• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INFLASI, KURS, BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERIODE ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH INFLASI, KURS, BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERIODE ABSTRAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INFLASI, KURS, BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERIODE 2013-2017

Oleh:

Ferry

H. Ambo Sakka Hadmar

ABSTRAK

IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan indeks yang merangkum perkembangan harga-harga saham di BEI (Bursa Efek Indonesia), sehingga fluktuasi IHSG akan mempengaruhi kondisi pasar modal di Indonesia apakah dalam posisi naik atau turun.Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris pengaruh variabel-variabel makroekonomi, yaitu: tingkat inflasi, kurs, bi rate terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Inflasi, Kurs/nilai tukar, BI Rate terhadap indeks harga saham gabungan pada periode 2013-2017 dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Inflasi, Kurs/nilai tukar, BI Rate terhadap indeks harga saham gabungan secara bersama-sama pada periode 2013-2017. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menemukan bahwa hanya bi rate yang berpengaruh terhadap IHSG, sedangkan inflasi dan kurs tidak berpengaruh terhadap IHSG. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel makroekonomi, sehingga penelitian selanjutnya perlu menemukan variabel makroekonomi lain yang diduga berpengaruh terhadap IHSG.

Kata kunci :Inflasi, Kurs, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan (xi + 36 + lampiran)

(2)

ABSTRACT

Jakarta Composite Index (IHSG) is the which summarizes the development of prices shares in Indonesia Stock Exchange, so that fluctuations IHSG will affect the capital market in Indonesia whether in position up or down. This study aims to scrutinize empirically influence variabels macroeconomics, namely: inflation rate, exchange rate, bi rate to the IHSG at the Indonesia Stock Exchange.

Research purpose be held to find out and analyse the effect of inflation, exchange rate, bi rate to the IHSG together in the period 2013-2017. Analysis technique used in research is linier regression multiple.

The result of the study found that only bi rate which impact on the IHSG, while inflation and exchange rate has not been affecting the IHSG. This research is only using three variable macroeconomics, so that the next research need to find variable macroeconomics other alleged impact on the IHSG.

Keyword: Inflation rate, Exchange rate, BI rate, Jakarta Composite Index

PENDAHULUAN

Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, karena pasar modal merupakan alternative pendanaan baik bagi pemerintah maupun swasta. Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), insturmen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli saham dan kegiatan terkait lainnya (Darmadji dan Fakhruddin 2006:1).

Berbicara tentang pasar modal, tidak lepas dari pembahasan indeks harga saham. Indeks harga saham

merupakan satu parameter yang dijadikan rujukan investor, analis, bahkan masyarakat awam sekalipun.

Hampir banyak kejadian baik yang terkait ekonomi maupun non ekonomi selalu dikaitkan dengan indeks harga saham. Dengan mengetahui posisi indeks, maka investor dapat memperkirakan apa yang sebaiknya dilakukan terhadap saham-saham yang dimilikinya, apakah menjual, membeli, atau menahan saham tersebut. Informasi tentang posisi dan perkembangan indeks dapat ditemukan pada televisi, internet, maupun media lainnya.

Indeks yang sering kita peroleh dari televisi atau media lainnya adalah indeks harga saham gabungan (IHSG). IHSG merupakan indeks yang merangkum perkembangan harga-harga saham di BEI (Bursa Efek Indonesia), sehingga fluktuasi IHSG akan mempengaruhi kondisi pasar modal di Indonesia apakah dalam posisi bullish atau bearish.

IHSG merupakan indeks yang

(3)

3 menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek yang menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal (Anoraga dan Pakarti 2001:101). IHSG memiliki beberapa manfaat antara lain sebagai penanda arah pasar, sebagai tolok ukur kinerja portofolio, dan sebagai pengukur tingkat keuntungan. Pergerakan IHSG yang terus mengalami

kenaikan menandakan

perkembangan pasar modal di Indonesia yang cukup baik.

Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh perubahan variabel ekonomi makro secara seketika (Samsul, 2006:200). Hal ini menyebabkan investor lebih cepat bereaksi mengkalkulasi dampak positif maupun negatif dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual sahamnya.

Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi pada masa yang akan datang sangat berguna dalam pengambilan keputusan. Investor harus dapat mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang dapat membantu membuat keputuasn investasi. Indikator ekonomi yang sering dihubungkan dengan pasar modal adalah inflasi, kurs dan BI Rate.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Inflasi terhadap indeks harga saham gabungan pada periode 2013-2017.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Kurs/nilai tukar terhadap indeks harga saham

gabungan pada periode 2013- 2017.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh BI Rate terhadap indeks harga saham gabungan pada periode 2013-2017.

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Inflasi, Kurs/nilai tukar, BI Rate terhadap indeks harga saham gabungan secara bersama-sama pada periode 2013-2017.

TINJAUAN PUSTAKA

Pasar Modal

Menurut (Tandelilin, 2009:26), pengertian pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.Berdasarkan jenis transaksi pasar modal dibagi menjadi dua yaitu pasar perdana dan pasar sekunder. Jika saham diperdagangkan di bursa, saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Menurut (Hartono, 2011:15), terdapat empat jenis pasar modal, yaitu:

a. Primary Market

Pasar modal yang menjual pertama saham sekuritas lainnya sebelum sekuritas tersebut dicatatkan dibursa efek.

b. Secondary Market

Pasar modal dalam bentuk efek yang memperjualbelikan

(4)

saham dan sekuritas pada umumnya setelah masa penjualan di primary market.

c. Third Market

Pasar modal tempat saham dan sekuritas lain diperdagangkan diluar bursa efek, pasar ini disebut pula over the counter atau dengan kata lain pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan penjual dan pembeli pada saat pasar kedua ditutup. Third market disebut juga bursa parallel yang dikelola perserikatan pedagang uang dan efek.

d. Fourth Market

Pasar perdagangan saham antar investor atau antar pemegang saham tanpa melalui pialang atau perantara perdagangan efek.

Investasi

Menurut (Hartono, 2011:5), Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efesien selama periode waktu tertentu.

Instrumen investasi dipasar modal sering disebut dengan efek yaitu semua surat-surat berharga yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal, efek adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, setiap right, waran, opsi, atau derivatif dari efek, atau setiap instrument yang ditetapkan sebagai efek.

Inflasi

Inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala di mata tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus (Kewal, 2012:57).

Berdasarkan defiisi tersebut, kenaikan tingkat harga umum (General Price Level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, komponen tersebut, yaitu:

a. Adanya kecendrungan harga-harga untuk meningkat, yaitu berarti bias saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau aik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan tendensi yang meningkat.

b. Bahwa kenaikan tingkat

harga tersebut

berlangsung secara terus menerus, yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, akan tetapi bias beberapa waktu lamanya.

c. Bahwa tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga secara umum yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum.

Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat

(5)

5 digunakan untuk mengukur laju inflasi antara lain:

a. Consumer Price Indeks (CPI)

Indeks yang digunakan untuk mengukur rata-rata dari biaya atau pengluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebutuhan hidup.

b. Produsen Price Indeks (PPI) Indeks yang lebih menitik beratkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah, bahan baku, atau bahan setengah jadi.

c. Gross National Product (GNP) Deflator

Merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP.

Kurs

Menurut (Husnul, 2017:68), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antar kedua mata uang tersebut.

(Husnul, 2017:68), pada jurnalnya menyebutkan terdapat empat jenis kurs dalam transaksi jual beli mata uang asing, yaitu:

a. Kurs Jual (Selling Rate) Kurs yang ditentukan oleh bank untuk penjualan mata uang asing pada waktu tertentu.

b. Kurs Tengah (Middle Rate) Kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli mata uang

asing terhadap mata uang nasional, yang ditentukan oleh bank sentral pada waktu tertentu.

c. Kurs Beli (Buying Rate) Kurs yang ditentukan oleh bank untuk pembelian mata uang asing tertentu pada waktu tertentu.

d. Kurs Flat (Flate Rate)

Kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveller chaque yang pada kurs tersebut telah ditentukan promosi dan biaya lain-lain.

BI Rate

BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada public. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap rapat dewan

gubernur bulanan dan

diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

Suku bunga mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara (Kewal, 2012:58), yaitu:

a. Karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga, makin rendah laba perusahaan apabila hal lain tetap konstan.

b. Suku bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi sehingga mempengaruhi laba perusahaan.

(6)

Suku bunga yang mempengaruhi laba perusahaan, dapat mempengaruhi harga saham (common stock) dengan tiga cara, yaitu:

a. Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi kondisi perusahaan, kondisi bisnis secara umum dan tingkat profitabilitas perusahaan yang tentunya akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.

b. Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi hubungan perolehan dari obligasi dan perolehan dividen saham. Oleh karena itu daya tarik yang relatif kuat antara saham dan obligasi.

c. Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi psikologis para investor, sehingga mempengaruhi harga saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Bila saham perusahaan telah dicatatkan di bursa efek, maka saham tersebut dengan sendirinya akan menjadi perhatian bagi para pelaku pasar modal, terjadinya transaksi jual beli dan naik turunnya harga akan menyemarakkan kegiatan pasar modal. Berbagai media akan melaksanakan pemantauan terhadap saham tersebut dan juga memuat berita tentang indeks harga yang terjadi. Selain harga saham suatu perusahaan tertentu, salah satu hal yang menjadi perhatian pelaku pasar modal adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG menggambarkan suatu rangkaian informasi historis

mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di bursa efek pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu, IHSG mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Maksud dari gabungan itu sendiri adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan lebih dari satu, bahkan seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Kerangka Pemikirian

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

1. Inflasi (X1) berpengaruh terhaadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y)

2. Kurs (X2) berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y)

3. BI Rate (X3) berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y)

4. Inflasi (X1), Kurs (X2), BI Rate (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data time series

(7)

7 bulanan meliputi tingkat Inflasi, BI Rate, dan nilai Kurs pada periode 2013-2017. sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series bulanan selama 5 tahun mulai dari Januari 2013 sampai Desember 2017, meliputi data tingkat Inflasi, BI Rate, dan nilai Kurs. Berdasarkan keterangan tersebut, diperoleh jumlah sampel (n) dari data time seriesbulaan yaitu sebanyak 60 sampel (12 bulan x 5 tahun).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengambil data yang diperoleh dengan cara mengambil data dari catatan yang dilakukan secara sistematis terhadap fenomena tertentu dari suatu objek yang diteliti, atau disebut data sekunder.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari website resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) meliputi data tingkat Inflasi, BI Rate dan nilai Kurs, dan website resmi

Yahoo Finance

(www.finance.yahoo.com) meliputi data Indeks Hargaa Saham Gabungan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. (Gujarati, 2007:180) merupakan bahwa analisis regresi linier berganda digunakan untuk model regresi dengan lebih dari satu variable independen.

Alat Analisis yang Digunakan Penelitian ini menggunakan alat analisis yang terdiri dari : Analisis Deskriptif dan Pengujian Hipotesis (Uji F dan Uji T).

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variable-variabel dalam penelitian ini. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran secara menyeluruh dari setiap variable yang digunakan.

Gambaran sampel ditinjau dari nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi secara individual atau secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel terikat.

Uji F (Simultan)

Uji F untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji f yaitu dengan cara membandingkan antara f hitung dengan f table pada tingkat signifikan 0,1. Apaila f hitung > f table maka variabel-variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap IHSG sebagai variabel terikat.

Uji T (Parsial)

Uji T untuk mengetahui variable bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variable terikat, maka

(8)

digunakan uji t yaitu dengan membandingkan t hitung table pada tingkat signifikan 0,1. Jika t hitung >

t table maka variabel bebas dapat menerapkan variabel terikat, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada umumnya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu, jika didapat nilai R2 yang kecil hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel dependen amat terbatas.

HASIL & PEMBAHASAN

Hasil Uji Statistik Deskriptif Tabel 1. Statistik Deskriptif Berdasarkan pada tabel 1 diatas dapat diketahui seluruh nilai Minimum, Maximum, Mean, Std.

Deviasi dari IHSG, Inflasi, Kurs dan BI rate.

Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji F (Simultan)

Pengujian secara simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini menyatakan bahwa terjadi pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

Berikut ini adalah hasil uji statistik F:

Tabel 1 Uji F

Berdasarkan hasil uji simultan pada table 1 yang dihitung melalui distribusi F (Anova) dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,000 angka ini berada dibawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen yaitu Inflasi, Kurs dan BI Rate secara bersaa-sama berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Hasil uji F ini mendukung hasil penelitian terhadulu, diantaranya adalah Husnul (2017) dengan hasil penelitian bahwa nilai Inflasi dan Kurs secara bersama- sama berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian lain yang selaras adalah Listriono (2015) dan Jayanti (2014) yang menemukan bahwa variabel

Descriptive Statistics

N

Minimu m

Maximu

m Mean

Std.

Deviation IHSG 60 4195.09 6355.65 5052.79 503.84199 Inflasi 60 2.79 8.79 5.4215 1.84443 Kurs 60 9667 14657 12526.60 1265.718 BI rate 60 4.25 7.75 6.3375 1.27045

ANOVAb

Model

Sum of Squar

es df Mean Squar

e F Sig.

1 Regre

ssion .286 3 .095 18.3 35

.000

a

Resid

ual .291 56 .005 Total .577 59

(9)

9 Inflasi, Kurs dan BI Rate secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Hasil Uji T (Parsial)

Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini menyatakan bahwa secara individual terjadi pengaruh antara variabel independen pada variabel dependen. Hasil uji statistik T dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Uji T a. Inflasi

Tingkat signifikansi T dari Inflasi adalah 0,297. Tingkat signifikansi tersebut bernilai lebih besar dari 0,05 maka hipotesis pertama ditolak yang berarti bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

b. Kurs

Tingkat signifikansi T dari Kurs adalah 0,112. Tingkat signifikansi tersebut bernilai lebih besar dari 0,05 maka hipotesis kedua ditolak yang berarti bahwa Kurs tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

c. BI Rate

Tingkat signifikansi T dari BI Rate adalah 0,000. Tingkat signifikansi tersebut bernilai lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ketiga diterima yang berarti bahwa BI Rateberpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Adjusted R Square

.468

Tabel 3 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa variabel bebas yang terdiri dari Inflasi, Kurs, BI ratememiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0.468 atau 46.8%.Hal ini menunjukkan bahwa

besarnya kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu Inflasi, Kurs dan BI Rate terhadap variasi variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Gabungan yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 46,8% sedangkan sisanya sebesar 53,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardi zed Coefficie

nts

t Sig.

B

Std.

Error Beta 1 (Const

ant) 7.349 .918 8.008 .000

Inflasi -.847 .805 -.158 -1.052 .297 LN

Kurs .156 .097 .170 1.615 .112 BI rate -4.032 1.076 -.524 -3.746 .000

(10)

Pembahasan

Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan tidak dipengaruhi oleh perubahan Inflasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan Inflasi berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan ditolak. Hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang cendrung fluktuatif pada periode penelitian, tingkat inflasi yang tidak menentu menjadi sinyal tidak menentu menjadi sinyal negatif bagi investor untuk melakukan wait and see, sehingga investor menginvestasikan sahamnya ke sektor-sektor atau Indeks saham yang tidak terpengaruh oleh inflasi (non bahan baku) contohnya seperti sektor property. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu, diantaranya adalah Jayanti (2014) dan Husnul (2017) dengan hasil penelitian bahwa inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Indek Harga Saham Gabungan. Hal ini berarti ketika inflasi di Indonesia meningkat maka pergerakan nilai IHSG juga akan meningkat.

Pengaruh Kurs Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan tidak dipengaruhi oleh perubahan Kurs. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan Kursberpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan ditolak. Hal ini disebabkan karena nilai kurs pada penelitian ini cendrung sideways atau datar yang artinya pembeli dan

penjual pasar uang sama-sama kuat sehingga mengakibatkan harga datar.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Husnul (2017) dan Listriono (2015) yang menyatakan bahwa Kurs berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini berarti ketika Kurs di Indonesia meningkat maka pergerakan nilai IHSG juga akan meningkat.

Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan dipengaruhi oleh BI Rate.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan BI Rate berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Gunawan (2015), Listriono (2015) dan Jayanti (2014) yang menyatakan bahwa BI Rate berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini membuktikan bahwa kenaikan BI Rate dapat meningkatkan beban perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada bank sehingga dapat menurunkan laba perusahaan dan akhirnya Indeks Harga Saham Gabungan akan turun karena investor tidak tertarik untuk investasi di pasar modal. Kenaikan ini juga akan mendorong investor mengalihkan dananya ke pasar uang atau tabungan atau deposito.

KESIMPULAN

1. Inflasi tidakberpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Hal ini memiliki makna bahwa kenaikan dan penurunan tingkat inflasi tidak memberikan pengaruh yang bermakna

(11)

11 terhadap kenaikan dan penurunan IHSG, hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang cendrung fluktuatif pada periode penelitian, tingkat inflasi yang tidak menentu menjadi sinyal tidak menentu menjadi sinyal negatif bagi investor untuk melakukan wait and see,

sehingga investor

menginvestasikan sahamnya ke sektor-sektor atau Indeks saham yang tidak terpengaruh oleh inflasi (non bahan baku) contohnya seperti sektor property.

2. Kurs tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Hal ini memiliki makna bahwa kenaikan dan penurunan nilai Kurs tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kenaikan dan penurunan IHSG, hal ini disebabkan karena nilai kurs pada penelitian ini cendrung sideways atau datar yang artinya pembeli dan penjual pasar uang sama-sama kuat sehingga mengakibatkan harga datar.

3. BI Rate berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Kenaikan BI Rate potensial mendorong investor mengalihkan dananya ke tabungan maupun deposito sehingga investasi di lantai bursa turun. Dengan kata lain, ketika tingkat bunga turun orang akan cenderung untuk menambah surat berharga dalam portofolionya.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis

memberikan saran yang dapat dimanfaatkan oleh :

1. Bagi Investor, perlu mempertimbangkan pengaruh faktor eksternal perusahaan yang berasal dari perubahan kondisi makroekonomi maupun non- ekonomi dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal. Faktor eksternal tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang akan berdampak pada laba perusahaan.

2. Bagi Perusahaan, perlu untuk mempersiapkan strategi tertentu untuk menghadapi dampak yang akan terjadi sebagai akibat dari perubahan kondisi makroekonomi.

Berbagai cara dapat dilakukan seperti melakukan hedging (lindung nilai) untuk mengurangi resiko dari

dampak perubahan

makroekonomi.

3. Bagi Pemerintah, nilai tukar (exchange rate) dalam jangka pendek menyebabkan pemerintah dan otoritas moneter harus berupaya menjaga kestabilan nilai tukar yang tidak over valued atau under valued agar tercapai kestabilan ekonomi.

Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim investasi dalam negeri yang lebih kondusif dan menjaga kestabilan variabel makroekonomi agar menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal.

Hal ini dimaksudkan agar

(12)

terciptanya ekonomi yang lebih baik.

4. Bagi Peneliti selanjutnya, terutama mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), disarankan untuk menambahkan variabel makro ekonomi yang lain.

Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat menambah cakupan objek penelitian dengan rentang waktu yang lebih lama karena kondisi perekonomian yang berubah-ubah dari tahun ke tahun

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Anita. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tesis.

Universitas Negeri Semarang.

Astuti, Ria, Aprianti E.P dan Hari Susanta. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG di BEI Periode 2008- 2012). Diponegoro Journal of Social and Politic of Science. Hal. 1-8.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.

Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia:

Pendekatan Tanya Jawab.

Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2011. Teori Portofolio dan analisis Investasi.

Cetakan Kedua. Bandung:

Alfabeta.

Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar- dasar Ekonometrika, Edisi 3, Jilid 2, Terjemahan oleh Julius A. Mulyadi. Jakarta:

Erlangga.

Gunawan, Jeffrey Lingga. 2017.

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, PDB Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2000-2014.

Arthavidya Jurnal Ekonomi.

Vol. 19, No. 2

Hartono, J. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPEE.

Husnul, Habib Muhammad, Raden Rustam Hidayat dan Sri Sulasmiyati. 2017. Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs(IDR/USD), Produk Domestik Bruto dan Harga Emas Dunia Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi Pada Indonesia Periode 2008- 2014. Jurnal Administrasi Bisnis.Vol. 53, No.1.

Jayanti, Yusnita, Darminto, Nengah Sudjana. 2014. Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar

(13)

13 Rupiah, Indeks Dow Jones, Dan Indeks KLSE Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2010- Desember 2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.

11, No.1

Iswardono. 1994. Uang dan Bank.

Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Kewal, Suramaya Suci. 2012.

Pengaruh Inflasi, Suku bunga, Kurs, dan

Pertumbuhan PDB

Terhadap Indeks harga Saham Gabungan. Jurnal Economia. Vol. 8, No. 1.

Kumalasari, Rindra, Raden Rustam Hidayat dan Devi Farah Azzizah. 2016. Pengaruh Nilai Tukar, BI Rate, Tingkat Inflasi, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham Gaungan (Studi Pada Indeks harga Saham Gabungan Di BEI Periode Juli 2005-Juni 2015). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.

34, No. 1.

Listriono, Kukuh dan Elva Nuraina.

2015. Peranan Inflasi, BI Rate, Kurs Dollar

(USD/IDR) Dalam

Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.

Jurnal Dinamika

Manajemen. Vol. 6, No. 1.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:

Erlangga.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Ke 5. Yogyakarta:

ANDI.

Tandelilin, E. 2009. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Kanisius.

www.idx.co.id

www.finance.yahoo.com www.sahamok.com

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Tabel 1 Uji F
Tabel 2 Uji T  a.  Inflasi

Referensi

Dokumen terkait

mengamati 4 aspek perkembangan anak yaitu perkembangan fisik motorik, kognitif , bahasa dan sosial emosional yang terlihat dalam Tabel 4 , yaitu dari 27 anak sebagai

Untuk yang di Sukabumi kan ada peristiwa pria mengamuk dan polisi mengamankannya. Setelah diselidiki berdasarkan hasil kapolres bilang ternyata dia adalah orang dengan

... Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan! .... Apa yang Saudara

Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, Departemen, Lembaga. Kesuksesan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas sumber

atau frasa memiliki lebih dari satu makna, pemahaman atau interpretasi. Giorgadze membagi tiga kategori ambiguitas, sebagai berikut. 1) Ambiguitas leksikal yaitu

Penelitian ini hendak mengeksplorasi mengenai penerimaan diri pda penyandang disabilitas fisik yang dikarenakan oleh kecelakaan yang dahulu keadaan fisik

Nam un dem ikian pem bangunan infrast rukt ur w ilayah t ersebut m asih dihadapkan beberapa kelem ahan sepert i m asih kurang m erat anya pem bangunan infrast rukt ur,

Berdasarkan uraian hal yang melatarbelakagi kebutuhan Lonsum akan pembangunan aplikasi knowledge m anagem ent system berbasis web diatas, maka kami berupaya membangun suatu