• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN FISKAL

REGIONAL

Triwulan III

2021

Penyusun :

Penanggung Jawab : Muhdi | Ketua Tim : Rohaniah | Editor : Irfan B Purnomo | Anggota : Tri Wibowo | Muh Sholeh | Ulfa Aprilia Rahmawati | Oktavia Kusumo Dewi | Chyntia Aidilia Syafitri

(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan izin-Nya maka Kajian Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III tahun 2021 ini bisa diselesaikan.

Selanjutnya, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi, baik berupa data, informasi maupun masukan yang sangat membantu penyelesaian kajian ini.

Perekonomian regional Kalimantan Timur triwulan III 2021 tumbuh positif sebesar 4,51 persen (yoy). Hal tersebut menjadi bukti bahwa kebijakan fiskal pemerintah yang bersifat

counter-cyclical dan ekspansif sebagai respon terhadap pandemi Covid-19 merupakan

salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Penerapan kebijakan PPKM juga menjadi tantangan tersendiri untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) tetap dilanjutkan dan ditambah alokasi pagunya sebagai wujud optimalisasi peran kebijakan fiskal. Investasi pada sektor pariwisata menjadi satu hal yang menarik, dikarenakan sektor ini mempunyai multiplier effect baik backward maupun forward linkage. Sektor ini bisa menjadi salah satu alternatif transformasi struktur ekonomi untuk mendukung Sustainable

Development Goals (SDGs).

Kajian Fiskal Regional ini disusun sebagai salah satu bentuk peran Kanwil Ditjen

Perbendaharaan sebagai perwakilan Kementerian Keuangan dan Regional Chief

Economist (RCE) di daerah. Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

lengkap tentang kondisi fiskal regional, yang terdiri dari indikator ekonomi, indikator

kesejahteraan, kinerja pelaksanaan APBN-APBD serta isu strategis daerah.

(3)

ii Selanjutnya, di bagian akhir disampaikan analisis tematik mengenai Peran Fiskal terhadap Kesejahteraan Petani dan Analisis Peluang Investasi Daerah, dalam upaya menarik minat investor baik dari dalam maupun luar negeri guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan kajian ini, diharapkan kebijakan fiskal, baik di tingkat pusat maupun daerah, dapat dirumuskan, direncanakan dan diimplementasikan lebih baik untuk mewujudkan konsep research-based policy making. Upaya ini diyakini akan menjadi stimulus sekaligus inspirasi bagi pengambilan kebijakan yang lebih sistematis, terukur dan berkualitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Dalam konteks kekinian, hal tersebut tentunya sangat penting bagi regional Kaltim mengingat pandemi Covid-19 masih terus berkembang, sehingga kita harus dapat mengantisipasi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Kami menyadari bahwa kajian ini tentunya masih banyak kekurangan, karena keterbatasan data keterbatasan informasi, atau keterbatasan lain dalam penyusunan KFR ini. Masukan, saran atau bahkan kritik tentunya sangat kami harapkan untuk perbaikan kajian ini dimasa mendatang.

Terima kasih, Wassalamu’alaikum wr.wb.

Salam Sehat.

Samarinda, 09 November 2021

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Timur

M U H D I

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

ABREVIASI ... ix

EXECUTIVE SUMMARY ... x

DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL ... BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi ... 1

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 1

b. Inflasi ... 5

II. Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan ... 6

a. Kemiskinan ... 6

b. Pengangguran ... 6

c. Ketimpangan Pendapatan ... 7

d. Nilai Tukar Petani ... 7

e. Nilai Tukar Nelayan ... 8

f. Mobility Index ... 8

BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL I. Pelaksanaan APBN ... 9

a. Pendapatan Negara ... 9

b. Belanja Negara ... 11

c. Surplus/ Defisit ... 12

d. Prognosis APBN ... 12

e. Analisis Capaian Output: Layanan Dasar Publik ... 12

II. Pelaksanaan APBD ... 13

a. Pendapatan Daerah ... 14

b. Belanja Daerah ... 14

c. Surplus/ Defisit APBD ... 15

d. Pembiayaan Daerah ... 16

e. Prognosis APBD ... 16

III. Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian ... 16

a. Pendapatan Konsolidasian ... 17

b. Belanja Konsolidasian ... 18

c. Surplus/ Defisit Konsolidasian ... 19

(5)

iv

BAB III ANALISIS TEMATIK

I. Peran Fiskal untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan: Analisis NTP & NTN ... 20

a. Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan ... 21

b. Analisis Perbandingan Tren Pengeluaran Pemerintah dengan NTP & NTN ... 28

c. Rekomendasi Kebijakan ... 30

II. Analisis Peluang Investasi Daerah ... 31

a. Identifikasi Peluang Investasi Daya Tarik ... 33

b. Informasi Pasar ... 36

c. Analisis Kelayakan ... 39

d. Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi ... 41

e. Rekomendasi ... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI I. Kesimpulan ... 45

II. Rekomendasi ... 47

LAMPIRAN

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Target & Realisasi Indikator Ekonomi Makro Regional Q3 2021 .. 1

Tabel 1.2 Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Pengeluaran Y-on-Y & Q-to-Q Q3 2021... 2

Tabel 1.3 Komposisi dan Kontribusi Komponen PDRB Pengeluaran Q3 Tahun 2021 ... 3

Tabel 1.4 Komposisi dan Kontribusi per Sektor Lapangan Usaha Q3 2021 . 4 Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB per Sektor Lapangan Usaha Q3 2021 . 4 Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan, Kontribusi dan Peranan Sektor Unggulan Q3 2021... 5

Tabel 2.1 Pagu & Realisasi APBN Q3 2019-2021 (Miliar Rp) ... 9

Tabel 2.2 Prognosis APBN s.d. Q4 Tahun 2021 (miliar Rp) ... 12

Tabel 2.3 Capaian Output Layanan Dasar Publik s.d. Q3 Tahun 2021 (miliar Rp) ... 13

Tabel 2.4 Pagu & Realisasi APBD Q3 2019-2021 (Miliar Rp) ... 13

Tabel 2.5 Tren Perbandingan Surplus/Defisit dan Pendapatan tahun 2018 – 2021 (miliar Rp) ... 15

Tabel 2.6 Tabel 2.6 Tren Pembiayaan tahun 2018 – 2021 (miliar Rp)... 16

Tabel 2.7 Komposisi Pembiayaan s.d. Q3 2021 (miliar Rp) ... 16

Tabel 2.8 Prognosis Realisasi APBD s.d. Q4 2021 (miliar Rp) ... 16

Tabel 2.9 Konsolidasian APBN & APBD Q3 2019-2021 (Miliar Rp) ... 16

Tabel 2.10 Kontribusi Belanja & Investasi Pemerintah Q3 2021 (miliar rupiah) 19 Tabel 3.1 Realisasi APBN s.d. 30 September 2021 (Rp) ... 21

Tabel 3.2 Profil KUR Sektor Pertanian Q3 Tahun 2021 (Rp) ... 23

Tabel 3.3 Profil KUR Sektor Perikanan Q3 Tahun 2021 (Rp) ... 23

Tabel 3.4 Kontrak Kegiatan DAK Fisik 2021 Sektor Pertanian dan Perikanan 25 Tabel 3.5 APBD Kota Samarinda Sektor Pertanian Tahun 2021 (juta Rp) ... 26

Tabel 3.6 APBD Kota Samarinda Sektor Perikanan Tahun 2021 (juta Rp) ... 27

Tabel 3.7 Produksi Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kalimantan Timur27 Tabel 3.8 Luas Panen Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kalimantan Timur ... 28

Tabel 3.9 Rencana Anggaran Pengembangan Kepulauan Derawan

(juta Rp) ... 36

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Mobility Index Kaltim bulan September 2021 .... 8

Gambar 2.1 Komposisi Realisasi BPP dan TKDD Kaltim Q3 2021 ... 11

(8)

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi 2019 - 2021 (miliar Rupiah) .... 1

Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan dan Struktur Perekonomian Q3 2021 Pulau Kalimantan ... 2

Grafik 1.3 Grafik 1.3 Tren Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Tahun 2016-2021.. 2

Grafik 1.4 Tren Pertumbuhan PDRB Y-on-Y dan Belanja Pemerintah 2019 - 2021 ... 3

Grafik 1.5 Tren Ekspor Kaltim dan HBA tahun 2021 ... 3

Grafik 1.6 Perkembangan Tingkat Inflasi (m-to-m) dan (y-on-y) 2021 ... 4

Grafik 1.7 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kaltim 2019-2021 ... 6

Grafik 1.8 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka 2019-2021 ... 7

Grafik 1.9 Perkembangan Gini Rasio, Indeks Kedalaman dan Keparahan Kaltim 2019-2021 ... 7

Grafik 1.10 Perkembangan NTP 2020-2021 ... 8

Grafik 1.11 Perkembangan NTN 2020-2021 ... 8

Grafik 2.1 Capaian Realisasi Penerimaan Perpajakan Q3 Tahun 2021 (miliar Rp) ... 9

Grafik 2.2 Capaian Realisasi PNBP Q3 Tahun 2021 (miliar Rp) ... 10

Grafik 2.3 Tren Realisasi Penerimaan Perpajakan Q3 Tahun 2020 - 2021 (miliar Rp) ... 10

Grafik 2.4 Tren Realisasi PNBP Q3 Tahun 2020 - 2021 (miliar Rp) ... 10

Grafik 2.5 Tren Tax Ratio Kaltim Q3 2019-2021 ... 11

Grafik 2.6 Perkembangan Realisasi per Jenis Belanja Q3 2021 ... 11

Grafik 2.7 Perbandingan Realisasi per Jenis Belanja Q3 2020 - 2021 (miliar Rp) ... 12

Grafik 2.8 Perbandingan Surplus/ Defisit Q3 2020 - 2021 (miliar Rp) ... 12

Grafik 2.9 Pendapatan Daerah s.d. Q3 2020 dan 2021 (triliun Rp) ... 14

Grafik 2.10 Perkembangan Realisasi DAU, DBH dan SiLPA s.d. Q3 2020 dan 2021 (miliar Rp) ... 14

Grafik 2.11 Komposisi Belanja Daerah s.d. Q3 2021 ... 14

Grafik 2.12 Pertumbuhan Belanja Daerah s.d. Q3 2021... 15

Grafik 2.13 Komposisi Belanja Daerah per Pemda 2021 ... 15

Grafik 2.14 Pagu dan Realisasi Belanja Daerah tahun 2021 (miliar Rp) ... 15

Grafik 2.15 Komposisi Komponen Pendapatan terhadap Total Pendapatan Konsolidasian s.d. Q3 2021 ... 17

Grafik 2.16 Laju Pertumbuhan Komponen Belanja Konsolidasian s.d. Q3 2021 ... 17

Grafik 2.17 Perbandingan Penerimaan Pempus dan Pemda pada Pendapatan Konsolidasian s.d. Q3 2019-2021 (miliar rupiah) ... 17

Grafik 2.18 Tren Tax Ratio s.d. Q3 2019-2021 ... 18

(9)

viii Grafik 2.19 Perbandingan Komponen Belanja Pemerintah terhadap Total

Belanja Konsolidasian s.d. Q3 2019-2021 (miliar rupiah) ... 18

Grafik 2.20 Laju Pertumbuhan Jenis Belanja Konsolidasian s.d. Q3 2020-2021 (miliar rupiah) ... 18

Grafik 2.21 Rasio Belanja Operasional s.d. Q3 2021 (miliar rupiah) ... 19

Grafik 2.22 Laju Pertumbuhan Komponen Belanja Konsolidasian Q3 2021 .. 19

Grafik 3.1 Tenaga Kerja pada Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 20 Grafik 3.2 Realisasi APBN Tahun 2021 (miliar Rp) ... 21

Grafik 3.3 Realisasi KUR per Sektor Tahun 2021 (Rp) ... 22

Grafik 3.4 Realisasi UMi Petani dan Nelayan Tahun 2021 (miliar Rp) ... 24

Grafik 3.5 Realisasi DAK Fisik Tahun 2021 (miliar Rp) ... 24

Grafik 3.6 Tren Ib NTP Kaltim 2020- 2021 (miliar Rp) ... 28

Grafik 3.7 Tren NTP Kaltim per Subsektor 2021 ... 29

Grafik 3.8 Tren Ib Nelayan Kaltim 2020 (miliar Rp)... 29

(10)

ix

ABREVIASI

3A : Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara BLU : Badan Layanan Umum BPS : Badan Pusat Statistik BTT : Belanja Tak Terduga DAK : Dana Alokasi Khusus DAS : Daerah Aliran Sungai DTKS : Data Terpadu

Kesejahteraan Sosial GT : Gross Tonnage

HBA : Harga Batubara Acuan IKN : Ibu Kota Negara

KEK : Kawasan Ekonomi Eksklusif KPP : Kawasan Pengembangan

Pariwisata

KSNT : Kawasan Strategi Nasional Tertentu

KSP : Kawasan Strategis Provinsi KSPN : Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional KUR : Kredit Usaha Rakyat K/L : Kementerian/ Lembaga LKBB : Lembaga Keuangan Bukan

Bank

MEBE : Monitoring Evaluation Budget Execution MBTK

mtm

:

:

Maloy Batuta Trans Kalimantan

month-to-month NTN : Nilai Tukar Nelayan NTP : Nilai Tukar Petani

OMSPAN : Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

PC-PEN : Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi

Nasional

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

PMA : Penanaman Modal Asing PMDN : Penanaman Modal Dalam

Negeri

PMTB : Pembentukan Modal Tetap Bruto

PPKM : Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat

PPh : Pajak Penghasilan PPN : Pajak Pertambahan Nilai PPnBM : Pajak Penjualan Barang

Mewah

RIPP : Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata RPJMD : Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah RPJPD : Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah RTRW : Rencana Tata Ruang

Wilayah

SDGs : Sustainable Development Goals

SIKP : Sistem Informasi Kredit Program

SNVT : Satuan Non Vertikal Tertentu

TWA : Taman Wisata Alam UMi : Ultra Mikro

qtq : quarter-to-quarter TKDD : Transfer Ke Daerah dan

Dana Desa yoy : year-on-year ytd : year-to-date

(11)

x

EXECUTIVE SUMMARY

1. Analisis Ekonomi Regional

1.1. Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan III tahun 2021 tumbuh positif di level 4,51 persen (yoy) dan 1,14 persen (qtq). Hal tersebut melanjutkan tren positif pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,76 persen (yoy) pada triwulan II lalu. Akselerasi pelaksanaan vaksinasi dan penerapan PPKM menjadi kunci keberhasilan menekan penyebaran Covid-19. Selain itu, kebijakan fiskal yang ekspansif dan bersifat countercyclical memiliki kontribusi dalam menjaga kestabilan perekonomian.

1.2. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dimasa pandemi (2020 dan 2021). Penurunan pengeluaran pemerintah sebesar minus 8,96 persen (yoy) dan minus 4,12 persen (qtq) di triwulan III menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi sedikit melambat.

1.3. Sektor pertambangan dan penggalian masih menjadi kontributor utama PDRB Kaltim dengan share 46,82 persen. Namun demikian, analisis tren pertumbuhan ekonomi tanpa sektor pertambangan tampak lebih stabil dan relatif tumbuh positif. Tren tersebut terjadi disebabkan sektor pertambangan dan penggalian sangat rentan (fragile) terhadap kondisi pasar global.

1.4. Laju inflasi Provinsi Kalimantan Timur bulan September 2021 mencapai 0,14 persen (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya di level minus 0,17 persen. Secara yoy, inflasi Kaltim berada pada level 1,68 persen lebih tinggi daripada inflasi nasional sebesar 1,6 persen.

Secara garis besar, tingkat inflasi di Kaltim disebabkan oleh faktor infrastruktur dan cuaca.

Selain itu, pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan mobilitas masyarakat dengan diberlakukannya PPKM.

1.5. Dari sisi kesejahteraan, tingkat kemiskinan mengalami kenaikan 0,44 persen poin (yoy), menjadi sebesar 6,54 persen. Namun demikian, tingkat pengangguran terbuka turun 0,04 persen poin (yoy) menjadi 6,83 persen walaupun masih di atas nasional yang hanya 6,49 persen. Tingkat ketimpangan pendapatan (gini ratio) mengalami penurunan tipis 0,001 poin menjadi 0,334 di bulan Maret 2021.

1.6. Nilai Tukar Petani mengalami kenaikan yang cukup signifikan mencapai 122,51, sebaliknya Nilai Tukar Nelayan turun menjadi 102,33. NTP Kaltim turun ke peringkat tiga di bawah Kalbar (134,25) dan Kalteng (123,63) untuk regional Kalimantan, walaupun masih jauh di atas NTP Nasional yang hanya 105,68.

(12)

xi

2. Analisis Fiskal Regional

2.1. APBN Provinsi Kalimantan Timur per 30 September 2021 mengalami defisit anggaran sebesar Rp5.530 miliar dengan realisasi pendapatan negara sebesar Rp13.170,06 miliar dan realisasi belanja negara sebesar Rp18.700,1 miliar. Defisit anggaran ini mengalami penurunan sebesar 48,35 persen (yoy).

2.2. Pendapatan negara tumbuh sebesar 4,91 persen (yoy) seiring pertumbuhan penerimaan pajak 4,53 persen (yoy) dan PNBP 8,55 persen (yoy). Bea keluar menjadi kontributor utama pertumbuhan penerimaan pajak dengan growth 8.173,4 persen (yoy).

Sedangkan disisi PNBP, jasa layanan BLU menjadi kontributor utama pertumbuhan dengan angka 41,05 persen (yoy). Namun demikian, Tax ratio Kaltim relatif menurun dalam tiga tahun terakhir.

2.3. Realisasi belanja pemerintah pusat tumbuh sebesar 16,71 persen (yoy), sedangkan realisasi TKDD mengalami kontraksi 29,76 persen (yoy). Kebijakan penyaluran BLT DD langsung tiga bulan ke rekening desa memberi dampak positif dengan telah tersalurkannya BLT DD seluruh desa di wilayah Kaltim sampai bulan ke-9.

2.4. Dari sisi pelaksanaan APBD, sampai dengan triwulan III 2021, total pendapatan APBD seluruh pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Timur mencapai Rp18.224 miliar atau turun 23,06 persen (yoy). Namun demikian, pendapatan dari komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) tumbuh 2,13 persen (yoy) sedangkan pendapatan transfer turun sebesar 29,42 persen (yoy).

2.5. Tidak hanya di sisi pendapatan, dari sisi belanja pun terdapat penurunan sebesar 5,80 persen (yoy) dengan belanja daerah per 30 September 2021 mencapai Rp16.284 miliar.

Penyebab rendahnya belanja daerah ini terjadi pada jenis belanja modal yang baru terealisasi 27,67 persen, turun 13,34 persen (yoy). Hal tersebut membuat SiLPA tahun berjalan mencapai Rp6.850 miliar.

2.6. Penurunan realisasi pendapatan dan belanja tersebut, dikarenakan oleh adanya kebijakan PPKM, refocusing dan realokasi belanja, keterbatasan kegiatan lainnya yang dibiayai dengan belanja pemerintah sebagai dampak dari pembatasan sosial pada kondisi pandemi Covid-19.

(13)

xii

3. Analisis Tematik

3.1. Dalam skala nasional, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menduduki peringkat kedua setelah industri pengolahan dalam kontribusi pembentuk PDB dengan share 14,30 persen pada triwulan III 2021. Sektor ini juga tumbuh positif sebesar 1,31 persen (yoy) dan 1,88 (qtq). Sektor pertanian juga menjadi satu-satunya sektor yang tidak pernah mengalami kontraksi di masa pandemi. Sedangkan dalam konteks regional, di wilayah Kaltim sektor tersebut menduduki peringkat keempat dengan share 8,46 persen terhadap struktur PDRB Kaltim pada triwulan III 2021. Sektor ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,86 persen (yoy).

3.2. Dukungan pemerintah melalui kebijakan fiskal untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di wilayah Kaltim tercermin melalui alokasi belanja Kementerian/ Lembaga sebesar Rp155,51 miliar yang telah teralisasi Rp134 miliar. Selain itu dalam bentuk DAK Fisik untuk pertanian dan perikanan dengan alokasi Rp34,25 miliar yang telah disalurkan tahap I nya sebesar Rp11,65 miliar.

3.3. Program pemerintah lainnya untuk sektor pertanian dan perikanan melalui pembiayaan KUR dan UMi. Sampai dengan 30 September 2021, realisasi penyaluran KUR untuk pertanian mencapai Rp615,78 miliar dan sektor perikanan sebesar Rp90,08 miliar.

Sedangkan untuk UMi, realisasi penyaluran mencapai Rp15,28 miliar dengan 3.680 debitur.

3.4. Sektor yang mempunyai multiplier effect baik backward maupun forward linkage adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata memiliki keterkaitan erat dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, misalnya sektor kehutanan, kelautan, pertanian dan perkebunan, industri dan perdagangan, telekomunikasi serta sektor perhubungan. Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata merupakan strategi yang tepat untuk memajukan perekonomian daerah.

3.5. Kepulauan Derawan sebagai salah satu destinasi wisata potensial di Kabupaten Berau menjadi prioritas dalam pembangunan dan pengembangan di sektor pariwisata. Dalam rangka pengembangan Kepulauan Derawan telah disusun rencana tindak pariwisata yang mencakup lima komponen yaitu: 1)Atraksi wisata; 2)Promosi; 3)Infrastruktur;

4)Pelayanan; dan 5)Hospitality/ keramahtamahan.

3.6. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau melalui surat Nomor: 556/233/Budpar-III/XI/2021 tanggal 10 November 2021, kebutuhan dana untuk pembangunan sarpras dan infrastruktur mencapai Rp28,55 miliar.

Alokasi dana tersebut direncanakan untuk membangun 15 jenis sarana prasarana di Kepulauan Derawan.

(14)

Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III 2021

TINGKAT KETIMPANGAN TINGKAT KETIMPANGAN TINGKAT KETIMPANGAN

Mar 2019 Sep 2019 Mar 2020 Sep 2020 Mar 2021

2019Feb Feb

Feb 2019

2020 Feb

Feb 2020

2021 Feb

Agt 2021

2019 Agt

2020 Agt

2021 Agt

Agt 2021 Agt 2020

2019

PERTUMBUHAN EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI

Triwulan III 2021 yoy (persen) 20192019

2019 202020202020 202120212021

20192019

2019 202020202020 202120212021

Kaltim

Nasional

Kaltim Nasional

Kaltim Nasional

2019Mar Sep

2019 Mar

2020 Sep

2020 Mar

2021

Kaltim Nasional

TINGKAT KEMISKINAN TINGKAT KEMISKINAN TINGKAT KEMISKINAN

(persen)

(indeks)

TINGKAT PENGANGGURAN TINGKAT PENGANGGURAN TINGKAT PENGANGGURAN

(persen)

(15)

2018 2019 2020 2018 2019 2020

76,24

76,61 75,83

71,94

71,92 71,39

Kaltim

Nasional

Sep 2021 Sep 2021

Kaltim Sep 2020Nasional

Sep 2020

Sep 2021 Sep 2021

Kaltim Nasional Sep 2020 Sep 2020

2021Jan Feb

2021 Mar

2021 Apr

2021 Mei

2021 Jun

2021 Jul

2021 Agt

2021 Sep 2021 Nasional

Kaltim

(indeks)

(indeks)

(indeks)

yoy (persen)

(16)

Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III 2021

BELANJA NEGARA BELANJA NEGARA BELANJA NEGARA

Penerimaan Perpajakan PNBP

Rp11,88 T Rp1,28 T

Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Rp5,93 T Rp12,76 T

DEFISIT DEFISIT DEFISIT

PENDAPATAN NEGARA PENDAPATAN NEGARA PENDAPATAN NEGARA

APBN APBN APBN

ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN

PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN

KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN

Penerimaan Perpajakan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerimaan Hibah

Rp16,22 T Rp2,19 T Rp0,08 T

P EM B IA Y A A N P EM B IA Y A A N P EM B IA Y A A N R P 4 ,9 0 T R P 4 ,9 0 T R P 4 ,9 0 T

(17)

Pendapatan Asli Daerah

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp5,23 T

Rp0,12 T

Belanja Operasional Belanja Modal Rp10,89 T

BELANJA DAERAH BELANJA DAERAH BELANJA DAERAH PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN DAERAH

APBD APBD APBD

Pendapatan Transfer Rp12,86 T

Belanja Tidak Terduga Belanja Transfer

Rp0,41 T Rp2,86 T

Rp2,11 T

KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN

BELANJA BELANJA BELANJA KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN

Rp19,40 T

Rp2,45 T

Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa

R P 1, 5 4 T R P 1, 5 4 T R P 1, 5 4 T S IL P A S IL P A S IL P A

SILPA SILPA SILPA PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN

(18)

Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan III tahun 2021 tumbuh positif di level 4,51 persen (yoy) dan 1,14 persen (qtq). Hal tersebut melanjutkan tren positif pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,76 persen (yoy) pada triwulan II lalu. Akselerasi pelaksanaan vaksinasi dan penerapan PPKM menjadi kunci keberhasilan menekan penyebaran Covid-19. Selain itu, kebijakan fiskal yang ekspansif dan bersifat countercyclical dapat menjaga kestabilan perekonomian.

Triwulan III 2021

2019 2020 2021

5,02 6,23

-3,49 -4,54

4,51 3,51 Nasional Kaltim

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi yoy (persen)

(19)

1

BAB I

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Berdasarkan data indikator ekonomi makro, perbandingan antara target dan realisasi untuk wilayah Kalimantan Timur dan Nasional dapat disampaikan sebagai berikut:

Kuartal III 2021 menjadi momentum perekonomian regional Kaltim melanjutkan tren positif. Beberapa target indikator ekonomi makro Kaltim telah berhasil dicapai pada kuartal III kecuali indikator gini ratio yang masih harus diturunkan minimal 0,006 poin.

I. Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi a. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB)

Pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan III 2021 tetap positif, 4,51 persen dengan besaran PDRB ADHB Rp179,08 triliun.

Kebijakan pemerintah yang cepat dan tepat dalam penanganan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional.

Triwulan III 2021 yang merupakan puncak gelombang kedua Covid-19 berhasil

dilalui dengan baik. Aspek kesehatan dan aspek ekonomi tetap terjaga, baik di tingkat regional maupun nasional.

Economic growth regional Kaltim triwulan III 2021 sebesar 4,51 persen (yoy), lebih tinggi dari tingkat nasional yang hanya mencapai 3,51 persen (yoy). Secara qtq, pertumbuhan ekonomi Kaltim juga masih dalam level positif sebesar 1,14 persen. Hal ini menandakan pergerakan ekonomi triwulan III tetap berjalan dengan baik meskipun dihantam gelombang kedua pandemi.

Akselerasi pelaksanaan vaksinasi dan penerapan PPKM menjadi kunci keberhasilan menekan penyebaran Covid-19. Selain itu, kebijakan fiskal yang ekspansif dan bersifat countercyclical dapat menjaga kestabilan perekonomian.

Hal ini tercermin dari kelanjutan disertai penambahan alokasi pagu program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan

Sumber: Bappeda Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Keterangan: *Realisasi Q2 2021

Grafik 1.1 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi 2019 - 2021 (miliar Rupiah)

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Indikator Ekonomi Makro Regional Q3 2021

Sasaran Indikator Ekonomi Makro Target Kaltim Q3 2021 Nasional Q3 2021

Pertumbuhan Ekonomi 2±1% 4,51 3,51

Kemiskinan 6,88 6,54* 10,14*

Pengangguran 8,34 6,83 6,49

Gini Ratio 0,328-0,327 0,334* 0,384*

(20)

2

Ekonomi Nasional (PC-PEN) di tahun 2021.

Pertumbuhan ekonomi tersebut juga dipengaruhi oleh basis perhitungan PDRB yang rendah (low based effect) pada triwulan III 2020.

Kaltim dominasi struktur perekonomian regional Kalimantan dengan share 50,20 persen. Secara umum pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan tumbuh positif 4,52 persen (yoy). Kaltara menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 5,24 persen (yoy), sedangkan terendah di Kalteng dengan 3,57 persen (yoy). Tidak dipungkiri bahwa sektor pertambangan, utamanya batubara telah mengangkat perekonomian Kaltim sehingga menguasai struktur ekonomi Pulau Kalimantan. Namun demikian, hal

tersebut harus menjadi perhatian kedepannya.

Analisis tren pertumbuhan ekonomi tanpa sektor pertambangan tampak lebih stabil dan relatif tumbuh positif. Tren tersebut terjadi disebabkan sektor pertambangan dan penggalian sangat rentan (fragile) terhadap kondisi pasar global. Selain itu, isu lingkungan hidup kerap terjadi di area pertambangan, ditambah dengan kenyataan bahwa daerah penghasil tambang memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi daripada daerah non- tambang. Oleh sebab itu, transformasi ekonomi dari unrenewable resources ke renewable resources harus diakselerasi dan menjadi prioritas untuk mendukung sustainable development goals (SDGs).

1. PDRB Berdasarkan Pengeluaran

PMTB dan Net Ekspor menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Secara yoy, semua komponen PDRB berdasarkan

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Pengeluaran Y-on-Y & Q-to-Q Q3 2021

Komponen Laju y-on-y Laju q-to-q

Konsumsi Rumah Tangga 0,12 (2,23) Konsumsi LNPRT 0,15 3,46 Pengeluaran Pemerintah (8,96) (4,12) Pembentukan Modal Tetap Bruto 9,25 3,47

Perubahan Inventori - -

Ekspor Luar Negeri 7,32 0,26 Impor Luar Negeri 10,14 (0,59)

PDRB 4,51 1,14

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Grafik 1.3 Tren Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Tahun 2016-2021

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021, diolah.

Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan dan Struktur Perekonomian Q3 2021 Pulau

Kalimantan

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

(21)

3

pengeluaran mengalami pertumbuhan positif kecuali komponen pengeluaran pemerintah. Hal ini menjadi warning bagi pemerintah, dimana pada saat pandemi seharusnya belanja pemerintah baik pusat maupun daerah menjadi tumpuan perekonomian. Dari grafik 1.4 tampak bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dimasa pandemi (2020 dan 2021). Penurunan pengeluaran pemerintah di triwulan III menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi yang telah on track di triwulan II menjadi sedikit melambat.

Konsumsi rumah tangga dan LNPRT relatif stagnan dibandingkan periode sama tahun lalu dan fluktuatif dibandingkan triwulan II 2021. Tertahannya pengeluaran pemerintah dan konsumsi rumah tangga disebabkan oleh melonjaknya kasus Covid-19 sehingga dikeluarkannya kebijakan PPKM. Hal tersebut berimbas pada menurunnya mobilitas masyarakat dan berkurangnya kegiatan pemerintah.

Sementara itu, kontributor utama pertumbuhan ekonomi Kaltim terdapat pada komponen PMTB dan Ekspor. Kedua komponen tersebut tumbuh signifikan mencapai 9,25 persen (PMTB) dan 7,32 persen (Ekspor) secara yoy.

Peningkatan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada komponen PDRB dipengaruhi oleh kegiatan investasi baik dari asing (PMA) maupun dalam negeri (PMDN) yang relatif cukup stabil. Selain itu, peningkatan PMTB juga dipengaruhi meningkatnya industri konstruksi serta pertambangan dan penggalian.

Ekspor Kaltim di triwulan III 2021 dipengaruhi oleh harga batubara acuan (HBA) yang mengalami kenaikan signifikan. Cuaca ekstrem yang terjadi di Tiongkok membuat kegiatan produksi dan distribusi batubara di negara tersebut terganggu. Hal ini menyebabkan permintaan (impor) batubara dari luar Tiongkok naik pesat yang membuat HBA mencapai US$150,03 per ton di bulan September 2021. Kenaikan HBA tersebut menjadi keuntungan bagi Kaltim karena komoditas utama ekspor Kaltim berupa batubara.

Komponen Komposisi (%) Kontribusi (miliar Rp) Konsumsi Rumah Tangga 19,17% 28.623,43 Konsumsi LNPRT 0,58% 880,54 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,86% 6.428,71 Pembentukan Modal Tetap Bruto 32,37% 53.629,72 Perubahan Inventori 0,50% 674,04 Ekspor Barang dan Jasa 107,88% 206.961,92 Dikurangi Impor Barang dan Jasa 65,36% 118.112,73

PDRB 100% 179.085,63

Grafik 1.5 Tren Ekspor Kaltim dan HBA tahun 2021

Sumber: ESDM dan BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021, diolah.

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Grafik 1.4 Tren Pertumbuhan PDRB Y-on-Y dan Belanja Pemerintah 2019 - 2021

Tabel 1.3 Komposisi dan Kontribusi Komponen PDRB Pengeluaran Q3 Tahun

2021

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

(22)

4

Net-ekspor masih menjadi kontributor utama PDRB dengan komposisi 49,61 persen pada triwulan III 2021. Diikuti oleh PMTB dengan distribusi 29,95 persen dan Konsumsi rumah tangga sebesar 15,98 persen.

2. PDRB Berdasarkan Sektoral/ Lapangan Usaha

Struktur PDRB LU masih dikuasai sektor pertambangan dan penggalian dengan share 46,82 persen. Dalam satu dekade terakhir PDRB Kaltim identik dengan sektor pertambangan dan penggalian.

Terutama dalam tiga bulan terakhir, dimana HBA mencapai harga tertinggi dalam sejarah yang berdampak pada kenaikan ekspor batubara yang cukup signifikan.

Selain itu, sektor industri pengolahan memiliki andil 17,06 persen terhadap PDRB dengan subsektor industri batubara dan pengilangan migas menjadi penyumbang

terbesar sektor ini. Sektor penyerap tenaga kerja terbanyak di Kaltim terdapat pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dan sektor perdagangan besar dan eceran. Namun sektor tersebut tampak belum maksimal dalam struktur PDRB dengan masing-masing berkontribusi sebesar 8,46 persen dan 5,82 persen. Hal ini dapat menjadi perhatian dan prioritas kebijakan pemerintah kedepannya untuk mendorong sektor tersebut lebih berperan dalam pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi laju pertumbuhan, sektor tertinggi terdapat pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mencapai 9,97 persen (yoy). Hal ini didukung oleh akselerasi program vaksinasi yang dilakukan pemerintah serta naiknya kasus Covid-19 yang membutuhkan jasa kesehatan dalam penanganan.

Pelaksanaan work from home (WFH) dan

Sektor Komposisi

(%)

Kontribusi (miliar Rp) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 8,46 15.156,85 Pertambangan dan Penggalian 46,82 83.849,99

Industri Pengolahan 17,06 30.556,06

Pengadaaan Listrik, Gas 0,06 103,33

Pengadaan Air 0,05 89,46

Konstruksi 8,82 15.797,54

Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,82 10.415,74 Transportasi dan Pergudangan 3,12 5.594,74 Penyedia Akomodasi dan Makan

Minum 0,9 1.605,60

Informasi dan Komunikasi 1,42 2.539,94

Jasa Keuangan 1,61 2.876,73

Real Estate 0,81 1.454,48

Jasa Perusahaan 0,2 348,97

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 1,64 2.937,85

Jasa Pendidikan 1,71 3.062,48

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,88 1.582,62

Jasa Lainnya 0,62 1.113,25

Produk Domestik Regional Bruto 100 179.085,63

Sektor Laju

y-on-y Laju q-to-q Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2,86 2,92

Pertambangan dan Penggalian 6,6 2,47

Industri Pengolahan 2,22 -1,66

Pengadaaan Listrik, Gas 3,2 10,57

Pengadaan Air 7,94 5,91

Konstruksi 5,46 7,74

Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,57 -0,26

Transportasi dan Pergudangan -1,16 -3,82

Penyedia Akomodasi dan Makan

Minum 0,86 -3,83

Informasi dan Komunikasi 6,95 1,41

Jasa Keuangan 9,95 3,96

Real Estate -0,08 -0,06

Jasa Perusahaan 3,76 0,64

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib -9,54 -18,28

Jasa Pendidikan -0,51 -3,38

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,97 3,64

Jasa Lainnya -0,62 -3,71

Produk Domestik Regional Bruto 4,51 1,14 Tabel 1.4 Komposisi dan Kontribusi per

Sektor Lapangan Usaha Q3 2021

Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB per Sektor Lapangan Usaha Q3 2021

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

(23)

5

proses belajar mengajar secara daring memberikan dampak positif untuk laju pertumbuhan sektor informasi dan keuangan.

Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib menjadi sektor yang mengalami kontraksi paling dalam sebesar minus 9,54 persen (yoy) dan minus 18,28 persen (qtq).

Penyebab dari kontraksi tersebut adalah gaji ke-13 dan thr telah dicairkan pada triwulan sebelumnya serta terdapat beberapa Pemda yang menunda pencairan tunjangan kinerja pegawai disebabkan DAU belum disalurkan. Selain itu faktor PPKM juga memberi andil penurunan kegiatan pemerintahan.

Terdapat empat sektor unggulan di Kaltim yang memberi andil terbesar terhadap perekonomian dan kesejahteraan. Hal ini dapat memberikan gambaran fokus kebijakan kedepannya untuk meningkatkan sektor-sektor tersebut terutama untuk sektor pertanian, industri pengolahan dan konstruksi.

b. Inflasi

Tingkat inflasi triwulan III 2021 di Kaltim tetap terkendali. Inflasi bulanan (mtm) dalam triwulan III 2021 berturut-turut sebesar minus 0,02 persen, minus 0,17 persen dan 0,14 persen. Tingkat Inflasi tahun kalender (ytd) di Kaltim tercatat berada pada level 1,24 persen dan apabila dibandingkan tahun lalu tingkat

inflasi mencapai 1,68 persen. Besaran tingkat inflasi Kaltim sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya 0,80 persen (ytd) dan 1,60 persen (yoy).

Sepanjang tahun 2021, dari 11 kelompok pengeluaran, sebanyak 9 kelompok memberikan andil inflasi dan 2 kelompok memberikan andil deflasi.

Inflasi tertinggi sampai dengan triwulan III 2021 terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 3,18 persen dan diikuti oleh kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di angka 2,44 persen. Sementara itu kelompok transportasi menjadi penyumbang deflasi tertinggi dengan minus 0,37 persen.

Secara garis besar, tingkat inflasi di Kaltim disebabkan oleh faktor infrastruktur dan cuaca yang mempengaruhi aliran distribusi barang dan jasa. Selain itu juga pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan mobilitas masyarakat dengan diberlakukannya PPKM. Untuk menjaga tingkat inflasi tetap terkendali Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kaltim baik provinsi, kabupaten maupun kota saling berkoordinasi dan bekerjasama mengendalikan inflasi

Sektor Kontribusi

(miliar)

Komposisi (%)

Growth (yoy)

Pertambangan dan Penggalian 83.849,99 46,82 6,6

Industri Pengolahan 30.556,06 17,06 2,22

Konstruksi 15.797,54 8,82 5,46

Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 15.156,85 8,46 2,86

(y-on-y)

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan, Kontribusi dan Peranan Sektor Unggulan Q3 2021

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Grafik 1.6 Perkembangan Tingkat Inflasi (m-to-m) dan (y-on-y) 2021

(m-to-m)

(24)

6

dengan seimbang, agar tidak terjadi kemunduran ekonomi. Selain itu, TPID juga melakukan pengawasan supply dan demand sehingga tetap terjaga ekuilibriumnya. Pada tahun ini, TPID Kota Samarinda dan TPID Kabupaten Kutai Barat mendapat penghargaan TPID berkinerja terbaik dan TPID berprestasi se- Kalimantan sesuai dengan Kepmenko Perekonomian Nomor 152 tahun 2021.

Inflasi di Kaltim terwakili oleh dua kota besar yaitu Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi Kaltim dan Kota Balikpapan yang menjadi kota industri terbesar di Kaltim. Inflasi di Kaltim masih dalam level terkendali dan stabil. Secara spasial, inflasi di Kota Samarinda lebih tinggi dibandingkan Kota Balikpapan.

II. Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan a. Kemiskinan

Tingkat kemiskinan Kaltim naik 0,44 persen poin (yoy). Tingkat kemiskinan Kaltim mengalami kenaikan 0,44 persen poin pada bulan Maret 2021 bila dibandingkan Maret 2020. Namun apabila dibandingkan bulan September 2020 maka tingkat kemiskinan Kaltim turun 0,1 persen poin.

Persentase kemiskinan Kaltim jauh di bawah Nasional yang mencapai 10,14 persen. Pada bulan Maret 2021, garis kemiskinan (GK) di Kaltim sebesar Rp689.035,- per kapita per bulan, naik 2,90 persen dibandingkan September 2020.

Walaupun GK mengalami kenaikan, akan tetapi jumlah penduduk miskin di Kaltim mengalami penurunan menjadi 241,77 ribu jiwa. Kebijakan pemerintah untuk tetap melanjutkan bantuan sosial baik tunai maupun non-tunai di masa Pandemi Covid-19 ini dinilai berhasil mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan. Selain itu bantuan tersebut relatif tepat sasaran, terbukti dengan menurunnya penduduk miskin di Kaltim. Jumlah penduduk miskin per Maret 2021 di perkotaan mencapai 127,28 ribu jiwa, lebih banyak daripada jumlah penduduk miskin di perdesaan 114,48 ribu jiwa.

Tabel 1.7 Kontribusi Sektor Pengeluaran Kaltim 2021

Sektor Pengeluaran

IHK September

2020

IHK September

2021

Growth (yoy) Ma ka na n, Mi numa n, da n

Temba ka u 103,85 108,35 4,3%

Pa ka i a n da n Al a s Ka ki 97,53 97,32 -0,2%

Peruma ha n, Ai r, Li s tri k, da n Ba ha n Ba ka r Ruma h

Ta ngga 102,22 102,77 0,5%

Perl engka pa n, Pera l a ta n, da n Pemel i ha ra a n Ruti n

Ruma h Ta ngga 105,03 108,38 3,2%

Kes eha ta n 104,15 105,68 1,5%

Tra ns porta s i 98,13 98,55 0,4%

Informa s i , Komuni ka s i ,

da n Ja s a Keua nga n 101,11 101,33 0,2%

Rekrea s i , Ol a hra ga da n

Buda ya 107,67 108,07 0,4%

Pendi di ka n 106,98 107,93 0,9%

Penyedi a a n Ma ka na n da n

Mi numa n / Res tora n 109,3 109,99 0,6%

Pera wa ta n Pri ba di da n

Ja s a La i nnya 113,2 114,55 1,2%

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021, diolah.

Grafik 1.7 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kaltim 2019-2021

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

(25)

7

b. Pengangguran

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kaltim turun 0,04 persen poin (yoy).

Namun demikian TPT Kaltim masih lebih tinggi jika dibandingkan TPT Nasional yang hanya 6,49 persen. Penduduk usia kerja (15+) di Kaltim berjumlah 2,81 juta jiwa, namun yang merupakan angkatan kerja berkisar 1,84 juta jiwa (65,48 persen). Dari jumlah tersebut 126,19 ribu jiwa tidak bekerja/ pengangguran. Secara spasial, TPT perkotaan mengalami penurunan 3,87 persen (yoy) sedangkan TPT perdesaan naik sebesar 18,41 persen (yoy). Hal ini disebabkan pengangguran yang semula ada di kota, kembali ke desanya masing- masing karena tidak bisa memperoleh pekerjaan kembali. Sedangkan dari jenis kelamin (gender), TPT Laki-laki (86,3 ribu jiwa) lebih banyak daripada TPT Perempuan (39,8 ribu jiwa).

Untuk mengatasi pengangguran di Kaltim, salah satu cara dengan segera menghidupkan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan yang diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 55 ribu orang. Dalam KEK tersebut direncanakan industri pengolahan sawit dan kayu serta pusat industri energi seperti industri mineral,

gas dan batubara. Selain itu, peningkatan sektor pertanian melalui food estate akan menciptakan swasembada pangan serta banyak menyerap tenaga kerja.

c. Ketimpangan Pendapatan

Tingkat ketimpangan pendapatan turun tipis 0,001 poin. Tingkat ketimpangan pendapatan (Gini Rasio) mengalami penurunan tipis 0,001 poin pada periode Maret 2021 menjadi 0,334 dibandingkan September 2020 sebesar 0,335.

Namun demikian, pada bulan Maret 2021 Indeks Kedalaman Kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 0,192 dari September 2020 menjadi 1,223. Kondisi ini menunjukkan kedalaman kemiskinan bertambah karena rata-rata pengeluaran penduduk miskin menurun, lebih menjauhi garis kemiskinan, sehingga lebih sulit untuk keluar dari kategori miskin. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan juga naik dari 0,293 di bulan September 2020 menjadi 0,337 pada bulan Maret 2021. Hal ini mengindikasikan kondisi tingkat keparahan kemiskinan semakin bertambah karena ketimpangan pengeluaran di antara sesama penduduk miskin semakin bertambah lebar.

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Grafik 1.8 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka 2019-2021

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Grafik 1.9 Perkembangan Gini Rasio, Indeks Kedalaman dan Keparahan Kaltim

2019-2021

(26)

8

d. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) naik signifikan mencapai 122,51. NTP sepanjang Triwulan III 2021 menunjukkan tren kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami fluktuasi. NTP bulan Juli sebesar 119,17 menjadi 122,51 di bulan September.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa kesejahteraan petani di Kaltim semakin membaik di tengah pandemi Covid-19.

Namun demikian, NTP Kaltim turun ke peringkat tiga di bawah Kalbar (134,25) dan Kalteng (123,63) untuk regional Kalimantan. Walaupun NTP Kaltim masih jauh di atas NTP nasional yang hanya 105,68. Kenaikan NTP Kaltim tak terlepas dari subsektor tanaman perkebunan rakyat, yang mana terjadi kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit dalam tiga bulan terakhir. Sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang tetap bertahan dimasa pandemi dengan selalu berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim.

e. Nilai Tukar Nelayan

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Kaltim turun menjadi 102,33. NTN bulan September 2021 berada pada level 102,33, mengalami penurunan 0,57 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan

pendapatan nelayan dipengaruhi oleh menurunnya hasil tangkapan karena faktor cuaca serta permintaan ikan yang menurun akibat pandemi Covid-19.

f. Mobility Index

Mobility Index Kalimantan Timur bulan September 2021. Data ini menunjukkan bahwa mobilitas masyarakat ke berbagai tempat di Kalimantan Timur kembali normal. Tren mobilitas tertinggi yaitu kunjungan ke tempat seperti supermarket, pasar tradisional dan apotek menunjukkan peningkatan sebesar 22 persen.

Sedangkan mobilitas kunjungan ke tempat pusat perbelanjaan, restoran, cafe, taman hiburan dan perpustakaan menunjukkan peningkatan sebesar 2 persen.

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Grafik 1.10 Perkembangan NTP 2020-2021

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, 2021.

Grafik 1.11 Perkembangan NTN 2020-2021

Gambar 1.1 Perkembangan Mobility Index

Sumber: Google, 2021.

(27)

Triwulan III 2021

APBN Provinsi Kalimantan Timur per 30 September 2021 mengalami defisit anggaran sebesar Rp5.530 miliar dengan realisasi pendapatan negara sebesar Rp13.170,06 miliar dan realisasi belanja negara sebesar Rp18.700,1 miliar.

Defisit anggaran ini mengalami penurunan sebesar 48,35 persen (yoy).

Dari sisi pelaksanaan APBD, sampai dengan triwulan III 2021, total pendapatan APBD seluruh pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Timur mencapai Rp18.224 miliar atau turun 23,06 persen (yoy). Namun demikian, pendapatan dari komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) tumbuh 2,13 persen (yoy) sedangkan pendapatan transfer turun sebesar 29,42 persen (yoy).

2019 2020 2021

18,50 16,06

20,42

21,86 21,17

22,61

Belanja

Konsolidasian Pendapatan Konsolidasian Perkembangan Realisasi

Konsolidasian (triliun rupiah)

(28)

9

BAB II

ANALISIS FISKAL REGIONAL

I. Pelaksanaan APBN

Realisasi pendapatan negara regional Kalimantan Timur sampai dengan Triwulan III 2021 tercatat Rp13,17 triliun atau sebesar 65,46 persen dari target dalam APBN 2021. Apabila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu maka realisasi pendapatan negara tersebut mengalami pertumbuhan 4,91 persen.

Realisasi belanja negara per 30 September 2021 mencapai Rp18,70 triliun dari pagu sebesar Rp27,48 triliun. Realisasi tersebut mengalami kontraksi sebesar minus 19,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

a. Pendapatan Negara

Penerimaan pajak mengalami pertumbuhan 4,53 persen (yoy).

Per 30 September 2021 realisasi penerimaan perpajakan di regional Kalimantan Timur tercatat Rp11,88 triliun atau sebesar 63,10 persen dari target dalam APBN 2021.

Pertumbuhan penerimaan perpajakan ini didorong oleh meningkatnya aktivitas ekspor impor yang memberi andil peningkatan penerimaan pajak perdagangan internasional (bea masuk dan bea keluar).

Grafik 2.1 Capaian Realisasi Penerimaan Perpajakan Q3 Tahun 2021 (miliar Rp)

Sumber : Aplikasi OMSPAN, 2021, diolah.

Tabel 2.1 Pagu & Realisasi APBN Q3 2019-2021 (Miliar Rp)

Sumber : Aplikasi OMSPAN, SIMTRADA, Kanwil DJP Kaltimtara dan Kanwil DJBC Kalbagtim, 2021, diolah.

PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %

A. PENDAPATAN NEGARA 17.956,6 12.553,2 69,91% 20.118,0 13.170,06 65,46% 4,91%

I. PENERIMAAN PERPAJAKAN 16.795,8 11.366,5 67,67% 18.831,3 11.881,8 63,10% 4,53%

II. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 1.160,8 1.186,8 102,23% 1.286,7 1.288,3 100,12% 8,55%

III. HIBAH - - 0,00%

B. BELANJA NEGARA 33.434,0 23.258,9 69,57% 27.483,8 18.700,1 68,04% -19,60%

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT

(BPP) 9.341,8 5.083,6 54,42% 9.391,4 5.933,0 63,18% 16,71%

1. Belanja Pegawai 3.222,2 2.268,8 70,41% 3.055,8 2.278,7 74,57% 0,44%

2. Belanja Barang 3.617,9 1.688,0 46,66% 3.151,0 1.979,5 62,82% 17,27%

3. Belanja Modal 2.491,9 1.120,7 44,98% 3.178,2 1.668,7 52,50% 48,89%

4. Belanja Bantuan Sosial 9,9 6,1 61,41% 6,5 6,2 94,71% 1,24%

II. TRANSFER KE DAERAH DAN

DANA DESA (TKDD) 24.092,2 18.175,4 75,44% 18.092,4 12.767,0 70,57% -29,76%

1. TRANSFER KE DAERAH 23.192,3 17.479,6 75,37% 17.153,4 12.168,1 70,94% -30,39%

a. Dana Perimbangan 22.790,9 17.136,6 75,19% 16.705,0 11.943,9 71,50% -30,30%

1) Dana Bagi Hasil 14.339,4 10.048,5 70,08% 7.976,2 6.262,5 78,51% -37,68%

2) Dana Alokasi Umum 5.435,6 4.550,2 83,71% 5.327,7 3.903,4 73,27% -14,21%

3) Dana Alokasi Khusus Fisik 1.016,1 891,1 87,70% 1.280,7 394,9 30,84% -55,68%

4) Dana Alokasi Khusus Nonfisik 1.999,8 1.646,9 82,35% 2.120,4 1.383,1 65,23% -16,02%

5) Dana Insentif Daerah 401,4 343,0 85,44% 448,3 224,2 50,00% -34,64%

b. Dana Otsus dan DIY - - - - - - 0,00%

2. DANA DESA 899,9 695,8 77,32% 939,1 599,0 63,78% -13,91%

C. SURPLUS/DEFISIT (15.477,3) (10.705,7) 69,17% (7.365,8) (5.530,0) 75,08% -48,35%

D. PEMBIAYAAN - - - - - - 0,00%

Uraian Tahun 2020 Tahun 2021 GROWTH

(yoy)

(29)

10

Sampai dengan triwulan III 2021, realisasi penerimaan pajak perdagangan internasional telah mencapai 527,39 persen dari target yang ditetapkan. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga acuan batubara yang terus meningkat mencapai US$150,03 per ton di bulan September 2021. Sedangkan realisasi komponen penerimaan pajak dalam negeri masih pada kisaran 51,83 persen dari target, terkontraksi sebesar 13,49 persen dibandingkan tahun lalu (yoy).

Kebijakan insentif dibidang perpajakan untuk mendorong perekonomian di masa pandemi membuat penerimaan pajak dalam negeri ini masih tertahan.

PNBP tumbuh 8,55 persen (yoy). Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sampai dengan 30 September 2021 mencapai Rp1,29 triliun atau 100,12 persen dari target. Hal tersebut didorong oleh peningkatan penerimaan jasa layanan umum badan layanan umum (BLU) dan jasa transformasi, komunikasi dan informatika yang tumbuh masing-masing sebesar 41,05 persen dan 16,55 persen (yoy).

Tren realisasi pendapatan per jenis penerimaan mengalami pertumbuhan positif kecuali untuk pajak penghasilan (PPh). Hal ini disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang membuat serapan tenaga kerja belum normal kembali. Selain itu adanya insentif PPh Pasal 21, 22, 23, 25 dan

PPh final jasa konstruksi. Sedangkan pertumbuhan positif tertinggi terdapat pada bea keluar yang tumbuh 8.173,4 persen (yoy) yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor batubara.

Sementara itu, realisasi PNBP juga mengalami pertumbuhan positif, dimana pendapatan BLU tumbuh 14,62 persen, sedangkan pendapatan PNBP lainnya naik 6,47 persen dibandingkan tahun lalu.

Tax Ratio masih rendah. Tax ratio/ rasio pajak digunakan untuk menilai kinerja penerimaan pajak. Tax Ratio dihitung dengan cara realisasi penerimaan pajak dibagi PDRB. Di wilayah Kaltim rasio pajak tahun 2021 masih sangat rendah, hanya sebesar 2,3 persen. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain adanya insentif dibidang perpajakan, penurunan/

rendahnya tax ratio disebabkan oleh sebagian wajib pajak orang pribadi maupun badan memiliki NPWP di luar Grafik 2.4 Tren Realisasi PNBP Q3 Tahun 2020 -

2021 (miliar Rp)

Sumber : Aplikasi OMSPAN, 2021, diolah.

Sumber : Aplikasi OMSPAN, 2021, diolah.

Grafik 2.2 Capaian Realisasi PNBP Q3 Tahun 2021 (miliar Rp)

Sumber : Aplikasi OMSPAN, 2021, diolah.

Grafik 2.3 Tren Realisasi Penerimaan Perpajakan Q3 Tahun 2020 - 2021 (miliar Rp)

(30)

11

Kaltim sehingga tidak dihitung sebagai penerimaan Kaltim.

b. Belanja Negara

Alokasi belanja negara di regional Kaltim mencapai Rp27,48 triliun. Alokasi tersebut terbagi menjadi dua yaitu belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah dan dana desa dengan alokasi pagu masing-masing sebesar Rp9,39 triliun dan Rp18,09 triliun.

Komposisi realisasi belanja negara masih didominasi TKDD dengan 68 persen terhadap total realisasi.

Realisasi belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan 16,71 persen (yoy). Sampai dengan 30 September 2021, realisasi belanja pemerintah pusat tercatat mencapai Rp5,93 triliun atau sebesar 63,18 persen dari pagu. Realisasi tertinggi secara persentase tercatat pada jenis belanja bantuan sosial mencapai 94,71 persen. Sedangkan yang terendah

terdapat pada jenis belanja modal yang baru sebesar 52,50 persen.

Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa terkontraksi 29,76 persen (yoy).

Realisasi TKDD per 30 September 2021 sebesar Rp12,77 triliun atau telah mencapai 70,57 persen dari pagu.

Realisasi tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp18,17 triliun.

Belanja Pemerintah Pusat

Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, untuk jenis belanja bantuan sosial dan belanja pegawai masih relatif sama, dengan pertumbuhan 1,2 persen dan 0,4 persen. Namun demikian, jenis belanja barang dan belanja modal mengalami pertumbuhan cukup signifikan yaitu 17,3 persen dan 48,9 persen. Hal tersebut tidak terlepas dari peran Ditjen Perbendaharaan yang mendorong percepatan belanja Kementerian/

Lembaga.

Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

Dari aspek TKDD, semua komponen TKDD mengalami kontraksi apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penyebab penurunan realisasi TKDD dibandingkan tahun lalu antara lain: 1)alokasi pagu TKDD turun Gambar 2.1 Komposisi Realisasi BPP dan

TKDD Kaltim Q3 2021

Sumber : Aplikasi OMSPAN, 2021, diolah.

Sumber : Aplikasi OMSPAN dan BPS Kaltim, 2021, diolah.

Grafik 2.5 Tren Tax Ratio Kaltim Q3 2019-2021

Sumber : Aplikasi OMSPAN, 2021, diolah.

Grafik 2.6 Perkembangan Realisasi per Jenis Belanja Q3 2021

Gambar

Grafik 1.1 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi  2019 - 2021 (miliar Rupiah)
Grafik 1.3 Tren Pertumbuhan  Ekonomi Kaltim Tahun 2016-2021
Grafik 1.5 Tren Ekspor Kaltim dan HBA  tahun 2021
Tabel 1.7 Kontribusi Sektor  Pengeluaran Kaltim 2021 Sektor Pengeluaran IHK  September  2020 IHK  September 2021 Growth (yoy) Ma ka na n, Mi numa n, da n  Temba ka u 103,85 108,35 4,3% Pa ka i a n da n Al a s  Ka ki 97,53 97,32 -0,2% Peruma ha n, Ai r, Li
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kinerja ekonomi dan sektor pertanian dalam era CAFTA juga dapat dilakukan dengan kebijakan fiskal pengeluaran pemerintah yang arahnya ditujukan untuk mengejar

hasil pajak daerah sebesar 5 persen, pengeluaran sektor pertanian sebesar 10 persen, pengeluaran infrastrukur sebesar 5 persen terhadap penerimaan dan pengeluaran

Maka ketika adanya kebijakan fiskal berupa pengurangan subsidi, maka pertumbuhan ekonomi sektor transportasi mengalami peningkatan, maka berbanding terbalik pada

Kinerja penyerapan Belanja Pemerintah pada triwulan IV 2018 mencatatkan pertumbuhan yang tertinggi sebesar 19,28 persen jika dibandingkan periode triwulan III 2018.

Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi di Riau mencapai 4,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

Artinya bahwa sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan PDRB atau perekonomian yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan nasional dan kontribusi yang lebih besar terhadap

Belanja pemerintah konsolidasian mengalami kontaksi sebesar minus 11,42 persen dibandingkan belanja pemerintah pada periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp2,85 triliun

Pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan tercatat mengalami perlambatan dari 25,15% pada triwulan I-2010 menjadi sebesar 14,46% (yoy), namun diperkirakan lebih tinggi