Struktur PDRB LU masih dikuasai sektor pertambangan dan penggalian dengan share 46,82 persen. Dalam satu dekade terakhir PDRB Kaltim identik dengan sektor pertambangan dan penggalian.
Terutama dalam tiga bulan terakhir, dimana HBA mencapai harga tertinggi dalam sejarah yang berdampak pada kenaikan ekspor batubara yang cukup signifikan.
Selain itu, sektor industri pengolahan memiliki andil 17,06 persen terhadap PDRB dengan subsektor industri batubara dan pengilangan migas menjadi penyumbang
terbesar sektor ini. Sektor penyerap tenaga kerja terbanyak di Kaltim terdapat pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dan sektor perdagangan besar dan eceran. Namun sektor tersebut tampak belum maksimal dalam struktur PDRB dengan masing-masing berkontribusi sebesar 8,46 persen dan 5,82 persen. Hal ini dapat menjadi perhatian dan prioritas kebijakan pemerintah kedepannya untuk mendorong sektor tersebut lebih berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi laju pertumbuhan, sektor tertinggi terdapat pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mencapai 9,97 persen (yoy). Hal ini didukung oleh akselerasi program vaksinasi yang dilakukan pemerintah serta naiknya kasus Covid-19 yang membutuhkan jasa kesehatan dalam penanganan.
Pelaksanaan work from home (WFH) dan
Sektor Komposisi
(%)
Kontribusi (miliar Rp) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 8,46 15.156,85 Pertambangan dan Penggalian 46,82 83.849,99
Industri Pengolahan 17,06 30.556,06
Pengadaaan Listrik, Gas 0,06 103,33
Pengadaan Air 0,05 89,46
Konstruksi 8,82 15.797,54
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,82 10.415,74 Transportasi dan Pergudangan 3,12 5.594,74 Penyedia Akomodasi dan Makan
Minum 0,9 1.605,60 Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 1,64 2.937,85
Jasa Pendidikan 1,71 3.062,48
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,88 1.582,62
Jasa Lainnya 0,62 1.113,25
Produk Domestik Regional Bruto 100 179.085,63
Sektor Laju
y-on-y Laju q-to-q Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2,86 2,92
Pertambangan dan Penggalian 6,6 2,47
Industri Pengolahan 2,22 -1,66
Pengadaaan Listrik, Gas 3,2 10,57
Pengadaan Air 7,94 5,91
Konstruksi 5,46 7,74
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,57 -0,26
Transportasi dan Pergudangan -1,16 -3,82
Penyedia Akomodasi dan Makan
Minum 0,86 -3,83
Informasi dan Komunikasi 6,95 1,41
Jasa Keuangan 9,95 3,96
Real Estate -0,08 -0,06
Jasa Perusahaan 3,76 0,64
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib -9,54 -18,28
Jasa Pendidikan -0,51 -3,38
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,97 3,64
Jasa Lainnya -0,62 -3,71
Produk Domestik Regional Bruto 4,51 1,14 Tabel 1.4 Komposisi dan Kontribusi per
Sektor Lapangan Usaha Q3 2021
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB per Sektor Lapangan Usaha Q3 2021
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.
5
proses belajar mengajar secara daring memberikan dampak positif untuk laju pertumbuhan sektor informasi dan keuangan.
Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib menjadi sektor yang mengalami kontraksi paling dalam sebesar minus 9,54 persen (yoy) dan minus 18,28 persen (qtq).
Penyebab dari kontraksi tersebut adalah gaji ke-13 dan thr telah dicairkan pada triwulan sebelumnya serta terdapat beberapa Pemda yang menunda pencairan tunjangan kinerja pegawai disebabkan DAU belum disalurkan. Selain itu faktor PPKM juga memberi andil penurunan kegiatan pemerintahan.
Terdapat empat sektor unggulan di Kaltim yang memberi andil terbesar terhadap perekonomian dan kesejahteraan. Hal ini dapat memberikan gambaran fokus kebijakan kedepannya untuk meningkatkan sektor-sektor tersebut terutama untuk sektor pertanian, industri pengolahan dan konstruksi.
b. Inflasi
Tingkat inflasi triwulan III 2021 di Kaltim tetap terkendali. Inflasi bulanan (mtm) dalam triwulan III 2021 berturut-turut sebesar minus 0,02 persen, minus 0,17 persen dan 0,14 persen. Tingkat Inflasi tahun kalender (ytd) di Kaltim tercatat berada pada level 1,24 persen dan apabila dibandingkan tahun lalu tingkat
inflasi mencapai 1,68 persen. Besaran tingkat inflasi Kaltim sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya 0,80 persen (ytd) dan 1,60 persen (yoy).
Sepanjang tahun 2021, dari 11 kelompok pengeluaran, sebanyak 9 kelompok memberikan andil inflasi dan 2 kelompok memberikan andil deflasi.
Inflasi tertinggi sampai dengan triwulan III 2021 terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 3,18 persen dan diikuti oleh kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di angka 2,44 persen. Sementara itu kelompok transportasi menjadi penyumbang deflasi tertinggi dengan minus 0,37 persen.
Secara garis besar, tingkat inflasi di Kaltim disebabkan oleh faktor infrastruktur dan cuaca yang mempengaruhi aliran distribusi barang dan jasa. Selain itu juga pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan mobilitas masyarakat dengan diberlakukannya PPKM. Untuk menjaga tingkat inflasi tetap terkendali Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kaltim baik provinsi, kabupaten maupun kota saling berkoordinasi dan bekerjasama mengendalikan inflasi
Sektor Kontribusi
Pertambangan dan Penggalian 83.849,99 46,82 6,6
Industri Pengolahan 30.556,06 17,06 2,22
Konstruksi 15.797,54 8,82 5,46
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 15.156,85 8,46 2,86
(y-on-y)
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.
Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan, Kontribusi dan Peranan Sektor Unggulan Q3 2021
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.
Grafik 1.6 Perkembangan Tingkat Inflasi (m-to-m) dan (y-on-y) 2021
(m-to-m)
6
dengan seimbang, agar tidak terjadi kemunduran ekonomi. Selain itu, TPID juga melakukan pengawasan supply dan demand sehingga tetap terjaga ekuilibriumnya. Pada tahun ini, TPID Kota Samarinda dan TPID Kabupaten Kutai Barat mendapat penghargaan TPID berkinerja terbaik dan TPID berprestasi se-Kalimantan sesuai dengan Kepmenko Perekonomian Nomor 152 tahun 2021.
Inflasi di Kaltim terwakili oleh dua kota besar yaitu Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi Kaltim dan Kota Balikpapan yang menjadi kota industri terbesar di Kaltim. Inflasi di Kaltim masih dalam level terkendali dan stabil. Secara spasial, inflasi di Kota Samarinda lebih tinggi dibandingkan Kota Balikpapan.
II. Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan a. Kemiskinan
Tingkat kemiskinan Kaltim naik 0,44 persen poin (yoy). Tingkat kemiskinan Kaltim mengalami kenaikan 0,44 persen poin pada bulan Maret 2021 bila dibandingkan Maret 2020. Namun apabila dibandingkan bulan September 2020 maka tingkat kemiskinan Kaltim turun 0,1 persen poin.
Persentase kemiskinan Kaltim jauh di bawah Nasional yang mencapai 10,14 persen. Pada bulan Maret 2021, garis kemiskinan (GK) di Kaltim sebesar Rp689.035,- per kapita per bulan, naik 2,90 persen dibandingkan September 2020.
Walaupun GK mengalami kenaikan, akan tetapi jumlah penduduk miskin di Kaltim mengalami penurunan menjadi 241,77 ribu jiwa. Kebijakan pemerintah untuk tetap melanjutkan bantuan sosial baik tunai maupun non-tunai di masa Pandemi Covid-19 ini dinilai berhasil mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan. Selain itu bantuan tersebut relatif tepat sasaran, terbukti dengan menurunnya penduduk miskin di Kaltim. Jumlah penduduk miskin per Maret 2021 di perkotaan mencapai 127,28 ribu jiwa, lebih banyak daripada jumlah penduduk miskin di perdesaan 114,48 ribu jiwa.
Tabel 1.7 Kontribusi Sektor Pengeluaran Kaltim 2021
Temba ka u 103,85 108,35 4,3%
Pa ka i a n da n Al a s Ka ki 97,53 97,32 -0,2%
Peruma ha n, Ai r, Li s tri k, da n Ba ha n Ba ka r Ruma h
Ta ngga 102,22 102,77 0,5%
Perl engka pa n, Pera l a ta n, da n Pemel i ha ra a n Ruti n
Ruma h Ta ngga 105,03 108,38 3,2%
Kes eha ta n 104,15 105,68 1,5%
Tra ns porta s i 98,13 98,55 0,4%
Informa s i , Komuni ka s i ,
da n Ja s a Keua nga n 101,11 101,33 0,2%
Rekrea s i , Ol a hra ga da n
Buda ya 107,67 108,07 0,4%
Pendi di ka n 106,98 107,93 0,9%
Penyedi a a n Ma ka na n da n
Mi numa n / Res tora n 109,3 109,99 0,6%
Pera wa ta n Pri ba di da n
Ja s a La i nnya 113,2 114,55 1,2%
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021, diolah.
Grafik 1.7 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kaltim 2019-2021
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.
7
b. Pengangguran
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kaltim turun 0,04 persen poin (yoy).
Namun demikian TPT Kaltim masih lebih tinggi jika dibandingkan TPT Nasional yang hanya 6,49 persen. Penduduk usia kerja (15+) di Kaltim berjumlah 2,81 juta jiwa, namun yang merupakan angkatan kerja berkisar 1,84 juta jiwa (65,48 persen). Dari jumlah tersebut 126,19 ribu jiwa tidak bekerja/ pengangguran. Secara spasial, TPT perkotaan mengalami penurunan 3,87 persen (yoy) sedangkan TPT perdesaan naik sebesar 18,41 persen (yoy). Hal ini disebabkan pengangguran yang semula ada di kota, kembali ke desanya masing-masing karena tidak bisa memperoleh pekerjaan kembali. Sedangkan dari jenis kelamin (gender), TPT Laki-laki (86,3 ribu jiwa) lebih banyak daripada TPT Perempuan (39,8 ribu jiwa).
Untuk mengatasi pengangguran di Kaltim, salah satu cara dengan segera menghidupkan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan yang diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 55 ribu orang. Dalam KEK tersebut direncanakan industri pengolahan sawit dan kayu serta pusat industri energi seperti industri mineral,
gas dan batubara. Selain itu, peningkatan sektor pertanian melalui food estate akan menciptakan swasembada pangan serta banyak menyerap tenaga kerja.
c. Ketimpangan Pendapatan
Tingkat ketimpangan pendapatan turun tipis 0,001 poin. Tingkat ketimpangan pendapatan (Gini Rasio) mengalami penurunan tipis 0,001 poin pada periode Maret 2021 menjadi 0,334 dibandingkan September 2020 sebesar 0,335.
Namun demikian, pada bulan Maret 2021 Indeks Kedalaman Kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 0,192 dari September 2020 menjadi 1,223. Kondisi ini menunjukkan kedalaman kemiskinan bertambah karena rata-rata pengeluaran penduduk miskin menurun, lebih menjauhi garis kemiskinan, sehingga lebih sulit untuk keluar dari kategori miskin. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan juga naik dari 0,293 di bulan September 2020 menjadi 0,337 pada bulan Maret 2021. Hal ini mengindikasikan kondisi tingkat keparahan kemiskinan semakin bertambah karena ketimpangan pengeluaran di antara sesama penduduk miskin semakin bertambah lebar.
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.
Grafik 1.8 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka 2019-2021
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.
Grafik 1.9 Perkembangan Gini Rasio, Indeks Kedalaman dan Keparahan Kaltim
2019-2021