• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEOR

B. PDS dalam Pemilu Legislatif

Dalam Pemilihan Umum , PDS muncul sebagai partai Kristen tunggal di Indonesia. PDS telah menyingkirkan empat pesaingnya, sesama partai Kristen. Empat pesaing itu adalah Pewarta Kristiani, PDKBI, Parkindo dan Katolik Demokrat.49 Masuknya PDS ini kemudian menimbulkan semangat politik yang begitu kuat di kalangan umat Kristen Indonesia. Khususnya umat Protestan Lutheran.

Keberhasilan PDS untuk masuk kedalam proses Pemilu merupakan prestasi yang tidak dapat dihiraukan. Ini di antaranya adalah karena kesungguhan dan militansi kader-kader PDS dan umat Kristen dalam mensukseskan berdirinya dan masuknya partai Kristen dalam Pemilu . Ini menunjukkan bahwa telah terjadi suatu gerakan penyadaran politik dalam komunitas Kristen di Indonesia. Hal yang luar biasa, adalah bahwa PDS tidak saja memperjuangkan komunitas Protestan Lutheran saja. Akan tetapi memperjuangkan pula komunitas Katolik dan Ortodox yang mengalami perlakuan berbeda dalam berbagai urusan keagamaan mereka.

PDS kemudian menyiapkan programnya yang fenomenal, yaitu Yusuf dan Daud - . Yusuf merupakan program pemenangan Pemilu

48

Ketua Umum PDS yang Baru Denny Tewu, Artikel diakses pada Oktober dari http://www.mediaindonesia.com/read/ /Ketua-Umum-PDS-yang-Baru- Denny-Tewu.

49

Sukseskan Pemilu !, Artikel diakses pada Maret , dari http://www.mail- archive.com/i-kan-untuk-revival@xc.org_msg .html.

, dimana PDS menempatkan diri sebagai minoritas yang tertekan, namun memiliki kekuatan politik yang baik dan tidak pendendam. Program ini diambil dari kisah Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya. Program ini dimaksudkan untuk mensukseskan umat Kristen menjadi minoritas unggul di Indonesia. Disini minoritas unggul digambaran oleh PDS sebagai minoritas yang mempengaruhi mayoritas, minoritas yang teguh pendirian dan tidak terpengaruh arus mayoritas, minoritas yang rendah hati, pengampun, sabar dan mensejahterakan bangsa. Sedangkan Program Daud - , bertujuan untuk memperkuat apa yang telah dicapai dalam Program Yusuf . Disini Program Daud - dianggap sebagai kelanjutan yang mutlak dari program Yusuf , dimana PDS harus melaksanakan amanah yang telah diperoleh dalam program sebelumnya. Dalam Program Daud - juga PDS berusaha untuk memenangkan, atau setidaknya turut memenangkan pemilihan kepala daerah di seluruh Indonesia.50

Demi tercapainya target dalam Yusuf , maka PDS melakukan berbagai kampanye simpatik. Ini dapat dilihat dari cara mereka menggaet massa dan pemilih dari segala golongan. Memang PDS pada tahun masih memegang teguh nilai-nilai ke-Kristenan dan belum terbuka. Namun kegiatan mereka yang tidak pandang bulu dalam kampanyenya, membuktikan bahwa PDS memang sangat simpatik dalam melakukan kampanye. Disini PDS melakukan berbagai kegiatan sosial, seperti pengobatan gratis dan bahkan membagikan jilbab dan perlengkapan shalat.

50

Perilaku politik PDS yang sangat simpatik kepada semua kalangan inilah yang membuat PDS berhasil dalam Pemilu , sehingga dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Program Yusuf hampir sepenuhnya berhasil. Keberhasilan PDS dalam hal ini dapat dilihat dari adanya wakil PDS di DPR RI, di DPRD Provinsi dan di DPRD Kabupaten/Kota.51 Keberhasilan ini tidak terlepas dari usaha kader dan simpatisan PDS yang sedemikian kuatnya, sehingga ada beberapa umat non Protestan dan bahkan non Kristen yang memilih PDS.

Kenyataan bahwa terdapat sekelompok orang non Kristen yang memilih PDS, membuat PDS memutuskan untuk menjadi partai terbuka yang lebih nasionalis. Oleh karena itu, dalam Munas I-nya, PDS mempertimbangkan dan akhirnya memutuskan, untuk menjadi sebuah partai nasionalis yang berdasarkan kepada nilai-nilai Kristen dan bukan partai agama.52 Dengan demikian, mulai banyaklah orang non Kristen dan bahkan Muslim, yang kemudian mendukung PDS sebagai partai mereka. Ini karena mereka melihat bahwa pluralisme yang dibawa oleh PDS tidak bertentangan dengan agama mereka dan karena PDS telah membuktikan diri sebagai partai yang terbuka bagi siapa saja.

Dalam Pemilu , PDS telah berhasil memperoleh empati dari kaum non Kristen di Indonesia. Bahkan ada umat Islam yang memilih untuk menjadi aktifis partai salib tersebut. Diantaranya adalah Asrianty Purwantini, yang menjadi Calon Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur V, mewakili

51

Ibid, h. .

52

Sekjen PDS: PDS Bukan Partai Agama, Artikel diakses pada Maret dari http://www.christianpost.co.id/ministries/organization/ /sekjen-pds-pds-bukan- partai-agama/index.html.

PDS. Menurut sumber Detik.com, Asrianty sempat mendapatkan hujatan dari masyarakat yang melihatnya berkampanye.53

Dalam masa Pemilu itulah PDS semakin gencar dalam berkampanye. PDS semakin banyak menyambangi konstituen di daerah-daerah. Disinilah PDS mengalami banyak pujian sekaligus hujatan dari berbagai pihak. Baik yang memandang positif sikap PDS yang semakin plural, maupun yang memandang negatif. Termasuk kecurigaan sebagian masyarakat bahwa PDS akan mempermudah Kristenisasi di Indonesia. Namun PDS tetap mengakomodir Caleg Muslim sebanyak dari jumlah Calegnya.54 PDS juga menunjukkan sikap- sikap pluralis dan mengayomi sesama serta tidak pandang bulu dalam berbagai kegiatan sosialnya. Sikap PDS yang pluralis inilah yang kemudian membuat PDS mendapatkan dukungan dari beberapa kelompok non Kristen di Inonesia. Seperti kelompok agama Tao dan sebagian kecil umat Islam.55

Semua dukungan baru yang didapakan oleh PDS adalah dukungan yang muncul karena sikap simpatik PDS yang ditunjukkan selama kampanye. Terutama di Indonesia Timur, Sumatera Utara, Sulawesi, Jawa Timur, Jakarta dan Banten. Ini terlihat dari program kampanye PDS yang bahkan berani melakukan kampanye dengan cara yang jarang terpikirkan oleh orang lain.56 Diantaranya, PDS melakukan pembersihan sungai di Surabaya dan melakukan pembagian jilbab kepada para pekerja seks komersial.

53

Caleg Partai Damai Sejahtera Berjilbab, Artikel diakses pada April dari http://www.tropiz.com/berita/caleg-partai-damai-sejahtera-berjilbab/.

54

PDS Akomodasi Persen Caleg Kalangan Muslim, Artikel diakses pada April dari http://www.antara.co.id/print/ .

55

PDS Inginkan Kedamaian Dan Hargai Pluralitas, Artikel diakses pada Maret dari http://rol.republika.co.id/berita/ /PDS_Inginkan_Kedamaian_Dan_Hargai_Pluralitas.

56

Kampanye Simpatik Partai Damai Sejahtera Surabaya, Artikel diakses pada Oktober dari http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id= .

Sekitar masa Pemilu , PDS kemudian membuat makna baru dari salib, yang dipakai sebagai lambang partainya. PDS menggambarkan salib sebagai bentuk hubungan manusia dengan sesama dan dengan Tuhan. Ini agak berlawanan dengan hakikat salib yang sebenarnya, yang lebih menggambarkan atau melambangkan kematian Yesus. Namun demikian, pengertian salib yang diperbaharui ini diterima oleh para aktifis PDS yang non Kristen. Akan tetapi tentunya penafsiran ini dapat saja menjadikan PDS malah ditinggalkan oleh konstituennya yang Kristen.

Kendati PDS telah membuka diri untuk semua kalangan dan umat beragama, sehingga seharusnya PDS mendapatkan tambahan dukungan, PDS malah kehilangan seluruh kursinya di DPR RI dan hanya mendapatkan kursi di DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota.57 Dengan demikian, PDS kehilangan kursi DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota. Ini kemudian membuat PDS melakukan introspeksi diri, dalam arti mengoreksi segala bentuk kebijakan DPP yang dianggap turut menurunkan perolehan kursi PDS di legislatif.

Dokumen terkait