• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Pasar Sei Sikambing Dari Tahun 1966-1993 Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah Pasar Sei Sikambing Dari Tahun 1966-1993 Chapter III V"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERKEMBANGAN PASAR SEI SIKAMBING TAHUN 1966-1993

3.1 Aktivitas Pasar

Biasanya pasar tradisional beraktifitas dalam batas-batas waktu tertentu,

seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. Pasar tradisional

biasanya dikelola oleh pemerintah maupun swasta, fasilitas yang tersedia biasanya

merupakan bangsal-bangsal, loods-loods, gudang, toko-toko, stand-stand atau

kios-kios, toilet umum pada sekitar pasar tradisional. Pada pasar tradisional proses

jual beli terjadi secara manusiawi dan berkomunikasi dengan nilai-nilai

kekeluargaan yang tinggi.

Pasar menurut kegiatannya dapat digolongkan dalam :

a. Pasar eceran yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran

barang atau pemberian jasa secara eceran atau retail.

b. Pasar grosir yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran

barang dalam jumlah besar.

c. Pasar induk yaitu pasar yang menjadi pusat pengumpulan, pelelangan,

penyimpanan bahan pangan untuk akan disalurkan kepada grosir dan

pusat pembelian lainnya.19

19

(2)

Dari ketiga penggolongan pasar di atas, maka dapat di katakan bahwa

Pasar Sei Sikambing merupakan pasar eceran. Seperti yang telah di jelaskan pada

bab sebelumnya, bahwa dari sebelum di bangunnya Pasar Sei Sikambing hingga

pasar di kelola oleh Dinas Pasar Kota Medan, pedagang di pasar ini menjajakan

barang dagangan dalam jumlah yang relatif kecil, dan konsumennya adalah

masyarakat yang bermukim di Kelurahan Sei Sikambing C II dan sekitarnya.

Seperti yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya, barang dagangan di

pasar ini berasal dari daerah sekitar Kota Medan, seperti Kabanjahe, Tanjung

Anom, Pasar Induk, Belawan, dan sentra pertanian lainnya yang berada di

Sumatera Utara, dan hal ini sudah berlangsung sejak awal berdirinya pasar.

Adapun petani dari berbagai daerah tidak datang langsung ke Pasar Sei

Sikambing, namun melalui agen atau pedagang perantara, baik itu dari pasar

induk, maupun pedagang perantara yang datang langsung ke pasar. Meskipun

semenjak tahun 2000-an, menurut Bapak M. Surbakti yang merupakan salah satu

narasumber, untuk barang-barang industri seperti sabun, minyak goreng, dan

sebagainya telah banyak sales yang datang langsung ke pasar Sei Sikambing

untuk menawarkan dan menjual produk mereka. Namun tidak untuk

produk-produk pertanian, seperti sayur, ikan, dan buah, saluran pemasarannya masih

seperti dahulu, melalui agen atau pedagang perantara.20

Sudah sewajarnya sejak awal berdirinya pasar Sei Sikambing, nuansa

persaingan dagang pasti terjadi dikalangan pedagang, namun hal ini tidak

membawa suatu konfik yang dapat membawa perselisihan. Para pedagang

20

(3)

menyadari betul bahwa persaingan yang ada hanya dalam hal memberikan

pelayanan yang terbaik kepada pembeli baik dari segi kuantitas dan kualitas

produk. Secara tersirat para pedagang memegang prinsip agar tidak merugikan

pedagang lainnya, dengan tetap menjaga stabilitas harga, dimana tidak ada

pedagang yang menjual produk dagangannya jauh lebih murah dibandingkan

harga pasar.

Semenjak di kelola oleh Dinas Pasar, Pasar Sei Sikambing merupakan

salah satu pasar yang cukup besar di Kota Medan, dilihat dari jumlah kios yang

ada pada pasar, jumlah pedagang, dan barang dagangan yang tersedia cukup

bervariasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu R. Simangunsong, pada awal

berdirinya pedagang di pasar ini pada umumnya mengusahakan dagangannya

secara pribadi, namun semenjak pertengahan tahun 1980-an seiring meningkatnya

aktivitas ekonomi di pasar ini, banyak pedagang yang mulai mempekerjakan

tenaga tambahan untuk membantu mengelola dagangannya.21 Keadaan ini berlangsung pada pasar hingga tahun 1993, masih banyak terdapat kuli angkut

barang dan pekerja yang membantu pedagang untuk menjajakan dagangannya.

Dari hal ini dapat dikatakan bahwa Pasar Sei Sikambing selain menjadi pusat

ekonomi juga merupakan sarana penyedia lapangan kerja.

Dari Pasar di kelola oleh panitia pertama hingga Dinas Pasar, terdapat

perkembangan aktifitas di Pasar Sei Sikambing. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

pedagang di pasar. Dalam sejarah berdirinya Sei Sikambing terdapat kurang lebih

tiga kali penambahan kios, dan ini menandakan bahwa semakin bertambahnya

21

(4)

jumlah pedagang di pasar. Dari jumlah pedagang yang semakin lama semakin

bertambah maka dapat dikatakan bahwa pasar mengalami peningkatan aktifitas

jual beli.

Salah satu permasalahan dalam aktifitas keseharian para pedagang dan

pembeli di pasar ini dari awal berdirinya pasar sampai hingga tahun 1993 adalah

banyaknya sampah dagangan yang berserakan di sekitar pasar sehingga

menimbulkan situasi yang tidak nyaman disekitar pasar. Keadaan ini berlangsung

setiap hari, sehingga sampah-sampah tersebut menumpuk dan menyebabkan

aroma yang tidak sedap. Hal ini menjadi perhatian khusus Dinas Pasar ketika

mulai mengelola dan memperbaiki sarana dan infrastruktur Pasar Sei Sikambing.

Sehingga Dinas Pasar mengadakan petugas kebersihan pasar yang bekerja setiap

harinya setelah pasar tutup, dan menyediakan tempat sampah yang layak disekitar

pasar. Hal ini cukup mempengaruhi, pasar yang tadinya sangat kotor dan

beraroma tidak sedap, mulai terlihat lebih bersih dan nyaman dari yang

sebelumnya. Meskipun demikian kebijakan Dinas Pasar ini tidak mempengaruhi

para pedagang dan pembeli untuk lebih memperhatikan kebersihan pasar, mereka

lebih mengandalkan petugas kebersihan ketimbang kesadaran akan kebersihan

pasar.

3.2 Sarana Transportasi dan Komunikasi

Transportasi merupakan kebutuhan kedua atau kebutuhan turunan dari

kebutuhan ekonomi masyarakat. Peranan transportasi pada pembangunan wilayah

(5)

hubungan antar berbagai wilayah. Transportasi sendiri terjadi karena tidak

selamanya aktifitas manusia dapat dilakukan di tempat tinggalnya, maka dari itu

telah disebutkan bahwa seluruh aktifitas manusia cenderung kearah pemenuhan

kebutuhan pokok dimana membutuhkan ruang gerak sehingga transportasi

merupakan turunan dari pemenuhan kebutuhan ekonomi.22

Transportasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini di karenakan masyarakat

dalam menjalani aktifitas kesehariannya dan dalam pemenuhan kebutuhan hidup

sehari-hari membutuhkan sarana transportasi. Jadi dapat dikatakan bahwa,

transportasi yang baik dan lancar akan mempengaruhi perkembangan sosial

ekonomi masyarakat, juga akan memberikan dampak positif terhadap

perkembangan suatu daerah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, transportasi adalah pengangkutan

barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi.23 Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa sarana transportasi digunakan oleh

manusia sebagai alat untuk memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke

tempat lain. Dalam pengertian ini juga dapat dikatakan bahwa proses

berlangsungnya aktifitas berjualan di Pasar Sei Sikambing sangat di pengaruhi

oleh keberadaan sarana transportasi.

22

Rudi Aziz dan Asrul, Pengantar Sistem dan Perencanaan Transportasi, Yogyakarta: Deepublish. 2014, hal 5

23

(6)

Pada tahun 1966 sarana transportasi yang beroperasi di Kota Madya

Medan belum berkembang pesat. Hal ini di lihat dari hanya terdapat beberapa

sarana transportasi kota yang beroperasi. Begitu juga halnya dengan sarana

transportasi yang beroperasi melewati Pasar Sei Sikambing tidak seramai seperti

saat ini, meskipun telah ada sarana transportasi yang menjadi penghubung

pembeli dan penjual dalam bertransaksi di pasar ini. Sesuai data yang diperoleh

dari narasumber Bapak M. Surbakti, pada masa awal berdirinya Pasar Sei

Sikambing terdapat beberapa sarana transportasi darat yang mendukung pembeli

untuk datang berbelanja, yakni Bemo, Kobun, dan Sudako. Sarana transportasi

tersebut merupakan sarana transportasi kota yang beroperasi di Kota Madya

Medan, juga sarana yang menjadi penghubung kecamatan-kecamatan yang ada di

Kota Madya Medan. Sarana ini juga merupakan sarana transportasi yang biasa di

gunakan masyarakat untuk menjalankan aktifitas kesehariannya selain kendaraan

pribadi, seperti sepeda motor dan mobil.24

Meskipun sarana transportasi yang beroperasi masih tergolong minim,

aktifitas pasar tetap berjalan sebagaimana pasar-pasar lainnya di Kota Madya

Medan. Sebagai mana yang di jelaskan di atas, bahwa sarana transportasi yang

ada pada saat itu merupakan sarana transpotasi yang di gunakan masyarakat dalam

kesehariannya. Begitu juga untuk proses pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari,

masyarakat juga menggunakan sarana transportasi yang ada untuk pergi

berbelanja ke pasar. Tidak sedikit masyarakat yang bermukim di sekitar

24

(7)

Pada tahun 1966 sarana transportasi yang beroperasi di Kota Madya

Medan belum berkembang pesat. Hal ini di lihat dari hanya terdapat beberapa

sarana transportasi kota yang beroperasi. Begitu juga halnya dengan sarana

transportasi yang beroperasi melewati Pasar Sei Sikambing tidak seramai seperti

saat ini, meskipun telah ada sarana transportasi yang menjadi penghubung

pembeli dan penjual dalam bertransaksi di pasar ini. Sesuai data yang diperoleh

dari narasumber Bapak M. Surbakti, pada masa awal berdirinya Pasar Sei

Sikambing terdapat beberapa sarana transportasi darat yang mendukung pembeli

untuk datang berbelanja, yakni Bemo, Kobun, dan Sudako. Sarana transportasi

tersebut merupakan sarana transportasi kota yang beroperasi di Kota Madya

Medan, juga sarana yang menjadi penghubung kecamatan-kecamatan yang ada di

Kota Madya Medan. Sarana ini juga merupakan sarana transportasi yang biasa di

gunakan masyarakat untuk menjalankan aktifitas kesehariannya selain kendaraan

pribadi, seperti sepeda motor dan mobil.24

Meskipun sarana transportasi yang beroperasi masih tergolong minim,

aktifitas pasar tetap berjalan sebagaimana pasar-pasar lainnya di Kota Madya

Medan. Sebagai mana yang di jelaskan di atas, bahwa sarana transportasi yang

ada pada saat itu merupakan sarana transpotasi yang di gunakan masyarakat dalam

kesehariannya. Begitu juga untuk proses pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari,

masyarakat juga menggunakan sarana transportasi yang ada untuk pergi

berbelanja ke pasar. Tidak sedikit masyarakat yang bermukim di sekitar

24

(8)

Kecamatan Medan Helvetia saat itu berbelanja ke Pasar Sei Sikambing

menggunakan Bemo, Kobun, dan Sudako sebagai sarana transportasi mereka.

Para pedagang di Pasar Sei Sikambing dalam hal pemenuhan barang

dagangannya juga menggunakan sarana transportasi kota yang ada, namun ada

juga sebagian dari pedagang yang menggunakan becak barang. Seperti yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa pada masa-masa awal berdirinya pasar

para pedagang di Pasar Sei Sikambing membeli barang dagangannya dari pasar

Sentral Kota Madya Medan dan ada juga sebagian yang di beli dari para petani

Tanjung Anom dan Kabanjahe. Para pedagang yang biasanya membeli barang

dari Pasar Sentral menggunakan sarana transportasi kota dan becak barang untuk

mengangkut barang yang telah di beli dan akan dijajakan di Pasar Sei Sikambing.

Sementara para pedagang yang membeli barang dagangan dari petani yang berasal

dari Tanjung Anom dan Kabanjahe biasanya langsung berkomunikasi dengan

pedagang perantara yang berasal dari tiap-tiap daerah tersebut, para pedagang

tersebutlah yang nantinya langsung mengantarkan hasil pertanian ke Pasar Sei

Sikambing.

Pada tahun 1990-an, transportasi umum mulai berkembang di Kota

Madya Medan. Berbagai macam sarana transportasi angkutan kota sudah

memenuhi jalan-jalan di Kota Madya Medan. Hal ini memberikan dampak yang

sangat besar terhadap kemajuan dan perkembangan Pasar Sei Sikambing. Dengan

semakin banyaknya sarana transportasi yang berkembang di Kota Madya Medan,

maka semakin banyak pula masyarakat dan pedagang yang melakukan aktivitas

(9)

Pada periode waktu 1990-an hingga saat ini para pedagang di Pasar

Sentral telah menggunakan mobil jenis pick-up untuk melayani pembeli yang juga

para pedagang yang berasal dari pasar-pasar lainnya di Kota Madya Medan,

termasuk pedagang yang berasal dari Pasar Sei Sikambing. Hal ini guna

memotong ongkos pengiriman dan mempermudah dalam pengiriman barang.

Layanan ini diberikan untuk pembeli dalam jumlah yang banyak, seperti

narasumber Ibu Odor Mariati Saragih yang mulai pada periode waktu yang sama

biasanya membeli barang dagangannya (pakaian) ke Pasar Sentral Kota Madya

Medan dengan jumlah yang besar. Barang dagangan yang beliau beli selalu

diantar langsung ke Pasar Sei Sikambing setelah terdapat kesepakatan harga

dengan pedagang Pasar Sentral.25

Perkembangan transportasi juga mendukung akses bagi para masyarakat

yang biasanya berbelanja di Pasar Sei Sikambing. Seperti yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya bahwa Pasar Sei Sikambing adalah pasar yang selalu

beroperasi setiap hari. Berhubungan dengan semakin berkembangnya sarana

transportasi di Kota Madya Medan pada tahun 1990-an maka masyarakat semakin

dipermudah untuk berbelanja, sebab kapan pun masyarakat ingin berbelanja ke

pasar sarana transportasi umum sudah selalu tersedia, apalagi masyarakat yang

telah memiliki kendaraansepeda motor yang pada saat itu sudah mulai

berkembang.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perkembangan transportasi

sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi di Pasar Sei Sikambing. Akses

25

(10)

jalan dan transportasi yang lancar, baik, dan waktu tempuh yang lebih singkat

telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap kemajuan dan

perkembangan Pasar Sei Sikambing. Peranan transportasi semakin penting sejalan

dengan tingkat kemajuan ekonomi dan kemakmuran daerah. Hal ini terkait

dengan transportasi yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pribadi dan

ekonomi masyarakat setempat.

Pasar yang merupakan arena pergaulan sosial mempunyai peranan

sebagai pusat kebudayaan. Karena dalam kegiatannya pasar menjadi kumpulan

berbagai nilai sosial budaya baru sebagai akibat terjadinya pergaulan sosial antar

warga masyarakat yang masing-masing membawa budayanya. Pergaulan sosial di

pasar melibatkan pedagang dengan pedagang, pembeli dengan pembeli, penjual

jasa (buruh) dengan pedagang, pedagang dengan petugas pasar dan antar warga

masyarakat pengunjung pasar.

Pergaulan dan interaksi yang terjadi di pasar, berasal dari masyarakat

yang beragam suku bangsa adalah awal dari pertukaran budaya masing-masing.

Pergaulan antar individu yang memiliki pengetahuan kebudayaan yang berbeda di

dalam pasar, akhirnya berusaha untuk saling mengisi dan mempengaruhi agar

diperoleh kesamaan pandangan. Kesamaan pandangan disini berarti pertautan

kebudayaan yang tadinya berbeda dapat diselaraskan dengan kehidupan

masyarakat bersangkutan. Dengan demikian identitas budaya yang muncul dari

adanya proses hubungan itu harus selalu dapat serasi dengan sosial budaya yang

satu dengan yang lainnya. Apabila tidak terdapat keserasian seperti yang

(11)

berpengaruh. Berpengaruh atau tidaknya pergaulan sosial tersebut akan terlihat

pada pergaulan antar warga di pasar yang terdiri dari beragam kelompok sosial

budaya.26

Di dalam pasar sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, merupakan

sarana pertemuan antar masyarakat yang beragam suku. Disana mereka berperan

sebagai pedagang dan pembeli, namun di luar pasar mereka berstatus sebagai

penduduk biasa yang dalam aktifitas kesehariannya senantiasa harus

berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Kegiatan di luar pasar juga

sering dilaksanakan secara bersama-sama dalam masalah sosial budaya. Demikian

pula halnya di pasar, mereka juga saling membantu dalam usaha melancarkan

pemenuhan kebutuhan masing-masing.

Dalam pasar tradisional transaksi barang tidak dapat ditarik menurut

perspektif bahwa dalam berdagang harus selalu memperoleh keuntungan yang

maksimal dan kerugian yang minimal. Seorang pedagang tidak sekedar menerima

uang dan pihak lain menerima barang, tetapi terdapat kebutuhan sosial yang ingin

didapat dari pihak lain, yakni penghargaan yang bersifat timbal balik dalam

hubungan yang setara, terjalin ikatan hubungan personal emosional. Demikian

juga dengan konsumen atau pelanggan, tidak semata mendapat sesuatu barang

yang diperlukan tetapi terdapat kepuasan lain, diantaranya tempat dan dengan

siapa penjual yang dihadapinya. Dalam budaya masyarakat timur, berbelanja

sambil bersosialisasi adalah lebih menjadi preferensi dari pada berbelanja secara

individualis, maka berbelanja sambil tukar bicara adalah salah satu modus pemuas

26

(12)

kebutuhan, atau sebagai salah satu bagian yang menyertai komoditi yang harus

dipenuhi.

Pasar Sei Sikambing yang merupakan sarana pemenuhan kebutuhan

hidup bagi masyarakat di sekitar Kelurahan Sei Sikambing C II, sangat berperan

mempertemukan antar warga masyarakat yang memiliki berbagai macam

kepentingan. Mengingat jumlah masyarakat yang bermukim di sekitar pasar

banyak, dan Pasar Sei Sikambing juga beroperasi setiap hari tentu akan

berpengaruh pada interaksi masyarakat. Oleh karena itu fungsi Pasar Sei

Sikambing sebagai sarana komunikasi bagi masyarakat di sekitar berjalan dengan

baik.

Pada Pasar Sei Sikambing pembeli dan penjual berkomunikasi secara

langsung, secara bertatap muka satu sama lain. Proses komunikasi yang umumnya

terjadi adalah tawar-menawar antara pembeli dan penjual, menanyakan harga

dan kualitas barang yang dijual oleh penjual, membahas isu yang sedang hangat di

perbincangkan masyarakat antara penjual dan pembeli, penjual dengan penjual,

ataupun pembeli dengan pembeli. Komunikasi yang terjadi di pasar ini bersifat

langsung, sehingga lebih efektif. Pola komunikasi di Pasar Sei Sikambing tidak

mengalami perubahan yang berarti sepanjang tahun 1966-1993.

3.3 Pengelolaan Pasar Sei Sikambing

Pasar tradisional merupakan pusat aktivitas sebagian besar masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan sandang, pangan,

(13)

mengalami perkembangan dan semakin banyak pula masyarakat yang

menggantungkan hidupnya dari keberadaan pasar tradisional tersebut. Untuk itu

pengelolaan pada pasar tradisional harus senantiasa di perhatikan oleh Pemerintah

Daerah dan pengelola pasar.

Pasar sebagai sebuah sarana publik harus di kelola dengan baik agar

memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Adapun tujuan pengelolaan

pasar tradisional adalah:

1. Menciptakan pasar tradisional yang tertib, teratur, aman, bersih dan

sehat.

2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

3. Menjadikan pasar tradisional sebagai penggerak roda perekonomian

daerah, dan

4. Menciptakan pasar tradisional yang berdaya saing dengan pusat

perbelanjaan dan toko modern.27

Dalam mengelola suatu pasar diperlukan unsur-unsur penunjang pasar,

yakni pihak-pihak yang berwenang dan berperan dalam aktivitas perdagangan

suatu pasar. Unsur tersebut meliputi:

1. Pemerintah.

Pemerintah wajib menjaga dan mengatur kestabilan perekonomian

serta kelanjutan ekonomi pembangunan, salah satunya adalah dengan

menguasai sektor perpasaran dengan mengelola, menentukan

27

(14)

klasifikasi pasar, membuat pajak pasar pada lingkup wilayah

pengawasannya. Pembangunan bentuk fisik pasar biasanya dilakukan

dengan menggunakan Anggaran Daerah atau Inpres.

2. Bank

Bank berperan untuk membantu dalam pembiayaan bangunan dan

memberikan modal untuk para pedagang, contohnya pelaksanaan

pembangunan pasar inpres, yang dibiayai melalui bank pemerintah,

memberikan pinjaman kredit bagi para pedagang kecil yang

disalurkan melalui bank pemerintah seperti BNI, BRI dan lainnya.

3. Swasta

Swasta merupakan para pedagang itu sendiri atau pelaksana

(kontraktor) yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip

pembangunan fasilitas pasar dibiayai oleh dana dari masyarakat dan

akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk lain.28

Menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu

pengelolaan pasar yang baik seyogyanya diikuti oleh suatu ukuran keberhasilan.

Karena itu indikator pengelolaan pasar yang berhasil perlu mengikuti kaidah di

bawah ini:

1. Manajemen yang transparan dan profesional.

Konsekuen dengan peraturan yang ditegakkannya dan tegas dalam

menegakkan sanksi jika terjadi pelanggaran.

2. Keamanan.

28

(15)

Satuan pengamanan pasar bekerja dengan penuh tanggung jawab dan

bisa melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para

penyewa/pedagang. Para penghuni memiliki kesadaran yang tinggi

untuk terlibat dalam menjaga keamanan bersama.

3. Sampah.

Sampah tidak bertebaran di mana-mana dan tong sampah tersedia di

banyak tempat, sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk

membuang sampahnya. Pembuangan sampah sementara selalu tidak

menumpuk dan tidak membusuk, karena selalu diangkut oleh armada

pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir secara berkala.

4. Ketertiban.

Terciptanya ketertiban di dalam pasar karena para pedagang telah

mematuhi semua aturan main yang ada dan dapat menegakkan disiplin

serta bertanggung jawab atas kenyamanan para pengunjung atau

pembeli.

5. Pemeliharaan.

Pemeliharaan bangunan pasar dapat dilakukan baik oleh pedagang

maupun pengelola. Dalam hal ini telah timbul kesadaran yang tinggi

dari pedagang untuk membantu manajemen pasar memelihara sarana

dan prasarana pasar seperti saluran air, ventilasi udara, lantai pasar,

(16)

6. Pasar sebagai sarana/fungsi interaksi sosial.

Pasar yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari

berbagai suku di tanah air menjadi sarana yang penting untuk

berinteraksi dan berekreasi. Untuk itu perlu menciptakan suasana

damai dan harmonis di dalam pasar.

7. Pemeliharaan pelanggan.

Para penjual memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga agar

para pelanggan merasa betah berbelanja dan merasa terpanggil untuk

selalu berbelanja di pasar. Tidak terjadi penipuan dalam hal

penggunaan timbangan serta alat ukur lainnya. Harga kompetitif

sesuai dengan kualitas dan jenis barang yang dijual, serta selalu

tersedia sesuai kebutuhan para pelanggan.

8. Produktifitas pasar cukup tinggi.

Pemanfaatan pasar untuk berbagai kegiatan transaksi menjadi optimal.

Terjadi pembagian waktu yang cukup rapi dan tertib:

• Pukul 05.30 s/d 09.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi para

pedagang kaki lima khusus makanan sarapan/jajanan pasar.

• Pukul 04.00 s/d 17.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi para

pedagang kios & lapak dan penjualan makanan khas.

• Pukul 06.00 s/d 24.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi para

pedagang Ruko.

• Pukul 16.00 s/d 01.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi para

(17)

9. Penyelenggaraan kegiatan (event).

Sering diselenggarakan kegiatan peluncuran produk-produk baru

dengan membagikan berbagai hadiah menarik kepada pengunjung. Ini

dilakukan bekerja sama dengan pihak produsen.

10. Promosi dan Hari Pelanggan.

Daya tarik pasar tercipta dengan adanya karakteristik dan keunikan

bagi pelanggan. Daya tarik ini harus dikemas dalam berbagai hal,

mulai dari jenis barang dan makanan yang dijual hingga pada berbagai

program promosi. Manajemen pasar bekerjasama dengan para

pedagangnya menentukan hari-hari tertentu sebagai Hari Pelanggan,

dimana dalam satu waktu tertentu para pedagang melakukan kegiatan

yang unik seperti berpakaian seragam daerah atau menyelenggarakan

peragaan pakaian atau makanan daerah tertentu dan lain sebagainya.29 Bila dilihat dari awal pembentukan Pasar Sei Sikambing, dapat dikatakan

bahwa pihak swasta yang lebih memiliki peranan dalam pengelolaan pasar.

Dimulai dari pembelian tanah melalui pengurus pembentukan pasar, bekerja sama

dengan seorang pemborong untuk membangun kios-kios, dan pengelolaan pasar

yang langsung dipegang oleh panitia. Pengurus pasar melakukan pengelolaan

setiap aktifitas pasar seperti menjaga ketertiban, keamanan, kebersihan,

pemungutan sewa kios, dan mengatur tempat-tempat berjualan di pasar. Pedagang

yang berdagang di Pasar Sei Sikambing dikenakan biaya sewa kios dan lapak

sebagai balas jasa atas tanah dan bangunan yang digunakan, namun pedagang

29

(18)

tidak dapat membeli kios dan lapak. Selain sewa kios dan lapak, pedagang juga

dikenakan biaya tambahan berupa biaya kebersihan dan keamanan pasar, tidak

diketahui pasti jumlah uang yang dikeluarkan pedagang untuk keseluruhan biaya

ini. Pengurus pasar juga bertugas dalam mengelompokkan pedagang berdasarkan

jenis dagangannya, hal ini dilakukan untuk memudahkan manajemen pasar dan

pembeli yang datang untuk berbelanja.

Di awal beroperasinya pasar masih belum ada ketentuan jam buka dan

tutupnya pasar. Pedagang boleh membuka dan menutup kios nya dengan sesuka

hati, sesuai dengan keadaan pelanggan. Namun, menurut narasumber Bapak M.

Surbakti dapat diperkirakan jam buka rata-rata paling cepat adalah pukul 06.00

WIB (biasanya pedagang sayuran dan ikan) dan tutup pukul 19.00 WIB. Hal ini

dikarenakan belum baiknya pengelolaan yang dilakukan oleh pengurus pasar pada

saat itu, dan aktivitas pedagang dalam berjualan juga berbeda-beda.30

Namun terdapat beberapa kelemahan dalam pengelolaan pasar yang di

kelola oleh pengurus pasar yang pertama, seperti kebersihan dan keamanan pasar.

Menurut Bapak M. Surbakti, meskipun telah membayar uang kebersihan dan

keamanan, pedagang masih belum merasa puas dengan pelayanan yang dikelola

oleh panitia pasar. Hal ini dikarenakan masih banyaknya preman-preman yang

hampir setiap minggu meminta uang keamanan kepada pedagang dan tiap tahun

di pasar kerap terjadi pencurian atau pembongkaran kios pedagang. Selain itu

perbaikan sarana pasar seperti pengaturan lokasi jualan masih belum tertata rapi,

pada awal tahun 1970-an telah terdapat pedagang yang berjualan di lahan parkir

30

(19)

dan pinggir jalan depan pasar, dan toilet umum yang ada di pasar juga tidak

terawat.31

Seperti yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tahun

1974 terbentuk sebuah kepengurusan baru di Pasar Sei Sikambing. Kepengurusan

ini terdiri dari para pedagang yang berjualan di Pasar Sei Sikambing, yang

melihat kebutuhan penambahan kios dan perluasan area pasar. Hal ini terjadi

karena kurang baiknya pengelolaan yang dilakukan oleh pengurus pasar yang

pertama, yang mengakibatkan tidak tertibnya pedagang berjualan sehingga

terdapat banyak pedagang yang berjualan di sekitar area pasar, seperti di lahan

parkiran pasar dan di pinggir jalan depan pasar. Dikarenakan tidak ada inisiatif

dari pengurus pasar yang pertama untuk melakukan renovasi tatanan pasar, maka

beberapa dari pedagang yang berjualan di Pasar Sei Sikambing membentuk

sebuah kepengurusan untuk mengadakan penambahan kios dan perluasan area

pasar.

Pengurus pasar yang baru mengadakan perluasan area pasar dan

pembangunan kios baru tepat di sebelah kanan lahan pasar Sei Sikambing. Tidak

diketahui berapa luas area yang dibangun oleh panitia yang kedua namun jumlah

kios baru yang dibangun sebanyak 30-an kios. Setelah pekerjaan pengurus pasar

yang kedua selesai tatanan Pasar Sei Sikambing semakin baik, para pedagang

yang dahulunya berjualan di sekitar area pasar telah menduduki kios yang baru.

Mengenai pengelolaan pasar, pengurus pertama mengelola bagian pasar yang

mereka dirikan, sedangkan bagian pasar yang baru dibangun di kelola oleh

31

(20)

pengurus yang baru. Meskipun di kelola oleh dua kepanitiaan aktivitas pasar

berjalan dengan tertib. Pengelolaan pasar oleh pengurus yang baru terhadap

bangunan yang baru belum berjalan maksimal. Pengurus yang baru juga

melakukan pengelolaan pengelompokkan pedagang, penyewaan kios serta

mengutip biaya tambahan untuk biaya kebersihan dan keamanan pasar, seperti

yang dilakukan oleh pengurus yang pertama. Namun pelayanan pengelolaan yang

dilakukan oleh pengurus yang kedua masih sama dengan yang dilakukan oleh

pengurus yang pertama, terutama untuk hal kebersihan dan keamanan. Hal ini

dikarenakan petugas kebersihan dan kemanan yang dipekerjakan adalah petugas

yang sama.

Setelah mengalami beberapa kali perbaikan dan penambahan bangunan

pasar serta dikelola oleh dua kepengurusan, Pasar Sei Sikambing semenjak awal

berdirinya telah mengalami pengelompokkan pedagang sesuai dengan jenis

dagangannya, seperti pedagang daging dan ikan berada di belakang pasar,

pedagang kain dan peralatan rumah tangga di bagian tengah pasar dan pedagang

sayur, buah dan rempah di bagian depan pasar. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah pembeli dalam mencari kebutuhannya dan juga untuk menjaga

ketertiban pasar.

Pada tahun 1982, Pasar Sei Sikambing diambil alih oleh Dinas Pasar

Kota Madya Medan melalui proses kesepakatan antara Pengurus pasar pertama,

kedua dan Pemerintah Kota Madya Medan. Setelah Pengelolaan Pasar dilakukan

oleh Dinas Pasar, revitalisasi yang dilakukan adalah perbaikan fisik bangunan

(21)

dilakukan dengan cara membangun kios di pasar yang sebelumnya bertiang papan

menjadi tiang tembok dan penambahan kios-kios baru untuk menampung

pedagang yang semakin bertambah. Kebersihan pasar diserahkan kepada Dinas

Kebersihan Kota Madya Medan serta penambahan tempat sampah yang memadai

dan penambahan tenaga keamanan di pasar Sei Sikambing sehingga tindakan

kriminalitas dapat diminimalisasi dan diantisipasi dengan berbagai penjagaan

yang ketat. Perbaikan-perbaikan ini menambah kenyamanan dan kepuasan penjual

dan pembeli yang melakukan kegiatan ekonomi di pasar ini. Selain itu dalam

pembelian kios di Pasar Sei Kambing adalah dengan membeli Hak Guna

Bangunan, dimana ada tenggang waktu berakhir, sehingga tidak ada kepemilikan

yang permanen atas kios yang dibeli dan Dinas Pasar mengatur mengenai

ketentuan kios bagi pedagang, yang merupakan pengelompokkan pedagang

sesuai dengan jenis barang dagangannya. Untuk menutup biaya tenaga kerja

pasar, seperti tenaga keamanan, kebersihan toilet, Dinas Pasar mewajibkan setiap

pedagang untuk membayar retribusi harian. Menurut Ibu R. Simangunsong,

jumlah retribusi yang di bayarkan tiap-tiap pedagang kepada Dinas Pasar adalah

1.000 rupiah per bulannya.32

Setelah menyelesaikan pembangunan fisik pasar, Dinas Pasar

mengelompokkan pedagang di pasar berdasarkan barang dagangannya, yakni :

Kios di bagian depan pasar di tempati oleh pedagang emas.

32

(22)

Kios di bagian tengah pasar di tempati oleh pedagang pakaian dan

pedagang yang menjual aksesoris seperti pita rambut, gelang, dan

sebagainya.

Kios di bagian belakang sebelah kiri pasar di tempati oleh pedagang

sembako seperti kelapa, bumbu, sayur, buah, dan grosir eceran yang

menjual perlengkapan masak.

Kios di bagian belakang sebelah kanan pasar di tempati oleh pedagang

yang menjual daging dan ikan.

Selain yang di sebutkan di atas terdapat 3 kios yang di isi oleh pedagang yang

menjual makanan, seperti sarapan pagi yang kiosnya berada di depan sebelah kiri

pasar, pedagang makanan yang kiosnya berada pada lokasi yang berbeda, yang

(23)

BAB IV

PERANAN PASAR SEI SIKAMBINGPADA MASYARAKAT DI SEKITAR

SIMPANG SEI SIKAMBING MEDAN DARI TAHUN 1966-1993

4.1 Pasar Sebagai Penyedia Kebutuhan Hidup

Munculnya pasar menurut Nastiti adalah tidak terlepas dari kebutuhan

ekonomi masyarakat setempat. Kelebihan produksi setelah kebutuhan sendiri

terpenuhi memerlukan tempat untuk menjualnya. Selain itu pemenuhan kebutuhan

akan barang-barang membutuhkan tempat yang praktis untuk mendapatkan

barang baik dengan menukar atau membeli. Adanya kebutuhan inilah yang

menyebabkan munculnya tempat berdagang yang disebut pasar. Alasan tersebut

yang melatarbelakangi manusia membutuhkan pasar sebagai tempat untuk

memperoleh barang dan jasa yang diperlukan, tetapi tidak mungkin masyarakat

dapat menghasilkan sendiri.33

Menurut fungsinya, pasar pada awalnya hanya merupakan tempat

bertemunya antara pembeli dan penjual dalam usaha memenuhi kebutuhan pokok

sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan juga hanya melibatkan para pembeli dan

penjual yang berada dalam suatu daerah tertentu.Namun dalam perkembangannya

kemudian, pasar menjadi pusat pertemuan antar masyarakat dari beberapa wilayah

yang lebih luas, misalnya pasar di kunjungi oleh masyarakat yang berasal dari

beberapa kecamatan. Dalam hal ini barang-barang yang diperdagangkan tidak lagi

33

(24)

hanya berupa barang-barang konsumsi sehari-hari atau kebutuhan pokok saja,

akan tetapi juga barang modal yang diperlukan dalam poses produksi oleh

produsen. Para produsen yang membutuhkan modal tersebut, seperti para petani,

peternak, pengrajin, pedagang, pegawai dan lain-lainnya.

Sejalan dengan perkembangan tersebut pembeli atau konsumen yang

berbelanja ke pasar tidak lagi hanya untuk dikonsumsinya sendiri. Karena bisa

saja konsumen itu membeli dalam jumlah yang banyak terhadap berbagai macam

barang keperluan untuk di jual kembali ke daerah lainnya yang masih sulit

mendatangi lokasi pasar. Sebaliknya penjual barang atau produsennya juga tidak

mutlak pekerjaannya tersebut sebagai penjual barang hasil buatannya sendiri,

tetapi boleh jadi hanya sebagai perantara saja. Dengan demikian pasar

membawakan berbagai peranan yang menentukan berlangsungnya suatu kegiatan

jual beli, dan hal ini berproses secara teratur menurut sistem yang ada.

Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi, melancarkan kegiatan yang

bersifat ekonomi. Dalam bidang produksi, pasar menyediakan kebutuhan modal,

alat dan tenaga. Kemudian dalam bidang konsumsi, pasar menyediakan kebutuhan

primer dan sekunder.Sedang dalam bidang distribusi, pasar berperan besar

terhadap penyebarluasan barang-barang kebutuhan masyarakat.

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian.

Berikut ini beberapa peranan pasar :

(25)

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi produsen yaitu

membantu memperlancar penjualan hasil produksi dan dapat pula

digunakan sebagai tempat untuk mempromosikan atau

memperkenalkan barang dan jasa hasil produksi. Selain itu produsen

juga dapat memperoleh barang atau jasa yang akan digunakan untuk

keperluan proses produksi.

2. Peranan Pasar bagi Konsumen.

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen, karena

konsumen mudah untuk memperoleh barang atau jasa yang

dibutuhkan. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari para konsumen

membutuhkan wadah yang dapat menyediakan semua itu, oleh karena

itu pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen.

Apabila pasar semakin luas, konsumen akan semakin mudah

memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

3. Peranan Pasar bagi Pembangunan.

Peranan pasar bagi pembangunan adalah menunjang kelancaran

pembangunan yang sedang berlangsung. Upaya dalam meningkatkan

pembangunan, pasar berperan membantu menyediakan segala macam

barang dan jasa yang bermanfaat bagi pembangunan.Pasar juga dapat

dijadikan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai

pembangunan melalui pajak dan retribusi.

(26)

Kegiatan perdagangan disuatu pasar membutuhkan tenaga kerja yang

tidak sedikit.Semakin luas suatu pasar, semakin besar tenaga kerja

yang dibutuhkan. Dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan

oleh pasar, berarti peranan pasar sudah turut membantu mengurangi

pengangguran, dan dapat meningkatkan sektor perekonomian suatu

wilayah.34

Dari segi geografis keberadaan Pasar Sei Sikambing sangat strategis,

karena pasar berada di antara tiga kecamatan dan juga akses transportasi menuju

pasar cukup memadai karena pasar berada di sekitar persimpangan jalan. Hal ini

menguntungkan pedagang karena pembeli yang datang sudah mencakup dari

berbagai wilayah kecamatan. Hal yang sama juga di rasakan para konsumen sebab

letak pasar selain Pasar Sei Kambing cukup jauh dari pemukiman seperti Pasar

Petisah dan Pasar Sentral. Selain itu seperti yang di sampaikan narasumber Bapak

M. Surbakti yang juga merupakan penjual grosir di Pasar Sei Sikambing,pasar ini

juga telah menjadi alternatif bagi pedagang grosir atau pedagang biasa dari

berbagai kecamatan. Para pedagang tersebut setiap bulannya memesan barang

dengan jumlah yang banyak ke Pasar Sei Sikambing untuk di jual kembali di

kedai atau toko mereka. Barang dagangan yang biasa di pesan oleh pedagang

tersebut adalah sabun, sampo, minyak goreng, gula dan sebagainya.35

Hampir semua cabang usaha yang melakukan kegiatannya pada bidang

produksi memerlukan modal di samping alat dan tenaga. Modal yang

34

M. Ilham Eddy, Op.Cit,. hal 15

35

(27)

dimaksudkan di sini dapat dilihat dalam tiga bentuk, yaitu modal dalam bentuk

uang, barang (baik yang tidak bergerak seperti tanah maupun yang bergerak

berupa sarana produksi) dan berbentuk jasa seperti keahlian atau keterampilan

tertentu serta kekuatan fisik. Oleh karena setiap usaha memerlukan adanya modal,

maka bentuk dan cara memperolehnya pun berbeda-beda pula. Bentuk-bentuk

modal seperti itu tidaklah mutlak harus dimiliki oleh seorang produsen atau

pelaksana pekerjaan secara sekaligus dalam penggunaannya. Mungkin ada

produsen yang hanya memerlukan modal barang dan uang saja, misalnya

pedagang, petani, peternak, pengrajin dan lain-lainnya. Namun bagi para kuli

angkut dan bidang jasa seperti tukang jahit, dan profesi yang bergerak di bidang

transportasi hanya mengandalkan kekuatan tenaga, keahlian atau keterampilan

saja.

Dalam kaitannya dengan Pasar Sei Sikambing, para pedagang seperti

yang disampaikan narasumber Bapak M. Surbakti, bahwa beliau memiliki modal

untuk berjualan di pasar berasal dari dana yang di berikan oleh orang tua, atau

bisa di katakan sebagai warisan. Beliau juga mengatakan bahwa sebagian dari

pedagang di pasar ini memiliki modal awal untuk berdagang berasal dari dana

pemberian orang tua, dan ada sebagian dari pedagang yang apabila modalnya

kurang di pinjam dari Bank, rentenir, dan keluarga dari pedagang itu sendiri. Hal

ini beliau ketahui karena di sela-sela berjualan beliau sering bercerita-cerita

(28)

makan siang beliau sering bercerita-cerita seputar hasil jualan, keuntungan yang di

peroleh, barang dagangan yang di minati pembeli, harga barang dan hal lainnya.36

Menurut narasumber Bapak T. Siburian yang merupakan kuli angkut

barang di Pasar Sei Sikambing sejak tahun 1989, mengatakan bahwa kebanyakan

kuli angkut yang dahulunya bekerja di pasar adalah kebanyakan mereka yang

merantau dan mengadu nasib di Kota Medan. Mereka bekerja menjadi kuli angkut

di pasar hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, di samping

menunggu mereka mendapatkan pekerjaan tetap.Beliau juga mengatakan bahwa

di pasar ini dahulunya terdapat beberapa orang mahasiswa atau pelajar yang

bekerja sebagai kuli angkut di pagi hari, mereka bekerja harian dan ini dilakukan

ketika waktu libur seperti hari Minggu dan sebagainya. Dari beberapa penjelasan

di atas, tampak bahwa Pasar Sei Sikambing di jadikan sarana bagi sebagian

masyarakat untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.37

Dalam penjelasan pada bab-bab sebelumnya, Pasar Sei Sikambing telah

cukup berperan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat di

sekitar lokasi pasar.Dari awal mula berdirinya hingga saat ini, Pasar Sei

Sikambing masih menjadi sarana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat yang

beroperasi setiap harinya dan selalu dikunjungi oleh pembeli. Dari penjelasan

singkat tersebut menyatakan, pasar ini telah menjalankan fungsinya sebagai

sebuah sarana yang di gunakan masyarakat sebagai penyedia kebutuhan hidup

mereka.

36

Wawancara, M. Surbakti, Pedagang,Medan, 12 November 2012

37

(29)

4.2 Pasar Sebagai Pusat Interaksi Masyarakat

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang

dinamis. Hubungan yang dimaksud berupa hubungan antara individu yang satu

dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang

lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Di dalam interaksi juga

terdapat simbol, dimana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau

maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Proses

interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak

terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.

Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang

dengan sesamanya.38

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi

dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat

berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antara orang perorangan, antara orang

perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, antara suatu

kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun

tidak langsung (melalui media).

Adapun ciri-ciri dari interaksi sosial adalah:

38

(30)

Adanya pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.

Adanya komunikasi antar pelaku.

Ada dimensi waktu, dan

Ada tujuan-tujuan tertentu.

Sebagaimana yang telah dijelaskan, Pasar Sei Sikambing bukan hanya

merupakan sarana pemenuhan kebutuhan hidup, tempat bertemunya pedagang dan

pembeli yang menyelenggarakan aktifitas jual beli barang atau jasa. Tetapi

berperan juga sebagai ajang pertemuan diantara sesama pembeli, sesama

pedagang dan antar masyarakat lainnya. Begitu juga mereka yang datang ke pasar

pun berasal dari berbagai daerah. Pertemuan tersebut dengan sendirinya

menimbulkan interaksi baik yang berhubungan langsung dengan masalah

transaksi jual beli barang, maupun persoalan yang berkaitan dengan kehidupan

sosial masyarakat. Seberapa jauh interaksi tersebut memberikan arti bagi

masyarakat yang bersangkutan, dan hal ini tergantung pada frekuensi dari

pertemuan dan tujuan masyarakat ke pasar.

Terdapat kecenderungan yang berbeda dari masyarakat pada

frekuensinya pergi ke Pasar Sei Sikambing. Bagi masyarakat yang tinggal dekat

dengan pasar dan masyarakat yang tinggal jauh dari pasar, frekuensi dan pola

berbelanjanya cukup berbeda. Hal ini dikarenakan akses yang dimiliki masyarakat

yang tinggal dekat dengan pasar memungkinkan masyarakat untuk lebih sering

berbelanja ke pasar, dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal jauh dari pasar

harus mengeluarkan dana yang lebih untuk transportasi dan waktu yang lama

(31)

masyarakat juga berpengaruh terhadap frekuensi pergi ke pasar, karena

masyarakat yang ekonominya kuat bisa sesering mungkin berbelanja ke pasar

ketimbang masyarakat yang ekonominya lemah.

Letak pemukiman dan mata pencaharian penduduk tidak menjadi

indikator utama untuk melihat frekuensi dari masyarakat untuk berbelanja ke

pasar. Hal ini dikarenakan, pola tiap-tiap masyarakat berbelanja untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari berbeda-beda. Seperti halnya masyarakat yang

memiliki ekonomi kuat belum tentu sama pola berbelanjanya, bisa jadi

dikarenakan memiliki ekonomi yang kuat mereka dapat berbelanja hampir setiap

harinya ke pasar, tanpa memikirkan biaya transportasi yang harus dikeluarkan.

Namun, bisa juga dikarenakan memiliki ekonomi yang kuat masyarakat hanya

dua maupun satu kali berbelanja ke pasar, karena mereka dapat berbelanja dalam

jumlah yang banyak dan dapat menyimpan cadangan makanannya. Begitu juga

dengan masyarakat yang memiliki ekonomi lemah, mereka yang merupakan

buruh yang di gaji harian bisa berbelanja ke pasar setiap harinya, karena mereka

hanya memiliki uang disaat mereka setelah bekerja. Sedangkan buruh harian lepas

yang memiliki uang ketika dia mendapat pekerjaan, akan pergi berbelanja ke

pasar ketika upah dari pekerjaan tersebut di dapat.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi frekuensi pertemuan dan interaksimasyarakat di pasar adalah letak

pemukiman, mata pencaharian, dan pola hidup dari masyarakat itu sendiri. Buruh,

pedagang, dan pegawai negeri merupakan mata pencaharian yang terbanyak di

(32)

dikatakan bahwa masyarakat Kelurahan Sei Sikambing CII yang berprofesi

demikian yang lebih sering berinteraksi di pasar.

Pasar sebagai salah satu pusat interaksi sangat berkaitan dengan

kebudayaan masyarakat setempat. Pasar menjadi tempat masyarakat untuk saling

menawarkan, mengenal dan mempertukarkan kebudayaan. Menurut E.B Taylor

dalam Soerjono Soekamto (1987), kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu

kompleksitas yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

adat istidat, kemampuan dan kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota

masyarakat.39 Dengan kata lain, kebudayaan mencakup keseluruhan yang diperoleh atau dipelajari oleh setiap manusia sebagai anggota masyarakat.

Di dalam pasar terjadi interaksi dari beberapa kebudayan yang berasal

dari berbagai daerah, baik kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun

pembeli yang datang ke pasar. Pertemuan pembeli dan penjual di pasar

mengakibatkan pertemuan budaya yang berbeda dan saling mempengaruhi secara

timbal balik sehingga terbentuk pengalaman kebudayaan yang baru. Pengalaman

kebudayaan yang baru ini memerlukan pengertian setiap anggota masyarakat yang

berinteraksi di pasar sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antara pembeli

dan penjual maupun sesama pembeli dan penjual. Hal ini menjadikan komunikasi

menjadi sarana yang sangat penting di dalam pasar. Kegiatan dan aktifitas di pasar

akan berjalan dengan baik jika setiap orang yang berada di pasar menjalankan

pola komunikasi yang baik. Adapun unsur-unsur komunikasi yang baik minimal

39

(33)

harus memiliki sumber yang jelas, pesan yang akan disampaikan, saluran sebagai

media komunikasi dan penerima pesan.

Pasar Sei Sikambing termasuk pasar yang ramai dikunjungi oleh

pembeli. Dalam hal hubungan pedagang dan pembeli, hubungan yang terjalin

hanya sebatas transaksi jual beli, meskipun para pedagang biasanya memiliki

pembeli langganan yang sering berbelanja di kiosnya. Para pedagang harus

menjalin hubungan yang baik dengan pembeli di pasar, pedagang harus cepat

tanggap, persuasif, dan simpatik sehingga mampu menyesuaikan diri dengan

calon pembeli yang heterogen.

Seperti yang telah di jelaskan bahwa di dalam pasar para pedagang dalam

menjajakan barang dagangan tentu harus melakukan interaksi dengan pembeli.

Hal yang di bicarakan umumnya adalah persoalan harga dan kualitas barang

dagangan. Tujuan utama pembeli datang ke pasar ialah membeli bahan-bahan

pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan pedagang datang

ke pasar dengan tujuan menjual barang dagangan agar memperoleh penghasilan.

Agar tujuan masing-masing dapat tercapai maka keduanya harus melakukan

interaksi, sehingga mendapat kesepakatan.

Terdapat suatu hal yang menarik pada komunikasi di antara pedagang

dan pembeli, mereka terkadang sering menggunakan bahasa daerah dalam

berkomunikasi. Bahasa daerah yang di gunakan tergantung dari etnis pembeli dan

pedagang, bisa jadi bahasa yang di gunakan adalah bahasa etnis si pembeli dan

(34)

terapkan agar pedagang dan pembeli merasa nyaman dalam berkomunikasi dan

tujuan dari masing-masing tercapai. Menurut narasumber Ibu R. Simangunsong

bahwa kecakapan yang dimiliki dalam berbahasa daerah kepada pelanggan di

perolehnya melalui kebiasaan di pasar yang setiap harinya bersentuhan dengan

masyarakat maupun pedagang yang berbeda etnis.40

Pedagang di Pasar Sei Sikambing berasal dari berbagai etnis yang

beragam. Meskipun demikian, menurut Ibu R Simangunsong tidak pernah terjadi

suatu pertengkaran atau kesenjangan sosial di antara pedagang yang di akibatkan

oleh perbedaan etnis maupun agama. Pedagang di pasar saling kenal dan bahkan

hapal tiap-tiap kios dan siapa pemiliknya. Di samping itu, di kesehariannya

pedagang dalam menjajakan barang dagangannya selalu berinteraksi dengan

sesama pedagang, apalagi pedagang yang kiosnya berdekatan. Sambil menunggu

pembeli datang menghampiri kiosnya dan di saat makan siang, disinilah biasanya

para pedagang saling berinteraksi.41

Hubungan komunikasi yang baik diantara pedagang mengakibatkan

terjalinnya hubungan kekeluargaan yang erat. Para pedagang menyadari,

meskipun berasal dari berbagai latar belakang budaya, agama, suku dan ras,

mereka saling melengkapi dalam kegiatan pasar. Sehingga hubungan yang terjalin

lebih dari sekedar kesamaan jenis pekerjaan sebagai pedagang di pasar tradisional.

Hal ini dapat terlihat dari hadirnya para pedagang dalam bebagai kegiatan

40

Wawancara, R. Simangunsong, Pedagang, Medan, 12 November 2012 41

(35)

pedagang lain seperti pernikahan anak dari pedagang, hari-hari besar keagamaan,

dan lainnya.

4.3 Pasar Sebagai Pusat Informasi

Informasi adalah data yang sudah dioah menjadi sebuah bentuk yang

berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini

atau mendukung sumberinformasi. Data belum memiliki nilai sedangkan

informasi sudah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih

besar dibanding biaya untuk mendapatkannya.42 Kata informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu. Manusia memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang selalu ingin dibagikan kepada orang lain. Pengalaman atau

pengetahuan yang dikomunikasikan kepada orang lain tersebut merupakan pesan

atau informasi, jadi pesan atau informasi menuntut adanya kehadiran pihak lain.

Sebagaimana yang diketahui bahwa informasi tidak hanya di dapat

melalui media cetak dan media elektronik, tetapi informasi dapat di peroleh

melalui berkomunikasi dengan seseorang. Pasar yang merupakan pusat interaksi,

sering di jadikan masyarakat sebagai media untuk memperoleh informasi. Hal ini

dikarenakan, hasil interaksi masyarakat di pasar sering juga berupa pertukaran

informasi, baik itu terkait barang dagangan, harga barang dagangan, ide-ide baru,

ekonomi, politik, dan sebagainya.

Sama halnya dengan pasar-pasar lainnya di Kota Medan, Pasar Sei

Sikambing juga dijadikan masyarakat sebagai sarana memperoleh informasi. Hal

ini dikarenakan bahwa pada rentang waktu tahun 1966-1993 media cetak dan

42

(36)

elektronik belum berkembang pesat seperti saat ini. Biasanya masyarakat yang

mempunyai informasi baik di dapat melalui radio, televisi, koran dan sebagainya

menyampaikan informasi kepada siapa saja yang dia kenal di pasar. Dari

pembicaraan seperti itu, akhirnya berkembang menjadi pokok pembicaraan

bersama di pasar.

Sebagaimana yang diketahui bahwa pasar merupakan salah satu sarana

untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat, apalagi informasi itu terkait harga

barang dagangan. Penetapan harga barang dilakukan oleh pihak pemerintah, dan

hal ini biasanya dilakukan melihat kondisi perpolitikan dan perekonomian negara.

Tidak terdapat suatu waktu yang pasti dari pemerintah tentang penetapan harga

barang di pasaran, dan hal inilah yang membuat masyarakat untuk selalu mencari

informasi terkait harga barang di pasar.

Baik pedagang dan pembeli selalu mencari informasi terkait harga

barang, apakah naik, turun, atau harga barang tersebut stabil. Hal ini dilakukan

agar mereka tidak ada yang merasa dirugikan, apalagi pedagang yang telah

mengeluarkan modal untuk membeli barang dagangan. Jika harga barang turun

maka pedagang akan mengalami kerugian, apalagi harga turun secara drastis

sehingga untuk mendapatkan modal dari hasil jualan pun tidak diperolah. Namun,

apabila harga barang naik maka pedagang akan mengalami laba yang besar.

Bagi para petani yang merupakan pemasok barang di pasar tradisional,

informasi terkait harga barang sangatlah berpengaruh pada pendapatan. Jika harga

(37)

Namun jika harga turun, maka pendapatan petani akan berkurang dan bahkan

mendapat kerugian dikarenakan harga jual hasil tani tidak sesuai yang diharapkan.

Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Pasar Sei Sikambing dan

masyarakat lainnya, memperoleh informasi tentang harga barang di pasar dapat

menjadi faktor untuk mengontrol pemasukan dan pengeluaran. Jika harga barang

naik, maka masyarakat akan menghemat pengeluaran dan biasanya masyarakat

mengurangi porsi belanjaan, apalagi masyarakat yang bermukim di Kelurahan Sei

Sikambing CII kebanyakan golongan ekonomi menengah kebawah.

Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian, dimana sebagian besar

dari masyarakat menggantungkan hidupnya pada keberadaan pasar. Pasar

merupakan sarana yang sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk berdagang,

karena di pasar pedagang tidak perlu khawatir terhadap tidak adanya konsumen.

Konsumen dari pasar adalah masyarakat yang berada di sekitar pasar tersebut.

Pada pasar banyak kita dapati informasi tentang dagang, baik itu dari

harga, barang dagangan, minat dan kemampuan dari pembeli terhadap suatu

barang. Masyarakat pada umumnya berbelanja di pasar juga mencari tahu

informasi terkait barang dagangan, apalagi barang tersebut merupakan barang

yang akan di beli. Hal ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan barang yang

bagus, masih baru, dan mereka nantinya akan senang menggunakannya. Di

samping itu, biasanya masyarakat juga selalu mencari informasi terkait barang

dagangan yang baru di pasar, semisal buah durian yang dijual di pasar pada saat

(38)

biasanya mencari tahu kepada pedagang tentang jenis, harga, dan darimana durian

tersebut berasal.

Seperti yang diketahui bahwa pada pasar juga sering di jual barang

dagangan yang tidak sehat dikarenakan banyak yang mengandung zat kimia yang

tidak bisa di cerna oleh tubuh seperti bakso, tahu, mie kuning dan sebagainya.

Untuk itu masyarakat harus juga harus selalu tanggap pada informasi terkait

barang dagangan agar dapat menyesuaikan diri dalam hal pemenuhan kebutuhan

(39)

BAB V

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Pasar Sei Sikambing adalah sebuah pasar yang berlokasi di Kelurahan

Sei Sikambing CII Kecamatan Medan Helvetia dan terletak pada koordinat 3º 35’

28” Lintang Utara dan 98º38’ 35” Bujur Timur. Pasar ini didirikan oleh

sekelompok masyarakat dari Kelurahan Sei Sikambing CII pada tahun 1966.

Penamaan Sei Sikambing pada pasar ini berasal dari lokasi pasar yang berada di

antara tiga kelurahan yang juga menggunakan nama Sei Sikambing.

Kehadiran Pasar Sei Sikambing sangat berpengaruh bagi masyarakat

yang bermukim di sekitarnya. Dahulu sebelum pasar ini ada para masyarakat

berbelanja ke Pasar Sentral untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Setelah

kehadiran pasar, masyarakat tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan biaya yang

lebih berbelanja ke Pasar Sentral. Pasar ini sudah menjadi pilihan bagi masyarakat

di sekitar lokasinya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain

itu, bagi sebagian masyarakat pasar ini sebagai sarana yang menyediakan

lapangan pekerjaan seperti pedagang, kuli angkut, dan juru parkir.

Dalam perkembangannya Pasar Sei Sikambing telah beberapa kali

berganti wajah. Hal ini sejalan dengan terjadinya berberapa kali pergantian estapet

pengelola pasar. Wajah awal pasar ini adalah kios-kios berjumlah sekitar 60 kios,

beratap seng, berlantai tanah, yang di bangun oleh panitia pembangunan pasar

pertama. Kemudian oleh panitia selanjutnya dibangun sekitar 30 kios di sebelah

(40)

renovasi ulang kios dan struktur bangunan pasarnya menjadi pasar yang lebih rapi

dan nyaman.

Lokasi pasar yang strategis dan adanya sarana transportasi umum yang

beroperasi melewati Pasar Sei Sikambing seperti Bemo, Kobun, dan Sudako turut

membantu pasar ini dalam mewujudkan fungsinya bagi masyarakat. Hal ini

mempermudah akses masyarakat yang bermukim di luar Kelurahan Sei

Sikambing CII untuk menjangkau keberadaan pasar. dan kebutuhan dari

masyarakat mudah terpenuhi. Sarana transportasi ini juga yang digunakan oleh

pedagang untuk berbelanja barang dagangan ke Pasar Sentral.

Disamping berbelanja kebutuhan sehari-hari, biasanya masyarakat yang

datang ke Pasar Sei Sikambing juga berinteraksi dengan pedagang dan masyarakat

yang juga sedang berbelanja. Dalam berinteraksi dengan sesamanya, masyarakat

biasanya saling berbagi informasi yang diketahui seputar pembicaraan yang

sedang mereka lakukan. Maka tak jarang bahwa setelah pulang dari pasar

masyarakat banyak mendapat informasi yang tadinya di peroleh dari pasar dan

bertambahnya kenalan yang merupakan hasil interaksi di pasar.

Sejak kehadirannya hingga sekarang Pasar Sei Sikambing sudah

dijadikan masyarakat di sekitarnya sebagai sebuah sarana untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, sarana yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi

sebagian masyarakat, sarana berinteraksi dengan sesama masyarakat yang

berbelanja maupun dengan pedagang di pasar, serta sarana untuk mendapatkan

(41)

5.2 Saran

Pasar Sei Sikambing adalah salah satu pasar tradisional di Kota Medan

yang masih beroperasi hingga saat ini.Kehadiran pasar ini telah membawa

dampak yang cukup besar bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi pasar,

baik itu dari sisi perekonomian, sosial, dan budaya. Untuk itu hendaklah bagi

masyarakat yang menggantungkan hidup pada pasar dapat menjaga kebersihan,

merawat bangunan, serta menjaga keamanan pasar. Supaya keberadaan pasar tetap

terjaga dan masyarakat merasa aman dan nyaman ketika berbelanja ke pasar.

Peran serta Pemerintah Kota Medan yang merupakan pengelola Pasar Sei

Sikambing sangat dibutuhkan untuk menjaga keberadaan pasar. Pemerintah dan

Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan diharapkan mampu memberikan suatu

tindakan yang nyata dalam mengelola pasar, seperti membuat suatu

peraturan/sanksi yang nantinya menjadi petunjuk bagi pedagang dalam

menjalankan aktifitasnya di pasar. Hal ini dikarenakan masih banyaknya

pedagang yang menjajakan dagangannya di pinggiran jalan depan pasar, yang

mengakibatkan lalu lintas di depan pasar macet.

Dalam menjaga keberadaan serta perkembangan Pasar Sei Sikambing

agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern, diharapkan adanya kerjasama

masyarakat dengan pemerintah. Pemerintah yang merupakan pembuat kebijakan

diharapkan mampu memberikan fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung

keberlangsungan pasar, dan masyarakat diharapkan mampu menjaga fasilitas dan

sarana telah ada. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Pasar Sei Sikambing

Referensi

Dokumen terkait

“Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Kelulusan.

Berdasarkan hasil dari prosedur penelitian yang dilakukan menghasilkan sebuah produk VPN Server yang dapat diakses menggunakan Jaringan internet, adapun produk tersebut

Internet adalah salah satu media penyebaran informasi global, yang memberi kemudahan dalam berbisnis dan mempermudah pemakainya untuk berkomunikasi serta memperoleh informasi

Manfaat penelitian ini adalah memberikan rekomendasi bagi UNIKOM untuk mengembangkan dan meningkatkan keamanan jaringan komputer yang telah dimiliki dengan

Adam Malik Medan periode 2015 dan untuk mengetahui usia, jenis kelamin, keluhan, durasi tertelan benda asing, lokasi corpus , jenis corpus dan tatalaksana yang terbanyak

Dari perangkat mana pun yang berada dalam segmen jaringan yang sama seperti data embedded system yang dikelola dapat dikirim ke embedded system tanpa

penjara hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir; (b) Perlindungan khusus bagi anak pelaku tindak

sosiodrama dapat meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi siswa kelas XI TMO A SMK N 2 Salatiga, sejalan dengan hasil penelitian Pancawati, Shandra Setya