• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI EKONOMI, ANALISIS PEMASARAN DAN KELAYAKAN AREN (Arenga pinnata Merr) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL BATANG GADIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NILAI EKONOMI, ANALISIS PEMASARAN DAN KELAYAKAN AREN (Arenga pinnata Merr) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL BATANG GADIS"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)NILAI EKONOMI, ANALISIS PEMASARAN DAN KELAYAKAN AREN (Arenga pinnata Merr) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL BATANG GADIS. SKRIPSI. FATHIATUL RIZKIA AULIN 151201084. DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019. Universitas Sumatera Utara.

(2) NILAI EKONOMI, ANALISIS PEMASARAN DAN KELAYAKAN AREN (Arenga pinnata Merr) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL BATANG GADIS. SKRIPSI. Oleh : FATHIATUL RIZKIA AULIN 151201084 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara. DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019. Universitas Sumatera Utara.

(3) Universitas Sumatera Utara.

(4) Universitas Sumatera Utara.

(5) ABSTRAK. FATHIATUL RIZKIA AULIN: Nilai Ekonomi, Analisis Pemasaran dan Kelayakan Aren (Arenga pinnata Merr) oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis, dibimbing oleh IRAWATI AZHAR Tumbuhan aren menghasilkan banyak ragam produk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari bagian fisik (akar, batang, daun, ijuk) maupun hasil produksinya (nira, pati/tepung dan buah). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis saluran pemasaran, fungsi pemasaran, analisis pemasaran dan nilai ekonomi aren dan masyarakat serta menganalisis kelayakan usaha aren sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis, di Desa Pastap Julu. Analisis data yang diujikan dalam penelitian ini adalah nilai ekonomi, analisis pemasaran dan analisis kelayakan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi pemanfaatan gula aren di Desa Pastap Julu sebesar Rp 139.100.000 dan rata-rata 1 batang pohon aren menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp 2.800.000 per tahun. Saluran pemasaran gula aren yang paling efisien terdapat pada saluran pemasaran 2 dan 3 dengan analisis margin sebesar Rp 4.000 dan farmer share sebesar 76,47 %. Untuk fungsi pemasaran, pelaku pemsaran melakukan fungsi yang berbeda-beda dengan pengecer yang paling banyak melakukan fungsi pemasaran. Pada penelitian ini didapat nilai R/C sebesar 2,84 sehingga usaha gula aren di Desa Pastap Julu dikategorikan layak untuk dijalankan. Kata kunci : analisis kelayakan, nilai ekonomi, pemasaran. Universitas Sumatera Utara.

(6) ABSTRACT FATHIATUL RIZKIA AULIN: Economic Value, Analysis of Marketing and Feasibility of Sugar Palm (Arenga pinnata Merr) by The People Around Batang Gadis Nasional Park Area. Supervised by IRAWATI AZHAR. Sugar Palm produces a variety of products that are useful and can be used to meet various needs ranging from the physical part (roots, stems, leaves, palm fibers) to the production (sap, starch/flour and fruit). The purpose of this study is to determine and analyze the marketing channels, marketing functions, marketing analysis, and the economic value of sugar palm and society and to analyze the feasibility of the sugar palm business around Batang Gadis Nasional Park Area, in Pastap Julu village. Analysis of the data tested in this study is economic value, marketing analysis and feasibility analysis. The results of this study indicate that the economic value of the utilization of palm sugar in Pastap Julu Village is Rp 139,100,000 and an average of 1 palm tree produces an economic value Rp 2,800,000 per year. The most efficient marketing channel of sugar produced from sugar palm is marketing channels 2 and 3 with a margin analysis of Rp. 4,000 and farmer shares of 76.47%. For the marketing function, marketing agents perform different functions with the retailers who do the most marketing. In this study, the R/C value was 2.84 so that the sugar business as a result of sugar palm in Pastap Julu Village was categorized as feasible to has been going. Keywords: economic value, feasibility analysis, marketing. Universitas Sumatera Utara.

(7) RIWAYAT HIDUP. Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 12 Agustus 1997. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Adhdhihan Alyahfi dan Ibu Ir. Elida Hanum Lubis. Penulis memulai pendidikan di SD Swasta Pertiwi Medan pada tahun 2003-2009, pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Swasta Pertiwi Medan pada tahun 2009-2012, pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Medan pada tahun 2012-2015. Pada tahun 2015, penulis lulus di Fakultas Kehutanan USU melalui jalur ujian tulis SBMPTN. Penulis memilih minat Departemen Teknologi Hasil Hutan. Semasa kuliah penulis merupakan anggota organisasi Rain Forest USU. Penulis telah mengikuti Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pondok Buluh pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis juga telah menyelesaikan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Pada awal tahun 2019 penulis melaksanakan penelitian dengan judul Nilai Ekonomi, Analisis Pemasaran dan Kelayakan Aren (Arenga pinnata Merr) oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis, dibimbing oleh Irawati Azhar, S.Hut., M.Si.. Universitas Sumatera Utara.

(8) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia- Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Nilai Ekonomi, Analisis Pemasaran dan Kelayakan Aren (Arenga pinnata Merr) oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis”. Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir dalam pendidikan Strata-1 dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua, Bapak Adhdhihan Alyahfi (Alm) dan Ibu Ir. Elida Hanum Lubis atas dukungan dari segi moril maupun materil serta kasih sayang dan doa yang tulus. Setiap hal yang diberikan kedua orang tua kepada penulis merupakan semangat dalam perjuangan menyelesaikan skripsi ini. 2. Irawati Azhar, S.Hut., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan ilmu, serta memberikan kritik dan saran terhadap penulisan skripsi ini. 3. Dekan Fakultas Kehutanan Ibu Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D dan Ketua Departemen Teknologi Hasil Hutan Bapak Arif Nuryawan, S.Hut., M.Si., Ph.D serta dosen-dosen lainnya yang telah memberi ilmu selama masa perkuliahan. 4. Rekan tim penelitian terutama Ridho Candra, M. Ridho Sembiring dan Argy Vagery Hemmy dan Kak Mona yang telah membantu pelaksanaan dan menyumbangkan semangat serta kerjasama yang baik saat penelitian, serta teman-teman mahasiswa/i Fakultas Kehutanan USU khususnya di Teknologi Hasil Hutan angkatan 2015. Terakhir, penulis hendak menyapa setiap nama yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu, terimakasih atas doa dan dukungan yang senantiasa mengalir tanpa sepengetahuan penulis. Terimakasih kepada orang-orang yang turut bersuka cita atas keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang kehutanan.. Medan, Oktober 2019. Fathiatul Rizkia Aulin. Universitas Sumatera Utara.

(9) DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ PERNYATAAN ORIGINALITAS ............................................................ ABSTRAK .................................................................................................. ABSTRACT .................................................................................................. RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ Halaman i ii iii iv v vi ix x xi. PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................ Tujuan Penelitian ........................................................................................ Manfaat Penelitian ....................................................................................... 1 2 2. TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Aren .......................................................................................... Morfologi aren ..................................................................................... Batang .................................................................................................. Daun ..................................................................................................... Bunga ................................................................................................... Buah .................................................................................................... Sebaran dan Habitat Aren ........................................................................... Manfaat Aren .............................................................................................. Nira ...................................................................................................... Batang .................................................................................................. Daun ..................................................................................................... Buah ..................................................................................................... Ijuk ....................................................................................................... Nilai Ekonomi ............................................................................................. Pemasaran ................................................................................................... Fungsi pemasaran................................................................................. Analisis Kelayakan...................................................................................... Kondisi Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 3 3 4 4 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 8 9 10 11. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ...................................................................................... Bahan dan Alat ............................................................................................ Prosedur Penelitian...................................................................................... Metode pengumpulan data .................................................................. Pengambilan sampel............................................................................ Analisis data ........................................................................................ Nilai ekonomi................................................................................ Analisis pemasaran ........................................................................ 12 12 12 12 12 13 13 13. Universitas Sumatera Utara.

(10) Analisis kelayakan ......................................................................... 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Ekonomi Masyarakat ......................................................................... Pemasaran ................................................................................................... Pelaku pemasaran................................................................................. Saluran pemasaran aren ...................................................................... Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku pemasaran ...... Analisis margin pemasaran .................................................................. Analisis Kelayakan...................................................................................... Biaya, penerimaan dan pendapatan usaha gula aren ........................... Revenue cost ratio ................................................................................. 16 18 19 20 21 22 24 24 26. KESIMPULAN Kesimpulan ................................................................................................. Saran............................................................................................................. 27 27. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................. 28 31. Universitas Sumatera Utara.

(11) DAFTAR TABEL. No. Teks. Halaman. 1.. Perhitungan nira yang dihasilkan petani ............................................. 16. 2.. Perhitungan nilai ekonomi produk hasil aren (gula aren) ................... 17. 3.. Fungsi-fungsi pemasaran .................................................................... 21. 4.. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 1 ....................... 23. 5.. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 2 ....................... 23. 6.. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 3 ....................... 23. 7.. Biaya total usaha gula aren di Desa Pastap Julu ................................. 24. 8.. Total penerimaan usaha gula aren di Desa Pastap Julu....................... 25. 9.. Pendapatan usaha gula aren di Desa Pastap Julu ................................ 26. 10.. Hasil perhitungan R/C usaha gula aren ............................................... 26. Universitas Sumatera Utara.

(12) DAFTAR GAMBAR. No 1.. Teks. Halaman. Peta kawasan Taman Nasional Batang Gadis ..................................... 11. Universitas Sumatera Utara.

(13) DAFTAR LAMPIRAN. No. Teks. Halaman. 1.. Kuisioner petani .................................................................................. 31. 2.. Kuisioner pedagang............................................................................. 34. 3.. Alat yang digunakan dalam proses mengolah gula aren ..................... 37. 4.. Wawancara kepada responden ............................................................ 39. Universitas Sumatera Utara.

(14) PENDAHULUAN. Latar Belakang Hutan mempunyai berbagai jenis manfaat yaitu baik secara langsung (tangible) maupun secara tidak langsung (intangible). Hutan juga memiliki peranan penting bagi manusia mulai dari sisi ekologis, sosial budaya dan ekonomis Pengelolaan hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu. Pemanfaatan hasil hutan masih terfokus pada hasil hutan berupa kayu. Meski demikian, hasil hutan bukan kayu juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Adapun manfaat tangible dari hasil hutan bukan kayu sebenarnya masih cukup banyak yang belum dimanfaatkan maupun dikelola secara optimal. Beberapa jenis hasil hutan bukan kayu yang cukup berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat setempat yang dapat diperdagangkan didalam dan diluar negeri antara lain rotan, bambu, aren, kayu manis, gaharu dan lain-lain. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No P.35/Menhut-II/2007 jenis-jenis HHBK terdiri dari 9 kelompok. Pengelompokan hasil hutan bukan kayu (HHBK) antara lain: kelompok resin, kelompok minyak atsiri, kelompok minyak lemak, pati dan buah-buahan, kelompok tannin, bahan pewarna dan getah, kelompok tumbuhan obat dan tanaman hias, kelompok palma dan bambu, alkaloid, kelompok lainnya dan kelompok hasil hewan. Salah satu ruang lingkupnya adalah kelompok minyak lemak, pati dan buah-buahan yang mencakup aren sebagai salah satu sumber pati (karbohidrat) dan buah-buahan. Aren terdapat pada lingkup buah-buahan karena aren dapat menghasilkan kolang-kaling dan aren termasuk pada lingkup pati karena aren menghasilkan tepung aren dan gula aren. Aren (Arenga pinnata Merr) merupakan tumbuhan yang menghasilkan begitu banyak ragam produk dipasarkan yang berasal darinya. Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bagian fisik (akar, batang, daun, ijuk) maupun hasil produksinya (nira, pati/tepung dan buah). Selama ini permintaan produk-produk yang bahan bakunya dari pohon aren masih dipenuhi dengan mengandalkan pohon aren yang tumbuh liar. Jika pohon aren ditebang untuk diambil tepungnya tentu saja populasi pohon. Universitas Sumatera Utara.

(15) aren mengalami penurunan yang cepat karena tidak diimbangi dengan kegiatan penanaman. Di samping itu, perambahan hutan dan konversi kawasan hutan alam untuk penggunaan lain juga mempercepat penurunan populasi pohon aren (Lempang, 2012). Pada saat ini aren (Arenga pinnata Merr) adalah komoditas yang sangat potensial dalam hal mengatasi kekurangan pangan, karena itu sudah banyak masyarakat yang mulai mengembangkannya dan memasarkannya (termasuk masyarakat di Desa Pastap Julu). Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengetahui bagaimana proses produksi hingga pemasaran yang dilakukan oleh masyarakat sehingga dengan mengetahui itu diharapkan makin banyaknya masyarakat yang mengelola dan memasarkan tumbuhan aren. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.. Mengetahui dan menganalisis nilai ekonomi aren di sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis.. 2.. Mengetahui dan menganalisis saluran, fungsi pemasaran. dan margin. pemasaran aren di sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis. 3.. Mengetahui dan menganalisis kelayakan usaha aren di sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis.. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai nilai ekonomi masayarakat, saluran pemasaran aren, fungsi pemasaran aren, analisis margin pemasaran aren dan kelayakan finansial dari usaha aren di sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis dan diharapkan dapat mengembangkan pemasaran aren di sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis.. Universitas Sumatera Utara.

(16) TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Aren Klasifikasi taksonomi pohon aren adalah sebagai berikut: Kingdom. : Plantae. Divisi. : Magnoliophyta. Kelas. : Liliopsida. Ordo. : Aracales. Famili. : Arecaceae. Genus. : Arenga. Spesies. : Arenga pinnata Merr. Aren merupakan komoditi yang memiliki fungsi produksi yang menghasilkan produk-produk bernilai ekonomi tinggi dan berpotensi karena seluruh bagiannya dapat diolah menjadi berbagai produk pangan dan non pangan. Aren menghasilkan nira yang dapat diolah diolah menjadi gula, minuman (tuak) dan bioethanol. Aren juga menghasilkan buah yang biasa disebut kolang-kaling, batangnya menghasilkan tepung apabila niranya tidak disadap dan tepungnya dapat diolah menjadi bihun, hunkwe dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film (Sari dkk, 2017). Pohon aren termasuk suku palem-paleman yang memiliki berbagai fungsi antara lain fungsi konservasi dan fungsi produksi serta memiliki nilai jual sebab hampir semua bagiannya mulai dari akar, batang, daun, buah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Sampai dengan akhir tahun 1980-an, budidaya intensif pembibitan aren belum terlalu dikenal, perbanyakan dan penyebarannya terjadi secara alamiah, dilakukan melalui semaian alami atau disebarkan oleh musang (di pulau Jawa). Setelah tahun 1990-an, mulai dikembangkan teknikteknik silvikultur baru dalam budidaya aren (Lasut, 2012). Morfologi Aren Adapun morfologi aren adalah sebagai berikut:. Universitas Sumatera Utara.

(17) Batang Pohon aren dapat tumbuh mencapai tinggi 12 m dengan diameter batang sampai 60 cm dengan tajuk daun yang menjulang di atas batang. Ketika pohon masih muda batang aren belum kelihatan karena tertutup oleh pangkal pelepah daun, batangnya mulai kelihatan ketika daun paling bawahnya sudah gugur. Permukaan batang ditutupi oleh serat ijuk berwarna hitam yang berasal dari dasar tangkai daun (Pitopang dkk, 2008). Daun Daun majemuk dengan panjang sampai dengan 5.5 m, anak daun memiliki panjang 130-150 cm dengan lebar 5-8 cm dan bagian bawah pangkal pelepah daun ditumbuhi ijuk berwarna hitam. Perbungaan berupa tandan bunga bercabang, menggantung dengan panjang mencapai 60 cm atau lebih. Tandan bunga tumbuh pada daerah bekas pelepah daun. Perbungaan dimulai dari pucuk, selanjutnya secara berturut-turut menyusul pada bagian bawah (Lasut, 2012) Pohon aren mempunyai tajuk yang rimbun. Daun aren muda selalu berdiri tegak di pucuk batang dan masih tergulung lunak seperti kertas. Pelepah daun melebar di bagian pangkal dan menyempit ke arah pucuk. Susunan anak daun pada pelepah seperti duri-duri sirip ikan, sehingga daun aren disebut bersirip. Oleh karena pada ujungnya tidak berpasangan lagi daun aren disebut bersirip ganjil. Pada bagian pangkal pelepah daun diselimuti oleh ijuk yang berwarna hitam kelam dan dibagian atasnya berkumpul suatu massa yang mirip kapas yang berwarna cokelat, sangat halus dan mudah terbakar (Pitopang dkk, 2008). Bunga Tandan bunga tumbuh pada daerah bekas pelepah daun. Perbungaan dimulai dari pucuk, selanjutnya secara berturut-turut menyusul pada bagian bawah. Biasanya 2-5 bunga pertama betina, sedangkan rangkaian bunga pada bagian bawah adalah bunga jantan. Bunga jantan berwarna kecoklatan, berbentuk bulat telur memanjang, daun bunga tiga, dan kelopak bunga tiga helai;bunga betina warna kehijauan dengan mahkota bunga segitiga beruas-ruas; bakal buah memiliki ruang tiga dan putik tiga. Tandan bunga betina aren hanya menghasilkan. Universitas Sumatera Utara.

(18) sedikit nira, oleh sebab itu tidak disadap dan dibiarkan tumbuh dan membentuk buah (Lasut, 2012). Buah Buah aren terbentuk dari penyerbukan bunga jantan pada bunga betina. Penyerbukan aren diduga tidak dilakukan oleh angin tetapi oleh serangga. Apabila proses penyerbukan berjalan baik maka akan dihasilkan buah yang lebat. Buah aren tumbuh bergelantungan pada tandan yang bercabang dengan panjang sekitar 90 cm. Buah aren berbentuk bulat, terdapat kulit yang tebal, berkumpul secara rapat sepanjang tangkai perbungaan, berwarna hijau dan kuning (Pitopang, 2008). Sebaran dan Habitat Aren Aren merupakan salah satu tanaman yang umumnya tumbuh jauh di daerah pedalaman. Jenis tanaman ini tumbuh menyebar secara alami di negaranegara kepulauan bagian tenggara, antara lain Malaysia, India, Myanmar, Laos, Vietnam, Taiwan dan Philipina. Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hampir diseluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab dan tumbuh secara individu maupun secara berkelompok. Di Sumatera Utara aren hampir tersebar di semua dataran tinggi, seperti di Kabupaten Deli serdang, Simalungun, Tapanuli Utara, hingga Tapanuli Selatan (Lasut, 2012). Aren merupakan tanaman yang sangat potensial dalam hal mengatasi kekurangan pangan dan mudah beradaptasi dengan baik. Tanaman aren sangat cocok pada kondisi landai dengan kondisi agroklimat beragam seperti daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Tanaman aren juga tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat (berlempung), berkapur, dan berpasir. Tetapi tanaman ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi (pH tanah terlalu asam). Dalam pertumbuhan tanaman ini membutuhkan kisaran suhu 20- 25°C (Mariati, 2013). Manfaat Aren Aren (Arenga pinnata Merr) merupakan salah satu potensi hasil hutan bukan kayu yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup berarti untuk meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat. Jenis tanaman ini. Universitas Sumatera Utara.

(19) multiguna, karena mulai dari akar sampai daun tanaman ini dapat di manfaakan. Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, baik bagian fisik (daun, batang, ijuk, akar) maupun bagian produksinya (buah, nira dan pati/tepung) (Fatriani dan Sunardi, 2012). Nira Produk utama tanaman aren adalah nira aren. Nira aren dapat dibuat minuman (tuak) dan gula aren (gula merah). Aren yang telah terfermentasi juga dapat dibuat menjadi etanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan minyak tanah, gas elpiji, dan bensin. Air aren yang terfermentasi menjadi cuka dapat digunakan untuk bahan pengawet (mematikan mikroba) pada ikan dan makanan lain, juga memberi citra rasa pada makanan. Nira dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga jantan. Jika yang disadap tongkol betina, sering kali diperoleh nira yang tidak baik dari segi jumlah maupun kualitasnya (Pontoh, 2011). Nira memiliki kandung glukosa 0,4-0,5%, fruktosa 0,5- 0,6%, sukrosa 1013%, abu 0,22-0,98% dan protein 0,2-0,61%. Protein nira berasal dari empulur aren. Walaupun protein dalam nira relatif kecil, namun jika dihitung dari total bahan kering, kandungan bisa mencapai 0,78%. Nira juga dapat diolah menjadi gula aren. Kandungan didalam gula aren memiliki nilai yang berbeda dengan kandungan dalam nira. Hal tersebuat dikarenakan adanya proses yang dilalui dalam pembuatan nira menjadi gula aren. Kandungan dalam gula aren adalah glukosa 4-5%, fruktosa 4-5%, sukrosa 80-85%, abu 2,1-2,3%, protein 1,7-2,4% dan dextran 4,31% (Pontoh, 2012). Batang Batang aren memiliki kegunaan yang berbeda antara batang luar / batang keras dan batang bagian dalam. Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula yang digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem. Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur (Lasut, 2012).. Universitas Sumatera Utara.

(20) Daun Daun aren dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang berbeda-beda. Dimana daun yang muda dapat digunakan untuk pembungkus rokok, gula aren, dan terkadang digunakan untuk upacara adat tertentu. Sedangkan daun yang tua dapat digunakan untuk bahan atap rumah atau pembungkus buah durian. Lidinya dapat dibuat sapu atau barang anyaman (Rachman, 2009). Buah Kolang-kaling merupakan buah yang berasal dari pohon aren, yaitu buah yang berair tanpa dinding dalam yang keras. Bentuknya bulat lonjong, bergaris tengah 4 cm. Tiap buah aren mengandung tiga biji. Buah aren yang setengah masak, kulit bijinya tipis, lembek dan berwarna kuning. Inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lunak. Endosperma buah aren berupa protein albumin yang lunak dan putih seperti kaca kalau masih muda. Inti biji inilah yang disebut kolang-kaling dan biasa digunakan sebagai bahan makanan. Dari segi komposisi kimia, kolang-kaling memiliki nilai gizi sangat rendah, akan tetapi serat kolang kaling baik sekali untuk kesehatan (Lempang, 2012). Ijuk Ijuk aren merupakan bagian pelepah daun yang menyelubungi batang. Ijuk aren yang baik berasal dari tanaman yang belum berbunga, yaitu ketika tanaman aren berumur 4-5 tahun. Apabila tanaman aren telah berbunga, mutu ijuknya menurun menjadi kasar. Ijuk merupakan bahan baku untuk membuat sapu, sikat, tali dan atap rumah tradisional. Pengambilan ijuk dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman diambil dari dengan menggunakan parang (Rachman, 2009). Nilai Ekonomi Pada dasarnya nilai (value) merupakan persepsi manusia tentang makna/manfaat/kegunaan yang diberikan kepada sesuatu pada tempat dan waktu tertentu. Kegunaan, kepuasan dan kesenangan merupakan istilah-istilah lain yang berkonotasi sama dengan nilai atau harga. Persepsi itu sendiri merupakan ungkapan, pandangan seseorang (individu) tentang atau terhadap sesuatu benda, dengan proses pemahaman melalui pancaindera yang diteruskan ke otak untuk. Universitas Sumatera Utara.

(21) proses pemikiran, kemudian disini berpadu dengan harapan atau norma-norma kehidupan. yang. melekat. pada. individu. atau. masyarakat. tersebut. (Nurfatriani, 2006). Menurut Affandi dan Patana (2004) dalam melakukan penilaian ekonomi suatu barang atau jasa dapat dilakukan dalam beberapa metode yaitu: metode nilai pasar, metode nilai relatif, dan metode biaya pengadaan. Metode nilai pasar digunakan jika barang/jasa tersebut sudah memiliki nilai pasar. Nilai pasar adalah harga barang atau jasa yang di tetapkan penjual dan pembeli di pasar. Penilaian ekonomi dengan metode nilai pasar akan di anggap paling baik dengan catatan nilai pasar itu tetap tersedia. Metode nilai relatif digunakan jika barang/jasa tersebut tidak memiliki nilai pasar namun barang/jasa tersebut dapat dibandingkan dengan barang/jasa yang telah memiliki nilai pasar. Metode penilaian melalui biaya pengadaan merupakan metode yang mengukur nilai suatu barang/jasa berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan/mendapatkan barang/jasa yang digunakan. Metode ini digunakan jika barang tidak memiliki harga pasar dan tidak memiliki harga relatif (harga suatu barang jika dibandingkan dengan harga barang lain yang mempunyai harga pasar). Pemasaran Pemasaran dapat didefinisikan dengan suatu komponen pasca produksi yang perlu mendapatkan perhatian lebih karena pemasaran merupakan salah satu kunci dalam pengembangan usaha. Pemasaran suatu produk harus mendapatkan perhatian yang serius. Panjang pendek saluran pemasaran akan menentukan kualitas produk sehingga akan berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya, keuntungan, margin pemasaran serta efisiensinya (Handayani dan Nurlaila, 2011). Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang-barang mengalir dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna dan bentuk melalui proses pengelolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan. Jadi pemasaran dapat diartikan dengan proses sosial yang mana seorang atau sekelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.. Universitas Sumatera Utara.

(22) Defenisi ini didasarkan pada konsep inti berikut yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan (Kotler dan Amstrong, 2001). Peranan yang sangat penting dalan pengembangan usaha dan yang menjadi salah satu rantai dalam usaha adalah pemasaran. Berkembangnya usaha-usaha rakyat menjadi usaha yang bersifat komersial, menyebabkan kelancaran kegiatan pemasaran sangat berpengaruh terhadap keragaan usaha secara keseluruhan. Salah satu faktor utama penyebab pesatnya perkembangan usaha, disebabkan karena telah terciptanya suatu sistem pemasaran yang baik, dimana para petani dapat langsung memasarkan produk yang dihasilkannya di pasar yang tersedia, dan petani mempunyai banyak alternatif dalam menentukan pembeli yang diinginkannya dengan tingkat harga yang bervariasi satu dengan lainnya (Jamal, 2016). Menurut Kotler dan Amstrong (2001), pemasaran memiliki empat prinsip dasar yang terdiri 4P, yaitu: 1. Product (produk) 2. Price (harga) 3. Place (tempat) 4. Promotion (promosi). Fungsi Pemasaran Adapun fungsi pemasaran menurut Suwandari dan Soetriono (2016) adalah sebagai berikut : a. Penjualan (Selling) Bersifat dinamis, apalagi yang dinamakan “Personal selling” karena ia harus meyakinkan orang untuk membeli suatu barang/jasa yang mempunyai arti komersial baginya. b. Pembelian (Buying) Fungsi pembelian adalah peranan perusahaan dalam pengadaan bahan sesuai dengan kebutuhan. c. Pengangkutan/transportasi (Transportation) Perencanaan, seleksi, dan pengarahan semua alat pengangkutan untuk memindahkan barang dalam proses pemasaran.. Universitas Sumatera Utara.

(23) d. Penyimpanan (Storage) Menyimpan barang selama waktu barang tersebut dihasilkan dan dijual. Kadang-kadang selama fase penyimpanan ini perlu juga diadakan pengolahan lebih lanjut. e. Penyortiran/Standarisasi (Standardization) Penetapan batas-batas elementer berupa perincian-perincian yang harus dipenuhi oleh barang-barang buatan pabrik atau kelas-kelas. f. Resiko (Risk) Cara/fungsi bagaimana kita menangani kemungkinan resiko rugi karena rusaknya barang, susut hilang, atau turun harga. Analisis Kelayakan Analisis kelayakan bisa dikatakan sebagai analisis finansial yang berarti melihat. dari. sudut. pandang. pengusaha. sebagai. pemilik.. Analisis. kelayakan/finansial yang diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil finansial sering juga disebut “private returns”. Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis finansial adalah waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan usaha kehabisan modal (Shinta, 2011). Menurut Zubir (2005) analisis kelayakan usaha dapat dilihat dan dihitung dari berbagai aspek yang mempengaruhinya yaitu pendapatan usaha dan revenue cost ratio (R/C). 1. Pendapatan Usaha Setiap usaha selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.. Universitas Sumatera Utara.

(24) 2. Revenue Cost Ratio (R/C) Revenue cost ratio dapat dikatakan sebagai ratio perbandingan antara penerimaan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha. Jika ratio menunjukan hasil nol maka dapat dikatakan bahwa usaha tidak memberikan keuntungan finansial. Demikian juga jika ratio menunjukan angka kurang dari 1 maka usaha yang dilakukan tidak memberikan keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) berada di Pegunungan Bukit Barisan Sumatera bagian Utara. Taman Nasional Batang Gadis secara administrasi berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara yang meliputi 11 kecamatan dan 71 desa. Desa Pastap Julu merupakan salah satu desa yang bersebelahan dengan kawasan Taman Nasional Batang Gadis yang berlokasi di SPTN II Resort 3. Desa Pastap Julu berada di Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Desa Pastap Julu memiliki iklim yang tergolong hangat dan sedang, dengan curah hujan yang signifikan bahkan pada saat bulan kering, yaitu 2577 mm. Suhu rata-rata di Desa Pastap Julu yaitu 16,30 C (Balai TNBG, 2007).. Gambar 1. Peta kawasan Taman Nasional Batang Gadis. Universitas Sumatera Utara.

(25) METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Penelitian ini dilakukan di sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3 tepatnya di Desa Pastap Julu Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah kuisioner untuk mengumpulkan data primer maupun data sekunder, laporan penelitian yang terdahulu dan berbagai pustaka penunjang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop, kamera digital dan alat tulis. Prosedur Penelitian Metode Pengumpulan Data Data pelaksanaan penelitian ini memiliki dua data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil observasi lapangan, kuisioner, dan wawancara terhadap masyarakat yang terlibat langsung dalam pengelolaan aren. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain adalah kondisi umum lokasi atau data umum yang ada pada instansi pemerintahan. Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (sampel bertujuan). Purposive sampling merupakan pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan yang erat dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Metode ini disesuaikan dengan kebutuhan tujuan penelitian (Jogiyanto, 2004). Jumlah responden yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut: 1). Apabila jumlah penduduk ≤ 100 kepala keluarga, maka di ambil seluruh responden. 2). Apabila jumlah responden > 100 kepala keluarga, maka diambil 10%-15% dari jumlah kepala keluarga (Arikunto, 2006).. Universitas Sumatera Utara.

(26) Analisis Data Nilai Ekonomi Data yang diperoleh dari pengamatan dilapangan baik melalui wawancara maupun kuisioner kemudian dianalisis secara kuantitatif, nilai barang hasil dari aren untuk setiap jenisnya per tahun yang diperoleh masyarakat dihitung dengan cara: 1.. Harga barang yang dihasilkan dari aren (A. pinnata) dianalisis dengan pendekatan harga pasar.. 2.. Menghitung nilai rata-rata jumlah barang yang diambil per responden per jenis.. Rata- rata jumlah barang yang diambil = Keterangan : Xi. = Jumlah barang yang diambil responden. n. = Jumlah banyak pengambilan per jenis barang.. 3.. Menghitung total pengambilan per unit barang per tahun. Total pengambilan per tahun = (rata-rata jumlah yang diambil) x (frekuensi pengambilan) 4. NE. Menghitung nilai ekonomi barang hasil dari aren per jenis barang per tahun = TP x Harga. Keterangan: NE. = Nilai hasil hutan per jenis. TP. = Total pengambilan (unit/tahun). Harga = harga jual hasil aren Analisis Pemasaran Mengetahui alur pemasaran aren dilakukan dengan wawancara kepada petani maupun pengusaha yang dihubungkan dengan harga jual tiap produknya, sehingga diketahui juga besarnya nilai tambah yang diperoleh setelah adanya pengolahan aren dan alur pemasarannya. Kemudian dihitung dengan rumus margin pemasaran dan farmer share (Sudiyono, 2004). Universitas Sumatera Utara.

(27) Secara matematis margin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut : Mji = Pr – Pf Keterangan : Mji. = Marjin pemasaran. Pr. = Harga pemasaran di tingkat konsumen. Pf. = Harga pemasaran di tingkat produsen Selanjutnya menghitung persentase harga yang diterima oleh petani. dengan rumus sebagai berikut. Presentase harga digunakan untuk melihat perbandingan antara harga pembelian pemasaran di tingkat produsen terhadap harga penjualan pemasaran di tingkat konsumen. Fs = Pf x 100% Pr Keterangan : Fs. = Persentase harga yang diterima oleh petani. Pf. = Harga pemasaran di tingkat produsen. Pr. = Harga pemasaran di tingkat konsumen. Analisis Kelayakan Menurut Simbolon (2007) analisis kelayakan usaha yang sederhana menggunakan rumus Total Cost (TC), Total Revenue (TR) dan Income (I). Untuk mengetahui biaya total (keseluruhan biaya yang dikeluarkan), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut. TC = TFC + TVC Keterangan: TC. : Total Cost / biaya total (Rp). TFC. : Total Fixed Cost / biaya tetap total (Rp). TVC. : Total Variabel Cost / biaya variabel total (Rp) Secara matematis, rumus untuk menghitung jumlah penerimaan adalah. sebagai berikut. TR = P . Q Keterangan: TR. : Total Revenue / penerimaan total (Rp). Universitas Sumatera Utara.

(28) Q. : Quantity / jumlah produksi (kg). P. : Price / harga jual (Rp) Pendapatan dari suatu usaha dapat dihitung dengan menggunakan konsep. pendapatan yaitu dengan cara mengurangi total penerimaan dengan total biaya. I = TR – TC Keterangan: I. : Income / Pendapatan petani (Rp). TR. : Total Revenue / penerimaan total (Rp). TC. : Total Cost / biaya total (Rp) Selanjutnya, mencari revenue cost ratio (R/C) atau sebagai perbandiang. antara penerimaan dan biaya. R/C berguna untuk mengetahui apakah usaha aren menghasilkan. keuntungan. atau. tidak. dari. biaya. yang. dikeluarkan. (Soekartawi, 1995). Dapat dirumuskan sebagai berikut: R/C = TR / TC Keterangan: R/C. : Revenue cost ratio. TR. : Total Revenue / penerimaan total (Rp). TC. : Total Cost / biaya total (Rp). Kriteria penilaian R/C R/C < 1 = usaha mengalami kerugian R/C > 1 = usaha memperoleh keuntungan R/C = 1 = usaha mencapai titik impas. Universitas Sumatera Utara.

(29) HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Ekonomi Aren Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Pastap Julu, masyarakat hanya memanfaatkan aren untuk dijadikan gula aren dan kolangkaling. Tetapi untuk kolang-kaling masyarakat hanya memanfaatkannya ketika bulan Ramadhan, sehingga pada penelitian ini hanya dibahas mengenai nilai ekonomi masyarakat yang didapat dari hasil penjualan gula aren di Desa Pastap Julu. Nilai ekonomi dapat diartikan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial. Tabel 1. Perhitungan nira yang dihasilkan petani No. Nama Responden. 1 Abdul 2 Arfan 3 Faisal 4 Fauzi 5 Ibrahim 6 Mahmuddin 7 Mahyudin 8 Marzuki 9 Mirdan 10 Muchsin 11 M. Ikhsan 12 Padaham 13 Rahmad 14 Ramadhan 15 Torkis Rata-rata. Nira /hari (liter) 20 22 10 32 35 45 40 28 37 28 60 23 50 30 45 34. Nira /minggu (liter) 140 154 70 224 245 315 280 196 259 196 420 161 350 210 315 236. Batang 2 2 1 3 3 4 4 3 4 3 6 2 5 3 5 3. Nira Gula aren /batang /minggu /hari (liter) (kg) 10 20 11 25 10 10 10,67 35 11,67 40 11,25 50 10 40 9,33 30 9,25 40 9,33 30 10 60 11,5 25 10 50 10 30 9 50 10 36. Jumlah Nira /1 kg gula (l/kg) 7 6,16 7 6,4 6,13 6,3 7 6,53 6,48 6,53 7 6,44 7 7 6,3 6,6. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nira yang dihasilkan dari satu batang pohon aren 10 liter dalam satu hari. Semua nira yang dihasilkan diolah oleh petani aren untuk dijadikan gula aren. Hasil gula aren yang didapat oleh masing-masing petani dalam seminggu berkisar dari 10 sampai 60 kg, perbedaan hasil tersebut dikarenakan air nira dan jumlah pohon yang berbeda-beda pada setiap petani. Kemudian dapat kita lihat bahwa untuk menghasilkan 1 kg gula aren. Universitas Sumatera Utara.

(30) diperlukan rata-rata nira sebanyak 6,6 liter, hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas nira di Desa Pastap Julu cukup baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lay dan Heliyanto (2011) yang menyatakan dalam pengolahan gula cetak/ gula aren untuk pemasakaan nira sebanyak 100 liter nira, menghasilkan gula sekitar 10-12 kg. Tabel 2. Perhitungan nilai ekonomi produk hasil aren (gula aren) No. Nama Responden. Jumlah Frekuensi TP. Harga. NE/tahun. NE/bulan. 1. Abdul Hamid. 20. 20. 400. 13000. 5200000. 1040000. 2 3. Arfan Lubis Faisal Nasution. 25 10. 20 20. 500 200. 13000 13000. 6500000 2600000. 1300000 520000. 4 5. Fauzi Lubis Ibrahim Lubis. 35 40. 20 20. 700 800. 13000 13000. 9100000 10400000. 1820000 2080000. 6 7. Mahmuddin Mahyudin Lubis. 50 40. 20 20. 1000 13000 800 13000. 13000000 10400000. 2600000 2080000. 8 9. Marzuki Lubis Mirdan Lubis. 30 40. 20 20. 600 800. 13000 13000. 7800000 10400000. 1560000 2080000. 10 11. Muchsin Lubis M. Ikhsan Lubis. 30 60. 20 20. 600 13000 1200 13000. 7800000 15600000. 1560000 3120000. 12 13. Padaham Lubis Rahmad Nasution. 25 50. 20 20. 500 13000 1000 13000. 6500000 13000000. 1300000 2600000. 14 15. Ramadhan Lubis Torkis Lubis. 30 50. 20 20. 600 13000 1000 13000. 7800000 13000000. 1560000 2600000. 139100000. 27820000. 9275000. 1855000. Total Rata-rata Ket: Jumlah F TP NE. : Jumlah (kg) per minggu : Frekuensi Pengambilan / Tahun : Total Pengambilan / Tahun ( Jlh x F ) : Nilai Ekonomi (TP x Harga). Nilai ekonomi gula aren di Desa Pastap Julu didapat dari hasil perkalian total pengambilan per tahun dengan harga. Dilihat pada Tabel 2, hasil penelitian menujukkan bahwa nilai pemanfaatan gula aren di Desa Pastap Julu sebesar Rp 139.100.000 per tahun dengan rata-rata sebesar Rp 9.275.000 setiap petani. Hasil tersebut didapat dari 15 orang responden yang merupakan petani aren di Desa Pastap Julu. Hal ini disebabkan dari jumlah yang dihasilkan petani dalam seminggu sekitar 10 – 60 kg dikalikan dengan jumlah frekuensi pengambilan yaitu selama 5 bulan dalam setahun dan juga harga gula aren sebesar Rp 13.000.. Universitas Sumatera Utara.

(31) Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai ekonomi masyarakat petani aren sebesar Rp 27.820.000 per bulan dan rata-rata setiap petani sebesar Rp 1.855.000. Pada Tabel 2 juga dapat dilihat nilai ekonomi tertinggi adalah bapak M. Ikhsan Lubis yaitu mencapai Rp 15.600.000 per tahunnya. Hal tersebut disebabkan tingginya angka produksi gula merah yang didapat yaitu sebesar 60 kg per minggu. Sedangkan nilai ekonomi terendah adalah bapak Faisal Nasution sebesar Rp 2.600.000 per tahunnya. Rendahnya nilai ekonomi disebabkan rendahnya angka produksi gula merah yang didapat yaitu sebesar 10 kg. Nilai ekonomi rata-rata masyarakat petani aren adalah sebesar Rp 9.000.000. Hasil penelitian yang didapat, diketahui bahwa rata-rata nilai ekonomi yang dihasilkan dari 1 batang pohon aren dapat menghasilkan Rp 2.800.000 per tahunnya. Masyarakat Desa Pastap Julu belum maksimal dalam memanfaatkan produk lain dari tumbuhan aren seperti tuak, ijuk, lidi dan kolang-kaling. Hal tersebut terjadi karena permintaan gula aren terus ada dan selalu berkelanjutan. Tidak dimanfaatkannya produk tuak dikarenakan tidak adanya peminat tuak disekitar daerah tersebut sehingga petani aren tidak ada yang membuat produk tuak. Untuk produk ijuk dan lidi juga dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pastap Julu tetapi tidak dipasarkan sehingga tidak adanya nilai ekonomi dari produk tersebut. Masyarakat Desa Pastap Julu hanya memanfaatkan ijuk untuk membuat atap rumah mereka dan menggunakan lidi untuk peralatan rumah tangga mereka. Produk kolang-kaling juga dimanfaatkan masyarakat Desa Pastap Julu tetapi tidak semua yang memanfaatkannya karena permintaan produk kolang-kaling hanya ada pada bulan Ramadhan saja. Pemasaran Menurut Anindita dan Baladina (2017) pemasaran dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan oleh berbagai perantara dengan berbagai macam cara untuk menyampaikan hasil produksi. Atau secara umum pemasaran adalah hal yang paling penting dalam menjalankan sebuah usaha karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh. harga pasar yang rendah,. sehingga tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan yang tinggi tanpa pemasaran yang baik dan efisien. Pada pemasaran aren di Desa Pastap Julu juga hanya membahas pemasaran gula aren.. Universitas Sumatera Utara.

(32) Pelaku Pemasaran Pada penelitian ini yang termasuk dalam pelaku pemasaran distribusi gula aren terdiri dari petani, pedagang pengumpul keliling, pedagang pengumpul kecil, pengecer dan konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: 1.. Petani Petani merupakan pelaku pemasaran yang mengelolah bahan mentah (nira) menjadi bahan jadi (gula aren) yang berlokasi di Desa Pastap Julu. Petani biasanya mengumpulkan bahan mentah kemudian langsung memasaknya agar menjadi bahan jadi yang dapat dipasarkan.. 2.. Pedagang pengumpul keliling Pedagang pengumpul keliling merupakan pelaku pemasaran yang melakukan pembelian gula aren dari petani dalam jumlah besar yang nantinya akan dijual kepada pengecer dan pedagang pengumpul kecil. Pedagang pengumpul keliling biasanya datang seminggu sekali ke Desa Pastap Julu untuk membeli hasil panen masyarakat. Lokasi tempat tinggal pedagang pengumpul keliling ini berada di Kecamatan Kotanopan.. 3.. Pedagang pengumpul kecil Pedagang pengumpul kecil merupakan pelaku pemasaran yang melakukan pembelian gula aren dari petani maupun pedagang pengumpul keliling dalam jumlah kecil yang nantinya akan dijual kepada pengecer. Pedagang pengumpul kecil berlokasi di Desa Pastap Julu dan di Kecamatan Kotanopan.. 4.. Pengecer Pengecer merupakan pelaku pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer melakukan pembelian dari pedagang pengumpul keliling maupun pedagang pengumpul kecil yang nantinya akan dijual kepada konsumen. Pengecer biasanya menghabiskan produk gula aren ini dalam 1-2 bulan, akan tetapi pada umumnya permintaan akan meningkat apabila pada bulan Ramadhan. Pengecer berlokasi di pasar-pasar Kecamatan Kotanopan.. 5.. Konsumen Konsumen adalah pelaku pemasaran terakhir yang umumnya merupakan masyarakat rumah tangga yang menggunakan gula aren untuk bahan masakan mereka.. Universitas Sumatera Utara.

(33) Saluran Pemasaran Aren Saluran pemasaran merupakan jalur dari lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan meyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Adanya saluran pemasaran ini akan mempengaruhi besar kecilnya biaya pemasaran serta besar kecilnya harga yang dibayarkan oleh konsumen. Saluran pemasaran gula aren dapat diketahui dengan cara mengikuti arus pemasaran gula aren mulai dari produsen hingga sampai kepada konsumen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saluran pemasaran gula aren di Desa Pastap Julu memiliki 3 saluran distribusi yaitu: 1.. Saluran Pemasaran 1 Petani. Pedagang pengumpul keliling. Pedagang pengumpul kecil. Pengecer. Konsumen. Pada saluran pemasaran 1, petani menjual hasil olahan kepada pedagang pengumpul keliling yang setiap minggunya datang ke Desa Pastap Julu, lalu pedagang pengumpul keliling menjualnya kepada pedagang pengumpul kecil yang berada didaerah Kotanopan, kemudian pedagang pengumpul kecil menjualnya kepada pengecer dipasar dan terakhir pengecer memasarkannya kepada konsumen. 2.. Saluran Pemasaran 2 Petani Pengecer. Pedagang pengumpul keliling Konsumen. Pada saluran pemasaran 2 hampir mirip seperti pola pemasaran 1 yaitu petani menjual hasil olahan kepada pedagang pengumpul keliling yang setiap minggunya datang ke Desa Pastap Julu, lalu pedagang pengumpul keliling menjualnya kepada pengecer dipasar dan terakhir pengecer memasarkannya kepada konsumen. 3.. Saluran Pemasaran 3 Petani Pengecer. Pedagang pengumpul kecil Konsumen. Universitas Sumatera Utara.

(34) Pada saluran pemasaran 3, petani menjual hasil olahan kepada pedagang pengumpul kecil yang tinggal di Desa Pastap Julu, lalu pedagang pengumpul kecil menjualnya kepada pengecer dipasar dan kemudian pengecer memasarkannya kepada konsumen. Fungsi-Fungsi Pemasaran yang dilakukan oleh Pelaku Pemasaran Pelaku pemasaran memiliki fungsi-fungsi pemasaran yang berbeda-beda yang bertujuan untuk memperlancar proses penyampaian hasil produksi gula aren dari petani hingga pada akhirnya sampai kepada konsumen akhir. Pada pelaku pemasaran tidak semua fungsi pemasaran dilakukan. Fungsi pemasaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Fungsi-fungsi pemasaran Fungsi-fungsi Pemasaran Penjualan Pembelian Pengangkutan Penyimpanan Penyortiran Penimbangan Resiko. Petani  x   x  x. Pedagang Pengumpul Keliling    x x  x. Pedagang Pengumpul Kecil    x x  x. Pengecer   x  x  . Keterangan:  : melakukan fungsi x : tidak melakukan fungsi. Petani melakukan empat fungsi pemasaran yaitu penjualan, pengangkutan, penyimpanan dan penimbangan. Pada fungsi penjualan, petani menjual gula aren kepada pedagang pengumpul keliling dan pedagang pengumpul kecil. Fungsi penyimpanan dilakukan petani setelah membuat gula aren di pondok maupun di rumah selama 1 minggu karena para pengumpul hanya membeli pada hari Jumat. Fungsi pengangkutan hanya dilakukan untuk mengantarkan gula aren dari pondok ataupun rumah kepada para pedagang pengumpul. Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang telah dihasilkan dalam waktu seminggu. Pedagang pengumpul keliling melakukan empat fungsi pemasaran yaitu penjualan, pembelian, pengangkutan dan penimbangan. Pada fungsi penjualan, pedagang pengumpul keliling menjual gula aren kepada padagang pengumpul kecil dan pengecer. Pada fungsi pembelian, pedagang pengumpul keliling. Universitas Sumatera Utara.

(35) membeli gula aren dari para petani. Fungsi pengangkutan dilakukan untuk mengambil gula aren dari petani dan untuk membawa gula aren ke pasar. Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang akan dibeli dari petani dan yang akan dijual kepada pedagang pengumpul kecil dan pengecer. Pedagang pengumpul kecil melakukan empat fungsi pemasaran yaitu penjualan, pembelian, pengangkutan dan penimbangan. Pada fungsi penjualan, pedagang pengumpul kecil menjual gula aren kepada pengecer. Pada fungsi pembelian, pedagang pengumpul kecil membeli gula aren dari para petani ataupun dari pedagang pengumpul keliling. Fungsi pengangkutan dilakukan untuk mengambil gula aren dari petani maupun pedagang pengumpul keliling dan untuk membawa gula aren ke pasar. Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang akan dibeli dari petani atau pedagang pengumpul keliling dan yang akan dijual kepada pengecer. Pengecer melakukan lima fungsi pemasaran yaitu penjualan, pembelian, penyimpanan, penimbangan dan resiko. Pada fungsi penjualan, pengecer menjual gula aren kepada konsumen. Pada fungsi pembelian, pengecer membeli gula aren dari pedagang pengumpul keliling maupun pedagang pengumpul kecil. Fungsi penyimpanan dilakukan pengecer karena gula aren tidak langsung habis dibeli oleh konsumen, biasanya penyimpanan dilakukan selama 1 sampai 2 bulan. Fungsi penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari gula aren yang dibeli dari pedagang pengumpul keliling maupun pedagang pengumpul kecil dan yang akan dijual kepada konsumen. Fungsi resiko dilakukan pengecer selama penyimpanan yang jika terlalu lama membuat gula aren sudah tidak layak dijual kepada konsumen. Analisis Margin Pemasaran Margin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang diterima oleh petani dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen akhir. Besar kecilnya perbedaan harga ditingkat konsumen akhir akan dipengaruhi oleh banyak lembaga pemasaran yang ikut dalam proses pemasaran, panjang atau pendeknya saluran yang dilalui dan jarak pasar. Berikut adalah tabel margin pamasaran gula aren pada masing-masing saluran.. Universitas Sumatera Utara.

(36) Tabel 4. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 1 Pelaku pasar Petani Pedagang pengumpul keliling Pedagang pengumpul kecil Pengecer Margin pemasaran. Jenis harga Harga jual Harga jual. Harga per kg (Rp) 13.000 15.000. Harga jual. 16.000. Harga jual. 18.000 5.000. Farmer share (%) 72,22 %. Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui besarnya margin pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 5.000 dan bagian yang diterima petani (farmer share) sebesar 72,22 %. Hal tersebut membuktikan bahwa saluran pemasaran sudah cukup efisien. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sambuaga dan Rumagit (2016). Yang menyatakan semakin pendek saluran pemasaran suatu produk dengan marjin pemasaran rendah serta farmer share yang tinggi, maka pemasaran akan semakin efisien serta memberikan keuntungan kepada produsen. Tabel 5. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 2 Pelaku pasar Petani Pedagang pengumpul keliling Pengecer Margin pemasaran. Jenis harga Harga jual Harga jual. Harga per kg (Rp) 13.000 15.000. Harga jual. 17.000 4.000. Farmer share (%) 76,47 %. Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui besarnya margin pemasaran pada saluran 2 sebesar Rp 4.000 dan bagian yang diterima petani (farmer share) sebesar 76,47 %. Pada analisis margin pemasaran pola 2 dapat dilihat bahwa farmer share mengalami peningkatan dan margin pemasaran semakin rendah. Peningkatan farmer share dan rendahnya margin pemasaran dikarenakan lebih pendeknya saluran pemasaran yang hanya melibatkan 4 pelaku pemasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jumiati dkk (2013) yang menyatakan bahwa semakin panjang saluran pemasaran, semakin besar marjinnya. Oleh karena itu harga di tingkat konsumen akan lebih mahal jika saluran pemasarannya semakin panjang. Tabel 6. Analisis margin pemasaran pada saluran pemasaran 3 Pelaku pasar Petani Pedagang pengumpul kecil Pengecer Margin pemasaran. Jenis harga Harga jual Harga jual. Harga per kg (Rp) 13.000 15.000. Harga jual. 17.000 4.000. Farmer share (%) 76,47 %. Universitas Sumatera Utara.

(37) Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui besarnya margin pemasaran pada saluran 3 sama seperti pada saluran 2 yaitu sebesar Rp 4.000 dan bagian yang diterima petani (farmer share) sebesar 76,47 %. Persamaan marjin pemasaran dan farmer share disebabkan persamaan panjang saluran pemasaran pada saluran 2 dan saluran 3 dan persamaan harga yang ditetapkan oleh pelaku pemasaran. Dari ketiga tabel diatas dapat dilihat bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran mempengaruhi margin pemasaran dan farmer share. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharyanto dkk (2008) yang menyatakan bahwa adanya perbedaan saluran dan panjang pendeknya saluran pemasaran ini akan mempengaruhi tingkat harga, bagian keuntungan dan biaya serta margin pemasaran yang diterima setiap pelaku pemasaran. Analisis Kelayakan Menurut Shinta (2011) analisis kelayakan/finansial berarti melihat dari sudut pandang pengusaha sebagai. pemilik. Analisis. kelayakan/finansial. diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Analisis finansial bertujuan untuk melihat apakah sebuah usaha itu layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis finansial meliputi biaya, penerimaan, pendapatan dan revenue cost ratio. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Gula Aren Biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi gula merah terbagi atas 2 yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Tabel 7. Biaya total usaha gula aren di Desa Pastap Julu No 1 2. Jenis biaya Biaya tetap Biaya variabel Jumlah. Nilai/tahun (Rp) 0 4.750.000 1.740.000 5.490.000. Universitas Sumatera Utara.

(38) Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya total usaha gula aren dalam setahun sebesar Rp 5.490.000. Biaya tetap merupakan biaya yang meliputi upah karyawan dan sewa tempat. Biaya variabel merupakan biaya bahan baku dan biaya peralatan untuk mengolah nira menjadi gula aren seperti kuali, sendok, baskom, sigai, tangguk dan cetakan gula aren dan pendukung lainnya seperti bahan bakar. Untuk biaya tetap, produsen mengeluarkan biaya sewa tempat sebesar Rp 1.000.000 dalam setahun dan upah karyawan sebesar Rp 3.750.000 dalam setahun (hanya satu orang karyawan). Sedangkan untuk biaya variable, dalam proses produksi gula aren ini, produsen masih menggunakan peralatanperalatan tradisional yaitu sigai, tangguk dan cetakan gula aren yang terbuat dari bambu sehingga masyarakat tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Sehingga produsen hanya mengeluarkan biaya untuk membeli panci, sendok dan baskom sebesar Rp 240.000 dan biaya bahan bakar sebesar Rp 500.000 dalam setahun. Total penerimaan diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi gula aren dengan harga jual gula aren. Berikut adalah tabel dari total penerimaan. Tabel 8. Total penerimaan usaha gula aren di Desa Pastap Julu No 1 2 3 4. Keterangan Jumlah produksi (kg) Harga jual (Rp) Total penerimaan per bulan (Rp) Total penerimaan per tahun (Rp). Nilai 000240 13.000 3.120.000 15.600.000. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah produksi dalam sebulan mencapai 240 kg yang dihasilkan dari hasil penyadapan 6 pohon aren. Dalam sehari biasanya dilakukan 2 kali penyadapan yang menghasilkan 35 liter nira pada pagi hari dan 25 liter nira pada sore hari. Untuk harga jual gula aren per kg sebesar Rp 13.000 yang ditentukan melalui harga pasar. Biasanya harga akan semakin meningkat ketika mendekati bulan Ramadhan hingga Idul Fitri. Total penerimaan yang diterima per bulan sebesar Rp 3.120.000 per bulan dan hasil yang didapat dari total penerimaan dalam setahun sebesar 15.600.000. Hasil tersebut didapat karena dalam setahun usaha gula aren hanya berjalan selama 5 bulan, ini dikarenakan tumbuhan aren hanya menghasilkan nira selama 4-5 bulan dalam setahunnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lempang (2012) yang menyatakan dalam setahun dapat disadap sampai 4 tandan bunga per pohon, dan setiap tandan bunga dapat disadap 3-5 bulan.. Universitas Sumatera Utara.

(39) Pendapatan dapat diketahui melalui biaya total dan penerimaan total. Yaitu dengan melihat selisih antara total penerimaan dengan biaya total dalam membuat sebuah produk. Berikut adalah tabel dari pendapatan usaha gula aren. Tabel 9. Pendapatan usaha gula aren di Desa Pastap Julu No Uraian 1 Biaya total 2 Penerimaan Pendapatan (penerimaan-biaya). Nilai/tahun (Rp) 15.490.000 15.600.000 10.110.000. Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa biaya total dalam setahun sebesar Rp 5.490.000. dan total penerimaan dalam setahun sebesar Rp 15.600.000. Pendapatan didapat dengan cara mengurangi penerimaan total dengan biaya total. Sehingga hasil pendapatan yang diterima dalam setahun sebesar Rp 10.110.000. Revenue Cost Ratio Nilai R/C rasio digunakan untuk mengetahui kelayakan dari suatu usaha dilihat dari perbandingan antara penerimaan total dengan biaya produksi total dalam usaha gula aren. Nilai R/C ratio pada usaha gula aren dapat ditunjukkan sebagai berikut. Tabel 10. Hasil perhitungan R/C usaha gula aren No 1 2. Uraian Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) R/C (penerimaan/biaya). Nilai/tahun 15.600.000 15.490.000 2,84. Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai R/C yang diperoleh dari perbandingan penerimaan total Rp 15.600.000 dengan biaya total Rp 5.490.000 adalah sebesar 2,84. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha gula aren di Desa Pastap Julu memperoleh keuntungan dan layak untuk dijalankan. Nilai tersebut dapat dilihat dari kriteria R/C ratio dimana apabila R/C ratio < 1 maka usaha mengalami kerugian, jika R/C ratio > 1 maka usaha mengalami keuntungan dan jika R/C ratio = 1 maka usaha mencapai titik impas.. Hal ini sesuai dengan. pernyataan Ngamel (2012) yang menyatakan besar nilai R/C > 1 maka usaha yang dijalankan adalah layak.. Universitas Sumatera Utara.

(40) KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan 1.. Nilai ekonomi pemanfaatan gula aren di Desa Pastap Julu sebesar Rp 139.100.000 dengan jumlah yang memanfaatkan sebanyak 15 orang dan rata-rata 1 batang pohon aren menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp 2.800.000 per tahun.. 2.. Saluran pemasaran gula aren di Desa Pastap Julu memiliki 3 saluran yang melibatkan petani, pedagang pengumpul keliling, pedagang pengumpul kecil, pengecer dan konsumen dan dalam setiap pelaku pemasaran memiliki fungsi yang pemasaran yang berbeda-beda. Margin pemasaran aren di Desa Pastap Julu berbeda-beda tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran dan margin pemasaran yang paling efisien terdapat pada saluran 2 dan 3 yaitu sebesar Rp 4.000.. 3.. Total biaya yang dikeluarkan selama setahun Rp 5.490.000 dan penerimaan total dalam setahun Rp 15.600.000, sehingga usaha gula aren di Desa Pastap Julu layak untuk dikembangkan karena R/C yang didapat > 1 yaitu sebesar 2,84.. Saran Sebaiknya untuk menambah nilai ekonomi dari aren, petani aren seharusnya juga memanfaatkan produk-produk lain yang dihasilkan dari tumbuhan aren agar didapat hasil yang maksimal. Dan diharapkan pada pemerintah sekitar untuk lebih memperhatikan usaha kecil dan dapat memberikan bantuan modal serta memberikan pengarahan dan pelatihan kepada petani aren agar produk yang dihasilkan lebih banyak dan beragam.. Universitas Sumatera Utara.

(41) DAFTAR PUSTAKA. [Balai TNBG] Balai Taman Nasional Batang Gadis. 2010. Upaya Mewarisi Hutan bagi Anak Cucu. Mandailing Natal. Affandi O, Patana P. 2004. Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatannya Hasil Hutan Non-Marketable Oleh Masyarakat Desa. USU digital library. Medan. Anindita R, Baladina N. 2017. Pemasaran Produk Pertanian. Andi Publisher. Jakarta. Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Asdi Mahasatya. Fatriani F, Sunardi S. 2012. Pengaruh umur pohon aren (Arenga pinnata) terhadap produksi nira di Desa Pulantan Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropis, 13(1): 1117. Handayani SM, Nurlaila I. 2011. Analisis pemasaran susu segar di Kabupaten Klaten. Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan, 9(1): 4152. Jamal E. 2016. Analisis pemasaran sapi potong di Propinsi Bali. In Forum penelitian Agro Ekonomi. 12(1): 30-37. Jumiati E, Darwanto DH, Hartono S. 2013. Analisis Saluran Pemasaran dan Marjin Pemasaran Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Agrifor, 12(1): 1-10. Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta. BPFE. Kotler P, Amstrong G. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan, Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Lasut MT. 2012. Budidaya yang baik aren (Arenga pinnata Merr.). Kerjasama Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Texas, 19. Lay B, Heliyanto B. 2011. Prospek Agro-Industri Aren (Arenga pinnata). Perspektif, 10(1): 1-10. Lempang M. 2012. Pohon aren dan manfaat produksinya. Buletin Eboni, 9(1): 3754.. Universitas Sumatera Utara.

(42) Mariati R. 2013. Potensi Produksi dan Prospek Pengembangan Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) di Kalimantan Timur. Agrifor, 12(2): 196-205. Ngamel A. 2012. Analisis finansial usaha budidaya rumput laut dan nilai tambah tepung karaginan di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Sains Terapan, 2(1): 68-83. Nurfatriani F. 2006. Konsep Nilai Ekonomi Total dan Metode Penilaian Sumberdaya Hutan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 3(1). Permenhut. 2007. Peraturan Menteri Kehutanan No.: P.35/Menhhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu. Jakarta. Pitopang R, Khaeruddin I, Tjoa A, Burhanuddin IF, Van Balgooy MM. 2008. Pengenalan Jenis-Jenis Pohon yang Umum di Sulawesi. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Herbarium Celebence. Universitas Taduluko, Palu. Pontoh J. 2011. Analisa Kandungan Protein dalam Nira Aren. Chemistry Progress, 4(2). Pontoh J. 2012. Metode Analisa dan Komponen Kimia dalam Nira dan Gula Aren. Prosiding. Seminar Nasional Aren. 26-27 September 2012. Balikpapan. hal 66-71. Rachman B. 2009. Karakteristik Petani dan Pemasaran Gula Aren di Banten. In Forum penelitian Agro Ekonomi, 27(1): 53-60. Sambuaga JM, Rumagit, GA. 2016. Analisis Pemasaran Buah Pepaya Di Desa Matungkas Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. AgriSosioekonomi, 12(2a): 53-76. Sari YR, Nugrahini T, Mahdalena M. 2017. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Atonik Dan Media Tanam Terhadap Pembibitan Tanaman Aren Genjah (Arenga pinnata, Merr). Agrifarm: Jurnal Ilmu Pertanian, 6(1): 15-20. Shinta, A. 2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Brawijaya Press. Malang. Simbolon S. 2007. Teori Ekonomi Mikro. USU Press. Medan. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta. UI press. Sudiyono A. 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang.. Universitas Sumatera Utara.

(43) Suharyanto S, Parwati AP, Rinaldi J. 2008. Analisis Pemasaran Dan Tataniaga Anggur Di Bali. Soca: Socioeconomics Of Agriculture And Agribusiness, 8(1). Suwandari A, Soetriono. 2016. Pengantar Ilmu Pertanian. Intimedia. Malang. Zubir Z. 2005. Studi Kelayakan Usaha. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.. Universitas Sumatera Utara.

(44) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner Petani. KUISIONER Untuk Petani. I. Identitas Responden 1. Nama Responden. :. 2. Umur. :. 3. Jenis Kelamin. :. 4. Alamat. :. 5. Suku. :. 6. Agama. :. 7. Pendidikan Terakhir : 8. Pekerjaan Utama. :. 9. Pekerjaan Tambahan : 10. Penghasilan/Bln : a. Pekerjaan Utama. :. b. Pekerjaan tambahan : c. Total. :. 11. Jumlah Tanggungan : a. Istri. :. b. Anak. :. 12. Apakah saudara merupakan penduduk asli? a. Jika ya, sudah berapa lama tinggal di sini? b. Jika tidak, dari mana asal saudara?. II. Budidaya, Pemanenan dan Pemanfaatan Rotan 1. Pemanfaatan apa yang anda ambil dari aren? a. Jika Nira,. - berapa liter yang diambil per hari?. Universitas Sumatera Utara.

(45) - berapa kali proses penyadapan per hari? - berapa pohon aren yang disadap? b. Jika Kolang-kaling, - berapa kg yang diambil perhari? - berapa kali proses pengambilan? - berapa pohon yang diambil? 2. Bagaimana sistem pengambilan aren? a. Berkelompok b. Perorang 3. Bagaimanakah aren yang baik? 4. Apakah saudara menanam aren di kebun misalnya? a. Ya b. Tidak 5. Apakah saudara menggunakan aren dalam kehidupan sehari-hari? a. Ya b. Tidak 6. Apa saja alat yang saudara gunakan dalam memanen aren? 7. Sudah berapa lama saudara memanfaatkan aren? a. < 1 tahun b. 1-10 tahun c. >10 tahun III. Kegiatan Pemasaran/Penjualan 1. Penjualan Hasil Panen Lembaga Pemasaran. Jumlah Penjualan (Satuan). Harga Jual (Rp/Satuan). Nilai (Rp). Sistem Pembayaran (Cash/Credit). 2. Apakah terdapat keterikatan dengan lembaga tersebut dalam penjualan hasil panen ? Jika Ya, dalam hal apa ? 3. Bagaimana menentukan harga jual ? Jika menggunakan informasi pasar, darimana diperolehnya ? 4. Sebelum dijual apakah dilakukan kegiatan penyortiran ? Ya/Tidak* 5. Apakah Anda memberikan nilai tambah (melakukan pengolahan) pada komoditas yang dijual ? 6. Apakah lembaga pemasaran yang menerima hasil panen dari anda menetapkan standarisasi ? Sebutkan 7.. Adakah kerjasama antar petani dengan pedagang atau pihak lain ? Jika Ya, a. Dengan siapa…………………………………………….. Universitas Sumatera Utara.

(46) b. Kerjasama yang dilakukan dalam hal………………….. c. Sudah berapa lama kerjasama dilakukan……………… 8. Apakah Anda melakukan kegiatan penyimpanan ? Jika Ya, a. Lokasi penyimpanan…………………………………….. b. Jumlah komoditas yang disimpan …………………...Kg c. Cara penyimpanan……………………………………….. d. Lama penyimpanan……………………………………... 9. Sumber modal dalam kegiatan pemasaran : * Modal sendiri/Mendapat bantuan a. Besarnya modal:…………………………………………….... b. Jika mendapat bantuan, dari mana…………………………… c. Sudah berapa lama kerjasama dilakukan……………………… d. Apakah terdapat keterkaitan dengan pemilik modal? Ya/Tidak* e. Jika Ya, apakah Anda harus menjual hasil panen ke lembaga tersebut ? ………………………………………………………… 10. Apakah Anda mendapat bantuan langsung dari pemerintah?Ya/Tidak Jika Ya, bantuan tersebut dalam bentuk apa? …………………………………………………………………….. 11. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan : No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.. Jenis fungsi Penjualan Pembelian Pengangkutan Penyimpanan Penyortiran Penimbangan Resiko. Keterangan. Universitas Sumatera Utara.

(47) Lampiran 2. Kuisioner Pedagang. KUISIONER (Untuk Pedagang). I. Identitas Responden 1. Nama Responden. :. 2. Umur. :. 3. Jenis Kelamin. :. 4. Alamat. :. 5. Suku. :. 6. Agama. :. 7. Pendidikan Terakhir : 8. Pekerjaan Utama. :. 9. Pekerjaan Tambahan : 10. Penghasilan/Bln : a. Pekerjaan Utama. :. b. Pekerjaan tambahan : c. Total : 11. Jumlah Tanggungan : a. Istri. :. b. Anak. :. 12. Apakah saudara merupakan penduduk asli? a. Jika ya, sudah berapa lama tinggal di sini? b. Jika tidak, dari mana asal saudara? II. Kegiatan Pemasaran/Penjualan 1. Klasifikasi Pedagang:  Pedagang pengumpul  Pedagang pengecer  …………………… 2. Tahun mulai beroperasi :. Universitas Sumatera Utara.

(48) 3. Apakah Anda menjual jenis komoditas lainya? a. Ya, komoditas lainnya........................................... b. Tidak 4. Apakah Anda melakukan kegiatan pembelian? a. Jika Ya......................... b. Tidak Sumber Pembelian. Jumlah Harga Nilai Pembelian Beli. Sistem Ket. Pembayaran Pembayaran (Cash/Kredit). 5. Apakah Anda memiliki standarisasi dalam membeli komoditas dari petani? Ya/Tidak* Jika Ya, terdiri dari berapa kelas produk? ......................... 6. Bagaimana sifat pembelian produk yang dilakukan? a. Borongan b. Bertahap* 7. Adakah biaya resiko yang anda tanggung dalam kegiatan pembelian? Ya/Tidak* Jika Ya, berapa besarnya? ......................... 8. Apakah Anda memberikan bantuan kredit kepada petani? Ya/Tidak* Jika Ya, bantuan kredit dalam bentuk? Uang/Barang/Uang& barang* Dengan jangka waktu …… bulan/tahun 9. Jumlah tenaga kerja Upah tenaga kerja : a. Wanita. = Rp. …………………… /hari/orang. b. Pria. = Rp. …………………… /hari/orang. 10. Apakah Anda melakukan kegiatan penjualan? Ya/Tidak a. Berapa waktu yang diperlukan komoditas terjual habis ? b. Apakah Anda memiliki tempat sendiri untuk menjual? Ya/ Tidak* Jika Ya, Tempat milik? Sendiri/Sewa* Jika sewa, berapa biayanya? Rp………………………/bulan 11. Apakah Anda melakukan kegiatan penyimpanan ? Jika Ya, a. Jumlah komoditas yang disimpan …………………...Kg b. Lokasi penyimpanan……………………………… c. Cara penyimpanan…………………………………. Universitas Sumatera Utara.

(49) d. Lama penyimpanan………………………………… 12. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan : No Jenis fungsi Keterangan 1. Penjualan 2. Pembelian 3. Pengangkutan 4. Penyimpanan 5. Penyortiran 6. Penimbangan 7. Resiko 13. Siapakah yang menentukan harga beli di petani ? 14. Bagaimana menentukan harga jual ? 15. Darimana Anda memperoleh informasi harga? 16. Sumber modal dalam kegiatan pemasaran : a. Modal sendiri b. Mendapat bantuan* Jika Ya, besarnya modal:…………………………………………….. 17. Apakah terdapat kesulitan dalam penjualan komoditas? Ya/Tidak 18. Apakah terdapat kesulitan dalam pembelian komoditas? Ya/Tidak. Universitas Sumatera Utara.

(50) Lampiran 3. Alat yang digunakan dalam proses mengolah gula aren. a. Taguk. b. Gual-gual. c.. Panci. Universitas Sumatera Utara.

(51) d. Ember. e. Cetakan gula aren. Universitas Sumatera Utara.

(52) Lampiran 4. Wawancara kepada responden. a. Wawancara kepada petani. b. Wawancara kepada pedagang. Universitas Sumatera Utara.

(53)

Gambar

Gambar 1. Peta kawasan Taman Nasional Batang Gadis
Tabel 3. Fungsi-fungsi pemasaran  Fungsi-fungsi  Pemasaran  Petani  Pedagang  Pengumpul  Keliling  Pedagang  Pengumpul Kecil  Pengecer  Penjualan          Pembelian  x        Pengangkutan        x  Penyimpanan    x  x    Penyortiran  x  x  x  x

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Suhu dan Volume Starter Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Nira Aren ( Arenga Pinnata Merr) ”, berdasarkan hasil penelitian yang

Tulisan ini merupakan Skripsi dengan judul “Pengaruh Volume Starter Dan Agitasi Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Nira Aren ( Arenga Pinnata Merr )”, berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume starter dan agitasi terhadap kadar dan yield bioetanol yang dihasilkan dari Nira Aren ( Arenga pinnata

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Suhu dan Volume Starter Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Nira Aren ( Arenga Pinnata Merr) ”, berdasarkan hasil penelitian yang

Berdasarkan uraian di atas, maka penggunaan nira aren (Arenga pinnata Merr) dengan bantuan mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae) sangat berpotensi untuk digunakan

Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) merupakan tanaman primadona bagi masyarakat sekitar desa karena kebanyakan dari mereka mendapatkan sumber pemasukan dari hasil pengolahan

Analisis Keragaman Genetik Tanaman Aren ( Arenga pinnata Merr) di Tapanuli Selatan dengan Menggunakan Marka RAPD ( Random Amplified Polymorphic DNA ).. Program

Roni Hidayat, Yus Rusman, dan Mochamad Ramdan Analisis Saluran Pemasaran Gula Aren Arenga Pinnata Studi Kasus di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.. Jurnal Ilmiah