• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - DOCRPIJM 62d54a1dea BAB II6. BAB II PROFIL KAB. BANGKA HASIL EVALUASI SATKER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II - DOCRPIJM 62d54a1dea BAB II6. BAB II PROFIL KAB. BANGKA HASIL EVALUASI SATKER"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1

BAB II

PROFIL KABUPATEN BANGKA

2

22...111... WWWIIILLLAAAYYYAAAHHH AAADDDMMMIIINNNIIISSSTTTRRRAAASSSIII

2

22...111...111... GGGaaammmbbbaaarrraaannn AAAdddmmmiiinnniiissstttrrraaasssiii WWWiiilllaaayyyaaahh h

Secara formal-legal, pembentukan Kabupaten Bangka ditetapkan dengan

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821), dan merupakan bagian

dari Propinsi Sumatera Selatan. Namun sejak diberlakukannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang pembentukan Propinsi Kepulauan

Bangka Belitung, Kabupaten Bangka menjadi salah satu kabupaten dari

Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kabupaten Bangka merupakan salah satu

kabupaten yang berada di pulau Bangka dan

termasuk dalam wilayah administratif

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

dibentuk berdasarkan UU Nomor 28 Tahun

1959. Seiring dengan pelaksanaan reformasi

dan otonomi daerah, berdasarkan UU Nomor

5 Tahun 2002 kabupaten ini dimekarkan

menjadi Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten

Bangka Selatan. Kabupaten Bangka daratan mempunyai luas wilayah ±

295.068 Ha dan lautan mempunyai luas wilayah± 196.002,8 Ha.

Kabupaten Bangka merupakan salah satu wilayah yang terdapat dalam

(2)

II - 2

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

perkembangan dan pertumbuhan wilayahnya tidak terlepas dari daya dukung

wilayahnya sendiri.

Apabila ditinjau dari kondisi internal wilayahnya dan berbagai aspek lainnya,

Kabupaten Bangka memiliki beberapa potensi yang bisa dimanfaatkan untuk

meningkatkan daya saing wilayah dan perkembangan Kabupaten Bangka.

Potensi-potensi itu antara lain (1) Potensi mineral tambang seperti timah yang

hampir kita jumpai di seluruh daratan pulau Bangka (2) Potensi perikanan di

sekitar Teluk Kelabat dan Kecamatan Sungailiat, (3) Potensi pariwisata antara

lain di Kecamatan Sungailiat yakni kawasan wisata pantai Matras, pantai parai

tenggiri,dll (4) potensi air di sekitar kolong-kolong yang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber air baku maupun pengembangan sektor perikanan. Kabupaten

Bangka juga dihadapkan pada berbagai masalah antara lain adanya konflik

kepentingan antara program pertambangan dan kehutanan dan areal

penggunaan lahan lainnya.

Perkembangan wilayah Kabupaten Bangka diindikasikan dengan

meningkatnya pembangunan fisik untuk melayani kegiatan yang berkembang.

Seluruh kegiatan pemanfaatan ruang tersebut membutuhkan ketersediaan

lahan, sedangkan di pihak lain, ketersediaan lahan potensial sangat terbatas.

Perkembangan dan pertumbuhan Wilayah Kabupaten Bangka mengalami

hambatan akibat belum optimalnya pengembangan potensi wilayah. Untuk

meningkatkan daya saing wilayah Kabupaten Bangka, maka perlu dikelola

melalui penataan ruang, yang dimulai dari tahap perencanaan tata ruang

wilayah Kabupaten Bangka. Semua potensi dan masalah di atas kemudian

dijadikan dasar untuk merumuskan isu besar sebelum menyusun arahan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka.

Wilayah Kabupaten Bangka merupakan salah satu wilayah yang berada di Pulau Bangka yang terkenal sebagai sabuk timah dunia (world’s tin belt) yang memiliki kondisi geografis yang potensial dengan ketinggian rata-rata berkisar

(3)

II - 3 awal tahun 2009 sebanyak 260.395 jiwa yang terdiri dari laki laki sebanyak

134.318 jiwa dan perempuan sebanyak 126.077 jiwa. Pada awal tahun 2009

dengan kepadatan penduduk rata-rata 88 jiwa per km2.

Wilayah Kabupaten Bangka, meliputi 8 Kecamatan, yaitu: Sungailiat, Belinyu,

Riau Silip, Bakam, Pemali, Merawang, Puding Besar dan Mendo Barat dengan

jumlah desa sebanyak 62 desa dan 9 kelurahan.

Secara administrasi batas Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut:  Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pangkalpinang, dan

Kabupaten Bangka Tengah;

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat, Teluk

Kelabat, dan Selat Bangka;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Natuna.

Selengkapnya nama-nama kecamatan, luas wilayah dan jaraknya dari ibukota

kabupaten tersaji pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jarak Ke Sungailiat

No Kecamatan Luas Wilayah Sungailiat (km) Jarak ke

(km2) %

1 Belinyu 546,5 18,52 54

2 Merawang 164,4 5,57 21

3 Mendo Barat 570,46 19,33 33

4 Puding Besar 383,29 13,00 32

5 Bakam 488,10 16,54 38

6 Riau Silip 523,68 17,75 42

7 Pemali 127,87 4,33 15

8 Sungailiat 146,38 4,96 0

2

22...111...222... PPPeeetttaaa WWWiiilllaaayyyaaahhh SSSkkkaaalllaaa 111;;;555000...000000000 KKKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaaa

Lebih jelas mengenai letak geografis Kabupaten Bangka dalam konstelasi yang

(4)

II - 4

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Gambar 2.1

Peta Orientasi Kabupaten Bangka

Selanjutnya ditinjau dari tutupan lahannya Kabupaten Bangka memiliki

tutupan lahan berupa alang-alang, Hutan Bakau, Hutan Campuran, Kebun

Campuran, Kolong ( cekungan yang berisi air sebagai akibat dari aktivitas

tambang timah), Perkebunan Sawit, Permukiman, Pertambangan, Rawa,

Semak Belukar, Tanah Rawa dan tegalan/Ladang. Untuk lebih jelasnya dapat

(5)

II - 5 Gambar 2.2

Peta Tutupan Lahan Kabupaten Bangka

2

22...222... PPPOOOTTTEEENNNSSSIII WWWIIILLLAAAYYYAAAHHH KKKAAABBBUUUPPPAAATTTEEENNN BBBAAANNNGGGKKKAAA

2

22...222...111... SSSooosssiiiaaalll BBBuuudddaaayyyaa a

Kabupaten Bangka terdiri dari beragam

jenis suku dan etnis, masyarakatnya

bersifat heterogen, suku bangsa yang

terdapat di kabupaten ini diantaranya

adalah Bugis, Madura, Buton, China,

Jawa, Bali dan suku dari daratan

Sumatera. Etnis Cina menjadi

mayoritas di Kabupaten Bangka ini dengan populasi mendekati angka 40 %

dari total jumlah penduduk di Kabupaten Bangka. Semangat dan kegiatan

(6)

II - 6

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Sementara itu, sehubungan dengan perkembangan wilayah, yang terkait

dengan kegiatan yang berkembang di Kota Pangkalpinang, dan simpul

perkotaan pada sumbu wilayah, serta pengembangan kegiatan

pertanian/perkebunan di Kabupaten Bangka sebelah barat, dijumpai ada

pendatang, yang akan memperkaya budaya seperti Upacara Rebo Kasan,

Tradisi Sepintu Sedulang, Perayaan Maulid Nabi, Mandi Belimau, Ritual

Sembahyang Kubur, Sun Gu Kong. Keheterogenan ini diharapkan dapat

menjadi faktor positif bagi perkembangan wilayah Kabupaten Bangka ke

depan.

2

22...222...222... PPPooottteeennnsssiii PPPeeennngggeeemmmbbbaaannngggaaannn PPPeeerrriiikkkaaannnaaann n

Kabupaten Bangka sebagai derah kepulauan dan pesisir yang sangat strategis

dengan batas wilayah yang berdampingan dengan Laut Natuna, Selat

Karimata; Laut Jawa dan Selat Bangka. Dengan posisi seperti ini, wilayah

perairan Kabupaten Bangka memiliki berbagai potensi sumber daya

kelautan yang luar biasa. Pertama adalah potensi sumberdaya perikanan dan

kelautan yang melimpah, baik dari segi diversivitas maupun kuantitas. Kedua,

potensi sumberdaya pesisir yang luar biasa seperti terumbu karang, padang

lamun, rumput laut, dan kawasan perlindungan laut/konservasi berupa hutan

bakau (mangrove) dan sempadan pantai.

Perkiraaan potensi sumberdaya perikanan laut (MSY) di perairan Bangka dan

Belitung mencapai 1.815.500 ton per tahun dengan nilai ekonomi Rp.

247.657,5 trilyun per tahun, yang terdiri dari sumberdaya perikanan tangkap

(fishering capture) 499.500 ton/tahun dengan nilai ekonomis Rp. 2.497,5

milyar/tahun dan potensi sumberdaya perikanan budidaya (aquaculture)

sebesar 1.316.000 ton/tahun dengan nilai ekonomis Rp. 245.160

milyar/tahun. Potensi perikanan budidaya tersebut terdiri dari potensi

budidaya air payau dan budidaya laut dengan komoditas andalan ikan kerapu,

rumput laut, tripang dan kerang mutiara.

Berbagai potensi diatas sudah cukup untuk menggambarkan bahwa sektor

(7)

II - 7 pembangunan di masa depan, terutama jika dikaitkan dengan permintaan

ekspor dan domestik.

2

22...222...333... SSSuuummmbbbeeerrrdddaaayyyaaa MMMiiinnneeerrraaall l

Pulau Bangka merupakan penghasil

timah, kaolin, kwarsa (quartz), pasir

bangunan, bauksit, granit, tanah liat

dan tanah puru. Mineral timah

penyebarannya hampir di seluruh

wilayah Kabupaten Bangka terutama

di dalam KP PT. Tambang Timah,

kemudian bauksit / batu merah banyak dijumpai di wilayah Kecamatan

Pemali, Riau Silip dan Belinyu, kaolin banyak tersebar di Riau Silip dan

Belinyu, kemudian Pasir kuarsa penyebarannya hampir di seluruh Kabupaten

Bangka. Granit banyak dijumpai di Sungailiat, Merawang, Riau Silip dan

Belinyu. Tanah liat dijumpai di wilayah Sungailiat dan Merawang, sedangkan

Tanah Puru banyak dijumpai di hampir seluruh wilayah Kabupaten Bangka.

2

22...222...444... DDDaaayyyaaa TTTaaarrriiikkk WWWiiisssaaatttaaa KKKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaa a

Kabupaten Bangka merupakan salah satu daerah yang memiliki keaneka

ragaman daya tarik wisata yang cukup menarik seperti pantai, air panas,

peninggalan sejarah, dan lainnya. Berdasarkan hasil inventarisasi Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bangka, wilayah ini

memiliki daya tarik wisata alam sebanyak 18 lokasi (13 diantaranya adalah

wisata pantai), wisata budaya 11 lokasi, wisata sejarah 9 lokasi dan agro

wisata sebanyak 5 lokasi. Secara terperinci daya tarik wisata tersebut adalah

(8)

II - 8

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Gambar 2.3

Peta sebaran lokasi wisata

berdasarkan Kawasan Pengembangan Pariwisata

2

22...222...555... DDDaaayyyaaa DDDuuukkkuuunnnggg KKKeeepppaaarrriiiwwwiiisssaaatttaaaaaannn KKKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaa a

Daya dukung penyelenggaraan pariwisata di kabupaten Bangka pada

umumnya baik tentang infrastrukturnya, industri pariwisatanya serta

masyarakat yang terkait dengan penyelenggaraan kepariwisataan daerah yang

ada di kabupaten Bangka.

1) Daya dukung infrastruktur.

Secara umum daya dukung infrastruktur terhadap pengembangan

pariwisata di kabupaten Bangka telah terlayani dengan jaringan jalan yang

memadahi, hanya beberapa lokasi yang masih perlu ditingkatkan.

Ketersediaan infrastruktur tersebut sayangnya belum diimbangi dengan

sistem transportasi yang menunjang keberadaan lokasi kunjungan wisata

yang tersebar di berbagai daerah, dimana sebagian besar adalah wisata

alam yang didominasi oleh alam pantai. Oleh karena itu pengembangan

dan peningkatan infrastruktur untuk menunjang pariwisata alam pantai

khususnya pariwisata bahari masih perlu mendapat perhatian. Sementara

(9)

II - 9 Kawasan pariwisata pantai Matras termasuk Kawasan Pengembangan

Pariwisata (KPP) II, pada saat ini sudah terlayani oleh jaringan jalan

dengan konstruksi aspal dan dalam kondisi baik. Jalan tersebut sekaligus

menjadi jalan lingkungan didalam kawasan. Kawasan pantai Matras

sampai saat ini juga belum terlayani oleh jaringan listrik, telepon dan air

bersih. Oleh karena itu pengembangan pantai Matras masih belum dapat

dilakukan pengembangan sarana yang terkait dengan dukungan

infrastruktur tersebut khususnya seperti listrik. Namun demikian

beberapa sarana yang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan

wisata, kebutuhan daya listrik diadakan dengan menggunakan generator,

meskipun hal ini sangat terbatas.

2) Daya dukung industri pariwisata.

Kabupaten Bangka sebagai salah satu daerah tujuan wisata telah didukung

oleh berbagai industri jasa pariwisata seperti akomodasi, travel,

restaurant dan lainnya. Industri jasa pariwisata yang ada di kabupaten

Bangka adalah sebagai berikut :

 Akomodasi/hotel = 22 buah (3 diantaranya berbintang).  Restaurant/rumah makan = 99 buah

 Agen perjalanan dan diving operator =18 buah

 Café = 6 buah

 Hiburan (bilyard) = 18 buah. 3) Daya dukung masyarakat setempat.

Masyarakat setempat sangat besar peranannya dalam memberikan andil

terhadap pembangunan pariwisata di daerahnya. Kondisi masyarakat

yang peduli dengan kegiatan pariwisata akan sangat menunjang

pengembangan pariwisatanya seperti keramah tamahan, menjaga

kebersihan lingkungan, memanfaatkan peluang usaha dengan membuat

dan menjual makanan khas daerah dan sebagainya. Secara khusus

masyarakat perkotaan Sungailiat dapat dikatakan sudah berpartisipasi

dan menyadari daerahnya menjadi tujuan wisata. Juga dalam hal ini dapat

(10)

II - 10

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

kegiatan usaha yang terkait dengan pariwisata seperti café, penjual makan

khas daerah untuk dijadikan buah tangan dan lainnya. Kondisi seperti ini

tentunya dapat dikembangkan kepada masyarakat disekitar

lokasi/kawasan pariwisata seperti pantai Matras.

2

22...222...666... PPPooottteeennnsssiii PPPeeerrrkkkeeebbbuuunnnaaann n

Perkebunan di Kabupaten Bangka dibagi atas perkebunan rakyat dan

perkebunan besar. Produksi komoditas perkebunan rakyat terdiri dari antara

lain lada, karet, kelapa, cengkeh dan coklat. Sedangkan perkebunan besar

dikelola oleh 13 perusahan perkebunan swasta dengan tanaman utama kelapa

sawit yang mencapai pencadangan lahan pada tahun 2015 sebesar 33.474,70

Ha dan areal tanam seluas 31.712,96 Ha.

Kabupaten Bangka sejak dulu terkenal selain dikenal dengan salah satu

daerah penghasil timah juga dikenal sebagai daerah penghasil lada putih,

bahkan Pulau Bangka merupakan daerah penghasil lada terbesar didunia

dengan nama Muntok White Pepper. Hal ini sangat beralasan karena secara

turun temurun penduduk Bangka sudah terbiasa dalam pengelola lada putih.

Untuk pengembangan untuk komuniti ini, lahan yang potensial seluas

24.339,09 Ha, sedangkan lahan yang sudah diusahakan baru mencapai 13.725

Ha(56,40%). Dengan demikian luas lahan yang masih tersedia untuk

pengembangan komoditas lada sebesar 10.614,09 Ha (43,60%). Adapun lokasi

lahan yang ada untuk komoditas lada tersebar hampir disemua kecamatan

Kabupaten Bangka.

Selain itu potensi perkebunan untuk tanaman karet juga sangat dominan di

Kabupaten Bangka. Lokasi lahan pengembangan komoditas karet di

Kabupaten Bangka menyebar hampir di semua kecamatan, hanya yang paling

dominan di kecamatan mendo barat. Seperti daerah lain umumnya tanaman

karet memerlukan waktu 5-6 tahun untuk dapat di sadap, oleh karena itu

pembngunan perkebunan karet memerlukan investasi jangka panjang engan

masa tenggang 5-6 tahun komoditas lada tersebar hampir di semua kecamatan

(11)

II - 11 Komoditi ketiga yang juga dominan di Kabupaten Bangka adalah Kelapa sawit

dimana terdapat cukup banyak Perkebunan Kelapa Sawit milik swasta di

Kabupaten Bangka. Pembangunan sub sektor perkebunan pada hakekatnya

adalah kelanjutan dan peningkatan dari semua usaha yang telah dilaksanakan

pada pembangunan sebelumnya. Untuk Kabupaten Bangka sub sektor

perkebunan merupakan salah satu program strategis, karena memegang

peranan yang relatif penting dalam perekonomian masyarakat.

2

22...333... DDDEEEMMMOOOGGGRRRAAAFFFIII DDDAAANNN UUURRRBBBAAANNNIIISSSAAASSSIII

2

22...333...111... JJJuuummmlllaaahhh PPPeeennnddduuuddduuukk k

Penduduk suatu daerah menjadi sangat krusial fungsinya bagi pemerintah

daerah. Mengingat sifatnya yang sangat penting, kondisi penduduk menjadi

salah satu tolak ukur pemerintah daerah dalam mengambil berbagai kebijakan

strategis dalam pembangunan. Dengan data kependudukan yang benar, akurat

dan dapat dipertanggungjawabkan, akan memperbesar tingkat keberhasilan

suatu kebijakan.

Jumlah penduduk Kabupaten Bangka berdasarkan hasil sensus penduduk

tahun 2015 adalah sebesar 309.067 orang, yang terdiri atas 159.361 laki-laki

dan 149.706 perempuan. Penyebaran penduduk Kabupaten Bangka masih

bertumpu di Kecamatan Sungailiat yakni sebesar 31,79 persen, kemudian

diikuti oleh Kecamatan Belinyu sebesar 15,08 persen, Kecamatan Mendo Barat

sebesar 14,53 persen dan kecamatan lainnya di bawah sepuluh persen.

Dengan luas wilayah daratan Kabupaten Bangka sekitar 2.950,68 kilometer

persegi yang didiami oleh 309.067 orang maka rata-rata tingkat kepadatan

penduduk Kabupaten Bangka adalah sebanyak 105 orang per kilometer

persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah

Kecamatan Sungailiat yakni sebanyak 671 orang per kilometer persegi diikuti

Pemali 234 orang per kilometer persegi dan Merawang 177 orang per

kilometer per segi. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Bakam

yakni sebanyak 34 orang per kilometer persegi. Gambaran lebih rinci dapat

(12)

II - 12

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Luas Daerah (Km²) Kepadatan per Km² di Kabupaten Bangka Tahun 2015

No. Kecamatan Luas Daerah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka, 2015

2

22...333...222... JJJuuummmlllaaahhh PPPeeennnddduuuddduuukkk PPPeeerrrssseeebbbaaarrraaannn dddaaannn PPPeeennnddduuuddduuukkk MMMiiissskkkiiinn n

Pada tahun 2014, persentase penduduk miskin skala nasional adalah sebesar

11,25%, sementara persentase kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung adalah sebesar 4,97%, sedangkan untuk Kabupaten Bangka

berdasarkan data estimasi TKPKD Kabupaten Bangka persentase penduduk

miskinnya sebesar 5,38% atau 16.009 penduduk, perkembangan kondisi

kemiskinan pada Kabupaten Bangka selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2.3 di

(13)

II - 13 Tabel 2.3

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Bangka Tahun 2006-2014

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka terus mengalami

penurunan secara signifikan dari tahun ketahun, bila diperhatian tabel diatas

terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka mengalami

penurunan. Misalnya pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Bangka sebesar 30.200,00 atau sekitar 11,78% angka ini menurun pada

tahun 2014 menjadi 16.009,00 atau sebesar 5,38%. Dan pada tahun 2015

jumlah penduduk miskin Kabupaten Bangka adalah sebesar 15.263 jiwa atau

5,18%.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tahun 2015

Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

(14)

II - 14

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

2

22...333...333... PPPrrroooyyyeeekkksssiii PPPeeerrrtttuuummmbbbuuuhhhaaannn PPPeeennnddduuuddduuukkk LLLiiimmmaaa TTTaaahhhuuunnn kkkeee DDDeeepppaaann n

Proyeksi Penduduk Kabupaten Bangka selama lima tahun ke depan yakni dari

tahun 2015-2021 menjadi sebesar 351.703 jiwa. Gambaran secara rinci dapat

(15)

II - 15 Tabel 2.5

Proyeksi Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Tahun 2016-2021

Nama Kecamatan

dan % pertumbuhan

Jumlah Penduduk (orang)

Wilayah Perkotaan

Wilayah

Perdesaan Total

Tahun Tahun Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sungailiat 95.521 97.852 100.240 102.685 105.191 107.758 5.139 5.264 5.392 5.524 5.658 5.795 100.660 103.116 105.632 108.209 110.849 113.553

Belinyu 30.298 30.883 31.478 32.086 32.704 33.335 16.861 16.958 17.892 17.618 18.589 19487 47.519 48.436 49.370 50.322 51.293 52.282 Mendo Barat - - - - - - 45.832 46.766 47.720 48.693 49.686 50.699 45.832 46.766 47.720 48.693 49.686 50.699

Merawang - - - - - - 29.611 30.138 30.674 31.219 31,774 32.339 29.611 30.138 30.674 31.219 31,774 32.339

Bakam - - - - - - 16.916 17.200 17.488 17.781 18.079 18.382 16.916 17.200 17.488 17.781 18.079 18.382

Puding Besar - - - - - - 18.497 18.770 19.047 19.328 19.614 19.904 18.497 18.770 19.047 19.328 19.614 19.904

Pemali - - - 30.823 31.686 32.471 33.380 34.314 35.274 30.823 31.686 32.471 33.380 34.314 35.274

Riau Silip - - - - - - 25.962 26.592 27.238 27.899 28.576 29.270 25.962 26.592 27.238 27.899 28.576 29.270 Total

125.819 128.735 131.718 134.771 137.895 141.093 190.001 193.696 197.992 202.060 196.290 210.610 315.820 322.704 329.640 336.831 344.185 351.703

(16)

II - 16

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka

2015, tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2015 Kecamatan Sungailiat

2,44%, Kecamatan Belinyu 1.93%, Kecamatan Mendo Barat 2,04%, Kecamatan

Merawang 1,78% , Kecamatan Bakam 1,68%, Kecamatan Puding Besar 1,48,

Kecamatan Pemali 2,80%, dan Kecamatan Riau Silip 2,43%. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada table 2.6 dibawah ini.

Tabel 2.6

Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan Kabupaten Bangka 2016-2021

Nama Kecamatan

Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Pddk (orang/Ha)

Tahun Tahun

Penduduk dan tenaga kerja merupakan sumberdaya yang sangat berharga

bagi suatu wilayah karena menjadi salah satu faktor positif yang memacu

pertumbuhan ekonomi suatu kecamatan. Dengan jumlah penduduk dan tenaga

kerja yang lebih besar, maka suatu wilayah memiliki pasar yang lebih besar

pula, apalagi jika ditunjang oleh kualitas SDM yang memadai. Dengan

kemampuan dan sumberdaya penduduk dan tenaga kerja yang baik, maka

kemungkinan suatu wilayah kecamatan berkembang akan lebih baik jika

dibandingkan dengan wilayah kecamatan yang berpenduduk lebih kecil dan

(17)

II - 17 tersebut memiliki faktor penarik yang lebih besar.

Tenaga kerja merupakan faktor vital dalam kehidupan manusia baik ditinjau

dari sisi ekonomi maupun sosial. Sisi ekonomi menjelaskan kebutuhan

manusia akan pekerjaan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,

sebaliknya sektor-sektor usaha membutuhkan tenaga kerja (SDM) untuk

menggerakkan roda perekonomian. Sedangkan sisi sosial dari tenaga kerja,

berkaitan erat dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan

perekonomian.

Tabel 2.7

Struktur Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bangka Tahun 2015

Sektor Tahun Rataan

2013 2014 2015

PRIMER 45,91 48,05 50,19 48,05

SEKUNDER 10,73 15,40 20,07 15,40

TERSIER 43,36 36,55 29,74 36,55

TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik (Data Diolah)

Tabel 2.7 menunjukkan proyeksi struktur tenaga kerja di Kabupaten Bangka

tahun 2015. Penyerapan tenaga kerja didominasi oleh sektor primer (50,19

persen) terutama usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan usaha

pertambangan dan penggalian. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor

primer merupakan sektor ekonomi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja

tertinggi di Kabupaten Bangka. Tenaga kerja yang terserap di sektor sekunder

adalah sebesar 15,40 persen, masih dibawah sektor tersier (36,55 persen)

yang didominasi oleh usaha industri pengolahan dan usaha kontruksi.

Sedangkan penyerapan tenaga kerja di sektor tersier lebih didominasi oleh

usaha pedagang besar dan eceran, reparasi dan usaha penyediaan akomodasi

(18)

II - 18

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Kabupaten Bangka merupakan Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang berkembang cukup pesat dengan pertumbuhan dan kepadatan

penduduk tertinggi. Bagaikan kembang di musim hujan, kemajuan - kemajuan

pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi, dapat dilihat dan dirasakan

dengan menjamurnya pusat - pusat perdagangan mengundang banyak sekali

pendatang yang ingin bekerja.

Ini tidak lain merupakan salah satu dampak positif dari otonomi daerah di era

reformasi birokrasi. Pertambahan jumlah penduduk pendatang ini akan

semakin terus meningkat seiring tumbuhnya pembangunan yang ada. Dan

fenomena ini akan semakin tidak terkendali jika pemerintah daerah tidak bijak

dalam menyikapinya. Akan banyak permasalahan kependudukan yang muncul

dari efek euforia ini disebabkan banyaknya penduduk yang datang dapat

dikategorikan sebagai penduduk musiman. Artinya,penduduk ini tidak

selamanya menetap atau tidak menjadi penduduk tetap Kabupaten Bangka

Belitung.

Permasalahan yang saat ini telah muncul adalah berkaitan dengan

administrasi kependudukan. Sebagian besar penduduk musiman yang datang

tidak membawa dokumen kependudukan yang lengkap. Ini mempunyai

pengaruh yang besar terhadap daerah yang ditempati.

Masalah-masalah kependudukan lain yang mungkin akan terjadi kedepannya,

seperti yang sudah terjadi di kota – kota besar, antara lain persebaran

penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar,

pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas penduduk, rendahnya

pendapatan per kapita, tingginya tingkat ketergantungan, dan kepadatan

penduduk.

Pertumbuhan jumlah penduduk pendatang yang tidak terkendali akan

mengakibatkan munculnya banyak rumah kumuh tidak layak huni yang

membuat tata letak kota menjadi berantakan dan tidak tertata dengan baik.

(19)

II - 19 mereka tidak peduli dengan sesama.

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di

suatu wilayah atau Negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau

tidak. Penyebaran penduduk dapatlah diartikan juga pindahnya penduduk dari

satu tempat ketempat lain oleh apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan

terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya sama dengan imigrasi atau

emigrasi dan transmigrasi.

Ada beberapa faktor umum yang menjadi pendorong terjadinya proses

imigrasi ataupun urbanisasi, antara lain :

1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya

daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang

tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil

tambang,kayuataubahan dari pertanian.

2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk

pertanian di wiayah perdesaan yang makin menyempit).

3. Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga

mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal. 4. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.

5. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim

kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

Sedangkan faktor-faktor penarik dari perpindahan penduduk ini

antara lain :

1. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.

2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya

(20)

II - 20

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

4. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk

bermukim di kota besar.

Masalah kependudukan ini dapat diartikan sebagai kesulitan yang terjadi

dalam masyarakat yang perlu diatasi dan diselesaikan masalahnya dengan

solusi - solusi tertentu.

Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat besar dalam mengatasi hal ini.

Perlu adanya pengendalian arus pendatang dan juga peraturan yang tegas,

terutama di daerah kota tujuan pendatang, tentang tata kota dan

kependudukan, lebih khusus lagi berkenaan dengan penertiban dokumen

kependudukan.

2

22...444... IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS SSSOOOSSSIIIAAALLL,,, EEEKKKOOONNNOOOMMMIII DDDAAANNN LLLIIINNNGGGKKKUUUNNNGGGAAANNN

2

22...444...111... PPPeeennngggaaarrruuusssuuutttaaammmaaaaaannn GGGeeennndddeeerr r

Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara

laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,

tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat

yang luas. Dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, Pemerintah

Indonesia mendorong pengarusutamaan gender di setiap bidang

pembangunan nasional, termasuk di antaranya dalam bidang Cipta Karya.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

mengamanatkan semua Kementerian, dan Lembaga, Pemerintah Daerah

Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk melaksanakan pengarusutamaan gender,

sehingga seluruh proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring

dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan di seluruh sektor

pembangunan mempertimbangkan aspek gender.

Data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Bangka dapat

diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan sebesar 48,44% dari jumlah

total penduduk Kabupaten Bangka hampir seimbang dengan jumlah penduduk

(21)

II - 21

Bangka adalah perempuan, lebih besar dari jumlah laki-laki.

Tabel ....

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin

Lebih mengerucut lagi untuk Unit Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bangka sampai dengan tahun 2015 berdasarkan jumlah pegawai

(22)

II - 22

perempuan. Sehingga berdasarkan data tersebut Pemerintah Kabupaten

Bangka sudah mengikutsertakan gender dalam pelaksanaan pembangunan di

daerahnya.

Tabel ....

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menurut Pangkal/Golongan dan Jenis Kelamin

di Unit Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka Tahun 2015

Bangka sejak tahun 2011 sangat menonjol dalam penuntasan kumuh kota dan

pembangunan akses jamban masyarakat. Pembangunan jamban masyarakat di

Kabupaten Bangka adalah karya nyata gender dalam upaya pencapaian akses

sanitasi mendukung program nasional 100-0-100 melalui arisan jamban di

setiap desa di Kabupaten Bangka. Pencapaian Desa bebas buang air besar

sembarangan /Open Defecation Free yang menjadi keberhasilan/prestasi

Kabupaten Bangka hingga ke tingkat nasional merupakan hasil interfensi

gender secara langsung dlaam program Cipta Karya Kabupaten Bangka.

Penuntasan kumuh dan akses sanitasi juga akses air minum dalam perspektif

gender dilakukan melalui peran serta gender memberikan pembinaan mulai

dari tingkat keluarga, sekolah, lingkungan terhadap prilaku hidup bersih dan

sehat, Cuci Tangan Pakai Sabun, program CLTS (Community Led Total

Sanitation).

Bagaimanapun isu terkait penagrusutamaan gender harus tetap menjadi

perhatian dan dikembangkan mengingat adanya kecenderungan peningkatan

perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten

(23)

II - 23 2

22...444...222... KKKooonnndddiiisssiii PPPeeerrreeekkkooonnnooommmiiiaaannn

DDDaaatttaaa PPPeeerrrkkkeeemmmbbbaaannngggaaannn PPPDDDRRRBBB dddaaannn PPPooottteeennnsssiii EEEkkkooonnnooommmiii

Secara umum perekonomian Kabupaten Bangka dalam beberapa tahun

kedepan masih akan didominasi oleh tiga sektor utama yang menjadi core

business. Masing-masing berdasarkan peringkatnya adalah: (1) industri

pengolahan; (2) pertanian, kehutanan dan perikanan; serta (3) pertambangan

dan penggalian. Berdasarkan metode terbaru, kontribusi ketiga sektor ini

sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Bangka. Proyeksi distribusi persentase atas harga berlaku

Kabupaten Bangka Tahun 2015, seperti yang tersaji pada tabel berikut dapat

menjustifikasi fakta kondisi perekonomian tersebut.

Tabel 2.8

Perkembangan Core Business Perekonomian Kabupaten Bangka

No Lapangan Usaha

Kontribusi PDRB (%)

Real Growth (%)

2013 2014 2015 2013 2014 2015 1. Industri Pengolahan 24,14 23,21 22,93 (2,90) (3,85) (1,19) 2. Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 18,87 20,95 21,13 0,75 11,02 0,86 3. Pertambangan dan

Penggalian 14,89 14,13 13,36

(10,6

2) (5,10) (5,42) Sumber : BPS Bangka, 2015 (data diolah)

Tabel diatas memperlihatkan bahwa secara agregat, perekonomian

Kabupaten Bangka pada tahun 2015 sangat di dominasi oleh tiga core sector

tersebut dengan kontribusi 57,43% dari total PDRB, dengan laju pertumbuhan

yang bervariasi dari –(5,42) persen hingga 0,86 persen. Dengan core sector

yang sama, kontribusi tersebut dibandingkan tahun sebelumnya sedikit

mengalami penurunan yakni sebesar (0,86) persen dari total kontribusi tahun

(24)

II - 24

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa Core business pertama dalam perekonomian dengan kontribusi sebesar

22,93% terhadap PDRB adalah sektor industri pengolahan, yang notabene

merupakan representasi dari sektor industri pengolahan non migas. Selama

beberapa tahun terakhir, sektor industri pengolahan terutama sub sektor

industri logam dasar selalu memberikan kontribusi yang sangat dominan

terhadap perekonomian. Tingginya kontribusi ini disebabkan karena secara

tradisional, Kabupaten Bangka merupakan daerah dengan cadangan mineral

timah yang tinggi, bahkan salah satu yang terbesar di seluruh dunia. Selain itu,

regulasi ekspor yang mengatur secara spesifik mengenai output produksi

dalam bentuk logam timah, bukan bijih timah secara langsung meningkatkan

nilai tambah (value added) serta menambah cadangan devisa Negara. Namun

berdasarkan pengalaman masa lalu, terutama periode 1997 – 1998,

menunjukkan bahwa sektor industri sangat rentan terhadap gejolak ekonomi,

ketidakpastian perekonomian global secara masif akan mempengaruhi supply

and demand output produksi, mengingat hampir sebagian besar bahan baku

sektor industri dalam negeri merupakan produk impor yang berkorelasi

negatif terhadap cadangan devisa dan defisit perdagangan.

Faktor lain yang menyebabkan tingginya kontribusi sektor industri

pengolahan adalah karena sektor ini merupakan salah satu sektor yang

digerakkan oleh sektor pertambangan dan pertanian. Fluktuasi yang terjadi di

sektor pertambangan dan pertanian, kehutanan dan perikanan akan diikuti

juga oleh fluktuasi di sektor industri pengolahan. Namun, ternyata laju

pertumbuhan sektor ini justru mengalami peningkatan di tahun 2015 yakni

mencapai 6,90% dibandingkan laju pertumbuhan di tahun 2014 yang hanya

mencapai 6,62%. Kondisi ini selain dipengaruhi oleh meningkatnya daya beli

masyarakat akibat kondisi perekonomian daerah yang relatif stabil, juga

disebabkan meningkatnya realisasi investasi yang include ke dalam sektor ini

terutama sub sektor industri logam dasar dan industri makanan dan minuman

serta industri karet ditengah-tengah melambatnya perekonomian global dan

nasional, hal ini terlihat jelas dari peningkatan sarana maupun prasarana

(25)

II - 25 penggerak, baik itu pabrik, alat-alat produksi maupun sarana penunjang

lainnya. Dengan kata lain, keberadaan infrastruktur penunjang ibarat

suplemen atau vitamin bagi pertumbuhan investasi. Finally, dengan

berlimpahnya potensi sumber daya alam yang dimiliki, hingga sebagian

potensi tersebut secara tidak langsung telah menjadi ikon tersendiri bagi

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada masa mendatang, dengan stimulus

investasi, diperkirakan kontribusi dan pertumbuhan sektor ini akan semakin

meningkat, berjalan linear dengan peningkatan sektor penggeraknya terutama

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dan penurunan kontribusi

sektor-sektor yang unrenewable resource base.

Core business kedua selain sebagai salah satu kontributor PDRB terbesar

dalam perekonomian, sekaligus juga diproyeksi menjadi the nextprime mover

adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang didominasi sub sektor

pertanian, peternakan, perburuan dengan kontribusi sebesar 21,13%. Disebut

the next prime mover karena sektor ini mampu (1) memberikan kontribusi

besar dalam perekonomian, baik ditinjau dari aspek harga berlaku, harga

konstan, tanpa timah maupun dengan timah, (2) memiliki derajat kepekaan

dan derajat penyebaran yang tinggi, dan (3) merupakan sektor utama yang

banyak memberikan pengaruh positif terhadap sektor lain. Tiga keunggulan

utama sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang menjadikannya selalu

memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah adalah (i)

input produksinya yang sebagian besar domestic resource base, (ii) memiliki

tingkat backward and forward linkage yang tinggi dengan sektor-sektor

lainnya, serta (iii) output-nya yang export oriented. Dengan ketiga unggulan ini,

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi sektor yang paling tahan

terhadap krisis ekonomi dan moneter. Bahkan hingga saat ini, sebagian besar

komoditi dan devisa ekspor Kabupaten Bangka berasal dari sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan, terutama yang berasal dari komoditi perkebunan

(26)

II - 26

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Hal lain yang menjadikan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai

the next prime mover adalah laju pertumbuhannya yang cenderung

berfluktuatif namun jika diperhatikan secara mendetail bahwa peningkatan

pertumbuhan tersebut tetap berada diatas 9 persen. Pada tahun 2012 laju

pertumbuhan sektor pertanian mencapai 14,95 persen, kemudian meningkat

menjadi 16,37 persen di tahun 2013, kemudian kembali meningkat hingga

menjadi 16,88 persen di tahun 2014, namun menurun menjadi 9,10% di tahun

2015. Jika sebelumnya rata-rata pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan menembus di level 16,15 persen, maka rataan pertumbuhan

hingga tahun 2015 justru menyentuh di level 14,74 persen. Retrogresi laju

pertumbuhan tersebut disamping disebabkan menurunnya produksi tanaman

pangan, peternakan dan perikanan akibat anomali iklim, hama/penyakit dan

rendahnya tingkat pembukaan lahan-lahan baru terutama untuk perkebunan

dan tanaman pangan, juga dipengaruhi rendahnya produktivitas tenaga kerja

sehingga kurang berdampak terhadap peningkatan produksi (return to scale).

Disamping itu juga, kurangnya inovasi dalam teknologi produksi dalam rangka

mendorong peningkatan produksi hasil-hasil pertanian. Selain itu,

ketidakpastian kondisi ekonomi internasional mengakibatkan menurunnya

tingkat harga jual beberapa komoditi utama seperti lada, karet dan kelapa

sawit. Begitu juga dengan tingkat harga input produksi utama seperti pupuk

dan sarana produksi lainnya yang relatif labil. Untuk lebih meningkatkan

kontribusi dan pertumbuhan, maka pengembangan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di masa depan seharusnya diarahkan pada

peningkatan investasi pengembangan agroindustri yang disertai dengan

perbaikan kualitas tenaga kerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Hal ini sangat mungkin untuk dilakukan, karena sektor pertanian memiliki

tingkat backward and forward linkage yang tinggi.

Core business ketiga adalah sektor yang menjadi karakteristik daerah yaitu

pertambangan dan penggalian dengan produk utama seperti pertambangan

timah, penggalian pasir kuarsa, penggalian tanah kaolin dan pasir bangunan

(27)

II - 27 Kabupaten Bangka yang sangat kaya dengan kandungan mineral bumi. Saat ini,

disamping tambang inkonvensional yang banyak diusahakan oleh masyarakat,

terdapat juga PT. Timah sebagai perusahaan besar yang mengelola

penambangan.

Meskipun memberikan kontribusi besar, namun pertumbuhan sektor

pertambangan dan penggalian ini menunjukkan trend yang cenderung terus

menurun dalam tiga tahun terakhir. Jika pada tahun 2013, pertumbuhannya

mencapai (2,01)%, dan tahun 2014, pertumbuhannya mencapai 5,25%, maka

pada tahun 2015 pertumbuhannya kembali mengalami penurunan hingga

mencapai 2,31%. Dengan pertumbuhan yang terus menurun tersebut,

menunjukkan bahwa sektor ini tidak dapat terus-menerus dijadikan andalan

perekonomian. Hal ini disebabkan karena tingkat produksi yang terus

berkurang, harga output yang fluktuatif, sifatnya yang unrenewable serta daya

degradasi lahan dan landscape yang sangat tinggi.

Dari gambaran perekonomian di atas dapat diprediksi bahwa dalam beberapa

tahun kedepan ketika deposit timah sudah habis terkuras, maka core business

dan posisi relatif sektor-sektor dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bangka

akan mengalami pergeseran. Potret kondisi perekonomian tanpa timah ini

sekaligus juga memberikan gambaran bagaimana prospek perekonomian di

masa depan. Sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran tetap akan

mendominasi. Sedangkan sektor pertambangan diperkirakan tidak lagi

menjadi bagian core business yang bisa dikembangkan, sebagai gantinya

pengembangan perekonomian harus diarahkan kepada sektor bangunan,

sektor jasa-jasa dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Untuk

mempercepat proses pembangunan ekonomi di masa depan, mulai beberapa

tahun terakhir, pemerintah Kabupaten Bangka sudah mulai mempersiapkan

infra dan suprastruktur pengembangan sektor-sektor prospektif yang akan

menjadi core business beberapa tahun kedepan, melalui beberapa kegiatan

(28)

II - 28

Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Bangka cenderung terus

membaik, hal ini diindikasikan oleh PDRB, baik berdasarkan harga berlaku

(ADHB) maupun konstan (ADHK) yang terus meningkat. Data lengkap

perbaikan perekonomian dalam lima tahun terakhir tersebut tersaji pada tabel

berikut.

Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)

Tabel diatas memperlihatkan bahwa PDRB ADHB meningkat dari Rp.

7.553.916 pada tahun 2011 menjadi Rp. 10.947.905 pada tahun 2015.

Sedangkan ADHK, meningkat dari Rp. 7.003.409 pada tahun 2011 menjadi Rp.

8.551.777 pada tahun 2015. Meskipun terus membaik, namun perbaikan

tersebut tidak linear dengan pertumbuhannya. Trend pertumbuhan ekonomi

terlihat cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam kurun

waktu tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011, PE 6,91%, menurun pada tahun

2012 menjadi 5,35%, kembali mengalami penurunan menjadi 5,30% pada

tahun 2013, dan kembali menurun menjadi 4,78% pada tahun 2014, namun

tergradasi menjadi 5,05% pada tahun 2015. Secara umum, peningkatan ini

cenderung disebabkan oleh tiga faktor utama. Pertama, semakin membaiknya

pertumbuhan ekonomi global, walaupun tingkat pertumbuhannya tidak begitu

kuat menyebabkan semakin stabilnya harga terhadap beberapa komoditas

(29)

II - 29 Eropa, Amerika Serikat dan China yang memang menjadi barometer ekonomi

dunia maupun barometer ekspor bagi komoditas unggulan daerah. Multiplier

efek dari kondisi tersebut disatu sisi menyebabkan demand terhadap

komoditas unggulan daerah meningkat sedangkan disisi lain supplay

komoditas unggulan daerah cukup untuk memenuhi permintaan global

tersebut sehingga export price comodity menjadi tinggi. Seperti diketahui,

perekonomian Kabupaten Bangka sangat tergantung kepada keempat

komoditi tersebut. Perubahan kebijakan dan perubahan harga di pasar

internasional yang berimbas ke harga di pasar domestik, secara langsung

maupun tidak langsung akan merubah PDRB-nya. Disamping itu meningkatnya

daya beli masyarakat akibat penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga

menjadi katalisator perekonomian daerah tanpa harus mengubah pola

konsumsi masyarakat (subtitusi). Ketiga, karena kebijakan regulasi

perdagangan komoditi timah dan kebijakan pendirian smelter. Kebijakan

tersebut diambil selain untuk membatasi ekspor dalam bentuk bahan mentah

dan ilegal mining juga lebih berorientasi kepada nilai tambah (value added)

komiditas sekaligus mengurangi perusakan lingkungan secara masif (pro

environment).

D

DDaaatttaaa PPPeeennndddaaapppaaatttaaannn pppeeerrr KKKaaapppiiitttaaa dddaaannn PPPrrrooopppooorrrsssiii PPPeeennnddduuuddduuukkk MMMiiissskkkiiinnn

Indikator perekonomian penting lainnya adalah PDRB perkapita.

Pertumbuhan positip dari PDRB perkapita mengindikasikan bahwa

perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangka semakin baik. Berdasarkan

metode terbaru, PDRB perkapita Kabupaten Bangka pada tahun 2015 adalah

sebesar Rp. 35.561 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,00 persen dari Rp.

33.235 pada tahun 2014. Selama kurun waktu lima tahun sejak tahun 2011,

PDRB perkapita Kabupaten Bangka mengalami pertumbuhan rata-rata 8,66

(30)

II - 30

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Tabel 2.10

PDRB Per Kapita dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Bangka Tahun 2011-2015

Tahun PDRB Per Kapita

(Rp.’000)

Pertumbuhan (%)

2011 26.486 12,70

2012 28.540 7,76

2013 30.628 7,32

2014 33.235 8,51

2015 35.561 7,00

Rerata Pertumbuhan (%) 8,66

Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)

Peningkatan PDRB per kapita Kabupaten Bangka ini sejalan dengan

pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka yang juga terus meningkat dari

tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang

terus meningkat di Kabupaten Bangka.

Kondisi kemiskinan merupakan tantangan pembangunan yang harus kita

hadapi mengingat masalah sangat komplek menyangkut banyak aspek

karena keterkaitan dengan pendapatan yang rendah, pengangguran, buta

huruf, derajat kesehatan yang rendah dan ketidaksamaan derajat antar

jenis kelamin serta buruknya lingkungan hidup. Menurut Bank Dunia salah

satu penyebab dari kemiskinan adalah kurangnya pendapatan dan aset

untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan,

dan tingkat pendidikan dan kesehatan yang dapat diterima. Disamping itu

kemiskinan juga terkait dengan keterbatasan lapangan kerja serta tingkat

pendidikan dan kesehatan yang rendah.

Jika dilihat kondisi penduduk miskin Kabupaten Bangka dalam kurun

waktu 2011-2015 terhadap kondisi PDRB per kapita Kabupaten Bangka

(31)

II - 31 bawah ini.

Tabel 2.11

PDRB Per Kapita dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bangka Tahun 2011-2015

Tahun PDRB Per Kapita

(Rp.’000)

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

2011 26.486 15.410,00

2012 28.540 16.350,00

2013 30.628 16.171,00

2014 33.235 16.009,00

2015 35.561 15.263,00

Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)

2

22...444...333... KKKooonnndddiiisssiii LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn SSStttrrraaattteeegggiiiss s 2

22...444...333...111... TTTaaannnaaahhh dddaaannn TTTooopppooogggrrraaafffii i

Tanah di daerah Kabupaten Bangka mempunyai PH di bawah 5, didalamnya

mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti: Pasir

Kwarsa, Kaolin, Batu Gunung dan lain-lain. Bentuk dan keadaan tanahnya

adalah sebagai berikut:

a. 4% berbukit seperti Gunung Maras lebih kurang 699 meter, Bukit

Pelawan, Bukit Rebo dan lain-lain. Jenis tanah perbukitan tersebut

adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal

dari Batu Plutonik Masam.

b. 51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik

Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir

Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam.

c. 20% lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Podsolik

berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit.

d. 25% rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial

Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari

(32)

II - 32

Pada umumnya sungai-sungai didaerah Kabupaten Bangka berhulu di daerah

perbukitan dan pegunungan yuang berada di tengah Pulau Bangka dan

bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat didaerah Kabupaten

Bangka antara lain adalah : Sungai Baturusa, Sungai Layang dan lain-lain.

Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum

bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan karena para

nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut. Pada dasarnya di Daerah

Kabupaten Bangka beriklim Tropis Type A dengan variasi curah hujan antara

4 hingga 466.2 mm tiap bulan untuk tahun 2012, dengan curah hujan

terendah pada bulan Agustus dan curah hujan tertinggi pada bulan Februari.

Tabel 2.12

(33)

II - 33

AGUSTUS

SEPTEMBER 13,5 4 28 24,3 32,6

OKTOBER 46,1 13 27,8 24,4 32,3

NOVEMBER 215,6 23 26,8 24,1 31,1

DESEMBER 199,5 29 26,2 23,9 30,3

RATA-RATA 168,1 16 27,1 24,0 30,6

Sumber : Bangka Dalam Angka 2013

Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka berdasarkan data dari Stasiun

Meteorologi Pangkalpinang menunjukan variasi antara 26.10 Celcius

hingga 28.00 Celcius. Sedangkan kelembaban udara rata-rata bervariasi

antara 74 hingga 87 persen pada tahun 2012.

Sementara intensitas penyinaran matahari rata-rata pada tahun 2012

ratarata bervariasi antara 27.6 hingga 82.3 persen dan tekanan udara

rata-rata antara 1009,3 hingga 1011,5 mb.

Tabel 2.13

Kecepatan Angin, Arah Angin dan Rata-rata Penyinaran Matahari menurut Bulan Di Kabupaten Bangka Tahun 2012

BULAN

ANGIN RATA-RATA

PENYINARAN

MATAHARI

(%) RATA-RATA

KECEPATAN

(KNOTS)

ARAH

TERBANYAK

KECEPATAN

MAKS

(KNOTS)

ARAH

1 2 3 4 5 6

JANUARI 3,0 BL 10,0 U 47,4

FEBRUARI 2,0 U 10,0 U 47,8

MARET 2,0 BL 9,0 BL 42,8

APRIL 2,0 TL 9,0 TL 62,0

MEI 2,5 TGR 8,0 TL 63,4

JUNI 4,0 TGR 10,0 TGR 78,6

(34)

II - 34

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

AGUSTUS 6,0 TGR 14,0 T 82,3

SEPTEMBER 5,0 TGR 12,0 TGR 79,3

OKTOBER 2,5 TGR 9,0 TL 62,9

NOVEMBER 1,5 T 9,0 T 40,5

DESEMBER 1,5 BL 7,0 BL 27,6

RATA-RATA 3,0 - 10,0 - 58,0

Sumber : Bangka Dalam Angka 2013

2

22...555... TTTAAATTTAAA GGGUUUNNNAAA LLLAAAHHHAAANNN

Tata guna Lahan Kabupaten Bangka berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah

Tahun 2010-2030 terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam.

sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan

pembangunan berkelanjutan. Secara keseluruhan. pola spasial pemanfaatan

ruang kawasan lindung tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bangka.

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis

daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya

faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan,

ketinggian, zona kerentanan gerakan tanah).

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi potensi sumber daya alam. manusia dan

buatan. Termasuk dalam kawasan budidaya ini adalah kawasan pertanian.

kawasan permukiman. pertambangan dan industri. Pola ruang kawasan

budidaya secara spasial mengarah pada bagian wilayah barat-timur. mencakup

wilayah yang berdasarkan analisis daya dukung lahan tergolong sangat tinggi

dan tinggi. baik untuk pengembangan kawasan budidaya pertanian maupun

perkotaan. Rencana Pola Ruang dan tata guna lahan Kabupaten Bangka

secararinci dapat dilihat pada Tabe di bawah ini.

Tabel 2.14

(35)

II - 35

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)

I Kawasan Lindung

a. Hutan Lindung 16.897,95

b. Hutan Konservasi 15.619,51

c. Sempadan Pantai 963,43

d. Sempadan Sungai 1.062,64

e. Sempadan Danau/ Waduk/Kolong 136,32

f. Sempadan Rawa 1.491,35

g. Sempadan Industri 71,73

h. Ruang Terbuka Hijau akan diatur lebih lanjut

i. Pantai berhutan bakau 600

j. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 130,12

k. Lindung Geologi akan diatur lebih lanjut

l. Perlindungan Plasma Nutfah akan diatur lebih lanjut

m. Terumbu Karang akan diatur lebih lanjut

II Kawasan Budidaya

a. Peruntukkan Hutan Produksi 70.105,04

b. Peruntukkan Pertanian Lahan Basah 10.346,93

c. Peruntukkan Pertanian Lahan Kering 4.873,94

d. Peruntukan Perkebunan 56.297,17

e. Peruntukkan Perkebunan rakyat 42.364,96

f. Peruntukkan Peternakan 700

g. Peruntukan Perikanan 615,89

h. Peruntukkan Pertambangan 32.566,33

i. Peruntukan Industri 983,13

j. Peruntukan Pariwisata 348,23

k. Peruntukan Permukiman Perkotaan 9.680,43

l. Permukiman Perdesaan 18.364,93

m.Peruntukan Hutan Rakyat 13.861,72

n. Peruntukkan lainnya 11,75

o. Peruntukan Perdagangan dan Jasa 681,49

Sumber : RTRW Kabupaten Bangka 2010-2030

2

22...555...111... RRReeesssiiikkkooo BBBeeennncccaaannnaaa AAAlllaaamm m

Secara keseluruhan Kabupaten Bangka bukanlah daerah yang rawan terkena

bencana, seperti bencana banjir atau longsor. Hal ini dapat dijelaskan karena

bentuk morfologi Kabupaten Bangka cenderung datar. Kondisi yang sering

terjadi di Kabupaten Bangka adalah adanya genangan yang terjadi di beberapa

kecamatan tersebar di Kabupaten Bangka akibat naiknya permukaan laut dan

air pasang disamping itu juga penyebab lainnya karena adanya musim hujan

tiba. Namun genangan yang terjadi tidak mengganggu perekonomian dan

(36)

II - 36

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

potensi bencana banjir semakin membesar dan menjadi banjir yang melanda

banyak lokasi mulai di perkotaan maupun perdesaan.

Dari faktor kondisi alam penyebab banjir di Kabupaten Bangka adalah kondisi

topografi yang sebagian besar merupakan dataran rendah ataupun daerah

cekungan sehingga air yang datang cenderung menggenang, geometri sungai

yang berubah-ubah dikarenakan aktivitas Tambang Inkonvensional (TI), serta

terjadinya degradasi lahan akibat pemanfaatan/eksploitasi hutan dan lahan

secara besar-besaran sehingga menambah luasan areal dataran rendah,

melemahnya fungsi hutan sebagai pengikat air.

Berdasarkan tipologinya Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka

sebagian besar adalah daerah dataran banjir (floodplain area) yaitu daerah

dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang elevasi muka tanahnya

sangat landai dan relatif datar, sehingga aliran air menuju sungai sangat

lambat, yang mengakibatkan daerah tersebut rawan terhadap banjir, baik oleh

luapan air sungai maupun karena hujan lokal di daerah tersebut.

Kawasan ini umumnya terbentuk dari endapan lumpur yang sangat subur, dan

terdapat di daerah pesisir pantai atau bagian hilir sungai, dan seringkali

merupakan daerah kawasan pengembangan (pembudidayaan) perkotaan,

seperti pertanian, permukiman dan pusat kegiatan ekonomi, perdagangan,

industri dan lain sebagainya.

Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka sebagian besar memang

terletak di sekitar sungai. Sungai yang melewati daerah tersebut pada kondisi

yang mengalami penyempitan ruas sungai dan mengalami sedimentasi.

Penyempitan alur sungai dapat menyebabkan aliran air terganggu, yang

berakibat pada naiknya muka air di hulu, sehingga daerah di sekitarnya

termasuk dalam klasifikasi daerah rawan banjir. Pendangkalan dasar sungai

akibat sedimentasi, menyebabkan berkurangnya kapasitas sungai yang

menyebabkan naiknya muka air di sekitar daerah tersebut.

Aktivitas Tambang Inkonvesional (TI) yang dilakukan masyarakat membuat

(37)

II - 37 bencana banjir ini terletak di kawasan kegiatan Tambang Inkonvensional (TI).

Selain itu beberapa daerah rawan bencana banjir juga berada di daerah pantai

atau sungai pasang surut yang dipengaruhi oleh pasang dan surutnya air laut.

Sehingga pada saat air laut pasang ditambah dengan kondisi hujan dengan

kapasitas tinggi menyebabkan daerah tersebut mengalami banjir.

Pada umumnya daerah-daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka

walaupun tidak secara spesifik dilakukan penelitian terhadap tekstur tanah,

dilihat dari kejadiannya juga berada di daerah yang mempunyai tingkat

permeabilitas (kecepatan air merembes ke arah horizintal maupun vertikal

melalui pori-pori tanah) yang rendah, mempunyai tingkat infiltrasi tanah yang

kecil dan run off yang tinggi. Kecepatan perembesan air ini dipengaruhi oleh

tekstur tanah. Selain itu untuk daerah-daerah di sekitar sungai yang rawan

bencana banjir terjadi karena Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yang memiliki

karakteristik di kiri dan kanan alur sungai mempunyai tingkat permeabilitas

tanah yang rendah.

Beberapa daerah mungkin juga berada pada meander (belokan) sungai yang

debit alirannya cenderung lambat, yang biasanya merupakan dataran rendah,

sehingga potensial atau rawan terjadinya banjir.

Sungai-sungai didaerah Kabupaten Bangka yang berhulu di daerah perbukitan

dan pegunungan yuang berada di tengah Pulau Bangka dan bermuara di pantai

laut menyebabkan kondisi fisik sungai sangat mempengaruhi terjadinya banjir

di seluruh Kabupaten Bangka. Di Kecamatan Banjir yang terjadi sebagian besar

dikarenakan terjadinya penyempitan dan pendangkalan sungai sehingga daya

tampung air yang berkurang, kurang tersedianya drainase sebagai tempat

menyalurkan air, tersumbatnya drainase oleh sampah karena perilaku

masyarakat yang kurang memperdulikan lingkungan, rusaknya bangunan

drainase yang sudah ada, tertutupnya kolong retensi melalui proses

(38)

II - 38

R

RReeevvviiieeewww R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

sekitar lokasi ataupun di daerah hulu sungai. Untuk di beberapa tempat

pasangnya air laut juga menjadi penyebab terjadinya banjir.

Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Potensi Bencana Alam secara umum

meliputi banjir, kebakaran permukiman dan cuaca ekstrem. Secara rinci setiap

Kabupaten dan kota memiliki indeks rawan bencana yang berbeda-beda.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2011

dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

Kabupaten Bangka Barat merupakan wilayah yang memiliki skor indeks

rawan bencana yang terendah. Kabupaten Bangka pada posisi kedua terendah

dengan skor 35. Secara nasional Kabupaten Bangka berada pada urutan 397.

Tabel 2.15

Indeks Rawan Bencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

KABUPATEN SKOR KELAS RAWAN RANGKING NASIONAL

KOTA PANGKALPINANG 46 TINGGI 320

BELITUNG 41 TINGGI 359

BELITUNG TIMUR 40 TINGGI 365

BANGKA TENGAH 37 TINGGI 387

BANGKA SELATAN 37 TINGGI 388

BANGKA 35 SEDANG 397

BANGKA BARAT 32 SEDANG 411

Sumber: BNPB (2011)

Sedangkan Berdasarkan RTRW Provinsi, di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung diketahui kawasan rawan bencana di Kabupaten Bangka , yaitu:

1. Kawasan Rawan Bencana Banjir terdapat Kec.Sungailiat, Puding Besar,

(39)

II - 39 2.

Belinyu (Kab. Bangka).

Peta Kawasan Rawan Bencana selengkapnya ditampilkan pada Gambar 2.4. berikut:

Gambar 2.4

Peta Indeks Rawan Bencana di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2

22...555...222... IIIsssuuu SSStttrrraaattteeegggiiisss SSSooosssiiiaaalll EEEkkkooonnnooommmiii dddaaannn LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn bbbeeerrrdddaaasssaaarrrkkkaaannn RRRPPPJJJMMMDDD dddaaannn RRRTTTRRRWWW K

KKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaa a 2

22...555...222...111... IIIsssuuu SSStttrrraaattteeegggiiisss SSSooosssiiiaaalll EEEkkkooonnnooommmiii dddaaannn LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn bbbeeerrrdddaaasssaaarrrkkkaaannn RRRPPPJJJMMMDDDKKKaaabbbuuupppaaattteeennn B

BBaaannngggkkkaa a

Berdasarkan kondisi empiris yang terjadi, secara garis beras permasalahan

pembangunan di Kabupaten Bangka dapat dikelompokkan ke dalam dua

komponen yaitu permasalah mendasar dan permasalahan riil.

Permasalahan mendasar yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Masih lemahnya karakter daerah

Aspek penting untuk diperhitungkan dalam melakukan pembinaan

karakter daerah adalah pengaruh dari kemajuan kapasitas berpikir

manusia yang pada umumnya diartikulasikan dalam bentuk kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu teknologi informasi dan

telekomunikasi. Kedua jenis teknologi tersebut secara radikal telah

Gambar

Tabel 2.1  Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan
Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Bangka
Gambar 2.2 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Bangka
Gambar 2.3 Peta sebaran lokasi wisata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas antioksidan didapatkan dengan uji DPPH (2,2 dhipenyl -1- pycrilhidrazyil). Tingkat penerimaan dilakukan dengan uji hedonik. Analisis statistik data aktivitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan media rak bilangan dapat mencapai ketuntasan belajar, untuk mengetahui apakah pembelajaran

Penelitian ini bertujuan mengetahui lama fermentasi yang terbaik dalam fermentasi Jerami padi dengan mikroorganisme lokal terhadap Bahan Kering, dan Bahan Organik, dan Abu

Policing dengan Perubahan Perilaku Dalam Kemerdekaan Beragama di Salatiga (Studi Deskriptif Program Perpolisian Masyarakat (COP) LSM Kampoeng Percik)”, penulis

 Losses yang terdapat dalam pembangkit adalah losses di dalam boiler, losses karena gas buang , losses karena ekstraksi uap,  losses karena panas buang pada

Salah satu konsekuensi disahkannya Undang- Undang Desa adalah penarikan tanah plungguh atau bengkok yang selama ini menjadi sumber pendapatan perangkat desa. Hasil

Bagaimana pemodelan Markov Switching Autoregressive Conditional Heteroskedasticity dalam penerapannya terhadap data runtun waktu tingkat inflasi Indonesia.. Seberapa

Sartono (2001:281) dalam Utama (2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham