• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDRB Harga Konstan (juta Rp) PE (%) 2011 2012 2013 2014 2015 7.553.916 8.321.697 9.127.656 10.119.431 10.947.905 15,31 10,16 9,69 10,87 8,19 7.003.409 7.378.161 7.768.967 8.140.523 8.551.777 6,91 5,35 5,30 4,78 5,05 Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)

Tabel diatas memperlihatkan bahwa PDRB ADHB meningkat dari Rp. 7.553.916 pada tahun 2011 menjadi Rp. 10.947.905 pada tahun 2015. Sedangkan ADHK, meningkat dari Rp. 7.003.409 pada tahun 2011 menjadi Rp. 8.551.777 pada tahun 2015. Meskipun terus membaik, namun perbaikan tersebut tidak linear dengan pertumbuhannya. Trend pertumbuhan ekonomi terlihat cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011, PE 6,91%, menurun pada tahun 2012 menjadi 5,35%, kembali mengalami penurunan menjadi 5,30% pada tahun 2013, dan kembali menurun menjadi 4,78% pada tahun 2014, namun tergradasi menjadi 5,05% pada tahun 2015. Secara umum, peningkatan ini cenderung disebabkan oleh tiga faktor utama. Pertama, semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi global, walaupun tingkat pertumbuhannya tidak begitu kuat menyebabkan semakin stabilnya harga terhadap beberapa komoditas utama, seperti lada, karet, sawit dan timah ditengah kondisi ekonomi global

II - 29 Eropa, Amerika Serikat dan China yang memang menjadi barometer ekonomi dunia maupun barometer ekspor bagi komoditas unggulan daerah. Multiplier efek dari kondisi tersebut disatu sisi menyebabkan demand terhadap komoditas unggulan daerah meningkat sedangkan disisi lain supplay

komoditas unggulan daerah cukup untuk memenuhi permintaan global tersebut sehingga export price comodity menjadi tinggi. Seperti diketahui, perekonomian Kabupaten Bangka sangat tergantung kepada keempat komoditi tersebut. Perubahan kebijakan dan perubahan harga di pasar internasional yang berimbas ke harga di pasar domestik, secara langsung maupun tidak langsung akan merubah PDRB-nya. Disamping itu meningkatnya daya beli masyarakat akibat penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga menjadi katalisator perekonomian daerah tanpa harus mengubah pola konsumsi masyarakat (subtitusi). Ketiga, karena kebijakan regulasi perdagangan komoditi timah dan kebijakan pendirian smelter. Kebijakan tersebut diambil selain untuk membatasi ekspor dalam bentuk bahan mentah dan ilegal mining juga lebih berorientasi kepada nilai tambah (value added) komiditas sekaligus mengurangi perusakan lingkungan secara masif (pro environment).

D

DDaaatttaaa PPPeeennndddaaapppaaatttaaannn pppeeerrr KKKaaapppiiitttaaa dddaaannn PPPrrrooopppooorrrsssiii PPPeeennnddduuuddduuukkk MMMiiissskkkiiinnn

Indikator perekonomian penting lainnya adalah PDRB perkapita. Pertumbuhan positip dari PDRB perkapita mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangka semakin baik. Berdasarkan metode terbaru, PDRB perkapita Kabupaten Bangka pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 35.561 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,00 persen dari Rp. 33.235 pada tahun 2014. Selama kurun waktu lima tahun sejak tahun 2011, PDRB perkapita Kabupaten Bangka mengalami pertumbuhan rata-rata 8,66 persen.

II - 30 R RReeevvviiieeewww R RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa Tabel 2.10

PDRB Per Kapita dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Bangka Tahun 2011-2015

Tahun PDRB Per Kapita

(Rp.’000) Pertumbuhan (%) 2011 26.486 12,70 2012 28.540 7,76 2013 30.628 7,32 2014 33.235 8,51 2015 35.561 7,00 Rerata Pertumbuhan (%) 8,66

Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)

Peningkatan PDRB per kapita Kabupaten Bangka ini sejalan dengan pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka yang juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di Kabupaten Bangka.

Kondisi kemiskinan merupakan tantangan pembangunan yang harus kita hadapi mengingat masalah sangat komplek menyangkut banyak aspek karena keterkaitan dengan pendapatan yang rendah, pengangguran, buta huruf, derajat kesehatan yang rendah dan ketidaksamaan derajat antar jenis kelamin serta buruknya lingkungan hidup. Menurut Bank Dunia salah satu penyebab dari kemiskinan adalah kurangnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, dan tingkat pendidikan dan kesehatan yang dapat diterima. Disamping itu kemiskinan juga terkait dengan keterbatasan lapangan kerja serta tingkat pendidikan dan kesehatan yang rendah.

Jika dilihat kondisi penduduk miskin Kabupaten Bangka dalam kurun waktu 2011-2015 terhadap kondisi PDRB per kapita Kabupaten Bangka terlihat korelasi positifnya bahwa peningkatan PDRB per kapita diiringi

II - 31 bawah ini.

Tabel 2.11

PDRB Per Kapita dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bangka Tahun 2011-2015

Tahun PDRB Per Kapita

(Rp.’000) Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 2011 26.486 15.410,00 2012 28.540 16.350,00 2013 30.628 16.171,00 2014 33.235 16.009,00 2015 35.561 15.263,00

Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)

2

22...444...333... KKKooonnndddiiisssiii LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn SSStttrrraaattteeegggiiiss s 2

22...444...333...111... TTTaaannnaaahhh dddaaannn TTTooopppooogggrrraaafffii i

Tanah di daerah Kabupaten Bangka mempunyai PH di bawah 5, didalamnya mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti: Pasir Kwarsa, Kaolin, Batu Gunung dan lain-lain. Bentuk dan keadaan tanahnya adalah sebagai berikut:

a. 4% berbukit seperti Gunung Maras lebih kurang 699 meter, Bukit Pelawan, Bukit Rebo dan lain-lain. Jenis tanah perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.

b. 51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam.

c. 20% lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit.

d. 25% rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.

II - 32 R RReeevvviiieeewww R RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa 2 22...444...333...222... HHHiiidddrrrooo---OOOssseeeaaannnooogggrrraaafffii i

Pada umumnya sungai-sungai didaerah Kabupaten Bangka berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan yuang berada di tengah Pulau Bangka dan bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat didaerah Kabupaten Bangka antara lain adalah : Sungai Baturusa, Sungai Layang dan lain-lain. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan karena para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut. Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas hingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut kolong.

2

22...444...333...222... KKKllliiimmmaaatttooolllooogggii i

Kabupaten Bangka beriklim Tropis Type A dengan variasi curah hujan antara 4 hingga 466.2 mm tiap bulan untuk tahun 2012, dengan curah hujan terendah pada bulan Agustus dan curah hujan tertinggi pada bulan Februari.

Tabel 2.12

Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan dan Suhu Udara menurut Bulan Di Kabupaten Bangka Tahun 2012

BULAN

CURAH HUJAN SUHU UDARA (°C)

JUMLAH

(MM)

HARI

HUJAN

(HARI)

RATA-RATA MIN MAKS

1 2 3 4 5 6 JANUARI 185,6 17 26,5 23,6 30,5 FEBRUARI 466,2 21 26,1 23,5 30,1 MARET 258,3 20 26,4 23,3 30,4 APRIL 126,9 21 27,0 24,1 31,5 MEI 144,1 15 27,6 24,5 31,8 JUNI 165,0 12 27,7 24,4 31,5 JULI 192,7 16 26,9 24,1 30,9

II - 33 AGUSTUS SEPTEMBER 13,5 4 28 24,3 32,6 OKTOBER 46,1 13 27,8 24,4 32,3 NOVEMBER 215,6 23 26,8 24,1 31,1 DESEMBER 199,5 29 26,2 23,9 30,3 RATA-RATA 168,1 16 27,1 24,0 30,6

Sumber : Bangka Dalam Angka 2013

Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Pangkalpinang menunjukan variasi antara 26.10 Celcius hingga 28.00 Celcius. Sedangkan kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 74 hingga 87 persen pada tahun 2012.

Sementara intensitas penyinaran matahari rata-rata pada tahun 2012 ratarata bervariasi antara 27.6 hingga 82.3 persen dan tekanan udara rata-rata antara 1009,3 hingga 1011,5 mb.

Tabel 2.13

Kecepatan Angin, Arah Angin dan Rata-rata Penyinaran Matahari menurut Bulan Di Kabupaten Bangka Tahun 2012

BULAN

ANGIN RATA-RATA

PENYINARAN MATAHARI (%) RATA-RATA KECEPATAN (KNOTS) ARAH TERBANYAK KECEPATAN MAKS (KNOTS) ARAH 1 2 3 4 5 6 JANUARI 3,0 BL 10,0 U 47,4 FEBRUARI 2,0 U 10,0 U 47,8 MARET 2,0 BL 9,0 BL 42,8 APRIL 2,0 TL 9,0 TL 62,0 MEI 2,5 TGR 8,0 TL 63,4 JUNI 4,0 TGR 10,0 TGR 78,6 JULI 4,5 TGR 11,0 TGR 64,6

II - 34 R RReeevvviiieeewww R RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa AGUSTUS 6,0 TGR 14,0 T 82,3 SEPTEMBER 5,0 TGR 12,0 TGR 79,3 OKTOBER 2,5 TGR 9,0 TL 62,9 NOVEMBER 1,5 T 9,0 T 40,5 DESEMBER 1,5 BL 7,0 BL 27,6 RATA-RATA 3,0 - 10,0 - 58,0

Sumber : Bangka Dalam Angka 2013

2

22...555... TTTAAATTTAAA GGGUUUNNNAAA LLLAAAHHHAAANNN

Tata guna Lahan Kabupaten Bangka berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010-2030 terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam. sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Secara keseluruhan. pola spasial pemanfaatan ruang kawasan lindung tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bangka. Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian, zona kerentanan gerakan tanah).

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi untuk dibudidayakan atas dasar kondisi potensi sumber daya alam. manusia dan buatan. Termasuk dalam kawasan budidaya ini adalah kawasan pertanian. kawasan permukiman. pertambangan dan industri. Pola ruang kawasan budidaya secara spasial mengarah pada bagian wilayah barat-timur. mencakup wilayah yang berdasarkan analisis daya dukung lahan tergolong sangat tinggi dan tinggi. baik untuk pengembangan kawasan budidaya pertanian maupun perkotaan. Rencana Pola Ruang dan tata guna lahan Kabupaten Bangka secararinci dapat dilihat pada Tabe di bawah ini.

Tabel 2.14

II - 35

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)

I Kawasan Lindung

a. Hutan Lindung 16.897,95

b. Hutan Konservasi 15.619,51

c. Sempadan Pantai 963,43

d. Sempadan Sungai 1.062,64

e. Sempadan Danau/ Waduk/Kolong 136,32

f. Sempadan Rawa 1.491,35

g. Sempadan Industri 71,73

h. Ruang Terbuka Hijau akan diatur lebih lanjut

i. Pantai berhutan bakau 600

j. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 130,12

k. Lindung Geologi akan diatur lebih lanjut

l. Perlindungan Plasma Nutfah akan diatur lebih lanjut

m. Terumbu Karang akan diatur lebih lanjut

II Kawasan Budidaya

a. Peruntukkan Hutan Produksi 70.105,04

b. Peruntukkan Pertanian Lahan Basah 10.346,93

c. Peruntukkan Pertanian Lahan Kering 4.873,94

d. Peruntukan Perkebunan 56.297,17

e. Peruntukkan Perkebunan rakyat 42.364,96

f. Peruntukkan Peternakan 700

g. Peruntukan Perikanan 615,89

h. Peruntukkan Pertambangan 32.566,33

i. Peruntukan Industri 983,13

j. Peruntukan Pariwisata 348,23

k. Peruntukan Permukiman Perkotaan 9.680,43

l. Permukiman Perdesaan 18.364,93

m.Peruntukan Hutan Rakyat 13.861,72

n. Peruntukkan lainnya 11,75

o. Peruntukan Perdagangan dan Jasa 681,49

Sumber : RTRW Kabupaten Bangka 2010-2030

2

22...555...111... RRReeesssiiikkkooo BBBeeennncccaaannnaaa AAAlllaaamm m

Secara keseluruhan Kabupaten Bangka bukanlah daerah yang rawan terkena bencana, seperti bencana banjir atau longsor. Hal ini dapat dijelaskan karena bentuk morfologi Kabupaten Bangka cenderung datar. Kondisi yang sering terjadi di Kabupaten Bangka adalah adanya genangan yang terjadi di beberapa kecamatan tersebar di Kabupaten Bangka akibat naiknya permukaan laut dan air pasang disamping itu juga penyebab lainnya karena adanya musim hujan tiba. Namun genangan yang terjadi tidak mengganggu perekonomian dan aktivitas sehari-hari masyarakat Kabupaten Bangka. Tetapi sejak tahun 2013

II - 36 R RReeevvviiieeewww R RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa potensi bencana banjir semakin membesar dan menjadi banjir yang melanda banyak lokasi mulai di perkotaan maupun perdesaan.

Dari faktor kondisi alam penyebab banjir di Kabupaten Bangka adalah kondisi topografi yang sebagian besar merupakan dataran rendah ataupun daerah cekungan sehingga air yang datang cenderung menggenang, geometri sungai yang berubah-ubah dikarenakan aktivitas Tambang Inkonvensional (TI), serta terjadinya degradasi lahan akibat pemanfaatan/eksploitasi hutan dan lahan secara besar-besaran sehingga menambah luasan areal dataran rendah, melemahnya fungsi hutan sebagai pengikat air.

Berdasarkan tipologinya Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka sebagian besar adalah daerah dataran banjir (floodplain area) yaitu daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang elevasi muka tanahnya sangat landai dan relatif datar, sehingga aliran air menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan daerah tersebut rawan terhadap banjir, baik oleh luapan air sungai maupun karena hujan lokal di daerah tersebut.

Kawasan ini umumnya terbentuk dari endapan lumpur yang sangat subur, dan terdapat di daerah pesisir pantai atau bagian hilir sungai, dan seringkali merupakan daerah kawasan pengembangan (pembudidayaan) perkotaan, seperti pertanian, permukiman dan pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, industri dan lain sebagainya.

Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka sebagian besar memang terletak di sekitar sungai. Sungai yang melewati daerah tersebut pada kondisi yang mengalami penyempitan ruas sungai dan mengalami sedimentasi.

Penyempitan alur sungai dapat menyebabkan aliran air terganggu, yang berakibat pada naiknya muka air di hulu, sehingga daerah di sekitarnya termasuk dalam klasifikasi daerah rawan banjir. Pendangkalan dasar sungai akibat sedimentasi, menyebabkan berkurangnya kapasitas sungai yang menyebabkan naiknya muka air di sekitar daerah tersebut.

Aktivitas Tambang Inkonvesional (TI) yang dilakukan masyarakat membuat aliran sungai juga mengalami pendangkalan, rusaknya kolong retensi dan

II - 37 bencana banjir ini terletak di kawasan kegiatan Tambang Inkonvensional (TI). Selain itu beberapa daerah rawan bencana banjir juga berada di daerah pantai atau sungai pasang surut yang dipengaruhi oleh pasang dan surutnya air laut. Sehingga pada saat air laut pasang ditambah dengan kondisi hujan dengan kapasitas tinggi menyebabkan daerah tersebut mengalami banjir.

Pada umumnya daerah-daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka walaupun tidak secara spesifik dilakukan penelitian terhadap tekstur tanah, dilihat dari kejadiannya juga berada di daerah yang mempunyai tingkat permeabilitas (kecepatan air merembes ke arah horizintal maupun vertikal melalui pori-pori tanah) yang rendah, mempunyai tingkat infiltrasi tanah yang kecil dan run off yang tinggi. Kecepatan perembesan air ini dipengaruhi oleh tekstur tanah. Selain itu untuk daerah-daerah di sekitar sungai yang rawan bencana banjir terjadi karena Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yang memiliki karakteristik di kiri dan kanan alur sungai mempunyai tingkat permeabilitas tanah yang rendah.

Beberapa daerah mungkin juga berada pada meander (belokan) sungai yang debit alirannya cenderung lambat, yang biasanya merupakan dataran rendah, sehingga potensial atau rawan terjadinya banjir.

Sungai-sungai didaerah Kabupaten Bangka yang berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan yuang berada di tengah Pulau Bangka dan bermuara di pantai laut menyebabkan kondisi fisik sungai sangat mempengaruhi terjadinya banjir di seluruh Kabupaten Bangka. Di Kecamatan Banjir yang terjadi sebagian besar dikarenakan terjadinya penyempitan dan pendangkalan sungai sehingga daya tampung air yang berkurang, kurang tersedianya drainase sebagai tempat menyalurkan air, tersumbatnya drainase oleh sampah karena perilaku masyarakat yang kurang memperdulikan lingkungan, rusaknya bangunan drainase yang sudah ada, tertutupnya kolong retensi melalui proses pendangkalan/ sedimentasi akibat aktivitas Tambang Inkonvensional di

II - 38 R RReeevvviiieeewww R RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa sekitar lokasi ataupun di daerah hulu sungai. Untuk di beberapa tempat pasangnya air laut juga menjadi penyebab terjadinya banjir.

Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Potensi Bencana Alam secara umum meliputi banjir, kebakaran permukiman dan cuaca ekstrem. Secara rinci setiap Kabupaten dan kota memiliki indeks rawan bencana yang berbeda-beda. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2011 dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Barat merupakan wilayah yang memiliki skor indeks rawan bencana yang terendah. Kabupaten Bangka pada posisi kedua terendah dengan skor 35. Secara nasional Kabupaten Bangka berada pada urutan 397.

Tabel 2.15

Indeks Rawan Bencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

KABUPATEN SKOR KELAS RAWAN RANGKING NASIONAL

KOTA PANGKALPINANG 46 TINGGI 320

BELITUNG 41 TINGGI 359

BELITUNG TIMUR 40 TINGGI 365

BANGKA TENGAH 37 TINGGI 387

BANGKA SELATAN 37 TINGGI 388

BANGKA 35 SEDANG 397

BANGKA BARAT 32 SEDANG 411

Sumber: BNPB (2011)

Sedangkan Berdasarkan RTRW Provinsi, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diketahui kawasan rawan bencana di Kabupaten Bangka , yaitu: 1. Kawasan Rawan Bencana Banjir terdapat Kec.Sungailiat, Puding Besar,

II - 39 2.

Belinyu (Kab. Bangka).

Peta Kawasan Rawan Bencana selengkapnya ditampilkan pada Gambar 2.4. berikut:

Gambar 2.4

Peta Indeks Rawan Bencana di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2 22...555...222... IIIsssuuu SSStttrrraaattteeegggiiisss SSSooosssiiiaaalll EEEkkkooonnnooommmiii dddaaannn LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn bbbeeerrrdddaaasssaaarrrkkkaaannn RRRPPPJJJMMMDDD dddaaannn RRRTTTRRRWWW K KKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaa a 2 22...555...222...111... IIIsssuuu SSStttrrraaattteeegggiiisss SSSooosssiiiaaalll EEEkkkooonnnooommmiii dddaaannn LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn bbbeeerrrdddaaasssaaarrrkkkaaannn RRRPPPJJJMMMDDDKKKaaabbbuuupppaaattteeennn B BBaaannngggkkkaa a

Berdasarkan kondisi empiris yang terjadi, secara garis beras permasalahan pembangunan di Kabupaten Bangka dapat dikelompokkan ke dalam dua komponen yaitu permasalah mendasar dan permasalahan riil.

Permasalahan mendasar yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut : a. Masih lemahnya karakter daerah

Aspek penting untuk diperhitungkan dalam melakukan pembinaan karakter daerah adalah pengaruh dari kemajuan kapasitas berpikir manusia yang pada umumnya diartikulasikan dalam bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu teknologi informasi dan telekomunikasi. Kedua jenis teknologi tersebut secara radikal telah mengakselerasi proses interaksi antar manusia dari berbagai bangsa dan

II - 40 R RReeevvviiieeewww R RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa memberikan dampak adanya amalgamasi berbagai kepentingan lintas bangsa (globalisasi). Dan salah satu unsur yang ada dalam proses amalgamasi kepentingan antar manusia adalah daya saing atau

competitiveness. Pentingnya kemampuan daya saing bagi suatu daerah untuk dapat menjadi daerah yang mandiri di era globalisasi sehingga dibutuhkan suatu pembinaan dan penguatan karakter daerah.

b. Belum optimalnya sistem pembangunan, pemerintahan dan pembangunan berkelanjutan;

c. Pembangunan ekonomi masa depan pasca timah;

d. Rentannya sistem pembangunan dan pemerintahan dalam menghadapi perubahan global.

Sedangkan permasalahan riil :

a. Permasalahan dibidang sosial budaya antara lain :

o Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangka (peringkat ke-3 di Babel dan 170-an di Indonesia);

o Pertumbuhan penduduk yang tinggi (angka kelahiran dan imigrasi yang tinggi);

o Prilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang. b. Permasalahan infrastruktur :

o Kondisi jalan-jembatan yang 60,60 persen dalam keadaan rusak; o Terbatasnya sumber daya energi listrik dan air;

o Tidak menyatunya fungsi perlindungan lingkungan dengan fungsi pemanfaatan sumber daya alam;

o Konflik kepentingan antara ekonomi sumber daya alam dengan lingkungan.

c. Permasalahan ekonomi :

o Perekonomian yang hanya tumbuh rata-rata sebesar 4,96 persen, cenderung terus menurun dan lebih banyak didorong oleh konsumsi masyarakat.

II - 41 efisien dan berwibawa.

Isu Strategis terdiri dari :

a. Isu Strategis Global dan Regional

Berkembangnya wilayah-wilayah kerjasama ekonomi di berbagai belahan dunia, termasuk ASEAN diperkirakan akan menumbuhkan iklim persaingan antar wilayah. Wilayah Kabupaten Bangka sebagai bagian dari NKRI sangatlah perlu untuk memperhatikan aspek strategis dari adanya kerjasama ekonomi tersebut dalam upaya menumbuhkan daya saing wilayah. Wilayah Kabupaten Bangka memiliki letak geografis yang cukup strategis karena lokasinya berdekatan dengan wilayah kerjasama regional IMS-GT (Indonesia - Malaysia – Singapore – Growth Triangle) dan IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand – Growth Triangle) serta adanya keterkaitan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan wilayah kerjasama ekonomi Indonesia – Malaysia – Singapore Growth Triangle (IMS – GT) dan Indonesia – Malaysia – Thailand – Growth Triangle (IMT-GT) dan adanya kerjasama regional seperti ASEAN Free Trade (AFTA), APEC tahun 2020, NAFTA dan Word Trade Organization (WTO) telah membuka peluang bagi berbagai produk pertanian untuk memasuki pasar global.

Dengan letak geografis yang demikian strategis disamping menjadi peluang dan tantangan, tetapi juga menjadi ancaman bagi perkembangan sosial dan budaya masyarakat karena luasnya garis perbatasan laut yang terbuka yang memungkinkan terjadinya penyelundupan narkoba, dan komoditas perdagangan serta illegal fishing dan illegal minning di wilayah laut.

Isu perubahan iklim dunia, terutama dengan meningkatnya trend suhu bumi akibat eksploitasi sumber daya alam yang over capacity, over limit

sehingga dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap sarana dan prasarana, meningkatnya wabah penyakit, menurunnya debit sumber

II - 42 R RReeevvviiieeewww R RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa daya air, dan bencana alam hingga tingginya harga pangan akibat supply

yang semakin terbatas sedangkan demand terus meningkat. b. Isu Strategis Nasional

- Ancaman terhadap wibawa negara, terutama dalam memberikan rasa aman kepada segenap warga negara, lemahnya penegakan hukum, penyelesaian konflik sosial.

- Kelemahan sendi perekonomian bangsa, masih tingginya angka kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam dan ketergantungan dalam hal pangan, energy, keuangan dan teknologi.

- Intoleransi dan krisis kepribadian bangsa mengakibatkan terdegradasinya nilai-nilai budaya dan karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa pejuang.

- Pemantapan proses desentralisasi melalui penguatan sinergi pusat-daerah dan antar pusat-daerah.

- Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat memberikan rasa aman, adil, dan kepastian berusaha.

c. Isu Strategis Daerah

Beberapa isu strategis daerah antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

 Pemenuhan hak dasar masyarakat

o akses terhadap pertanian dan ketahanan pangan;

o akses terhadap tata kelola pemerintahan yang bersih dan melayani

o akses dan mutu atas layanan pendidikan yang berkualitas; o akses dan mutu atas layanan kesehatan yang berkualitas; o akses atas layanan infratruktur

II - 43 berkualitas

 Penciptaan landasan pembangunan yang kokoh

o Menciptakan kondisi perekonomian daerah yang stabil, mandiri, dan tumbuh dengan cepat;

o Meningkatkan kapasitas diri dan kualitas kehidupan;

o Memantapkan Penegasan batas wilayah (desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten)

o Mewujudkan pemerintahan yang profesional, akuntabel, transparan, efisien dan berwibawa serta melayani.

o Memenuhi tuntutan pemekaran wilayah (Bangka Utara, Bangka Timur dan Kota Sungailiat)

 Pembangunan Berkelanjutan

o Melaksanakan pembangunan dengan proses yang kontinyu, yang direncanakan secara rasional, agar terjadi perubahan/ pertumbuhan, untuk modernisasi dan nation building serta menjamin kelestarian lingkungan;

 Peningkatan Daya Saing Daerah

o Pengembangan sektor pertanian, perkebunan, pariwisata serta kelautan dan perikanan yang tangguh.

Menurut Michael Porter (1999), dalam bukunya Daya Saing sebuah Bangsa (The Competitiveness of A Nation), pemahaman daya saing sebagai salah satu keunggulan yang dimiliki suatu entitas dibandingkan dengan entitas lainnya. Keunggulan yang dimaksud dapat berkembang ke berbagai pengertian maupun penerapan. Keunggulan tersebut dapat diartikan sebagai keunggulan ekonomi, keunggulan politik, keunggulan militer dan lain-lain.

2

22...555...222...111... IIIsssuuu SSStttrrraaattteeegggiiisss SSSooosssiiiaaalll EEEkkkooonnnooommmiii dddaaannn LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn bbbeeerrrdddaaasssaaarrrkkkaaannn RRRTTTRRRWWW KKKaaabbbuuupppaaattteeennn

Dokumen terkait