II - 1
BAB II
PROFIL KABUPATEN BANGKA
2
22...111... WWWIIILLLAAAYYYAAAHHH AAADDDMMMIIINNNIIISSSTTTRRRAAASSSIII
2
22...111...111... GGGaaammmbbbaaarrraaannn AAAdddmmmiiinnniiissstttrrraaasssiii WWWiiilllaaayyyaaahh h
Secara formal-legal, pembentukan Kabupaten Bangka ditetapkan dengan
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821), dan merupakan bagian
dari Propinsi Sumatera Selatan. Namun sejak diberlakukannya
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang pembentukan Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung, Kabupaten Bangka menjadi salah satu kabupaten dari
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten Bangka merupakan salah satu
kabupaten yang berada di pulau Bangka dan
termasuk dalam wilayah administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
dibentuk berdasarkan UU Nomor 28 Tahun
1959. Seiring dengan pelaksanaan reformasi
dan otonomi daerah, berdasarkan UU Nomor
5 Tahun 2002 kabupaten ini dimekarkan
menjadi Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten
Bangka Selatan. Kabupaten Bangka daratan mempunyai luas wilayah ±
295.068 Ha dan lautan mempunyai luas wilayah± 196.002,8 Ha.
Kabupaten Bangka merupakan salah satu wilayah yang terdapat dalam
II - 2
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
perkembangan dan pertumbuhan wilayahnya tidak terlepas dari daya dukung
wilayahnya sendiri.
Apabila ditinjau dari kondisi internal wilayahnya dan berbagai aspek lainnya,
Kabupaten Bangka memiliki beberapa potensi yang bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya saing wilayah dan perkembangan Kabupaten Bangka.
Potensi-potensi itu antara lain (1) Potensi mineral tambang seperti timah yang
hampir kita jumpai di seluruh daratan pulau Bangka (2) Potensi perikanan di
sekitar Teluk Kelabat dan Kecamatan Sungailiat, (3) Potensi pariwisata antara
lain di Kecamatan Sungailiat yakni kawasan wisata pantai Matras, pantai parai
tenggiri,dll (4) potensi air di sekitar kolong-kolong yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber air baku maupun pengembangan sektor perikanan. Kabupaten
Bangka juga dihadapkan pada berbagai masalah antara lain adanya konflik
kepentingan antara program pertambangan dan kehutanan dan areal
penggunaan lahan lainnya.
Perkembangan wilayah Kabupaten Bangka diindikasikan dengan
meningkatnya pembangunan fisik untuk melayani kegiatan yang berkembang.
Seluruh kegiatan pemanfaatan ruang tersebut membutuhkan ketersediaan
lahan, sedangkan di pihak lain, ketersediaan lahan potensial sangat terbatas.
Perkembangan dan pertumbuhan Wilayah Kabupaten Bangka mengalami
hambatan akibat belum optimalnya pengembangan potensi wilayah. Untuk
meningkatkan daya saing wilayah Kabupaten Bangka, maka perlu dikelola
melalui penataan ruang, yang dimulai dari tahap perencanaan tata ruang
wilayah Kabupaten Bangka. Semua potensi dan masalah di atas kemudian
dijadikan dasar untuk merumuskan isu besar sebelum menyusun arahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka.
Wilayah Kabupaten Bangka merupakan salah satu wilayah yang berada di Pulau Bangka yang terkenal sebagai sabuk timah dunia (world’s tin belt) yang memiliki kondisi geografis yang potensial dengan ketinggian rata-rata berkisar
II - 3 awal tahun 2009 sebanyak 260.395 jiwa yang terdiri dari laki laki sebanyak
134.318 jiwa dan perempuan sebanyak 126.077 jiwa. Pada awal tahun 2009
dengan kepadatan penduduk rata-rata 88 jiwa per km2.
Wilayah Kabupaten Bangka, meliputi 8 Kecamatan, yaitu: Sungailiat, Belinyu,
Riau Silip, Bakam, Pemali, Merawang, Puding Besar dan Mendo Barat dengan
jumlah desa sebanyak 62 desa dan 9 kelurahan.
Secara administrasi batas Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pangkalpinang, dan
Kabupaten Bangka Tengah;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat, Teluk
Kelabat, dan Selat Bangka;
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Natuna.
Selengkapnya nama-nama kecamatan, luas wilayah dan jaraknya dari ibukota
kabupaten tersaji pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jarak Ke Sungailiat
No Kecamatan Luas Wilayah Sungailiat (km) Jarak ke
(km2) %
1 Belinyu 546,5 18,52 54
2 Merawang 164,4 5,57 21
3 Mendo Barat 570,46 19,33 33
4 Puding Besar 383,29 13,00 32
5 Bakam 488,10 16,54 38
6 Riau Silip 523,68 17,75 42
7 Pemali 127,87 4,33 15
8 Sungailiat 146,38 4,96 0
2
22...111...222... PPPeeetttaaa WWWiiilllaaayyyaaahhh SSSkkkaaalllaaa 111;;;555000...000000000 KKKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaaa
Lebih jelas mengenai letak geografis Kabupaten Bangka dalam konstelasi yang
II - 4
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
Gambar 2.1
Peta Orientasi Kabupaten Bangka
Selanjutnya ditinjau dari tutupan lahannya Kabupaten Bangka memiliki
tutupan lahan berupa alang-alang, Hutan Bakau, Hutan Campuran, Kebun
Campuran, Kolong ( cekungan yang berisi air sebagai akibat dari aktivitas
tambang timah), Perkebunan Sawit, Permukiman, Pertambangan, Rawa,
Semak Belukar, Tanah Rawa dan tegalan/Ladang. Untuk lebih jelasnya dapat
II - 5 Gambar 2.2
Peta Tutupan Lahan Kabupaten Bangka
2
22...222... PPPOOOTTTEEENNNSSSIII WWWIIILLLAAAYYYAAAHHH KKKAAABBBUUUPPPAAATTTEEENNN BBBAAANNNGGGKKKAAA
2
22...222...111... SSSooosssiiiaaalll BBBuuudddaaayyyaa a
Kabupaten Bangka terdiri dari beragam
jenis suku dan etnis, masyarakatnya
bersifat heterogen, suku bangsa yang
terdapat di kabupaten ini diantaranya
adalah Bugis, Madura, Buton, China,
Jawa, Bali dan suku dari daratan
Sumatera. Etnis Cina menjadi
mayoritas di Kabupaten Bangka ini dengan populasi mendekati angka 40 %
dari total jumlah penduduk di Kabupaten Bangka. Semangat dan kegiatan
II - 6
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
Sementara itu, sehubungan dengan perkembangan wilayah, yang terkait
dengan kegiatan yang berkembang di Kota Pangkalpinang, dan simpul
perkotaan pada sumbu wilayah, serta pengembangan kegiatan
pertanian/perkebunan di Kabupaten Bangka sebelah barat, dijumpai ada
pendatang, yang akan memperkaya budaya seperti Upacara Rebo Kasan,
Tradisi Sepintu Sedulang, Perayaan Maulid Nabi, Mandi Belimau, Ritual
Sembahyang Kubur, Sun Gu Kong. Keheterogenan ini diharapkan dapat
menjadi faktor positif bagi perkembangan wilayah Kabupaten Bangka ke
depan.
2
22...222...222... PPPooottteeennnsssiii PPPeeennngggeeemmmbbbaaannngggaaannn PPPeeerrriiikkkaaannnaaann n
Kabupaten Bangka sebagai derah kepulauan dan pesisir yang sangat strategis
dengan batas wilayah yang berdampingan dengan Laut Natuna, Selat
Karimata; Laut Jawa dan Selat Bangka. Dengan posisi seperti ini, wilayah
perairan Kabupaten Bangka memiliki berbagai potensi sumber daya
kelautan yang luar biasa. Pertama adalah potensi sumberdaya perikanan dan
kelautan yang melimpah, baik dari segi diversivitas maupun kuantitas. Kedua,
potensi sumberdaya pesisir yang luar biasa seperti terumbu karang, padang
lamun, rumput laut, dan kawasan perlindungan laut/konservasi berupa hutan
bakau (mangrove) dan sempadan pantai.
Perkiraaan potensi sumberdaya perikanan laut (MSY) di perairan Bangka dan
Belitung mencapai 1.815.500 ton per tahun dengan nilai ekonomi Rp.
247.657,5 trilyun per tahun, yang terdiri dari sumberdaya perikanan tangkap
(fishering capture) 499.500 ton/tahun dengan nilai ekonomis Rp. 2.497,5
milyar/tahun dan potensi sumberdaya perikanan budidaya (aquaculture)
sebesar 1.316.000 ton/tahun dengan nilai ekonomis Rp. 245.160
milyar/tahun. Potensi perikanan budidaya tersebut terdiri dari potensi
budidaya air payau dan budidaya laut dengan komoditas andalan ikan kerapu,
rumput laut, tripang dan kerang mutiara.
Berbagai potensi diatas sudah cukup untuk menggambarkan bahwa sektor
II - 7 pembangunan di masa depan, terutama jika dikaitkan dengan permintaan
ekspor dan domestik.
2
22...222...333... SSSuuummmbbbeeerrrdddaaayyyaaa MMMiiinnneeerrraaall l
Pulau Bangka merupakan penghasil
timah, kaolin, kwarsa (quartz), pasir
bangunan, bauksit, granit, tanah liat
dan tanah puru. Mineral timah
penyebarannya hampir di seluruh
wilayah Kabupaten Bangka terutama
di dalam KP PT. Tambang Timah,
kemudian bauksit / batu merah banyak dijumpai di wilayah Kecamatan
Pemali, Riau Silip dan Belinyu, kaolin banyak tersebar di Riau Silip dan
Belinyu, kemudian Pasir kuarsa penyebarannya hampir di seluruh Kabupaten
Bangka. Granit banyak dijumpai di Sungailiat, Merawang, Riau Silip dan
Belinyu. Tanah liat dijumpai di wilayah Sungailiat dan Merawang, sedangkan
Tanah Puru banyak dijumpai di hampir seluruh wilayah Kabupaten Bangka.
2
22...222...444... DDDaaayyyaaa TTTaaarrriiikkk WWWiiisssaaatttaaa KKKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaa a
Kabupaten Bangka merupakan salah satu daerah yang memiliki keaneka
ragaman daya tarik wisata yang cukup menarik seperti pantai, air panas,
peninggalan sejarah, dan lainnya. Berdasarkan hasil inventarisasi Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bangka, wilayah ini
memiliki daya tarik wisata alam sebanyak 18 lokasi (13 diantaranya adalah
wisata pantai), wisata budaya 11 lokasi, wisata sejarah 9 lokasi dan agro
wisata sebanyak 5 lokasi. Secara terperinci daya tarik wisata tersebut adalah
II - 8
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
Gambar 2.3
Peta sebaran lokasi wisata
berdasarkan Kawasan Pengembangan Pariwisata
2
22...222...555... DDDaaayyyaaa DDDuuukkkuuunnnggg KKKeeepppaaarrriiiwwwiiisssaaatttaaaaaannn KKKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaa a
Daya dukung penyelenggaraan pariwisata di kabupaten Bangka pada
umumnya baik tentang infrastrukturnya, industri pariwisatanya serta
masyarakat yang terkait dengan penyelenggaraan kepariwisataan daerah yang
ada di kabupaten Bangka.
1) Daya dukung infrastruktur.
Secara umum daya dukung infrastruktur terhadap pengembangan
pariwisata di kabupaten Bangka telah terlayani dengan jaringan jalan yang
memadahi, hanya beberapa lokasi yang masih perlu ditingkatkan.
Ketersediaan infrastruktur tersebut sayangnya belum diimbangi dengan
sistem transportasi yang menunjang keberadaan lokasi kunjungan wisata
yang tersebar di berbagai daerah, dimana sebagian besar adalah wisata
alam yang didominasi oleh alam pantai. Oleh karena itu pengembangan
dan peningkatan infrastruktur untuk menunjang pariwisata alam pantai
khususnya pariwisata bahari masih perlu mendapat perhatian. Sementara
II - 9 Kawasan pariwisata pantai Matras termasuk Kawasan Pengembangan
Pariwisata (KPP) II, pada saat ini sudah terlayani oleh jaringan jalan
dengan konstruksi aspal dan dalam kondisi baik. Jalan tersebut sekaligus
menjadi jalan lingkungan didalam kawasan. Kawasan pantai Matras
sampai saat ini juga belum terlayani oleh jaringan listrik, telepon dan air
bersih. Oleh karena itu pengembangan pantai Matras masih belum dapat
dilakukan pengembangan sarana yang terkait dengan dukungan
infrastruktur tersebut khususnya seperti listrik. Namun demikian
beberapa sarana yang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan
wisata, kebutuhan daya listrik diadakan dengan menggunakan generator,
meskipun hal ini sangat terbatas.
2) Daya dukung industri pariwisata.
Kabupaten Bangka sebagai salah satu daerah tujuan wisata telah didukung
oleh berbagai industri jasa pariwisata seperti akomodasi, travel,
restaurant dan lainnya. Industri jasa pariwisata yang ada di kabupaten
Bangka adalah sebagai berikut :
Akomodasi/hotel = 22 buah (3 diantaranya berbintang). Restaurant/rumah makan = 99 buah
Agen perjalanan dan diving operator =18 buah
Café = 6 buah
Hiburan (bilyard) = 18 buah. 3) Daya dukung masyarakat setempat.
Masyarakat setempat sangat besar peranannya dalam memberikan andil
terhadap pembangunan pariwisata di daerahnya. Kondisi masyarakat
yang peduli dengan kegiatan pariwisata akan sangat menunjang
pengembangan pariwisatanya seperti keramah tamahan, menjaga
kebersihan lingkungan, memanfaatkan peluang usaha dengan membuat
dan menjual makanan khas daerah dan sebagainya. Secara khusus
masyarakat perkotaan Sungailiat dapat dikatakan sudah berpartisipasi
dan menyadari daerahnya menjadi tujuan wisata. Juga dalam hal ini dapat
II - 10
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
kegiatan usaha yang terkait dengan pariwisata seperti café, penjual makan
khas daerah untuk dijadikan buah tangan dan lainnya. Kondisi seperti ini
tentunya dapat dikembangkan kepada masyarakat disekitar
lokasi/kawasan pariwisata seperti pantai Matras.
2
22...222...666... PPPooottteeennnsssiii PPPeeerrrkkkeeebbbuuunnnaaann n
Perkebunan di Kabupaten Bangka dibagi atas perkebunan rakyat dan
perkebunan besar. Produksi komoditas perkebunan rakyat terdiri dari antara
lain lada, karet, kelapa, cengkeh dan coklat. Sedangkan perkebunan besar
dikelola oleh 13 perusahan perkebunan swasta dengan tanaman utama kelapa
sawit yang mencapai pencadangan lahan pada tahun 2015 sebesar 33.474,70
Ha dan areal tanam seluas 31.712,96 Ha.
Kabupaten Bangka sejak dulu terkenal selain dikenal dengan salah satu
daerah penghasil timah juga dikenal sebagai daerah penghasil lada putih,
bahkan Pulau Bangka merupakan daerah penghasil lada terbesar didunia
dengan nama Muntok White Pepper. Hal ini sangat beralasan karena secara
turun temurun penduduk Bangka sudah terbiasa dalam pengelola lada putih.
Untuk pengembangan untuk komuniti ini, lahan yang potensial seluas
24.339,09 Ha, sedangkan lahan yang sudah diusahakan baru mencapai 13.725
Ha(56,40%). Dengan demikian luas lahan yang masih tersedia untuk
pengembangan komoditas lada sebesar 10.614,09 Ha (43,60%). Adapun lokasi
lahan yang ada untuk komoditas lada tersebar hampir disemua kecamatan
Kabupaten Bangka.
Selain itu potensi perkebunan untuk tanaman karet juga sangat dominan di
Kabupaten Bangka. Lokasi lahan pengembangan komoditas karet di
Kabupaten Bangka menyebar hampir di semua kecamatan, hanya yang paling
dominan di kecamatan mendo barat. Seperti daerah lain umumnya tanaman
karet memerlukan waktu 5-6 tahun untuk dapat di sadap, oleh karena itu
pembngunan perkebunan karet memerlukan investasi jangka panjang engan
masa tenggang 5-6 tahun komoditas lada tersebar hampir di semua kecamatan
II - 11 Komoditi ketiga yang juga dominan di Kabupaten Bangka adalah Kelapa sawit
dimana terdapat cukup banyak Perkebunan Kelapa Sawit milik swasta di
Kabupaten Bangka. Pembangunan sub sektor perkebunan pada hakekatnya
adalah kelanjutan dan peningkatan dari semua usaha yang telah dilaksanakan
pada pembangunan sebelumnya. Untuk Kabupaten Bangka sub sektor
perkebunan merupakan salah satu program strategis, karena memegang
peranan yang relatif penting dalam perekonomian masyarakat.
2
22...333... DDDEEEMMMOOOGGGRRRAAAFFFIII DDDAAANNN UUURRRBBBAAANNNIIISSSAAASSSIII
2
22...333...111... JJJuuummmlllaaahhh PPPeeennnddduuuddduuukk k
Penduduk suatu daerah menjadi sangat krusial fungsinya bagi pemerintah
daerah. Mengingat sifatnya yang sangat penting, kondisi penduduk menjadi
salah satu tolak ukur pemerintah daerah dalam mengambil berbagai kebijakan
strategis dalam pembangunan. Dengan data kependudukan yang benar, akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan, akan memperbesar tingkat keberhasilan
suatu kebijakan.
Jumlah penduduk Kabupaten Bangka berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 2015 adalah sebesar 309.067 orang, yang terdiri atas 159.361 laki-laki
dan 149.706 perempuan. Penyebaran penduduk Kabupaten Bangka masih
bertumpu di Kecamatan Sungailiat yakni sebesar 31,79 persen, kemudian
diikuti oleh Kecamatan Belinyu sebesar 15,08 persen, Kecamatan Mendo Barat
sebesar 14,53 persen dan kecamatan lainnya di bawah sepuluh persen.
Dengan luas wilayah daratan Kabupaten Bangka sekitar 2.950,68 kilometer
persegi yang didiami oleh 309.067 orang maka rata-rata tingkat kepadatan
penduduk Kabupaten Bangka adalah sebanyak 105 orang per kilometer
persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Sungailiat yakni sebanyak 671 orang per kilometer persegi diikuti
Pemali 234 orang per kilometer persegi dan Merawang 177 orang per
kilometer per segi. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Bakam
yakni sebanyak 34 orang per kilometer persegi. Gambaran lebih rinci dapat
II - 12
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Luas Daerah (Km²) Kepadatan per Km² di Kabupaten Bangka Tahun 2015
No. Kecamatan Luas Daerah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka, 2015
2
22...333...222... JJJuuummmlllaaahhh PPPeeennnddduuuddduuukkk PPPeeerrrssseeebbbaaarrraaannn dddaaannn PPPeeennnddduuuddduuukkk MMMiiissskkkiiinn n
Pada tahun 2014, persentase penduduk miskin skala nasional adalah sebesar
11,25%, sementara persentase kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah sebesar 4,97%, sedangkan untuk Kabupaten Bangka
berdasarkan data estimasi TKPKD Kabupaten Bangka persentase penduduk
miskinnya sebesar 5,38% atau 16.009 penduduk, perkembangan kondisi
kemiskinan pada Kabupaten Bangka selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2.3 di
II - 13 Tabel 2.3
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Bangka Tahun 2006-2014
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka terus mengalami
penurunan secara signifikan dari tahun ketahun, bila diperhatian tabel diatas
terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka mengalami
penurunan. Misalnya pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Bangka sebesar 30.200,00 atau sekitar 11,78% angka ini menurun pada
tahun 2014 menjadi 16.009,00 atau sebesar 5,38%. Dan pada tahun 2015
jumlah penduduk miskin Kabupaten Bangka adalah sebesar 15.263 jiwa atau
5,18%.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tahun 2015
Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
II - 14
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
2
22...333...333... PPPrrroooyyyeeekkksssiii PPPeeerrrtttuuummmbbbuuuhhhaaannn PPPeeennnddduuuddduuukkk LLLiiimmmaaa TTTaaahhhuuunnn kkkeee DDDeeepppaaann n
Proyeksi Penduduk Kabupaten Bangka selama lima tahun ke depan yakni dari
tahun 2015-2021 menjadi sebesar 351.703 jiwa. Gambaran secara rinci dapat
II - 15 Tabel 2.5
Proyeksi Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Tahun 2016-2021
Nama Kecamatan
dan % pertumbuhan
Jumlah Penduduk (orang)
Wilayah Perkotaan
Wilayah
Perdesaan Total
Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Sungailiat 95.521 97.852 100.240 102.685 105.191 107.758 5.139 5.264 5.392 5.524 5.658 5.795 100.660 103.116 105.632 108.209 110.849 113.553
Belinyu 30.298 30.883 31.478 32.086 32.704 33.335 16.861 16.958 17.892 17.618 18.589 19487 47.519 48.436 49.370 50.322 51.293 52.282 Mendo Barat - - - - - - 45.832 46.766 47.720 48.693 49.686 50.699 45.832 46.766 47.720 48.693 49.686 50.699
Merawang - - - - - - 29.611 30.138 30.674 31.219 31,774 32.339 29.611 30.138 30.674 31.219 31,774 32.339
Bakam - - - - - - 16.916 17.200 17.488 17.781 18.079 18.382 16.916 17.200 17.488 17.781 18.079 18.382
Puding Besar - - - - - - 18.497 18.770 19.047 19.328 19.614 19.904 18.497 18.770 19.047 19.328 19.614 19.904
Pemali - - - 30.823 31.686 32.471 33.380 34.314 35.274 30.823 31.686 32.471 33.380 34.314 35.274
Riau Silip - - - - - - 25.962 26.592 27.238 27.899 28.576 29.270 25.962 26.592 27.238 27.899 28.576 29.270 Total
125.819 128.735 131.718 134.771 137.895 141.093 190.001 193.696 197.992 202.060 196.290 210.610 315.820 322.704 329.640 336.831 344.185 351.703
II - 16
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka
2015, tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2015 Kecamatan Sungailiat
2,44%, Kecamatan Belinyu 1.93%, Kecamatan Mendo Barat 2,04%, Kecamatan
Merawang 1,78% , Kecamatan Bakam 1,68%, Kecamatan Puding Besar 1,48,
Kecamatan Pemali 2,80%, dan Kecamatan Riau Silip 2,43%. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada table 2.6 dibawah ini.
Tabel 2.6
Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan Kabupaten Bangka 2016-2021
Nama Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Pddk (orang/Ha)
Tahun Tahun
Penduduk dan tenaga kerja merupakan sumberdaya yang sangat berharga
bagi suatu wilayah karena menjadi salah satu faktor positif yang memacu
pertumbuhan ekonomi suatu kecamatan. Dengan jumlah penduduk dan tenaga
kerja yang lebih besar, maka suatu wilayah memiliki pasar yang lebih besar
pula, apalagi jika ditunjang oleh kualitas SDM yang memadai. Dengan
kemampuan dan sumberdaya penduduk dan tenaga kerja yang baik, maka
kemungkinan suatu wilayah kecamatan berkembang akan lebih baik jika
dibandingkan dengan wilayah kecamatan yang berpenduduk lebih kecil dan
II - 17 tersebut memiliki faktor penarik yang lebih besar.
Tenaga kerja merupakan faktor vital dalam kehidupan manusia baik ditinjau
dari sisi ekonomi maupun sosial. Sisi ekonomi menjelaskan kebutuhan
manusia akan pekerjaan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
sebaliknya sektor-sektor usaha membutuhkan tenaga kerja (SDM) untuk
menggerakkan roda perekonomian. Sedangkan sisi sosial dari tenaga kerja,
berkaitan erat dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan
perekonomian.
Tabel 2.7
Struktur Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bangka Tahun 2015
Sektor Tahun Rataan
2013 2014 2015
PRIMER 45,91 48,05 50,19 48,05
SEKUNDER 10,73 15,40 20,07 15,40
TERSIER 43,36 36,55 29,74 36,55
TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik (Data Diolah)
Tabel 2.7 menunjukkan proyeksi struktur tenaga kerja di Kabupaten Bangka
tahun 2015. Penyerapan tenaga kerja didominasi oleh sektor primer (50,19
persen) terutama usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan usaha
pertambangan dan penggalian. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor
primer merupakan sektor ekonomi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja
tertinggi di Kabupaten Bangka. Tenaga kerja yang terserap di sektor sekunder
adalah sebesar 15,40 persen, masih dibawah sektor tersier (36,55 persen)
yang didominasi oleh usaha industri pengolahan dan usaha kontruksi.
Sedangkan penyerapan tenaga kerja di sektor tersier lebih didominasi oleh
usaha pedagang besar dan eceran, reparasi dan usaha penyediaan akomodasi
II - 18
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
Kabupaten Bangka merupakan Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang berkembang cukup pesat dengan pertumbuhan dan kepadatan
penduduk tertinggi. Bagaikan kembang di musim hujan, kemajuan - kemajuan
pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi, dapat dilihat dan dirasakan
dengan menjamurnya pusat - pusat perdagangan mengundang banyak sekali
pendatang yang ingin bekerja.
Ini tidak lain merupakan salah satu dampak positif dari otonomi daerah di era
reformasi birokrasi. Pertambahan jumlah penduduk pendatang ini akan
semakin terus meningkat seiring tumbuhnya pembangunan yang ada. Dan
fenomena ini akan semakin tidak terkendali jika pemerintah daerah tidak bijak
dalam menyikapinya. Akan banyak permasalahan kependudukan yang muncul
dari efek euforia ini disebabkan banyaknya penduduk yang datang dapat
dikategorikan sebagai penduduk musiman. Artinya,penduduk ini tidak
selamanya menetap atau tidak menjadi penduduk tetap Kabupaten Bangka
Belitung.
Permasalahan yang saat ini telah muncul adalah berkaitan dengan
administrasi kependudukan. Sebagian besar penduduk musiman yang datang
tidak membawa dokumen kependudukan yang lengkap. Ini mempunyai
pengaruh yang besar terhadap daerah yang ditempati.
Masalah-masalah kependudukan lain yang mungkin akan terjadi kedepannya,
seperti yang sudah terjadi di kota – kota besar, antara lain persebaran
penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar,
pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas penduduk, rendahnya
pendapatan per kapita, tingginya tingkat ketergantungan, dan kepadatan
penduduk.
Pertumbuhan jumlah penduduk pendatang yang tidak terkendali akan
mengakibatkan munculnya banyak rumah kumuh tidak layak huni yang
membuat tata letak kota menjadi berantakan dan tidak tertata dengan baik.
II - 19 mereka tidak peduli dengan sesama.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di
suatu wilayah atau Negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau
tidak. Penyebaran penduduk dapatlah diartikan juga pindahnya penduduk dari
satu tempat ketempat lain oleh apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan
terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya sama dengan imigrasi atau
emigrasi dan transmigrasi.
Ada beberapa faktor umum yang menjadi pendorong terjadinya proses
imigrasi ataupun urbanisasi, antara lain :
1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya
daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang
tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil
tambang,kayuataubahan dari pertanian.
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk
pertanian di wiayah perdesaan yang makin menyempit).
3. Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga
mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal. 4. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
5. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
Sedangkan faktor-faktor penarik dari perpindahan penduduk ini
antara lain :
1. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.
2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya
II - 20
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
4. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk
bermukim di kota besar.
Masalah kependudukan ini dapat diartikan sebagai kesulitan yang terjadi
dalam masyarakat yang perlu diatasi dan diselesaikan masalahnya dengan
solusi - solusi tertentu.
Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat besar dalam mengatasi hal ini.
Perlu adanya pengendalian arus pendatang dan juga peraturan yang tegas,
terutama di daerah kota tujuan pendatang, tentang tata kota dan
kependudukan, lebih khusus lagi berkenaan dengan penertiban dokumen
kependudukan.
2
22...444... IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS SSSOOOSSSIIIAAALLL,,, EEEKKKOOONNNOOOMMMIII DDDAAANNN LLLIIINNNGGGKKKUUUNNNGGGAAANNN
2
22...444...111... PPPeeennngggaaarrruuusssuuutttaaammmaaaaaannn GGGeeennndddeeerr r
Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara
laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat
yang luas. Dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, Pemerintah
Indonesia mendorong pengarusutamaan gender di setiap bidang
pembangunan nasional, termasuk di antaranya dalam bidang Cipta Karya.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
mengamanatkan semua Kementerian, dan Lembaga, Pemerintah Daerah
Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk melaksanakan pengarusutamaan gender,
sehingga seluruh proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan di seluruh sektor
pembangunan mempertimbangkan aspek gender.
Data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Bangka dapat
diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan sebesar 48,44% dari jumlah
total penduduk Kabupaten Bangka hampir seimbang dengan jumlah penduduk
II - 21
Bangka adalah perempuan, lebih besar dari jumlah laki-laki.
Tabel ....
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin
Lebih mengerucut lagi untuk Unit Organisasi Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bangka sampai dengan tahun 2015 berdasarkan jumlah pegawai
II - 22
perempuan. Sehingga berdasarkan data tersebut Pemerintah Kabupaten
Bangka sudah mengikutsertakan gender dalam pelaksanaan pembangunan di
daerahnya.
Tabel ....
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menurut Pangkal/Golongan dan Jenis Kelamin
di Unit Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka Tahun 2015
Bangka sejak tahun 2011 sangat menonjol dalam penuntasan kumuh kota dan
pembangunan akses jamban masyarakat. Pembangunan jamban masyarakat di
Kabupaten Bangka adalah karya nyata gender dalam upaya pencapaian akses
sanitasi mendukung program nasional 100-0-100 melalui arisan jamban di
setiap desa di Kabupaten Bangka. Pencapaian Desa bebas buang air besar
sembarangan /Open Defecation Free yang menjadi keberhasilan/prestasi
Kabupaten Bangka hingga ke tingkat nasional merupakan hasil interfensi
gender secara langsung dlaam program Cipta Karya Kabupaten Bangka.
Penuntasan kumuh dan akses sanitasi juga akses air minum dalam perspektif
gender dilakukan melalui peran serta gender memberikan pembinaan mulai
dari tingkat keluarga, sekolah, lingkungan terhadap prilaku hidup bersih dan
sehat, Cuci Tangan Pakai Sabun, program CLTS (Community Led Total
Sanitation).
Bagaimanapun isu terkait penagrusutamaan gender harus tetap menjadi
perhatian dan dikembangkan mengingat adanya kecenderungan peningkatan
perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten
II - 23 2
22...444...222... KKKooonnndddiiisssiii PPPeeerrreeekkkooonnnooommmiiiaaannn
DDDaaatttaaa PPPeeerrrkkkeeemmmbbbaaannngggaaannn PPPDDDRRRBBB dddaaannn PPPooottteeennnsssiii EEEkkkooonnnooommmiii
Secara umum perekonomian Kabupaten Bangka dalam beberapa tahun
kedepan masih akan didominasi oleh tiga sektor utama yang menjadi core
business. Masing-masing berdasarkan peringkatnya adalah: (1) industri
pengolahan; (2) pertanian, kehutanan dan perikanan; serta (3) pertambangan
dan penggalian. Berdasarkan metode terbaru, kontribusi ketiga sektor ini
sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Bangka. Proyeksi distribusi persentase atas harga berlaku
Kabupaten Bangka Tahun 2015, seperti yang tersaji pada tabel berikut dapat
menjustifikasi fakta kondisi perekonomian tersebut.
Tabel 2.8
Perkembangan Core Business Perekonomian Kabupaten Bangka
No Lapangan Usaha
Kontribusi PDRB (%)
Real Growth (%)
2013 2014 2015 2013 2014 2015 1. Industri Pengolahan 24,14 23,21 22,93 (2,90) (3,85) (1,19) 2. Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 18,87 20,95 21,13 0,75 11,02 0,86 3. Pertambangan dan
Penggalian 14,89 14,13 13,36
(10,6
2) (5,10) (5,42) Sumber : BPS Bangka, 2015 (data diolah)
Tabel diatas memperlihatkan bahwa secara agregat, perekonomian
Kabupaten Bangka pada tahun 2015 sangat di dominasi oleh tiga core sector
tersebut dengan kontribusi 57,43% dari total PDRB, dengan laju pertumbuhan
yang bervariasi dari –(5,42) persen hingga 0,86 persen. Dengan core sector
yang sama, kontribusi tersebut dibandingkan tahun sebelumnya sedikit
mengalami penurunan yakni sebesar (0,86) persen dari total kontribusi tahun
II - 24
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa Core business pertama dalam perekonomian dengan kontribusi sebesar
22,93% terhadap PDRB adalah sektor industri pengolahan, yang notabene
merupakan representasi dari sektor industri pengolahan non migas. Selama
beberapa tahun terakhir, sektor industri pengolahan terutama sub sektor
industri logam dasar selalu memberikan kontribusi yang sangat dominan
terhadap perekonomian. Tingginya kontribusi ini disebabkan karena secara
tradisional, Kabupaten Bangka merupakan daerah dengan cadangan mineral
timah yang tinggi, bahkan salah satu yang terbesar di seluruh dunia. Selain itu,
regulasi ekspor yang mengatur secara spesifik mengenai output produksi
dalam bentuk logam timah, bukan bijih timah secara langsung meningkatkan
nilai tambah (value added) serta menambah cadangan devisa Negara. Namun
berdasarkan pengalaman masa lalu, terutama periode 1997 – 1998,
menunjukkan bahwa sektor industri sangat rentan terhadap gejolak ekonomi,
ketidakpastian perekonomian global secara masif akan mempengaruhi supply
and demand output produksi, mengingat hampir sebagian besar bahan baku
sektor industri dalam negeri merupakan produk impor yang berkorelasi
negatif terhadap cadangan devisa dan defisit perdagangan.
Faktor lain yang menyebabkan tingginya kontribusi sektor industri
pengolahan adalah karena sektor ini merupakan salah satu sektor yang
digerakkan oleh sektor pertambangan dan pertanian. Fluktuasi yang terjadi di
sektor pertambangan dan pertanian, kehutanan dan perikanan akan diikuti
juga oleh fluktuasi di sektor industri pengolahan. Namun, ternyata laju
pertumbuhan sektor ini justru mengalami peningkatan di tahun 2015 yakni
mencapai 6,90% dibandingkan laju pertumbuhan di tahun 2014 yang hanya
mencapai 6,62%. Kondisi ini selain dipengaruhi oleh meningkatnya daya beli
masyarakat akibat kondisi perekonomian daerah yang relatif stabil, juga
disebabkan meningkatnya realisasi investasi yang include ke dalam sektor ini
terutama sub sektor industri logam dasar dan industri makanan dan minuman
serta industri karet ditengah-tengah melambatnya perekonomian global dan
nasional, hal ini terlihat jelas dari peningkatan sarana maupun prasarana
II - 25 penggerak, baik itu pabrik, alat-alat produksi maupun sarana penunjang
lainnya. Dengan kata lain, keberadaan infrastruktur penunjang ibarat
suplemen atau vitamin bagi pertumbuhan investasi. Finally, dengan
berlimpahnya potensi sumber daya alam yang dimiliki, hingga sebagian
potensi tersebut secara tidak langsung telah menjadi ikon tersendiri bagi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada masa mendatang, dengan stimulus
investasi, diperkirakan kontribusi dan pertumbuhan sektor ini akan semakin
meningkat, berjalan linear dengan peningkatan sektor penggeraknya terutama
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dan penurunan kontribusi
sektor-sektor yang unrenewable resource base.
Core business kedua selain sebagai salah satu kontributor PDRB terbesar
dalam perekonomian, sekaligus juga diproyeksi menjadi the nextprime mover
adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang didominasi sub sektor
pertanian, peternakan, perburuan dengan kontribusi sebesar 21,13%. Disebut
the next prime mover karena sektor ini mampu (1) memberikan kontribusi
besar dalam perekonomian, baik ditinjau dari aspek harga berlaku, harga
konstan, tanpa timah maupun dengan timah, (2) memiliki derajat kepekaan
dan derajat penyebaran yang tinggi, dan (3) merupakan sektor utama yang
banyak memberikan pengaruh positif terhadap sektor lain. Tiga keunggulan
utama sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang menjadikannya selalu
memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah adalah (i)
input produksinya yang sebagian besar domestic resource base, (ii) memiliki
tingkat backward and forward linkage yang tinggi dengan sektor-sektor
lainnya, serta (iii) output-nya yang export oriented. Dengan ketiga unggulan ini,
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi sektor yang paling tahan
terhadap krisis ekonomi dan moneter. Bahkan hingga saat ini, sebagian besar
komoditi dan devisa ekspor Kabupaten Bangka berasal dari sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan, terutama yang berasal dari komoditi perkebunan
II - 26
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
Hal lain yang menjadikan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai
the next prime mover adalah laju pertumbuhannya yang cenderung
berfluktuatif namun jika diperhatikan secara mendetail bahwa peningkatan
pertumbuhan tersebut tetap berada diatas 9 persen. Pada tahun 2012 laju
pertumbuhan sektor pertanian mencapai 14,95 persen, kemudian meningkat
menjadi 16,37 persen di tahun 2013, kemudian kembali meningkat hingga
menjadi 16,88 persen di tahun 2014, namun menurun menjadi 9,10% di tahun
2015. Jika sebelumnya rata-rata pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan menembus di level 16,15 persen, maka rataan pertumbuhan
hingga tahun 2015 justru menyentuh di level 14,74 persen. Retrogresi laju
pertumbuhan tersebut disamping disebabkan menurunnya produksi tanaman
pangan, peternakan dan perikanan akibat anomali iklim, hama/penyakit dan
rendahnya tingkat pembukaan lahan-lahan baru terutama untuk perkebunan
dan tanaman pangan, juga dipengaruhi rendahnya produktivitas tenaga kerja
sehingga kurang berdampak terhadap peningkatan produksi (return to scale).
Disamping itu juga, kurangnya inovasi dalam teknologi produksi dalam rangka
mendorong peningkatan produksi hasil-hasil pertanian. Selain itu,
ketidakpastian kondisi ekonomi internasional mengakibatkan menurunnya
tingkat harga jual beberapa komoditi utama seperti lada, karet dan kelapa
sawit. Begitu juga dengan tingkat harga input produksi utama seperti pupuk
dan sarana produksi lainnya yang relatif labil. Untuk lebih meningkatkan
kontribusi dan pertumbuhan, maka pengembangan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di masa depan seharusnya diarahkan pada
peningkatan investasi pengembangan agroindustri yang disertai dengan
perbaikan kualitas tenaga kerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
Hal ini sangat mungkin untuk dilakukan, karena sektor pertanian memiliki
tingkat backward and forward linkage yang tinggi.
Core business ketiga adalah sektor yang menjadi karakteristik daerah yaitu
pertambangan dan penggalian dengan produk utama seperti pertambangan
timah, penggalian pasir kuarsa, penggalian tanah kaolin dan pasir bangunan
II - 27 Kabupaten Bangka yang sangat kaya dengan kandungan mineral bumi. Saat ini,
disamping tambang inkonvensional yang banyak diusahakan oleh masyarakat,
terdapat juga PT. Timah sebagai perusahaan besar yang mengelola
penambangan.
Meskipun memberikan kontribusi besar, namun pertumbuhan sektor
pertambangan dan penggalian ini menunjukkan trend yang cenderung terus
menurun dalam tiga tahun terakhir. Jika pada tahun 2013, pertumbuhannya
mencapai (2,01)%, dan tahun 2014, pertumbuhannya mencapai 5,25%, maka
pada tahun 2015 pertumbuhannya kembali mengalami penurunan hingga
mencapai 2,31%. Dengan pertumbuhan yang terus menurun tersebut,
menunjukkan bahwa sektor ini tidak dapat terus-menerus dijadikan andalan
perekonomian. Hal ini disebabkan karena tingkat produksi yang terus
berkurang, harga output yang fluktuatif, sifatnya yang unrenewable serta daya
degradasi lahan dan landscape yang sangat tinggi.
Dari gambaran perekonomian di atas dapat diprediksi bahwa dalam beberapa
tahun kedepan ketika deposit timah sudah habis terkuras, maka core business
dan posisi relatif sektor-sektor dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bangka
akan mengalami pergeseran. Potret kondisi perekonomian tanpa timah ini
sekaligus juga memberikan gambaran bagaimana prospek perekonomian di
masa depan. Sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran tetap akan
mendominasi. Sedangkan sektor pertambangan diperkirakan tidak lagi
menjadi bagian core business yang bisa dikembangkan, sebagai gantinya
pengembangan perekonomian harus diarahkan kepada sektor bangunan,
sektor jasa-jasa dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Untuk
mempercepat proses pembangunan ekonomi di masa depan, mulai beberapa
tahun terakhir, pemerintah Kabupaten Bangka sudah mulai mempersiapkan
infra dan suprastruktur pengembangan sektor-sektor prospektif yang akan
menjadi core business beberapa tahun kedepan, melalui beberapa kegiatan
II - 28
Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Bangka cenderung terus
membaik, hal ini diindikasikan oleh PDRB, baik berdasarkan harga berlaku
(ADHB) maupun konstan (ADHK) yang terus meningkat. Data lengkap
perbaikan perekonomian dalam lima tahun terakhir tersebut tersaji pada tabel
berikut.
Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)
Tabel diatas memperlihatkan bahwa PDRB ADHB meningkat dari Rp.
7.553.916 pada tahun 2011 menjadi Rp. 10.947.905 pada tahun 2015.
Sedangkan ADHK, meningkat dari Rp. 7.003.409 pada tahun 2011 menjadi Rp.
8.551.777 pada tahun 2015. Meskipun terus membaik, namun perbaikan
tersebut tidak linear dengan pertumbuhannya. Trend pertumbuhan ekonomi
terlihat cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011, PE 6,91%, menurun pada tahun
2012 menjadi 5,35%, kembali mengalami penurunan menjadi 5,30% pada
tahun 2013, dan kembali menurun menjadi 4,78% pada tahun 2014, namun
tergradasi menjadi 5,05% pada tahun 2015. Secara umum, peningkatan ini
cenderung disebabkan oleh tiga faktor utama. Pertama, semakin membaiknya
pertumbuhan ekonomi global, walaupun tingkat pertumbuhannya tidak begitu
kuat menyebabkan semakin stabilnya harga terhadap beberapa komoditas
II - 29 Eropa, Amerika Serikat dan China yang memang menjadi barometer ekonomi
dunia maupun barometer ekspor bagi komoditas unggulan daerah. Multiplier
efek dari kondisi tersebut disatu sisi menyebabkan demand terhadap
komoditas unggulan daerah meningkat sedangkan disisi lain supplay
komoditas unggulan daerah cukup untuk memenuhi permintaan global
tersebut sehingga export price comodity menjadi tinggi. Seperti diketahui,
perekonomian Kabupaten Bangka sangat tergantung kepada keempat
komoditi tersebut. Perubahan kebijakan dan perubahan harga di pasar
internasional yang berimbas ke harga di pasar domestik, secara langsung
maupun tidak langsung akan merubah PDRB-nya. Disamping itu meningkatnya
daya beli masyarakat akibat penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga
menjadi katalisator perekonomian daerah tanpa harus mengubah pola
konsumsi masyarakat (subtitusi). Ketiga, karena kebijakan regulasi
perdagangan komoditi timah dan kebijakan pendirian smelter. Kebijakan
tersebut diambil selain untuk membatasi ekspor dalam bentuk bahan mentah
dan ilegal mining juga lebih berorientasi kepada nilai tambah (value added)
komiditas sekaligus mengurangi perusakan lingkungan secara masif (pro
environment).
D
DDaaatttaaa PPPeeennndddaaapppaaatttaaannn pppeeerrr KKKaaapppiiitttaaa dddaaannn PPPrrrooopppooorrrsssiii PPPeeennnddduuuddduuukkk MMMiiissskkkiiinnn
Indikator perekonomian penting lainnya adalah PDRB perkapita.
Pertumbuhan positip dari PDRB perkapita mengindikasikan bahwa
perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangka semakin baik. Berdasarkan
metode terbaru, PDRB perkapita Kabupaten Bangka pada tahun 2015 adalah
sebesar Rp. 35.561 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,00 persen dari Rp.
33.235 pada tahun 2014. Selama kurun waktu lima tahun sejak tahun 2011,
PDRB perkapita Kabupaten Bangka mengalami pertumbuhan rata-rata 8,66
II - 30
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
Tabel 2.10
PDRB Per Kapita dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Bangka Tahun 2011-2015
Tahun PDRB Per Kapita
(Rp.’000)
Pertumbuhan (%)
2011 26.486 12,70
2012 28.540 7,76
2013 30.628 7,32
2014 33.235 8,51
2015 35.561 7,00
Rerata Pertumbuhan (%) 8,66
Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)
Peningkatan PDRB per kapita Kabupaten Bangka ini sejalan dengan
pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka yang juga terus meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang
terus meningkat di Kabupaten Bangka.
Kondisi kemiskinan merupakan tantangan pembangunan yang harus kita
hadapi mengingat masalah sangat komplek menyangkut banyak aspek
karena keterkaitan dengan pendapatan yang rendah, pengangguran, buta
huruf, derajat kesehatan yang rendah dan ketidaksamaan derajat antar
jenis kelamin serta buruknya lingkungan hidup. Menurut Bank Dunia salah
satu penyebab dari kemiskinan adalah kurangnya pendapatan dan aset
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan,
dan tingkat pendidikan dan kesehatan yang dapat diterima. Disamping itu
kemiskinan juga terkait dengan keterbatasan lapangan kerja serta tingkat
pendidikan dan kesehatan yang rendah.
Jika dilihat kondisi penduduk miskin Kabupaten Bangka dalam kurun
waktu 2011-2015 terhadap kondisi PDRB per kapita Kabupaten Bangka
II - 31 bawah ini.
Tabel 2.11
PDRB Per Kapita dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bangka Tahun 2011-2015
Tahun PDRB Per Kapita
(Rp.’000)
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
2011 26.486 15.410,00
2012 28.540 16.350,00
2013 30.628 16.171,00
2014 33.235 16.009,00
2015 35.561 15.263,00
Sumber : BPS Kab. Bangka, 2015 (data diolah)
2
22...444...333... KKKooonnndddiiisssiii LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn SSStttrrraaattteeegggiiiss s 2
22...444...333...111... TTTaaannnaaahhh dddaaannn TTTooopppooogggrrraaafffii i
Tanah di daerah Kabupaten Bangka mempunyai PH di bawah 5, didalamnya
mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti: Pasir
Kwarsa, Kaolin, Batu Gunung dan lain-lain. Bentuk dan keadaan tanahnya
adalah sebagai berikut:
a. 4% berbukit seperti Gunung Maras lebih kurang 699 meter, Bukit
Pelawan, Bukit Rebo dan lain-lain. Jenis tanah perbukitan tersebut
adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal
dari Batu Plutonik Masam.
b. 51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik
Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir
Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam.
c. 20% lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Podsolik
berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit.
d. 25% rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial
Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari
II - 32
Pada umumnya sungai-sungai didaerah Kabupaten Bangka berhulu di daerah
perbukitan dan pegunungan yuang berada di tengah Pulau Bangka dan
bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat didaerah Kabupaten
Bangka antara lain adalah : Sungai Baturusa, Sungai Layang dan lain-lain.
Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum
bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan karena para
nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut. Pada dasarnya di Daerah
Kabupaten Bangka beriklim Tropis Type A dengan variasi curah hujan antara
4 hingga 466.2 mm tiap bulan untuk tahun 2012, dengan curah hujan
terendah pada bulan Agustus dan curah hujan tertinggi pada bulan Februari.
Tabel 2.12
II - 33
AGUSTUS
SEPTEMBER 13,5 4 28 24,3 32,6
OKTOBER 46,1 13 27,8 24,4 32,3
NOVEMBER 215,6 23 26,8 24,1 31,1
DESEMBER 199,5 29 26,2 23,9 30,3
RATA-RATA 168,1 16 27,1 24,0 30,6
Sumber : Bangka Dalam Angka 2013
Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka berdasarkan data dari Stasiun
Meteorologi Pangkalpinang menunjukan variasi antara 26.10 Celcius
hingga 28.00 Celcius. Sedangkan kelembaban udara rata-rata bervariasi
antara 74 hingga 87 persen pada tahun 2012.
Sementara intensitas penyinaran matahari rata-rata pada tahun 2012
ratarata bervariasi antara 27.6 hingga 82.3 persen dan tekanan udara
rata-rata antara 1009,3 hingga 1011,5 mb.
Tabel 2.13
Kecepatan Angin, Arah Angin dan Rata-rata Penyinaran Matahari menurut Bulan Di Kabupaten Bangka Tahun 2012
BULAN
ANGIN RATA-RATA
PENYINARAN
MATAHARI
(%) RATA-RATA
KECEPATAN
(KNOTS)
ARAH
TERBANYAK
KECEPATAN
MAKS
(KNOTS)
ARAH
1 2 3 4 5 6
JANUARI 3,0 BL 10,0 U 47,4
FEBRUARI 2,0 U 10,0 U 47,8
MARET 2,0 BL 9,0 BL 42,8
APRIL 2,0 TL 9,0 TL 62,0
MEI 2,5 TGR 8,0 TL 63,4
JUNI 4,0 TGR 10,0 TGR 78,6
II - 34
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
AGUSTUS 6,0 TGR 14,0 T 82,3
SEPTEMBER 5,0 TGR 12,0 TGR 79,3
OKTOBER 2,5 TGR 9,0 TL 62,9
NOVEMBER 1,5 T 9,0 T 40,5
DESEMBER 1,5 BL 7,0 BL 27,6
RATA-RATA 3,0 - 10,0 - 58,0
Sumber : Bangka Dalam Angka 2013
2
22...555... TTTAAATTTAAA GGGUUUNNNAAA LLLAAAHHHAAANNN
Tata guna Lahan Kabupaten Bangka berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Tahun 2010-2030 terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam.
sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan. Secara keseluruhan. pola spasial pemanfaatan
ruang kawasan lindung tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bangka.
Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis
daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya
faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan,
ketinggian, zona kerentanan gerakan tanah).
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi potensi sumber daya alam. manusia dan
buatan. Termasuk dalam kawasan budidaya ini adalah kawasan pertanian.
kawasan permukiman. pertambangan dan industri. Pola ruang kawasan
budidaya secara spasial mengarah pada bagian wilayah barat-timur. mencakup
wilayah yang berdasarkan analisis daya dukung lahan tergolong sangat tinggi
dan tinggi. baik untuk pengembangan kawasan budidaya pertanian maupun
perkotaan. Rencana Pola Ruang dan tata guna lahan Kabupaten Bangka
secararinci dapat dilihat pada Tabe di bawah ini.
Tabel 2.14
II - 35
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)
I Kawasan Lindung
a. Hutan Lindung 16.897,95
b. Hutan Konservasi 15.619,51
c. Sempadan Pantai 963,43
d. Sempadan Sungai 1.062,64
e. Sempadan Danau/ Waduk/Kolong 136,32
f. Sempadan Rawa 1.491,35
g. Sempadan Industri 71,73
h. Ruang Terbuka Hijau akan diatur lebih lanjut
i. Pantai berhutan bakau 600
j. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 130,12
k. Lindung Geologi akan diatur lebih lanjut
l. Perlindungan Plasma Nutfah akan diatur lebih lanjut
m. Terumbu Karang akan diatur lebih lanjut
II Kawasan Budidaya
a. Peruntukkan Hutan Produksi 70.105,04
b. Peruntukkan Pertanian Lahan Basah 10.346,93
c. Peruntukkan Pertanian Lahan Kering 4.873,94
d. Peruntukan Perkebunan 56.297,17
e. Peruntukkan Perkebunan rakyat 42.364,96
f. Peruntukkan Peternakan 700
g. Peruntukan Perikanan 615,89
h. Peruntukkan Pertambangan 32.566,33
i. Peruntukan Industri 983,13
j. Peruntukan Pariwisata 348,23
k. Peruntukan Permukiman Perkotaan 9.680,43
l. Permukiman Perdesaan 18.364,93
m.Peruntukan Hutan Rakyat 13.861,72
n. Peruntukkan lainnya 11,75
o. Peruntukan Perdagangan dan Jasa 681,49
Sumber : RTRW Kabupaten Bangka 2010-2030
2
22...555...111... RRReeesssiiikkkooo BBBeeennncccaaannnaaa AAAlllaaamm m
Secara keseluruhan Kabupaten Bangka bukanlah daerah yang rawan terkena
bencana, seperti bencana banjir atau longsor. Hal ini dapat dijelaskan karena
bentuk morfologi Kabupaten Bangka cenderung datar. Kondisi yang sering
terjadi di Kabupaten Bangka adalah adanya genangan yang terjadi di beberapa
kecamatan tersebar di Kabupaten Bangka akibat naiknya permukaan laut dan
air pasang disamping itu juga penyebab lainnya karena adanya musim hujan
tiba. Namun genangan yang terjadi tidak mengganggu perekonomian dan
II - 36
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
potensi bencana banjir semakin membesar dan menjadi banjir yang melanda
banyak lokasi mulai di perkotaan maupun perdesaan.
Dari faktor kondisi alam penyebab banjir di Kabupaten Bangka adalah kondisi
topografi yang sebagian besar merupakan dataran rendah ataupun daerah
cekungan sehingga air yang datang cenderung menggenang, geometri sungai
yang berubah-ubah dikarenakan aktivitas Tambang Inkonvensional (TI), serta
terjadinya degradasi lahan akibat pemanfaatan/eksploitasi hutan dan lahan
secara besar-besaran sehingga menambah luasan areal dataran rendah,
melemahnya fungsi hutan sebagai pengikat air.
Berdasarkan tipologinya Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka
sebagian besar adalah daerah dataran banjir (floodplain area) yaitu daerah
dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang elevasi muka tanahnya
sangat landai dan relatif datar, sehingga aliran air menuju sungai sangat
lambat, yang mengakibatkan daerah tersebut rawan terhadap banjir, baik oleh
luapan air sungai maupun karena hujan lokal di daerah tersebut.
Kawasan ini umumnya terbentuk dari endapan lumpur yang sangat subur, dan
terdapat di daerah pesisir pantai atau bagian hilir sungai, dan seringkali
merupakan daerah kawasan pengembangan (pembudidayaan) perkotaan,
seperti pertanian, permukiman dan pusat kegiatan ekonomi, perdagangan,
industri dan lain sebagainya.
Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka sebagian besar memang
terletak di sekitar sungai. Sungai yang melewati daerah tersebut pada kondisi
yang mengalami penyempitan ruas sungai dan mengalami sedimentasi.
Penyempitan alur sungai dapat menyebabkan aliran air terganggu, yang
berakibat pada naiknya muka air di hulu, sehingga daerah di sekitarnya
termasuk dalam klasifikasi daerah rawan banjir. Pendangkalan dasar sungai
akibat sedimentasi, menyebabkan berkurangnya kapasitas sungai yang
menyebabkan naiknya muka air di sekitar daerah tersebut.
Aktivitas Tambang Inkonvesional (TI) yang dilakukan masyarakat membuat
II - 37 bencana banjir ini terletak di kawasan kegiatan Tambang Inkonvensional (TI).
Selain itu beberapa daerah rawan bencana banjir juga berada di daerah pantai
atau sungai pasang surut yang dipengaruhi oleh pasang dan surutnya air laut.
Sehingga pada saat air laut pasang ditambah dengan kondisi hujan dengan
kapasitas tinggi menyebabkan daerah tersebut mengalami banjir.
Pada umumnya daerah-daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Bangka
walaupun tidak secara spesifik dilakukan penelitian terhadap tekstur tanah,
dilihat dari kejadiannya juga berada di daerah yang mempunyai tingkat
permeabilitas (kecepatan air merembes ke arah horizintal maupun vertikal
melalui pori-pori tanah) yang rendah, mempunyai tingkat infiltrasi tanah yang
kecil dan run off yang tinggi. Kecepatan perembesan air ini dipengaruhi oleh
tekstur tanah. Selain itu untuk daerah-daerah di sekitar sungai yang rawan
bencana banjir terjadi karena Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yang memiliki
karakteristik di kiri dan kanan alur sungai mempunyai tingkat permeabilitas
tanah yang rendah.
Beberapa daerah mungkin juga berada pada meander (belokan) sungai yang
debit alirannya cenderung lambat, yang biasanya merupakan dataran rendah,
sehingga potensial atau rawan terjadinya banjir.
Sungai-sungai didaerah Kabupaten Bangka yang berhulu di daerah perbukitan
dan pegunungan yuang berada di tengah Pulau Bangka dan bermuara di pantai
laut menyebabkan kondisi fisik sungai sangat mempengaruhi terjadinya banjir
di seluruh Kabupaten Bangka. Di Kecamatan Banjir yang terjadi sebagian besar
dikarenakan terjadinya penyempitan dan pendangkalan sungai sehingga daya
tampung air yang berkurang, kurang tersedianya drainase sebagai tempat
menyalurkan air, tersumbatnya drainase oleh sampah karena perilaku
masyarakat yang kurang memperdulikan lingkungan, rusaknya bangunan
drainase yang sudah ada, tertutupnya kolong retensi melalui proses
II - 38
R
RReeevvviiieeewww R
RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K
KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa
sekitar lokasi ataupun di daerah hulu sungai. Untuk di beberapa tempat
pasangnya air laut juga menjadi penyebab terjadinya banjir.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Potensi Bencana Alam secara umum
meliputi banjir, kebakaran permukiman dan cuaca ekstrem. Secara rinci setiap
Kabupaten dan kota memiliki indeks rawan bencana yang berbeda-beda.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2011
dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Kabupaten Bangka Barat merupakan wilayah yang memiliki skor indeks
rawan bencana yang terendah. Kabupaten Bangka pada posisi kedua terendah
dengan skor 35. Secara nasional Kabupaten Bangka berada pada urutan 397.
Tabel 2.15
Indeks Rawan Bencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
KABUPATEN SKOR KELAS RAWAN RANGKING NASIONAL
KOTA PANGKALPINANG 46 TINGGI 320
BELITUNG 41 TINGGI 359
BELITUNG TIMUR 40 TINGGI 365
BANGKA TENGAH 37 TINGGI 387
BANGKA SELATAN 37 TINGGI 388
BANGKA 35 SEDANG 397
BANGKA BARAT 32 SEDANG 411
Sumber: BNPB (2011)
Sedangkan Berdasarkan RTRW Provinsi, di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung diketahui kawasan rawan bencana di Kabupaten Bangka , yaitu:
1. Kawasan Rawan Bencana Banjir terdapat Kec.Sungailiat, Puding Besar,
II - 39 2.
Belinyu (Kab. Bangka).
Peta Kawasan Rawan Bencana selengkapnya ditampilkan pada Gambar 2.4. berikut:
Gambar 2.4
Peta Indeks Rawan Bencana di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2
22...555...222... IIIsssuuu SSStttrrraaattteeegggiiisss SSSooosssiiiaaalll EEEkkkooonnnooommmiii dddaaannn LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn bbbeeerrrdddaaasssaaarrrkkkaaannn RRRPPPJJJMMMDDD dddaaannn RRRTTTRRRWWW K
KKaaabbbuuupppaaattteeennn BBBaaannngggkkkaa a 2
22...555...222...111... IIIsssuuu SSStttrrraaattteeegggiiisss SSSooosssiiiaaalll EEEkkkooonnnooommmiii dddaaannn LLLiiinnngggkkkuuunnngggaaannn bbbeeerrrdddaaasssaaarrrkkkaaannn RRRPPPJJJMMMDDDKKKaaabbbuuupppaaattteeennn B
BBaaannngggkkkaa a
Berdasarkan kondisi empiris yang terjadi, secara garis beras permasalahan
pembangunan di Kabupaten Bangka dapat dikelompokkan ke dalam dua
komponen yaitu permasalah mendasar dan permasalahan riil.
Permasalahan mendasar yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Masih lemahnya karakter daerah
Aspek penting untuk diperhitungkan dalam melakukan pembinaan
karakter daerah adalah pengaruh dari kemajuan kapasitas berpikir
manusia yang pada umumnya diartikulasikan dalam bentuk kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu teknologi informasi dan
telekomunikasi. Kedua jenis teknologi tersebut secara radikal telah