• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5 Pengelolaan Sanitasi Pelabuhan Perikanan di Negara Lain

2.5.2 Pasar pelelangan ikan Tsukiji di Tokyo

Ikan yang dipasarkan di Jepang sebagian besar melaui proses pelelangan di Tokyo, Osaka, Shizuoka, Ichinomaki dan 55 pusat pelelanganyang tersebar di Jepang. Ikan yang berasal dari luar negeri dilakukan pemeriksaan di pelabuhan masuk oleh Divisi Sanitasi, Departemen Kesehatan. Harga ikan di pasar lelang Tsukiji Tokyo menjadi acuan untuk harga ikan di pasar-pasar ikan yang lebih kecil. Jumlah ikan yang terjual di pasar pelelangan ikan Tsukiji adalah 2.400 ton per hari, merupakan jumlah yang terbesar di dunia. Jumlahnya 80 kali dari yang dipasarkan di Muara Baru (30 ton) per hari. Jumlah sebanyak itu disiapkan untuk 12 juta penduduk Tokyo dan 33 juta orang yang bertempat tinggal di sekitar Tokyo. Pasar pelelangan ikan yang dikelola oleh pemerintah pusat tidak ada, namun dikelola oleh pemerintah daerah masing-masing. Luas tempat pelelangan ikan tuna beku 3.000 m2, sedangkan untuk pelelangan tuna segar 900 m2. Pemerintah daerah tidak berorentasi untuk memperoleh keuntungan. Sewa tempat pelelangan di pasar ikan 530 yen (pada tahun 2009) atau seharga Rp 5.864.354,6.00 per m2 per bulan. Pengelola pasar memperoleh 0,25% dari omset per bulan pelelangan ikan oleh toko-toko di dalam pasar ikan (Anonim 2010a).

Selanjutnya dikatakan bahwa pasar pelelangan ikan di Tsukiji merupakan pusat grosir ikan dan seafood terbesar di dunia. Pasar ini terletak di Tsukiji, Tokyo. Pasar Tsukiji merupakan tempat yang memiliki daya tarik bagi pengunjung asing. Pasar ini terletak di dekat stasiun Tsukijishijō di Toei Oedo Line dan stasiun Tsukiji di Tokyo Metro Hibiya Line. Ada dua bagian yang berbeda dari pasar Tsukiji secara keseluruhan, yaitu “pasar dalam” dan “pasar luar”. "Pasar dalam" (Jonai Shijo) adalah pasar grosir berlisensi, merupakan tempat lelang dan sebagian besar pengolahan ikan berlangsung, serta terdapat pedagang ikan berlisensi (sekitar 900 dari mereka) mengoperasikan warung kecil. "Pasar luar" (Jogai Shijo) adalah campuran toko-toko grosir dan eceran yang menjual berbagai kebutuhan dapur di Jepang, persediaan restoran, bahan makanan dari laut, dan terdapat banyak restoran, terutama restoran sushi.

Pasar pelelangan ikan Tsukiji dibuka paling pagi (kecuali hari Minggu dan hari libur lainnya) pukul 3:00 waktu setempat (WS) dengan kedatangan produk melalui angkutan kapal, truk dan pesawat dari seluruh dunia. Aktivitas yang

paling utama adalah bongkar muat beberapa ton tuna beku. Di tempat pelelangan (grosir, atau di Jepang dikenal sebagai oroshi gyōsha) dilakukan pengontrolan mutu dan penyiapan produk-produk yang masuk untuk dijual. Pembeli (berlisensi) yang berpartisipasi dalam lelang juga memeriksa ikan untuk memperkirakan ikan yang ingin mereka beli dengan harga yang sesuai. Kegiatan lelang biasanya mulai sekitar pukul 5:20 WS, penawaran hanya dapat dilakukan oleh peserta pembeli yang berlisensi. Penawar ini termasuk grosir menengah (nakaoroshi gyōsha) yang mengoperasikan kios di pasar dan pembeli berlisensi lain yang merupakan agen untuk restoran, perusahaan pengolah makanan, dan pengecer besar. Kegiatan lelang biasanya berakhir sekitar pukul 11:00 WS, setelah itu ikan yang telah dibeli diangkut dengan menggunakan truk untuk dikirim ke tempat tujuan berikutnya atau menggunakan gerobak kecil untuk dipindahkan ke berbagai toko di dalam pasar. Ada pemilik toko yang memotong-motong dan menyiapkan hasil tangkapan untuk diecer. Biasanya ikan besar, misalnya ikan tuna dan ikan todak, pemotongan dan persiapannya cukup rumit. Tuna beku dan ikan todak sering dipotong dengan gergaji besar, dan tuna segar dipotong dengan pisau panjang (panjangnya lebih dari satu meter) yang disebut hocho oroshi, maguro-bocho, atau hancho hocho. Aktivitas pasar paling padat yaitu sekitar pukul 5:30-8:00 WS, selanjutnya aktivitas menurun secara signifikan sesudahnya. Banyak toko yang mulai tutup sekitar pukul 11.00 WS, dan pasar ditutup untuk dibersihkan sekitar pukul 13:00 WS. Inspektur dari Pemerintah Kota Tokyo mengawasi kegiatan di pasar untuk menegakkan peraturan mengenai Food Hygiene (Anonim 2010b).

Demikian juga dikatakan bahwa berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan peningkatan jumlah pengunjung (termasuk masalah pengelolaan sanitasi seperti masalah pengendalian suhu yang disebabkan oleh masuk dan keluarnya sejumlah besar orang yang tidak berwenang, dan permasalahan dengan pengunjung yang menghambat aktivitas lelang dan aktivitas perdagangan lainnya), terutama pada kegiatan lelang yang diselenggarakan pagi hari di kawasan tuna grosir. Berdasarkan alasan ini, pengunjung saat ini tidak diizinkan untuk memasuki kawasan tuna grosir. Pengunjung akan diminta untuk sangat berhati-hati dan waspada saat mereka melakukan kunjungan ke pasar Tsukiji. Hal

ini bertujuan untuk mencegah segala jenis hambatan dalam kegiatan perdagangan dan untuk menjamin keamanan pangan, daerah ini tertutup bagi pengunjung dan tidak di perbolehkan masuk pada pagi hari karena pasar sangat sibuk dengan truk, forklift, dan kendaraan kecil yang bergerak di daerah sekitarnya. Pengunjung diperbolehkan masuk ke pasar sekitar pukul 09:00 WS. Sistem pelelangan ikan di pasar Tsukiji sudah modern, sistem komputarisasi yang diterapkan akan memberikan informasi lengkap mengenai berat, jenis ikan, dan kategori kualitas ikan yang sesuai dengan standar yang berlaku di Tokyo.

Pasar pelelangan ikan Tsukiji memainkan peranan penting dalam distribusi produk perikanan kepada warga Jepang. Pukul 03:00 WS pasar mulai menerima pengiriman ikan segar dan produk lainnya yang didatangkan dari berbagai belahan dunia dengan menggunakan truk, pesawat terbang maupun kapal sampai larut malam. Pukul 5:00 WS sebelum fajar, petugas melakukan persiapan untuk memulai kegiatan lelang, pedagang pembeli dengan hati-hati memeriksa kualitas barang dan estimasi harga. Pukul 05:20 WS ikan-ikan segera dilelang oleh juru lelang. Para pedagang pembeli membawa ikan-ikan yang mereka beli untuk dijual di kios-kios mereka sendiri. Pukul 8.00 WS pedagang pengecer memuat ikan-ikan yang mereka beli di tempat lelang atau dari pembeli ke dalam truk mereka dan membawanya kembali ke toko masing-masing di kota. Sekitar pukul 8:00 WS sampai pukul 10:00 WS banyak orang yang datang dan pergi di sekitar pelelangan pasar ikan yang mengakibatkan pasar tersebut menjadi sangat ramai. Pukul 11:00 WS para pedagang mulai merapikan toko mereka, hal ini menandakan waktu penutupan pasar sudah dekat. Pada pukul 13:00 WS, pasar dibersihkan. Tumpukan styrofoam dikumpulkan kemudian dibersihkan oleh truk sprinkler dengan penyemprotan air dan dibawa untuk di daur ulang. Pasar yang sudah dibersihkan siap dipakai lagi untuk transaksi pelelangan ikan di hari berikutnya (Anonim 2010c).

Selanjutnya disebutkan bahwa pasar pelelangan ikan Tsukiji merupakan sebuah tempat yang memiliki usaha yang serius dalam bidang perikanan, oleh karena itu penting bagi setiap pengunjung untuk tidak melakukan tindakan yang mengganggu dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:

1) Dilarang memasuki daerah yang tidak diperbolehlan, kecuali petugas yang berwenang;

2) Dilarang menghalangi lalu lintas;

3) Dilarang membawa tas besar atau koper ke pasar;

4) Dilarang memasuki pasar memakai sepatu atau sandal dengan hak tinggi; 5) Dilarang membawa anak kecil atau binatang peliharaan;

6) Dilarang merokok di pasar;

7) Dilarang menyentuh yang tidak diperbolehkan.

Pasar pelelangan ikan Tsukiji memiliki unit inspeksi sanitasi, unit ini melakukan pembimbingan, pengawasan, dan pemeriksaan terhadap ikan dan produk perikanan. Hal ini mengacu pada Undang-Undang Sanitasi Produk Makanan yang ditetapkan di Tokyo dalam rangka menjaga hygienitas produk perikanan. Unit sanitasi ini juga memiliki peran yang besar dalam mengelola kebersihan tempat pelelangan ikan, agar mutu ikan tetap terjaga (Anonim 2010d).

Sebagian besar negara-negara di dunia memiliki sistem untuk menjamin mutu ikan dan produk perikanan dengan ketentuan-ketentuan standar yang berlaku di negara masing-masing guna melindungi konsumen. Seperti halnya peraturan mengenai sanitasi tempat pelelangan ikan yang diterapkan oleh pasar Tsukiji di Tokyo, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ikan, distribusi dan konsumsi, serta membantu konsumen dalam pemilihan ikan yang layak konsumsi. Peraturan yang diterapkan di pasar Tsukiji ini disertai dengan pengawasan yang ketat dari pihak yang berwenang. Hal ini bertujuan agar peraturan yang sudah dibuat dapat diterapkan oleh seluruh pelaku pemasaran. Negara Indonesia sebenarnya sudah memiliki peraturan yang cukup bagus mengenai pengelolaan sanitasi pelabuhan perikanan khususnya di tempat pelelangan ikan, peraturan tersebut terdapat pada keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi, persyaratan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Dokumen terkait