHSG.
Suprihati MM IJSRE Volume 3 Edisi 5 Mei 2015 Halaman 3439.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225 baik
secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhsadap
IHSG BEI. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Moh. Mansur
(2005) tentang pengaruh Indeks Bursa Global terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan pada Bursa Efek Jakarta tahun 2000-2002 dimana hasilnya adalah Indeks
Nikkei 225 dan Indeks Kospi mempunyai pengaruh signifikan terhadap IHSG BEI.
Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suprihati, MM
dimana hasilnya bahwa Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 secara simultan
berpengaruh signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan bahwa Indeks Nikkei, baik secara simultan maupun parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG BEI. Secara ringkas kerangka
33
Ardian Agung Witjaksono (2010: 70)
Suprihati MM IJSRE Volume 3 Issue 5 May 2015
Page 3439
Tita Deitiana Stella (2009)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.3Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui apakah variabel di atas memiliki pengaruh terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan maka penelitian inimengemukakan hipotesis sebagai
berikut :
1 : Secara parsial Suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2 : Secara parsial Nikkei berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada Bursa Efek
Indonesia (BEI).
3 : Secara simultan Suku bunga SBI dan Nikkei 225 berpengaruh signifikan
terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Suku Bunga SBI
Indikator:
34 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono, (2008:8)
mengatakan Metode Deskriptif adalah menggambarkan kondisi sebenarnya obyek
penelitian ketika melakukan penelitian. Kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi deskriptif artinya yaitu suatu metode
analisis yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data, kemudian
berdasarkan fakta dan kejadian yang ada termasuk masalah yang dihadapi
perusahaan, dan membandingkannya dengan teori-teori mengenai hal tersebut.
Data yang dikumpulkan kemudian disusun dan diolah secara statistik, kemudian
selanjutnya dilakukan suatu analisis dengan menggunakan perhitungan statistik,
dan berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut sehingga dapat
menghasilkan kesimpulan.
Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan
analisisnya pada data numeric (angka) yang diolah dengan menggunakan
pendekatan penelitian ini akan diperoleh hubungan yang signifikan antar variable
yang di teliti. “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data
35
Maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Tingkat
Suku Bunga SBI sebagai variabel bebas (X1), Indeks Nikkei 225 sebagai variabel
bebas (X2), dan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai variabel terikat (Y).
3.2Metode Penelitian
Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan, atau suatu
kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang
relevan dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas, metode adalah suatu sistem
untuk melalukan suatu tindakan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode
deskriptif dan metode verifikatif.
Adapun pengertian menurut Husein umar yang dikutip dari pendapat
Travers (2011:22) adalah sebagai berikut:
1. Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian
dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Analisis
Deskriptif untuk mengetahui perkembangan Tingkat Suku bunga SBI,
Perkembangan Indeks Nikkei 225 dan Perkembangan IHSG.
2. Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) yaitu
memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara
dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan
mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. Dalam penelitian ini
untuk mengetahui besarnya pengaruhTingkat Suku bunga SBI, besarnya
36
Metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225
secara bersama-sama terhadap IHSG.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian sangat penting dilakukan adanya
perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan secara
sistematis.
Adapun pengertian desain penelitian menurut Husein Umar (2005:30) yaitu “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian.”
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini peneliti
membuat suatu desain penelitian. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan oleh
penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi masalah tentang pengaruh tingkat suku bunga SBI dan
Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
3. Menetapkan rumusan masalah dalam penelitian tersebut.
37
5. Menentukan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan 2
independen variabel secara bersamaan dengan satu dependen variabel. Desain
penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
X1 : Tingkat Suku Bunga SBI
X2 : Indeks Nikkei 225
Y : Indeks Harga Saham
Gabungan
Gambar 3.1 Desain Penelitian X1
X2
38
3.2.2 Operasional Variabel
3.2.2.1 Variabel Independen
Berikut ini adalah variabel-variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Tingkat suku bunga SBI adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia pada akhir bulan sesuai keputusan dengan rapat dewan
gubernur. Data diperoleh dari www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah
data tiap triwulan selama periode amatan antara tahun 2008-2015.
2. Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham di Bursa Efek Tokyo. Indeks
ini telah dihitung oleh harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak 7
September 1950. Metode perhitungannya menggunakan perhitungan harga
rata-rata (unit dalam yen), dan komponen saham perusahaan yang tercantum
dalam indeks akan ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat
dalam Indeks Nikkei 225 merupakan saham yang paling aktif
diperdagangkan dalam bursa efek Tokyo. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari www.finance.yahoo.com. Data yang digunakan
adalah data tiap triwulan selama periode pengamatan antara tahun
208-2015.
3.2.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah IHSG. IHSG adalah indeks
harga saham gabungan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia setiap hari.
Data IHSG diperoleh langsung www.idx.co.id. Data yang digunakan adalah
39
Berikut adalah ringkasan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Operasional variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Sumber
Data
IHSG Jumlah nilai pasar
harian dibagi
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang
bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah menggunakan data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang diambil oleh penulis dari
website resmi Bank Indonesia, Yahoo Finance dan Bursa Efek Indonesia
40
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yang berupa data sekunder yaitu berupa laporan yang terdiri atas laporan
Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225, dan Siklus IHSG. Selain itu
juga diperoleh data dari studi literature/kepustakaan dengan mempelajari,
mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti berupa buku, jurnal, dan makalah yang berkaitan dengan
penelitian.
Sampel yang diambil periode 2008 sampai dengan 2015 dengan
alasan pada periode ini Indeks Harga Saham Gabungan mengalami fluktasi.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
Dalam melakukan penelitian ini, terlebih dahulu harus
mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang diteliti
1. Populasi
Populasi pada umumnya sering diartikan sekumpulan data/objek
yang ditentukan melalui kriteria tertentu, biasanya mengidentifikasikan
suatu fenomena.
Andi Supangat (2007:3) menyatakan “Populasi yaitu sekumpulan
objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama”.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui populasi merupakan obyek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
41
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga SBI,
Indeks Nikkei 225 dan Indeks Harga Saham Gabungan.
2. Sampel
Uma Sekaran (2006:123) mendefinisikan sampel adalah sebagian
dari populasi dan terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Menurut Sugiyono (2008:81) mengemukakan bahwa: “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah berupa
perkembangan tingkat suku bunga SBI yang diumumkan oleh BI dan
perkembangan nikkei 225 yang didapat dari website serta perkembangan
Indeks Harga Saham Gabungan perode Tahun 2008 sampai 2015.
3. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2010:118) menjelaskan bahwa “Teknik
sampling merupakan teknik pengambilan sampel”.
Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai
teknik sampling yangdapat digunakan. Untuk teknik pengambilan sampel
yang akan dilakukan oleh penulis yang sesuai dengan judul yang diteliti
adalah nonprobability sampling
Menurut Sugiyono (2010:122) menjelaskan bahwa “nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
42
Teknik nonprobability sampling yang dipilih oleh penulis adalah
sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2010:124) yang dimaksud dengan sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan
diteliti yaitu berdasarkan:
1. Data yang diambil merupakan perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI,
dan Indeks Nikkei 225 serta perkembangan IHSG yang terbaru (audit).
2. Data yang diambil adalah 8 tahun (2008-2015) karenakan dirasa
Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225 dan IHSG banyak
mengalami fluktuasi sehingga terjadinya suatu fenomena pada tahun
tertentu.
3. Sampel yang diambil sebanyak delapan periode karena sudah dianggap
representatif (mewakili) untuk dilakukan penelitian yang diambil
setiap tiga bulan pengamatan dengan sampel adalah total 32 data.
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi sampel yang diambil penulis dalam
penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada setiap tiga bulan pengamatan periode
2008 - 2015 pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI).
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi
yang menyangkut hal hal dan dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian.
43
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan hal hal lain (Suharsimi
Arikunto, 2010:274). Data yang digunakan berupa laporan Tingkat Suku Bunga
SBI yang dapat diakses di http://www.bi.go.id, Indeks Nikkei 225 di website Yahoo
Financehttp://finance.yahoo.com , dan data IHSG diperoleh langsung http://idx.co.id
Melalui studi pustaka ini penulis mengumpulkan data dan mempelajari serta
membaca pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti
untuk memperoleh landasan teori yang dapat menunjang penelitian. Sehingga
penelitian yang dilaksanakan mempunyai landasan teori yang kuat dan menunjang.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun sebuah
penelitian secara sistematis data yang telah di peroleh dari hasil
dokumentasi. Pada penelitian ini peneliti melakukan analisa terhadap data
yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis kualitatif (Deskriptif)
Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2010:29) sebagai berikut “Metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk memberi kesimpulan yang lebih luas”.
Menurut Sugiyono (2010:14) menjelaskan bahwa: “Metode
penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi
44
analisis refleksi terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan dan
membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Cara yang digunakan dengan membandingkan selisih
perkembangan tahun dasar dengan tahun berikutnya dibandingkan dengan
perkembangan tahun sebelumnya kemudian dikalikan 100 persen, lalu
diuraikan kedalam grafik, tabel atau diagram untuk perhitungan masing –
masing besaran tingkat suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225.
Keterangan :
Pn = Perkembangan tahun sekarang
Pn-1 = Perkembangan tahun sebelumnya
2. Analisis kuantitatif (Verifikatif)
Menurut Mashuri (2008:45) pengertian metode verifikatif yaitu
memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara
dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan
mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.
Menurut Sugiyono (2010:31) menjelaskan bahwa: ”Dalam
penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang
digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik
inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.
Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada
Perkembangan =
P
n−P
P
n−45
sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya
disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel,
tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram
lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan
penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah
disajikan.
Analisis verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk
menguji besarnya pengaruh tingkat suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan
simultan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas
adalah sebagai berikut:
Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh nilai
variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diubah.
Menurut Sugiyono (2012: 213) “analisis regresi digunakan untuk
melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila naik variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainnya.”
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui besarnya
46
Saham Gabungan. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) disebut dengan
persamaan regresi.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan
untuk membuktikan sejauh mana hubungan Suku Bunga SBI dan Indeks
Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan . Analisis regresi
berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependen IHSG, bila dua atau lebih variabel (Suku Bunga SBI) dan
(Indeks Nikkei 225) sebagai indikator.
Analisis Linear berganda digunakan dengan melibatkan dua atau
lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen
( dan )
Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu :
= + + + ε
(Sumber Sugiyono; 2009)
Keterangan :
Y = variable tak bebas IHSG
a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat
variabel bebasnya adalah 0 (� , � = 0)
� = Variabel bebas (Tingkat Suku Bunga SBI)
47
= koefisien regresi berganda � terhadap variabel terikat Y, apabila
variabel bebas � dianggap konstan
= koefisien regresi berganda � terhadap variabel terikat Y, apabila
variabel bebas � dianggap konstan.
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas yaitu tingkat suku
bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 metode kuadrat kecil memberikan hasil
bahwa koefisien-koefisien a, b1, b2. Nilai-nilai tersebut dapat dicari dengan
rumus pearson product moment yang memiliki persamaan sebagai berikut :
Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal tersebut
menunjukkan hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel
bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β negatif (-), menunjukkan hubungan yang
berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain
setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh
penurunan besarnya nilai veriabel terikat, dan sebaliknya.
� = Σ� 2 Σ� − Σ� � Σ � Σ� 2 Σ� 2 − Σ� �
� = Σ� 2 Σ� − Σ� � Σ � Σ� 2 Σ� 2 − Σ� �
48
Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka
harus memenuhi uji asumsi klasik, uji Asumsi klasik dalam penelitian ini
adalah :
1. Uji Nomalitas
Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu perlu
diketahui apakah sampel yang dipergunakan berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang sahih
(valid) adalah distribusi data normal atau mendekati normal(Santosa
dan Ashari, 2005:12). Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan P-P Plot Test. Pengujian normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik distribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Singgih Santoso, 71
2012:241). Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan
uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi uji autokorelasi. Namun
secara umum bisa diambil patokan :
49
b) Angka D-W di antara – 2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
c) Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
3. Uji Multikolineritas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi
(Priyatno, 2008:39). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independennya.
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, menurut
Singgih Santoso (2012:236) :
a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah :
1. Mempunyai nilai VIF di sekitar 1.
2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1.
Nilai VIF dapat diperoleh dengan rumus berikut :
VIF = � � �
a. Besaran Korelasi Antar variabel Independen pedoman suatu model
regresi yang bebas multikolinieritas adalah :
1. Koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah
0,5 ). Jikakorelasi kuat, terjadi problem multikolinieritas.
Menurut Ghozali (2006:95) dasar pengambilan keputusan :
50
VIF <10 : antar variabel independen tidak terjadi multikolinieritas
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Gejala varians yang tidak sama ini
disebut dengan heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala residual
yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan
homoskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak
terjadi heteroskedastisitas. (Singgih Santoso, 2012:238).
Menurut Singgih Santoso (2012:240) untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas yaitu : “deteksi dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik di atas di mana sumbu X adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di studientized. Maka dasar pengambilan keputusan :
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
51
Analisis Korelasi Pearson
Koefisien korelasi simultan antara tingkat suku bunga SBI (X1), tingkat
Indeks Nikkei 225 (X2) terhadap IHSG (Y) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Besarnya Koefisien Korelasi adalah -1 ≤ r ≤ 1:
1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interpretasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat
dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika independen (X) naik maka
dependen (Y) turun atau sebaliknya).
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y) dan hubungannya searah, (jika
variabel independen naik, maka variabel dependen naik, dan jika variabel
independen turun, maka variabel dependen turun).
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r
sebagai berikut :
Y =
Y +
Y −
Y.
Y.
52
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2008: 184)
Koefisien Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat
seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel
dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien
determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = x 100%
Sugiyono (2012: 257)
Keterangan :
Kd : koefisien determinasi
r2 : koefisien korelasi yang dikuadratkan
Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien
korelasi berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat