• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pedagang pengumpul keliling

Pedagang pengumpul keliling merupakan pelaku pemasaran yang melakukan pembelian gula aren dari petani dalam jumlah besar yang nantinya akan dijual kepada pengecer dan pedagang pengumpul kecil. Pedagang pengumpul keliling biasanya datang seminggu sekali ke Desa Pastap Julu untuk membeli hasil panen masyarakat. Lokasi tempat tinggal pedagang pengumpul keliling ini berada di Kecamatan Kotanopan.

3. Pedagang pengumpul kecil

Pedagang pengumpul kecil merupakan pelaku pemasaran yang melakukan pembelian gula aren dari petani maupun pedagang pengumpul keliling dalam jumlah kecil yang nantinya akan dijual kepada pengecer. Pedagang pengumpul kecil berlokasi di Desa Pastap Julu dan di Kecamatan Kotanopan.

4. Pengecer

Pengecer merupakan pelaku pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer melakukan pembelian dari pedagang pengumpul keliling maupun pedagang pengumpul kecil yang nantinya akan dijual kepada konsumen. Pengecer biasanya menghabiskan produk gula aren ini dalam 1-2 bulan, akan tetapi pada umumnya permintaan akan meningkat apabila pada bulan Ramadhan. Pengecer berlokasi di pasar-pasar Kecamatan Kotanopan.

5. Konsumen

Konsumen adalah pelaku pemasaran terakhir yang umumnya merupakan masyarakat rumah tangga yang menggunakan gula aren untuk bahan masakan mereka.

Saluran Pemasaran Aren

Saluran pemasaran merupakan jalur dari lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan meyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Adanya saluran pemasaran ini akan mempengaruhi besar kecilnya biaya pemasaran serta besar kecilnya harga yang dibayarkan oleh konsumen. Saluran pemasaran gula aren dapat diketahui dengan cara mengikuti arus pemasaran gula aren mulai dari produsen hingga sampai kepada konsumen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saluran pemasaran gula aren di Desa Pastap Julu memiliki 3 saluran distribusi yaitu:

1. Saluran Pemasaran 1

Pada saluran pemasaran 1, petani menjual hasil olahan kepada pedagang pengumpul keliling yang setiap minggunya datang ke Desa Pastap Julu, lalu pedagang pengumpul keliling menjualnya kepada pedagang pengumpul kecil yang berada didaerah Kotanopan, kemudian pedagang pengumpul kecil menjualnya kepada pengecer dipasar dan terakhir pengecer memasarkannya kepada konsumen.

2. Saluran Pemasaran 2

Pada saluran pemasaran 2 hampir mirip seperti pola pemasaran 1 yaitu petani menjual hasil olahan kepada pedagang pengumpul keliling yang setiap minggunya datang ke Desa Pastap Julu, lalu pedagang pengumpul keliling menjualnya kepada pengecer dipasar dan terakhir pengecer memasarkannya kepada konsumen.

3. Saluran Pemasaran 3

Petani Pedagang pengumpul keliling

Pedagang pengumpul kecil Pengecer Konsumen

Petani

Pedagang pengumpul kecil

Pengecer Konsumen

Pedagang pengumpul keliling

Petani

Pada saluran pemasaran 3, petani menjual hasil olahan kepada pedagang pengumpul kecil yang tinggal di Desa Pastap Julu, lalu pedagang pengumpul kecil menjualnya kepada pengecer dipasar dan kemudian pengecer memasarkannya kepada konsumen.

Fungsi-Fungsi Pemasaran yang dilakukan oleh Pelaku Pemasaran

Pelaku pemasaran memiliki fungsi-fungsi pemasaran yang berbeda-beda yang bertujuan untuk memperlancar proses penyampaian hasil produksi gula aren dari petani hingga pada akhirnya sampai kepada konsumen akhir. Pada pelaku pemasaran tidak semua fungsi pemasaran dilakukan. Fungsi pemasaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Petani melakukan empat fungsi pemasaran yaitu penjualan, pengangkutan, penyimpanan dan penimbangan. Pada fungsi penjualan, petani menjual gula aren kepada pedagang pengumpul keliling dan pedagang pengumpul kecil. Fungsi penyimpanan dilakukan petani setelah membuat gula aren di pondok maupun di rumah selama 1 minggu karena para pengumpul hanya membeli pada hari Jumat.

Fungsi pengangkutan hanya dilakukan untuk mengantarkan gula aren dari pondok ataupun rumah kepada para pedagang pengumpul. Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang telah dihasilkan dalam waktu seminggu.

Pedagang pengumpul keliling melakukan empat fungsi pemasaran yaitu penjualan, pembelian, pengangkutan dan penimbangan. Pada fungsi penjualan, pedagang pengumpul keliling menjual gula aren kepada padagang pengumpul kecil dan pengecer. Pada fungsi pembelian, pedagang pengumpul keliling

membeli gula aren dari para petani. Fungsi pengangkutan dilakukan untuk mengambil gula aren dari petani dan untuk membawa gula aren ke pasar. Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang akan dibeli dari petani dan yang akan dijual kepada pedagang pengumpul kecil dan pengecer.

Pedagang pengumpul kecil melakukan empat fungsi pemasaran yaitu penjualan, pembelian, pengangkutan dan penimbangan. Pada fungsi penjualan, pedagang pengumpul kecil menjual gula aren kepada pengecer. Pada fungsi pembelian, pedagang pengumpul kecil membeli gula aren dari para petani ataupun dari pedagang pengumpul keliling. Fungsi pengangkutan dilakukan untuk mengambil gula aren dari petani maupun pedagang pengumpul keliling dan untuk membawa gula aren ke pasar. Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang akan dibeli dari petani atau pedagang pengumpul keliling dan yang akan dijual kepada pengecer.

Pengecer melakukan lima fungsi pemasaran yaitu penjualan, pembelian, penyimpanan, penimbangan dan resiko. Pada fungsi penjualan, pengecer menjual gula aren kepada konsumen. Pada fungsi pembelian, pengecer membeli gula aren dari pedagang pengumpul keliling maupun pedagang pengumpul kecil. Fungsi penyimpanan dilakukan pengecer karena gula aren tidak langsung habis dibeli oleh konsumen, biasanya penyimpanan dilakukan selama 1 sampai 2 bulan.

Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang dibeli dari pedagang pengumpul keliling maupun pedagang pengumpul kecil dan yang akan dijual kepada konsumen. Fungsi resiko dilakukan pengecer selama penyimpanan yang jika terlalu lama membuat gula aren sudah tidak layak dijual kepada konsumen.

Analisis Margin Pemasaran

Margin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang diterima oleh petani dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen akhir. Besar kecilnya perbedaan harga ditingkat konsumen akhir akan dipengaruhi oleh banyak lembaga pemasaran yang ikut dalam proses pemasaran, panjang atau pendeknya saluran yang dilalui dan jarak pasar. Berikut adalah tabel margin pamasaran gula aren

Tabel 4. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 1

Pengecer Harga jual 18.000

Margin pemasaran 5.000

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui besarnya margin pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 5.000 dan bagian yang diterima petani (farmer share) sebesar 72,22 %. Hal tersebut membuktikan bahwa saluran pemasaran sudah cukup efisien. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sambuaga dan Rumagit (2016).

Yang menyatakan semakin pendek saluran pemasaran suatu produk dengan marjin pemasaran rendah serta farmer share yang tinggi, maka pemasaran akan semakin efisien serta memberikan keuntungan kepada produsen.

Tabel 5. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 2

Pelaku pasar Jenis harga Harga per kg (Rp) Farmer share (%)

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui besarnya margin pemasaran pada saluran 2 sebesar Rp 4.000 dan bagian yang diterima petani (farmer share) sebesar 76,47 %. Pada analisis margin pemasaran pola 2 dapat dilihat bahwa farmer share mengalami peningkatan dan margin pemasaran semakin rendah.

Peningkatan farmer share dan rendahnya margin pemasaran dikarenakan lebih pendeknya saluran pemasaran yang hanya melibatkan 4 pelaku pemasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jumiati dkk (2013) yang menyatakan bahwa semakin panjang saluran pemasaran, semakin besar marjinnya. Oleh karena itu harga di tingkat konsumen akan lebih mahal jika saluran pemasarannya semakin panjang.

Tabel 6. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 3

Pelaku pasar Jenis harga Harga per kg (Rp) Farmer share (%)

Petani Harga jual 13.000 76,47 %

Pedagang pengumpul kecil

Harga jual 15.000

Pengecer Harga jual 17.000

Margin pemasaran 4.000

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui besarnya margin pemasaran pada saluran 3 sama seperti pada saluran 2 yaitu sebesar Rp 4.000 dan bagian yang diterima petani (farmer share) sebesar 76,47 %. Persamaan marjin pemasaran dan farmer share disebabkan persamaan panjang saluran pemasaran pada saluran 2 dan saluran 3 dan persamaan harga yang ditetapkan oleh pelaku pemasaran.

Dari ketiga tabel diatas dapat dilihat bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran mempengaruhi margin pemasaran dan farmer share. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharyanto dkk (2008) yang menyatakan bahwa adanya perbedaan saluran dan panjang pendeknya saluran pemasaran ini akan mempengaruhi tingkat harga, bagian keuntungan dan biaya serta margin pemasaran yang diterima setiap pelaku pemasaran.

Analisis Kelayakan

Menurut Shinta (2011) analisis kelayakan/finansial berarti melihat dari sudut pandang pengusaha sebagai pemilik. Analisis kelayakan/finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Analisis finansial bertujuan untuk melihat apakah sebuah usaha itu layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis finansial meliputi biaya, penerimaan, pendapatan dan revenue cost ratio.

Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Gula Aren

Biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi gula merah terbagi atas 2 yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap.

Tabel 7. Biaya total usaha gula aren di Desa Pastap Julu

No Jenis biaya Nilai/tahun (Rp)

1 Biaya tetap 0 4.750.000

2 Biaya variabel 1.740.000

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya total usaha gula aren dalam setahun sebesar Rp 5.490.000. Biaya tetap merupakan biaya yang meliputi upah karyawan dan sewa tempat. Biaya variabel merupakan biaya bahan baku dan biaya peralatan untuk mengolah nira menjadi gula aren seperti kuali, sendok, baskom, sigai, tangguk dan cetakan gula aren dan pendukung lainnya seperti bahan bakar. Untuk biaya tetap, produsen mengeluarkan biaya sewa tempat sebesar Rp 1.000.000 dalam setahun dan upah karyawan sebesar Rp 3.750.000 dalam setahun (hanya satu orang karyawan). Sedangkan untuk biaya variable, dalam proses produksi gula aren ini, produsen masih menggunakan peralatan-peralatan tradisional yaitu sigai, tangguk dan cetakan gula aren yang terbuat dari bambu sehingga masyarakat tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Sehingga produsen hanya mengeluarkan biaya untuk membeli panci, sendok dan baskom sebesar Rp 240.000 dan biaya bahan bakar sebesar Rp 500.000 dalam setahun.

Total penerimaan diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi gula aren dengan harga jual gula aren. Berikut adalah tabel dari total penerimaan.

Tabel 8. Total penerimaan usaha gula aren di Desa Pastap Julu

No Keterangan Nilai

1 Jumlah produksi (kg) 000240

2 Harga jual (Rp) 13.000

3 Total penerimaan per bulan (Rp) 3.120.000 4 Total penerimaan per tahun (Rp) 15.600.000

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah produksi dalam sebulan mencapai 240 kg yang dihasilkan dari hasil penyadapan 6 pohon aren. Dalam sehari biasanya dilakukan 2 kali penyadapan yang menghasilkan 35 liter nira pada pagi hari dan 25 liter nira pada sore hari. Untuk harga jual gula aren per kg sebesar Rp 13.000 yang ditentukan melalui harga pasar. Biasanya harga akan semakin meningkat ketika mendekati bulan Ramadhan hingga Idul Fitri.

Total penerimaan yang diterima per bulan sebesar Rp 3.120.000 per bulan dan hasil yang didapat dari total penerimaan dalam setahun sebesar 15.600.000.

Hasil tersebut didapat karena dalam setahun usaha gula aren hanya berjalan selama 5 bulan, ini dikarenakan tumbuhan aren hanya menghasilkan nira selama 4-5 bulan dalam setahunnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lempang (2012) yang menyatakan dalam setahun dapat disadap sampai 4 tandan bunga per pohon, dan setiap tandan bunga dapat disadap 3-5 bulan.

Pendapatan dapat diketahui melalui biaya total dan penerimaan total. Yaitu dengan melihat selisih antara total penerimaan dengan biaya total dalam membuat sebuah produk. Berikut adalah tabel dari pendapatan usaha gula aren.

Tabel 9. Pendapatan usaha gula aren di Desa Pastap Julu

No Uraian Nilai/tahun (Rp)

1 Biaya total 15.490.000

2 Penerimaan 15.600.000

Pendapatan (penerimaan-biaya) 10.110.000

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa biaya total dalam setahun sebesar Rp 5.490.000. dan total penerimaan dalam setahun sebesar Rp 15.600.000.

Pendapatan didapat dengan cara mengurangi penerimaan total dengan biaya total.

Sehingga hasil pendapatan yang diterima dalam setahun sebesar Rp 10.110.000.

Revenue Cost Ratio

Nilai R/C rasio digunakan untuk mengetahui kelayakan dari suatu usaha dilihat dari perbandingan antara penerimaan total dengan biaya produksi total dalam usaha gula aren. Nilai R/C ratio pada usaha gula aren dapat ditunjukkan sebagai berikut.

Tabel 10. Hasil perhitungan R/C usaha gula aren

No Uraian Nilai/tahun

1 Penerimaan (Rp) 15.600.000

2 Biaya (Rp) 15.490.000

R/C (penerimaan/biaya) 2,84

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai R/C yang diperoleh dari perbandingan penerimaan total Rp 15.600.000 dengan biaya total Rp 5.490.000 adalah sebesar 2,84. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha gula aren di Desa Pastap Julu memperoleh keuntungan dan layak untuk dijalankan. Nilai tersebut dapat dilihat dari kriteria R/C ratio dimana apabila R/C ratio < 1 maka usaha mengalami kerugian, jika R/C ratio > 1 maka usaha mengalami keuntungan dan jika R/C ratio = 1 maka usaha mencapai titik impas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ngamel (2012) yang menyatakan besar nilai R/C > 1 maka usaha yang dijalankan adalah layak.

Dokumen terkait