• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasar Sebagai Pusat Interaksi Masyarakat

PERANAN PASAR SEI SIKAMBINGPADA MASYARAKAT DI SEKITAR SIMPANG SEI SIKAMBING MEDAN DARI TAHUN 1966-1993

4.2 Pasar Sebagai Pusat Interaksi Masyarakat

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan yang dimaksud berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Di dalam interaksi juga terdapat simbol, dimana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Proses interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.38

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antara orang perorangan, antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).

Adapun ciri-ciri dari interaksi sosial adalah:

38

Rahayu Ginintasasi, Interaksi Sosial, di akses dari, http://file.upi.edu/Direktori/ FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL .pdf, pada tanggal 11 Januari, pukul 20:21 WIB

Adanya pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang. Adanya komunikasi antar pelaku.

Ada dimensi waktu, dan Ada tujuan-tujuan tertentu.

Sebagaimana yang telah dijelaskan, Pasar Sei Sikambing bukan hanya merupakan sarana pemenuhan kebutuhan hidup, tempat bertemunya pedagang dan pembeli yang menyelenggarakan aktifitas jual beli barang atau jasa. Tetapi berperan juga sebagai ajang pertemuan diantara sesama pembeli, sesama pedagang dan antar masyarakat lainnya. Begitu juga mereka yang datang ke pasar pun berasal dari berbagai daerah. Pertemuan tersebut dengan sendirinya menimbulkan interaksi baik yang berhubungan langsung dengan masalah transaksi jual beli barang, maupun persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat. Seberapa jauh interaksi tersebut memberikan arti bagi masyarakat yang bersangkutan, dan hal ini tergantung pada frekuensi dari pertemuan dan tujuan masyarakat ke pasar.

Terdapat kecenderungan yang berbeda dari masyarakat pada frekuensinya pergi ke Pasar Sei Sikambing. Bagi masyarakat yang tinggal dekat dengan pasar dan masyarakat yang tinggal jauh dari pasar, frekuensi dan pola berbelanjanya cukup berbeda. Hal ini dikarenakan akses yang dimiliki masyarakat yang tinggal dekat dengan pasar memungkinkan masyarakat untuk lebih sering berbelanja ke pasar, dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal jauh dari pasar harus mengeluarkan dana yang lebih untuk transportasi dan waktu yang lama karena jarak tempuh ke pasar yang jauh. Di samping itu, mata pencaharian dari

masyarakat juga berpengaruh terhadap frekuensi pergi ke pasar, karena masyarakat yang ekonominya kuat bisa sesering mungkin berbelanja ke pasar ketimbang masyarakat yang ekonominya lemah.

Letak pemukiman dan mata pencaharian penduduk tidak menjadi indikator utama untuk melihat frekuensi dari masyarakat untuk berbelanja ke pasar. Hal ini dikarenakan, pola tiap-tiap masyarakat berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari berbeda-beda. Seperti halnya masyarakat yang memiliki ekonomi kuat belum tentu sama pola berbelanjanya, bisa jadi dikarenakan memiliki ekonomi yang kuat mereka dapat berbelanja hampir setiap harinya ke pasar, tanpa memikirkan biaya transportasi yang harus dikeluarkan. Namun, bisa juga dikarenakan memiliki ekonomi yang kuat masyarakat hanya dua maupun satu kali berbelanja ke pasar, karena mereka dapat berbelanja dalam jumlah yang banyak dan dapat menyimpan cadangan makanannya. Begitu juga dengan masyarakat yang memiliki ekonomi lemah, mereka yang merupakan buruh yang di gaji harian bisa berbelanja ke pasar setiap harinya, karena mereka hanya memiliki uang disaat mereka setelah bekerja. Sedangkan buruh harian lepas yang memiliki uang ketika dia mendapat pekerjaan, akan pergi berbelanja ke pasar ketika upah dari pekerjaan tersebut di dapat.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pertemuan dan interaksimasyarakat di pasar adalah letak pemukiman, mata pencaharian, dan pola hidup dari masyarakat itu sendiri. Buruh, pedagang, dan pegawai negeri merupakan mata pencaharian yang terbanyak di geluti oleh masyarakat di Kelurahan Sei Sikambing CII. Dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa masyarakat Kelurahan Sei Sikambing CII yang berprofesi demikian yang lebih sering berinteraksi di pasar.

Pasar sebagai salah satu pusat interaksi sangat berkaitan dengan kebudayaan masyarakat setempat. Pasar menjadi tempat masyarakat untuk saling menawarkan, mengenal dan mempertukarkan kebudayaan. Menurut E.B Taylor dalam Soerjono Soekamto (1987), kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu kompleksitas yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istidat, kemampuan dan kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.39 Dengan kata lain, kebudayaan mencakup keseluruhan yang diperoleh atau dipelajari oleh setiap manusia sebagai anggota masyarakat.

Di dalam pasar terjadi interaksi dari beberapa kebudayan yang berasal dari berbagai daerah, baik kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun pembeli yang datang ke pasar. Pertemuan pembeli dan penjual di pasar mengakibatkan pertemuan budaya yang berbeda dan saling mempengaruhi secara timbal balik sehingga terbentuk pengalaman kebudayaan yang baru. Pengalaman kebudayaan yang baru ini memerlukan pengertian setiap anggota masyarakat yang berinteraksi di pasar sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antara pembeli dan penjual maupun sesama pembeli dan penjual. Hal ini menjadikan komunikasi menjadi sarana yang sangat penting di dalam pasar. Kegiatan dan aktifitas di pasar akan berjalan dengan baik jika setiap orang yang berada di pasar menjalankan pola komunikasi yang baik. Adapun unsur-unsur komunikasi yang baik minimal

39

Soerjono, Soekamto, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1987, hal 154

harus memiliki sumber yang jelas, pesan yang akan disampaikan, saluran sebagai media komunikasi dan penerima pesan.

Pasar Sei Sikambing termasuk pasar yang ramai dikunjungi oleh pembeli. Dalam hal hubungan pedagang dan pembeli, hubungan yang terjalin hanya sebatas transaksi jual beli, meskipun para pedagang biasanya memiliki pembeli langganan yang sering berbelanja di kiosnya. Para pedagang harus menjalin hubungan yang baik dengan pembeli di pasar, pedagang harus cepat tanggap, persuasif, dan simpatik sehingga mampu menyesuaikan diri dengan calon pembeli yang heterogen.

Seperti yang telah di jelaskan bahwa di dalam pasar para pedagang dalam menjajakan barang dagangan tentu harus melakukan interaksi dengan pembeli. Hal yang di bicarakan umumnya adalah persoalan harga dan kualitas barang dagangan. Tujuan utama pembeli datang ke pasar ialah membeli bahan-bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan pedagang datang ke pasar dengan tujuan menjual barang dagangan agar memperoleh penghasilan. Agar tujuan masing-masing dapat tercapai maka keduanya harus melakukan interaksi, sehingga mendapat kesepakatan.

Terdapat suatu hal yang menarik pada komunikasi di antara pedagang dan pembeli, mereka terkadang sering menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi. Bahasa daerah yang di gunakan tergantung dari etnis pembeli dan pedagang, bisa jadi bahasa yang di gunakan adalah bahasa etnis si pembeli dan bisa jadi bahasa yang di gunakan adalah bahasa etnis dari pedagang. Hal ini di

terapkan agar pedagang dan pembeli merasa nyaman dalam berkomunikasi dan tujuan dari masing-masing tercapai. Menurut narasumber Ibu R. Simangunsong bahwa kecakapan yang dimiliki dalam berbahasa daerah kepada pelanggan di perolehnya melalui kebiasaan di pasar yang setiap harinya bersentuhan dengan masyarakat maupun pedagang yang berbeda etnis.40

Pedagang di Pasar Sei Sikambing berasal dari berbagai etnis yang beragam. Meskipun demikian, menurut Ibu R Simangunsong tidak pernah terjadi suatu pertengkaran atau kesenjangan sosial di antara pedagang yang di akibatkan oleh perbedaan etnis maupun agama. Pedagang di pasar saling kenal dan bahkan hapal tiap-tiap kios dan siapa pemiliknya. Di samping itu, di kesehariannya pedagang dalam menjajakan barang dagangannya selalu berinteraksi dengan sesama pedagang, apalagi pedagang yang kiosnya berdekatan. Sambil menunggu pembeli datang menghampiri kiosnya dan di saat makan siang, disinilah biasanya para pedagang saling berinteraksi.41

Hubungan komunikasi yang baik diantara pedagang mengakibatkan terjalinnya hubungan kekeluargaan yang erat. Para pedagang menyadari, meskipun berasal dari berbagai latar belakang budaya, agama, suku dan ras, mereka saling melengkapi dalam kegiatan pasar. Sehingga hubungan yang terjalin lebih dari sekedar kesamaan jenis pekerjaan sebagai pedagang di pasar tradisional. Hal ini dapat terlihat dari hadirnya para pedagang dalam bebagai kegiatan

40

Wawancara, R. Simangunsong, Pedagang, Medan, 12 November 2012 41

pedagang lain seperti pernikahan anak dari pedagang, hari-hari besar keagamaan, dan lainnya.

4.3 Pasar Sebagai Pusat Informasi

Informasi adalah data yang sudah dioah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumberinformasi. Data belum memiliki nilai sedangkan informasi sudah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih besar dibanding biaya untuk mendapatkannya.42 Kata informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu. Manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang selalu ingin dibagikan kepada orang lain. Pengalaman atau pengetahuan yang dikomunikasikan kepada orang lain tersebut merupakan pesan atau informasi, jadi pesan atau informasi menuntut adanya kehadiran pihak lain.

Sebagaimana yang diketahui bahwa informasi tidak hanya di dapat melalui media cetak dan media elektronik, tetapi informasi dapat di peroleh melalui berkomunikasi dengan seseorang. Pasar yang merupakan pusat interaksi, sering di jadikan masyarakat sebagai media untuk memperoleh informasi. Hal ini dikarenakan, hasil interaksi masyarakat di pasar sering juga berupa pertukaran informasi, baik itu terkait barang dagangan, harga barang dagangan, ide-ide baru, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Sama halnya dengan pasar-pasar lainnya di Kota Medan, Pasar Sei Sikambing juga dijadikan masyarakat sebagai sarana memperoleh informasi. Hal ini dikarenakan bahwa pada rentang waktu tahun 1966-1993 media cetak dan

42

Kusrini dan Andri Koniyo, Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basicdan Microsoft SQL Server. Yogyakarta, C.V ANDI, 2007, hal 3

elektronik belum berkembang pesat seperti saat ini. Biasanya masyarakat yang mempunyai informasi baik di dapat melalui radio, televisi, koran dan sebagainya menyampaikan informasi kepada siapa saja yang dia kenal di pasar. Dari pembicaraan seperti itu, akhirnya berkembang menjadi pokok pembicaraan bersama di pasar.

Sebagaimana yang diketahui bahwa pasar merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat, apalagi informasi itu terkait harga barang dagangan. Penetapan harga barang dilakukan oleh pihak pemerintah, dan hal ini biasanya dilakukan melihat kondisi perpolitikan dan perekonomian negara. Tidak terdapat suatu waktu yang pasti dari pemerintah tentang penetapan harga barang di pasaran, dan hal inilah yang membuat masyarakat untuk selalu mencari informasi terkait harga barang di pasar.

Baik pedagang dan pembeli selalu mencari informasi terkait harga barang, apakah naik, turun, atau harga barang tersebut stabil. Hal ini dilakukan agar mereka tidak ada yang merasa dirugikan, apalagi pedagang yang telah mengeluarkan modal untuk membeli barang dagangan. Jika harga barang turun maka pedagang akan mengalami kerugian, apalagi harga turun secara drastis sehingga untuk mendapatkan modal dari hasil jualan pun tidak diperolah. Namun, apabila harga barang naik maka pedagang akan mengalami laba yang besar.

Bagi para petani yang merupakan pemasok barang di pasar tradisional, informasi terkait harga barang sangatlah berpengaruh pada pendapatan. Jika harga barang naik dan hasil panen baik, maka petani akan mendapatkan laba yang besar.

Namun jika harga turun, maka pendapatan petani akan berkurang dan bahkan mendapat kerugian dikarenakan harga jual hasil tani tidak sesuai yang diharapkan.

Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Pasar Sei Sikambing dan masyarakat lainnya, memperoleh informasi tentang harga barang di pasar dapat menjadi faktor untuk mengontrol pemasukan dan pengeluaran. Jika harga barang naik, maka masyarakat akan menghemat pengeluaran dan biasanya masyarakat mengurangi porsi belanjaan, apalagi masyarakat yang bermukim di Kelurahan Sei Sikambing CII kebanyakan golongan ekonomi menengah kebawah.

Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian, dimana sebagian besar dari masyarakat menggantungkan hidupnya pada keberadaan pasar. Pasar merupakan sarana yang sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk berdagang, karena di pasar pedagang tidak perlu khawatir terhadap tidak adanya konsumen. Konsumen dari pasar adalah masyarakat yang berada di sekitar pasar tersebut.

Pada pasar banyak kita dapati informasi tentang dagang, baik itu dari harga, barang dagangan, minat dan kemampuan dari pembeli terhadap suatu barang. Masyarakat pada umumnya berbelanja di pasar juga mencari tahu informasi terkait barang dagangan, apalagi barang tersebut merupakan barang yang akan di beli. Hal ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan barang yang bagus, masih baru, dan mereka nantinya akan senang menggunakannya. Di samping itu, biasanya masyarakat juga selalu mencari informasi terkait barang dagangan yang baru di pasar, semisal buah durian yang dijual di pasar pada saat tertentu. Pada saat durian di jual di pasar dan di saat berbelanja masyarakat

biasanya mencari tahu kepada pedagang tentang jenis, harga, dan darimana durian tersebut berasal.

Seperti yang diketahui bahwa pada pasar juga sering di jual barang dagangan yang tidak sehat dikarenakan banyak yang mengandung zat kimia yang tidak bisa di cerna oleh tubuh seperti bakso, tahu, mie kuning dan sebagainya. Untuk itu masyarakat harus juga harus selalu tanggap pada informasi terkait barang dagangan agar dapat menyesuaikan diri dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup.

BAB V KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Pasar Sei Sikambing adalah sebuah pasar yang berlokasi di Kelurahan Sei Sikambing CII Kecamatan Medan Helvetia dan terletak pada koordinat 3º 35’ 28” Lintang Utara dan 98º38’ 35” Bujur Timur. Pasar ini didirikan oleh sekelompok masyarakat dari Kelurahan Sei Sikambing CII pada tahun 1966. Penamaan Sei Sikambing pada pasar ini berasal dari lokasi pasar yang berada di antara tiga kelurahan yang juga menggunakan nama Sei Sikambing.

Kehadiran Pasar Sei Sikambing sangat berpengaruh bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Dahulu sebelum pasar ini ada para masyarakat berbelanja ke Pasar Sentral untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Setelah kehadiran pasar, masyarakat tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan biaya yang lebih berbelanja ke Pasar Sentral. Pasar ini sudah menjadi pilihan bagi masyarakat di sekitar lokasinya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, bagi sebagian masyarakat pasar ini sebagai sarana yang menyediakan lapangan pekerjaan seperti pedagang, kuli angkut, dan juru parkir.

Dalam perkembangannya Pasar Sei Sikambing telah beberapa kali berganti wajah. Hal ini sejalan dengan terjadinya berberapa kali pergantian estapet pengelola pasar. Wajah awal pasar ini adalah kios-kios berjumlah sekitar 60 kios, beratap seng, berlantai tanah, yang di bangun oleh panitia pembangunan pasar pertama. Kemudian oleh panitia selanjutnya dibangun sekitar 30 kios di sebelah kanan bangunan awal pasar. Dan selanjutnya oleh Dinas Pasar Kota Medan di

renovasi ulang kios dan struktur bangunan pasarnya menjadi pasar yang lebih rapi dan nyaman.

Lokasi pasar yang strategis dan adanya sarana transportasi umum yang beroperasi melewati Pasar Sei Sikambing seperti Bemo, Kobun, dan Sudako turut membantu pasar ini dalam mewujudkan fungsinya bagi masyarakat. Hal ini mempermudah akses masyarakat yang bermukim di luar Kelurahan Sei Sikambing CII untuk menjangkau keberadaan pasar. dan kebutuhan dari masyarakat mudah terpenuhi. Sarana transportasi ini juga yang digunakan oleh pedagang untuk berbelanja barang dagangan ke Pasar Sentral.

Disamping berbelanja kebutuhan sehari-hari, biasanya masyarakat yang datang ke Pasar Sei Sikambing juga berinteraksi dengan pedagang dan masyarakat yang juga sedang berbelanja. Dalam berinteraksi dengan sesamanya, masyarakat biasanya saling berbagi informasi yang diketahui seputar pembicaraan yang sedang mereka lakukan. Maka tak jarang bahwa setelah pulang dari pasar masyarakat banyak mendapat informasi yang tadinya di peroleh dari pasar dan bertambahnya kenalan yang merupakan hasil interaksi di pasar.

Sejak kehadirannya hingga sekarang Pasar Sei Sikambing sudah dijadikan masyarakat di sekitarnya sebagai sebuah sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sarana yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat, sarana berinteraksi dengan sesama masyarakat yang berbelanja maupun dengan pedagang di pasar, serta sarana untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang saat itu.

5.2 Saran

Pasar Sei Sikambing adalah salah satu pasar tradisional di Kota Medan yang masih beroperasi hingga saat ini.Kehadiran pasar ini telah membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi pasar, baik itu dari sisi perekonomian, sosial, dan budaya. Untuk itu hendaklah bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada pasar dapat menjaga kebersihan, merawat bangunan, serta menjaga keamanan pasar. Supaya keberadaan pasar tetap terjaga dan masyarakat merasa aman dan nyaman ketika berbelanja ke pasar.

Peran serta Pemerintah Kota Medan yang merupakan pengelola Pasar Sei Sikambing sangat dibutuhkan untuk menjaga keberadaan pasar. Pemerintah dan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan diharapkan mampu memberikan suatu tindakan yang nyata dalam mengelola pasar, seperti membuat suatu peraturan/sanksi yang nantinya menjadi petunjuk bagi pedagang dalam menjalankan aktifitasnya di pasar. Hal ini dikarenakan masih banyaknya pedagang yang menjajakan dagangannya di pinggiran jalan depan pasar, yang mengakibatkan lalu lintas di depan pasar macet.

Dalam menjaga keberadaan serta perkembangan Pasar Sei Sikambing agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern, diharapkan adanya kerjasama masyarakat dengan pemerintah. Pemerintah yang merupakan pembuat kebijakan diharapkan mampu memberikan fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung keberlangsungan pasar, dan masyarakat diharapkan mampu menjaga fasilitas dan sarana telah ada. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Pasar Sei Sikambing akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Dokumen terkait