• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERIODE 2014 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL ”

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

Menurut Husnan dan Enny (1993), pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Sementara itu, Dahlan Slamat mendefinisikan pasar modal dalam makna sempit dan makna luas. Secara sempit, pasar modal berarti suatu tempat yang telah terorganisasi untuk

memperdagangkan efek-efek atau bisa disebut juga dengan bursa efek. Sedangkan secara luas, pasar modal diartikan sebagai pasar konkret atau pasar abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dengan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang, minimal satu tahun.

Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender kepada borrower. Fungsi ini juga sebenarnya dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan

danajangkapanjang. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukanoleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa

harusterlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Hadi (2013) mengungkapkan, dalam perputaran roda perekonomian sumber-sumber pembiayaan merupakan tulang punggungpengembangan usaha (bisnis). Untuk itu, dibutuhkan solusi sumber dana yang memiliki risiko rendah serta tawaran-tawaran instrumen yang memiliki jangka waktu panjang. Pasar modal muncul sebagai suatu alternatif solusi pembiayaan jangka panjang, sehingga oleh perusahaan pengguna dana dapat leluasa memanfaatkan dana tersebut

dalamrangka keputusan investasi. Terdapat tiga fungsi pasar modal, yaitu:

1. Bagi Perusahaan

Pasar modal memberikan ruang dan peluang untuk memperoleh sumber dana yang relatif memiliki risiko investasi rendah dibandingkan dengan sumber dana jangka pendek dari pasar uang.

2. Bagi Investor

Alternatif investasi bagi pemodal terutama pada instrumen yang

memberikan likuiditas tinggi. Pasar modal memberikan ruang investor dan profesi lain memanfaatkan untuk memperoleh return yang cukup tinggi. 3. Bagi Perekonomian Nasional

Dalam daya dukung perekonomian nasional, pasar modal memiliki peran pentingdalam rangka meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Hal itu ditunjukkan dengan fungsi pasar modal yang memberikan sarana bertemunya antara lender dan borrower. Disitu, terjadi kemudahan penyediaan dana untuk sektor riil dalam peningkatan

produktivitas, sementara pada sisi lain pihak investor akan memperoleh opportunity keuntungan dari dana yang dimiliki.

Ada beberapa daya tarik pasar modal, pertama pasar modal ini diharapkan akan bisa menjadi alternatif penghimpunan danaselain sistem perbankan. Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan demikian,

perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio yangterlalu tinggi sehingga justru membuat cost ofcapital of thefirm tidak lagi minimal. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal memiliki berbagai pilihan investasiyang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan (selain alternatif investasi pada real assets). Disamping itu, investasi pada sekuritas mempunyai daya tarik lain, yaitu pada likuiditasnya. Sehubungan dengan itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Hanya kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan

keuntungan yang tertinggi (sesuai dengan risikonya) yang mungkin memperoleh dana dari para lenders(Husnan, 1994).

2.2 Investasi

Investasi adalah kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan (nilai) konsumsi yang lebih besar di masa yang akan datang.Sebuah keputusan investasi dikatakan optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan

hanyaakan melakukan investasi jika ekspektasi manfaat dari penundaan konsumsi lebih besar dibandingkan dengan jika uang tersebut dibelanjakan sekarang (Arifin, 2005).

Menurut Samsul (2006), investor dapat melakukan investasi baik dalam sektor riil maupunsektor keuangan. Sektor riil adalah sektor yang pendiriannya bersifat nyata dalam bentuk fisik, seperti bidang manufaktur, properti, perbankan, perkebunan, peternakan, pertambangan, dan sebagainya.Investasi dalam sektor keuangan adalah investasi dalam bentuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan Surat Berharga Pasar Uang yang diterbitkan oleh perusahaan maupun negara.

Menurut Husnan (1994), proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut, dan kapan investasi tersebutakan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menentukan Kebijakan Investasi

Disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada

kemungkinan untukmenderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan dalam baik dalam keuntungan maupun risiko.

Pemodal yang bersedia menanggung risiko lebih besar (dan karenanya mengharapkan memperoleh keuntungan yanglebih besar), akan

mengalokasikan dananya pada sebagian besar sekuritas yang lebih berisiko. Dengan demikian, portofolio investasinya mungkinakan terdiri dari saham dan bukan obligasi.Sahampun akan dipilih saham dari

perusahaan yang memiliki risiko tinggi. Sebaliknya, untuk pemodal yang tidak bersedia menanggung risiko yang tinggi mungkin akan memilih sebagian besar investasinya pada obligasi dari perusahaan-perusahaan yang dinilai aman.Dengan demikian, preferensi risiko perlu

dipertimbangkandalamproses investasi.

Jumlah dana yang akan diinvestasikanpun mempengaruhi keuntungan yang diharapkan danrisiko yang ditanggung. Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikannya pada berbagai saham, akan menanggung risiko yang lebih tinggi daripada pemodal yang menggunakan

seratuspersen modal sendirinya. 2. Analisis Sekuritas

Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analis dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, tetapi padagaris besarnya nampaknya cara-cara tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan

data (perubahan) harga dimasa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang.

Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritasyang mispriced, analis tidak mampu untuk mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Dengan demikian, pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor mispriced, tetapi didasarkan atas preferensi risiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih saham yang lebih berisiko), pola kebutuhan kas (pemodal yang menginginkan penghasilan yang tetap akan memilih saham yang membagikan dividen dengan stabil), dan sebagainya. Keuntungan yang diperoleh oleh pemodal sesuai dengan pendapat ini adalah sesuai dengan risiko yang mereka tanggung.

3. Pembentukan Portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapaproporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan

diversifikasi)dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pemilihan sekuritas dipengaruhi

antara lain olehpreferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.

4. Melakukan Revisi Portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

5. Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu

portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio yang lainnya.

2.3 Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang ataubadan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan

demikian kalau seorang investor membeli saham, maka iapun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan mendapatkan slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetorsejumlah uang. Namun dalam investasi yangkita terima bukanlah slip, melainkan saham.

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau menjual saham, yaitu:

1. Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan.

2. Capital gain yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham.

Terdapat dua jenis saham yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan buruk, mereka tidak menerima dividen. Begitupula

sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar, bahkan saham bonus. Pemegang saham biasa ini memiliki hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan ikut menentukan kebijakan perusahaan. Saham preferen adalah saham yang pemiliknya

mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa.

Saham dikenal dengan karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan

return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Namun,seiring berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat (Sundjaja dan Barlian, 2003).

Dokumen terkait