• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI DAN PEMANFAATAN AREN (Arenga pinnata) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL BATANG GADIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POTENSI DAN PEMANFAATAN AREN (Arenga pinnata) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL BATANG GADIS"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI DAN PEMANFAATAN AREN (Arenga pinnata) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN

NASIONAL BATANG GADIS

SKRIPSI

MONA FHITRI SRENA 141201129

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(2)

NASIONAL BATANG GADIS

SKRIPSI

OLEH:

MONA FHITRI SRENA 141201129

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(3)

POTENSI DAN PEMANFAATAN AREN (Arenga pinnata) OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN

NASIONAL BATANG GADIS

SKRIPSI

Oleh:

MONA FHITRI SRENA 141201129

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(4)

Potensi dan Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) Oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis.

Tanggal lulus : 20 Agustus 2018

(5)

ABSTRAK

MONA FHITRI SRENA. Potensi dan Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) Oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis. Dibimbing oleh IRAWATI AZHARS. Hut., M.Si.

Aren (Arenga pinnata) merupakan tumbuhan hasil hutan bukan kayu yang sejak lama dikenal sebagai tumbuhan yang memiliki banyak manfaat. Hampir semua bagian fisik dan produksi tumbuhan ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Air nira, buah aren, daun, ijuk, dan batang dari tumbuhan aren dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi tumbuhan aren (Arenga pinnata) di desa Pastap Julu disekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode sensus. Metode ini dilakukan dengan mendata seluruh jumlah aren di kawasan penelitian dengan luas kawasan 60 hektar. Pemanfaatan tumbuhan aren (Arenga pinnata) dilihat dengan melakukan metode pengumpulan data dengan kuisioner kepada masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi tumbuhan aren (Arenga pinnata) di kawasan tersebut diperoleh 256 individu aren dewasa dengan rata-rata tinggi 12 m dan rata-rata diameter 53,08 cm. Pemanfaatan tumbuhan aren (Arenga pinnata) terbesar terdapat pada bagian bunga jantan (air nira) yang selanjutnya diolah menjadi gula aren dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kata kunci: HHBK, Aren (Arenga pinnata), Pastap Julu.

(6)

MONA FHITRI SRENA. The Potency and Utilization of Sugar Palm (Arenga pinnata) by The People Around Batang Gadis Nasional Park Area.

Supervised by IRAWATI AZHAR, S.Hut., M.Si.

Sugar palm (Arenga pinnata) is one of a plant non timber forest product that has long been known as a plant that has many benefits. Almost all physical parts and production of these plants can be utilized and have economic value.

Nira water, palm fruit, leaves, palm fiber, and stems from palm trees can be

utilized by the people. This study aims to see the potential of palm trees (Arenga pinnata) in Pastap Julu village around Batang Gadis National Park

area. The method used in this research is census method. This method was done by recording the entire of sugar palm in the research area with an area of 60 hectares. The utilization of sugar palm (Arenga pinnata) is seen by performing data collection methods with questionnaires to the community. The result of this study indicates that the potential of sugar palm (Arenga pinnata) plants in the region obtained 256 sugar palm species with an average height of 12 m and an

average diameter of 53.08 cm. The biggest utilization of sugar palm (Arenga pinnata) is in the male flower (nira) which is then processed into palm

sugar and can increase community income.

Key words: NTFP, Aren (Arenga pinnata), Pastap Julu.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Mona Fhitri Srena lahir di Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 30November 1995 dari bapak Bangun Linggoman Harahap dan Ibu Erni Doharni Nasution. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara.

Tahun 2008 penulis lulus dari SDNegeri 200117 Padangsidimpuan.

Penulis kemudian melanjutkan studi ke SMP Negeri 1 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2011, dan pada tahun 2014 lulus dari MA Negeri 2 Padangsidimpuan.

Pada tahun 2014 penulis diterima pada jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sebagai mahasiswi di Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan, Universitas sumatera Utara.

Pada tahun 2016, penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Kawasan Mangrove Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai selama 10 hari. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perum Perhutani KPH Cianjur selama 31 hari pada tahun 2018.

Pada tugas akhir, untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, penulis melakukan penelitian di Taman

Nasional Batang Gadis dengan judul “Potensi dan Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) Oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang

Gadis” dibawah bimbingan Irawati Azhar, S.Hut., M.Si.

(8)

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Potensi dan Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) Oleh Masyarakat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis” dengan baik dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program S1 Kehutanan Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Bangun Linggoman Harahap dan Ibunda Erni Doharni Nasution atas semangat dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil, saudara/i penulis Zuinanta Rezky Dayani Harahap, Sandy Gusrio Endar Hakim Harahap, dan Puspa Indah Sari Harahap yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam setiap proses penyusunan skripsi.

2. Irawati Azhar, S.Hut., M.Si., selaku Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara

4. Arif Nuryawan, S.Hut., M.Si, Ph.D. selaku Ketua Departemen Teknologi Hasil Hutan dan Dr. Iwan Risnasari, S. Hut., M.Si. selaku Sekretaris Departemen Teknologi Hasil Hutan Universitas Sumatera Utara.

(9)

5. Dr. Deni Elfiati, S.P., M.P. dan Dr. Anita Zaitunah S.Hut, M.Sc, Ph.D selaku dosen penguji.

6. Pihak Pengelola Taman Nasional Batang Gadis dan masyarakat Desa Pastap Julu serta rekan satu penelitian yang telah bekerjasama dalam menjalankan dan membantu penelitian ini.

7. Serta seluruh teman-teman yang telah bersama dengan penulis berjuang untuk menuntut ilmu. Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan serta keterbatasan dan masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Agustus 2018

Penulis

(10)

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 4

Aren (Arenga pinnata) ... 5

Penyebaran dan Tempat Tumbuh Aren (Arenga pinnata) ... 7

Potensi Aren (Arenga pinnata) ... 8

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

Alat dan Bahan ... 10

Metode Pengumpulan data ... 10

Aspek Pengetahuan Lokal ... 11

Teknik dan Tahapan Pengambilan Data ... 11

Penentuan Responden ... 11

Analisis Data ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Aren (Arenga pinnata) ... 14

Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) ... 16

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 29

Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Data Potensi Aren di Hutan Sekitar Kawasan TNBG ... 15 2. Daftar Produk Aren yang dimanfaatkan Oleh Masyarakat

Sekitar Kawasan TNBG Desa Pastap Julu ... 16

(12)

No. Hal

1. Petak Contoh Pengambilan Data Aren... 12

2. Sebaran Aren di Hutan Sekitar Kawasan TNBG ... 14

3. Bagan Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) ... 17

4. Bunga jantan aren... 19

5. Gual-gual dan taguk ... 20

6. Proses pemasakan gula aren dan pendinginan gula aren ... 21

7. Gula aren dan pemasaran gula aren ... 21

8. Bunga betina aren... 22

9. Kolang-kaling ... 23

10. Sangkar burung dari lidi aren ... 24

11. Pemanfaatan ijuk aren ... 25

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Data Penyebaran Aren (Arenga pinnata) ... 32 2. Data responden Desa Pastap Julu... 42

(14)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Hutan mempunyai fungsi, peran dan manfaat yang penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya dengan menghasilkan berbagai jenis hasil hutan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu. Pemanfaatan hasil hutan masih terfokus pada hasil hutan berupa kayu. Meski demikian, hasil hutan bukan kayu juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Peraturan Menteri Kehutanan No.P.35/Menhut-II/2007 menyatakan bahwa Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Jenis-jenis HHBK terdiri dari sembilan kelompok dan 553 spesies tumbuhan dan hewan. Beberapa jenis hasil hutan bukan kayu berupa tumbuhan, seperti rotan, bambu, gaharu, dan jenis lainnya. Dan salah satu jenis yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan adalah tumbuhan aren.

Tumbuhan aren merupakan jenis tumbuhan yang sangat berpotensi untuk dibudidayakan. Aren juga merupakan tumbuhan serbaguna yang sejak lama telah dikenal menghasilkan banyak manfaat. Hampir semua bagian fisik dan produksi tumbuhan ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Kegunaan aren dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat baik didalam disekitar hutan melalui penggunaan secara tradisional. Aren dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan penghasil nira, sumber karbohidrat, bahan campuran makanan dan minuman (kolang-kaling), bahan bangunan dan sebagai tumbuhan konservasi untuk lahan kritis (Ferita et al., 2015).

(15)

2

Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) merupakan salah satu kawasan konservasi di Kabupaten Mandailing Natal dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Nama Taman Nasional Batang Gadis berasal dari nama sungai utama yang membelah kabupaten Mandailing Natal, yaitu sungai Baatang Gadis. Taman Nasional Batang Gadis terdiri dari kawasan hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi tetap. Taman Nasional Batang Gadis tergolong kepada tipe hutan tropis yang terletak pada ketinggian 300 - 2145 meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi di Puncak Sorik Marapi. Penduduk desa yang tinggal disekitar dan tinggal di dalam Taman Nasional ini mempunyai aktivitas bertani dan memungut hasil hutan di sekitar atau di dalam Taman Nasional tersebut.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, pemanfaatan aren mulai menjadi salah satu fokus masyarakat dalam mengembangkan hasil hutan bukan kayu. Namun demikian, pengembangan aren masih memiliki banyak kendala dan beberapa permasalahan seperti, pemanfaatannya yang masih secara tradisional, penanganan pasca panen tumbuhan aren yang masih belum terkendali dengan baik, pengolahannya yang masih rendah, kualitas produk yang dihasilkan, dan proses pemasaran yang masih rendah. Potensi dan pemanfaatan aren di kawasan TNBG tersebut akan menjadi optimal apabila diiringi dengan pengetahuan masyarakat setempat dalam memanfaatkan tumbuhan aren. Dan hal tersebut menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini.

Sehingga potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan baik.

(16)

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana potensi aren (Arenga pinnata) yang terdapat di hutan Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3?

2. Bagaimana pemanfaatan aren (Arenga pinnata) oleh Masyarakat Sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis di Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui potensi aren (Arenga pinnata) yang terdapat di hutan Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan Aren (Arenga pinnata) oleh Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis di Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berupa potensi tumbuhan aren (Arenga pinnata) untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis di Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Juga untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat di sekitar kawasan hutan dengan tetap memperhatikan kelestarian ekosistem hutan.

(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) merupakan kawasan penyangga yang berada di Pegunungan Bukit Barisan Sumatera bagian Utara. TNBG secara administrasi berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Provinsi Sumatera Utara yang meliputi 11 wilayah kecamatan dan bersinggungan dengan 71 desa. Desa Pastap Julu merupakan salah satu desa yang bersinggungan dengan kawasan Taman Nasional Batang Gadis. Desa Pastap Julu berada di Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Desa pastap julu memiliki iklim yang tergolong hangat dan sedang, dengan curah hujan yang signifikan bahkan pada saat bulan kering, yaitu 2577mm. Suhu rata-rata di desa ini, yaitu 16,30 C (Balai TNBG, 2007).

Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil, dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan tersebut dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa dan lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Pada hutan lindung, pemanfaatan hutan berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa dan lingkungan, serta pemungutan hasil hutan bukan kayu. Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan lindung dilakukan dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan tersebut berupa hasil hutan bukan kayu yang merupakan hasil reboisasi atau tersedia secara alami, tidak merusak lingkungan, tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

Pada hutan lindung juga dilarang memungut hasil hutan bukan kayu yang banyaknya melebihi kemampuan produktivitas lestarinya serta dilarang memungut

(18)

beberapa jenis hasil hutan yang dilindungi oleh undang-undang. Dan pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan lindung hanya boleh dilakukan oleh masyarakat di sekitar hutan (Peraturan Pemerintah, 2008).

Aren (Arenga pinnata)

Aren (Arenga pinnata) adalah salah satu spesies yang termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan). Aren merupakan jenis tumbuhan tahunan. Pohon

aren dapat tumbuh mencapai tinggi dengan diameter batang sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan mencapai 20 m dengan tajuk daun yang menjulang di atas batang. Bentuk tumbuhan tidak berduri dan tidak bercabang. Tumbuhan ini hampir mirip dengan kelapa, tumbuhan kelapa berbatang bersih dengan pelepah daun tua yang mudah lepas. Pohon aren mempunyai tajuk (kumpulan daun) yang rimbun. Daun aren muda selalu berdiri tegak di pucuk batang, daun muda yang masih tergulung lunak seperti kertas. Pelepah daun melebar di bagian pangkal dan menyempit ke arah pucuk. Daunnya berbentuk pinnate, hingga hingga panjangnya 8 m, anak daun divaricate, panjangnya 1 m atau lebih, jumlahnya 100 atau lebih pada masing-masing sisi, dasar daun 2 auriculate, ujung daun lobes, dan kadang- kadang bergerigi. Bunga aren berbentuk tandan dengan malai bunga yang menggantung. Bunga tersebut tumbuh pada ketiak-ketiak pelepah atau ruas-ruas batang bekas tempat tumbuh pelepah. Buah aren terbentuk dari penyerbukan bunga jantan pada bunga betina. Penyerbukan aren diduga tidak dilakukan oleh angin tetapi oleh serangga. Apabila proses penyerbukan berjalan baik maka akan dihasilkan buah yang lebat. Buah aren tumbuh bergelantungan pada tandan yang bercabang dengan panjang sekitar 90 cm. Untuk tumbuhan aren yang pertumbuhannya baik, bisa terdapat 4-5 tandan buah (Lempang, 2012).

(19)

6

Tandan bunga yang disadap adalah tandan bunga jantan. Jumlah tandan produktif hanya 4-6 tandan dengan masa sadap 2-3 bulan. Dengan demikian masa sadap aren berkisar 8-18 bulan. Setelah itu bunga jantan masih keluar namun kurang produktif. Daun juga mempengaruhi jumlah produktifitas nira. Daun yang masih hijau dan segar masih terlibat proses fotosintesis dan mempengaruhi jumlah nira yang dihasilkan. Jumlah daun yang produktif sangat berkorelasi dengan hasil nira sadapan yang diperoleh (Haryjanto, 2010).

Bunga betina berbentuk butiran (bulat) berwarna hijau dan duduk sendirisendiri pada untaian, maka bunga jantan berbentuk bulat panjang seperti peluru dengan panjang 1,2-1,5 cm berwarna ungu. Dengan demikian pada pohon aren tumbuhnya bunga dari tahun ke tahun semakin ke bawah atau semakin mendekati permukaan tanah tempat tumbuhnya. Jadi, makin tua pohon aren, semakin rendah munculnya tandan bunga. Nira aren yang digunakan untuk pembuatan gula merah atau tuak dan cuka merupakan hasil penyadapan tandan bunga jantan. Untuk dapat memperoleh nira dalam jumlah banyak, bunga betina harus dihilangkan. Bunga betina dari tumbuhan aren ini merupakan bunga yang akan berkembang dan akan menjadi buah atau yang sering disebut dengan kolang- kaling. Bunga betina dapat di kenali dengan ciri buah berwarna putih kehijauan dan berukuran lebih kecil dibanding dengan bunga jantan. Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengahmasak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning, inti biji berwarna putih agak bening dan lembek, inilah yang diolah menjadi kolang-kaling. Biji aren memiliki ciri khas yaitu tunas kecambahnya tumbuh di sisi tengah dari biji. Hal ini dapat dilihat jika

(20)

biji buah aren yang belum tua itu dibuat kolang-kaling. Jika kolang-kaling itu ditekan pada sisi tengahnya, maka akan muncul benda kecil berwarna putih dari salah satu sisinya. Benda putih inilah calon lembaga yang akan tumbuh sebagai kecambah (Sunanto, 1993).

Berikut adalah taksonomi tumbuhan aren (Arenga pinnata) menurut Rumokoi (2004).

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledonae Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae Genus : Arenga

Spesies : Arenga pinnata

Penyebaran dan Tempat Tumbuh Aren (Arenga pinnata)

Tumbuhan aren tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia, khususnya di daerah daerah perbukitan yang lembab dan tumbuh secara individu maupun secara berkelompok. Tumbuhan aren sering tumbuh mulai dari permukaan laut sampai ketinggian 1300 m diatas permukaan laut. Tetapi tumbuhan ini lebih menyukai dengan ketinggian tempat 500-1200 m. Aren juga tersebar di berbagai wilayah negara yang meliputi, India, Bangladesh, Burma, Thailand, Laos, Malaysia, Vietnam, Hawai, Philipina, Guam, dan berbagai pulau sekitar pasifik (Lasut, 2012).

Aren merupakan tumbuhan yang tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, aren mampu tumbuh pada tanah yang bisa meneruskan kelebihan air,

(21)

8

seperti tanah yang gembur, tanah vulkanis di lereng gunung, dan tanah yang berpasir disekitar tepian sungai merupakan lahan yang ideal untuk pertumbuhan aren. Tetapi aren tidak tahan pada tanah dengan kondisi yang kadar asamnya terlalu tinggi. Suhu lingkungan yang terbaik rata-rata 25oC dengan curah hujan setiap tahun rata-rata 1.200 mm (Hanafiah, 2005).

Hampir seluruh tumbuhan aren yang ada itu berasal dari pertumbuhannya yang liar (tidak sengaja ditanam orang) yang mengakibatkan penyebaranya tidak merata. Aren bisa tumbuh dimana saja, tahan terhadap penyakit, tumbuh secara alami di tanah kritis, tahan api dan mencegah erosi dengan akar yang rapat.

Tumbuhan aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh di tanah liat (berlempung), berkapur, dan berpasir. Tetapi

tumbuhan ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi (Marito, 2008).

Potensi Aren (Arenga pinnata)

Aren merupakan salah satu keluarga palma yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dan dapat tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia. Tumbuhan ini tumbuh tersebar dan sebagian besar populasinya masih merupakan tumbuhan liar yang hidup subur dan tersebar secara alami pada berbagai tipe hutan (Muhaemin, 2012).

Aren (Arenga pinnata) merupakan tumbuhan yang memiliki manfaat hampir pada seluruh bagiannya. Aren dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan penghasil nira yang dijadikan bahan pembuatan gula aren, bahan campuran makanan dan minuman (kolang-kaling), sumber energi terbarukan (bioetanol), sumber karbohidrat (tepung), bahan bangunan (batang) dan sebagai tumbuhan

(22)

konservasi untuk lahan kritis. Selain itu aren juga dikenal sebagai penghasil gula semut (Ferita et al., 2015).

Potensi aren untuk dikembangkan secara ekonomi tidak hanya pada produknya yang bernilai tetapi juga pada penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya industri rumah tangga di tingkat petani. Dengan demikian pengelolaan tumbuhan sampai pada pemungutan hasil dan produk akhir aren dari waktu kewaktu masih dilakukan secara tradisional. Meskipun teknologi dan cara-cara baru yang dapat dikembangkan dapat meningkatkan hasil panen masyarakat dan adanya temuan produk akhir yang bernilai ekonomi lebih tinggi dapat meningkatkan daya tarik tumbuhan aren ini menjadi tumbuhan yang lebih berharga dengan demikian dapat meningkatkan variasi produk dan penghasilan masyarakat (Mariati, 2013).

Selain menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi dan digunakan untuk kepentingan ekonomi, aren juga memiliki nilai konservasi yang baik. Aren mampu mencegah erosi hingga meningkatkan kondisi makro tanah dan porositas.

Aren belum pernah diproduksi untuk skala besar atau komersial. Kebanyakan petani aren hanya memanfaatkan langsung aren yang berada di hutan maupun yang tumbuh disekitar pekarangan rumah (Devi dan Purwito, 2014)

(23)

10

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2018.

Penelitian dilaksanakan di hutan sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3 Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera untuk dokumentasi dan visualisasi objek kegiatan, alat-alat tulis untuk mencatat data dilapangan, peta lokasi dan kompas untuk menentukan titik lokasi penelitian, serta tali rafia dan parang. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buku pedoman Aren, tally sheet, kantung plastik, dan kuisioner.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data vegetasi tumbuhan Aren (Arenga pinnata) yang berpotensi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis, Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal adalah dengan teknik observasi, yaitu survei langsung ke lapangan dengan bantuan masyarakat.

Data yang dikumpulkan di lapangan, yaitu data primer seperti jumlah tumbuhan aren (Arenga pinnata) dan manfaat tumbuhan tersebut. Serta data yang dikumpulkan meliputi identitas responden yaitu nama, umur, jenis kelamin, mata pencaharian, serta pendidikan. Dan data sekundernya adalah data tentang keadaaan umum daerah penelitian dan data-data yang diperoleh dari sumber yang

(24)

dapat dipercaya seperti instansi terkait maupun suatu lembaga serta penelitian- penelitian yang mendukung.

Aspek Pengetahuan Lokal

Survei pengetahuan lokal dilakukan untuk mengetahui potensi tumbuhan aren (Arenga pinnata) pada hutan sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis, Desa Pastap Julu, Kabupaten Mandailing Natal. Informan kunci yang dipilih dalam penelitian ini adalah pemandu lapangan lokal.

Teknik dan Tahapan Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan secara langsung dilapangan sebagai berikut:

a. Melakukan observasi dan analisis aren (Arenga pinnata) untuk memperoleh informasi mengenai potensinya.

b. Analisis vegetasi tumbuhan aren (Arenga pinnata) di wilayah penelitian.

c. Wawancara dan diskusi dengan menggunakan kuisioner kepada para pelaku yang mewakili dan para pihak pemangku kepentingan dalam potensi dan pemanfatan aren (Arenga pinnata).

Penentuan responden

Penentuan responden dibagi menjadi 2 bagian yaitu responden umum dan responden kunci.

a. Responden umum pada penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Pastap Julu Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal yang mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan aren.

b. Responden kunci adalah kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya.

(25)

12

Jumlah responden yang dijadikan sampel, yaitu 12 orang kepala keluarga dengan jumlah seluruh kepala keluarga sebanyak 120 orang yang merupakan penduduk lokal di desa Pastap Julu. Hal tersebut sesuai dengan penyataan Arikunto (2006) yang menyatakan apabila jumlah responden lebih dari 100 kepala keluarga, maka diambil 10%-15% dari jumlah kepala keluarga.

Analisis Data

Pengambilan data inventarisasi tumbuhan Aren (Arenga pinnata) dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Cara pengumpulan data dilakukan dengan mendata seluruh elemen populasi dan diselidiki satu per satu.

Data yang diperoleh tersebut berupa hasil pengolahan sensus dan disebut sebagai data yang sebenarnya (true value), atau sering juga disebut parameter.

Pengambilan data sampel aren dilakukan dengan membuat petak berukuran 10 m x 10 m yang bertujuan untuk mempermudah pendataan setiap individu aren yang ditemukan pada kawasan hutan tersebut. Luas wilayah kawasan hutan yang dijadikan kawasan penelitian, yaitu kawasan hutan dengan luas 60 Hektar.

Gambar 1. Petak contoh pengambilan data Aren 10 m

10 m

L = 60 Ha

(26)

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus:

a. Kerapatan suatu jenis (K)

K =

(27)

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Aren (Arenga pinnata)

Tumbuhan Aren yang ditemukan di hutan sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3 Desa Pastap Julu tersebut merupakan tumbuhan yang hidup secara alami. Aren tersebut menyebar di kawasan hutan di auma bolak dan tor barangan di desa Pastap Julu yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Batang Gadis seperti yang tersaji pada Gambar 2.

Gambar 2. Sebaran Aren di Hutan Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis Potensi tumbuhan aren di Desa Pastap Julu tersebut dilihat dari lokasi penelitian yang telah ditentukan berdasarkan lokasi yang sering dijadikan masyarakat untuk memanen tumbuhan aren. Potensinya dapat dilihat dari

PETA SEBARAN AREN DI SEKITAR KAWASAN TNBG SPTN II RESORT 3 DESA PASTAP JULU

(28)

perkembangan jumlah tumbuhan produktif serta produk yang dihasilkan. Hal ini dilihat berdasarkan tingkat pertumbuhan dengan parameter tinggi dari tumbuhan aren seperti yang tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Potensi Aren di Hutan Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis

No. Anakan

(individu)

Dewasa (individu)

Tinggi rata- rata (m)

Diameter rata- rata (cm)

Kerapatan (individu/hektar)

1 1073 256 12 53,08 4,267

Terdapat 256 individu tumbuhan dewasa dengan kerapatan 4,267 Individu / hektar, yang artinya terdapat 4 sampai 5 individu aren pada setiap 1 hektar. Aren pada tingkat anakan diperoleh dengan jumlah 1073 individu. Aren pada tingkat anakan menyebar mengelilingi aren dewasa dalam jumlah yang sangat banyak biasanya terjadi karena buah dari aren dewasa yang sudah matang jatuh ke tanah sehingga anakan aren merumpun pada satu tempat. Namun tidak semua dari anakan tersebut dapat tumbuh menjadi aren dewasa dikarenakan persaingan yang sangat besar di antara anakan aren tersebut.

Potensi tumbuhan aren yang produktif juga dilihat berdasarkan banyaknya bunga jantan dan bunga bunga betina yang terdapat dalam satu batang aren. Rata- rata jumlah tandan bunga betina/ buah yang terdapat dalam satu batang aren, yaitu 3-5 tandan. Hal tersebut sesuai dengan penyataan Lempang (2012) yang menyatakan bahwa tumbuhan aren yang pertumbuhannya baik, bisa terdapat 4-5 tandan buah. Penyerbukan aren diduga tidak dilakukan oleh angin tetapi oleh serangga. Apabila proses penyerbukan berjalan baik maka akan dihasilkan buah yang lebat.

Rata-rata bunga jantan yang terdapat dalam satu batang aren, yaitu 3-4 tandan. Menurut Haryjanto (2010) jumlah tandan produktif hanya 4-6 tandan dengan masa sadap 2-3 bulan. Air nira dihasilkan dari penyadapan tandan bunga

(29)

16

jantan. Jika yang disadap tongkol betina, sering kali diperoleh nira yang tidak baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Bunga-bunga jantan bentuknya bulat panjang seperti peluru berwarna ungu cerah pada waktu masih muda, dan berwarna ungu kehitaman setelah dewasa.

Tumbuhan aren yang terdapat di kawasan hutan tersebut penyebarannya tidak merata, hal ini disebakan oleh pertumbuhan tumbuhan aren yang liar atau tidak sengaja di tanam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Marito (2008) yang menyatakan bahwa hampir seluruh tumbuhan aren yang ada itu berasal dari pertumbuhannya yang liar (tidak sengaja ditanam orang) yang mengakibatkan penyebaranya tidak merata. Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara dengan masyarakat di sekitar kawasan tersebut, bahwa pola penyebaran tumbuhan aren pada lokasi penelitian tidak dipengaruhi oleh manusia melainkan secara alami yang juga dibantu oleh satwa yang terdapat dikawasan tersebut.

Pemanfaatan Aren

Tumbuhan aren merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan hampir di semua bagiannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ferita (2015) yang menyatakan bahwa aren dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan penghasil nira, sumber energi terbarukan, sumber karbohidrat, bahan campuran makanan dan minuman (kolang-kaling), bahan bangunan (batang) dan sebagai tumbuhan konservasi untuk lahan kritis.

Pemanafaatan aren dilakukan oleh masyarakat setempat yang disebut sebagai petani aren. Pemanfaatan aren salah satunya dilakukan dengan menyadap tumbuhan aren tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, kegiatan menyadap nira aren hanya dilakukan oleh kaum lelaki seperti yang

(30)

tercantum pada lampiran 2, yang menunjukkan bahwa semua petani aren di desa Pastap Julu tersebut merupakan kaum lelaki. Hal ini dikarenakan untuk melalukan kegiatan penyadapan ini diperlukan keahlian dan keberanian, seperti keahlian untuk memanjat pohon aren dengan menggunakan sigai atau tangga dari bambu dan keberanian untuk bertahan cukup lama di atas pohon aren yang tinggi.

Sedangkan untuk pemanfaatan lainnya, seperti pembuatan kolang-kaling, sapu ijuk, dan sapu lidi, umumnya dilakukan baik oleh kaum lelaki maupun perempuan.

Tabel 2. Daftar Produk Aren yang dimanfaatkan Masyarakat Desa Pastap Julu Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal

Di desa pastap Julu, bagian aren yang dimanfaatkan, yaitu daun, ijuk, bunga jantan dan bunga betina, serta batang dari aren. Hasil utama dari aren yang di manfaatkan oleh masyarakat di kawasan tersebut adalah air nira (bunga jantan).

Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. yang menunjukkan bahwa seluruh masyarakat di Desa Pastap Julu yang dijadikan responden memanfaatkan bunga jantan untuk selanjutnya diolah menjadi produk olahan. Masyarakat juga

No. Nama Bunga Jantan

(Air Nira)

Bunga betina (Kolangkaling)

Daun

(Lidi) Ijuk Batang 1 Ali Musa Manto

Lubis

2 Awaluddin Lubis

3 Ardan Lubis

4 Saminan Nasution

5 Eji Milwan

Nasution

6 Indra Ernanda

Nasution

7 Pardamean

8 Mat Darus Lubis

9 Zulfikar Nasution

10 Sapri Rangkuti

11 Mahmuddin

Pulungan

12 Sajar

(31)

18

memanfaatkan bagian lainnya, seperti kolang-kaling yang merupakan bunga betina dari tumbuhan aren yang masih muda,daun, ijuk dan batang.

Gambar 3. Bagan Pemanfaatan Aren di Desa Pastap Julu

Aren secara ekonomis mempunyai nilai cukup tinggi karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan dan produknya beragam. Bagian aren tersebut dimanfaatkan dan menghasilkan produk seperti yang tersaji pada Gambar 3.

Namun tidak semua produk yang dihasilkan dimanfaatkan masyarakat untuk diperjualbelikan. Produk yang dijual, yaitu gula aren, kolang-kaling, dan sangkar burung. Dan untuk beberapa produk lainnya, hanya dimanfaatkan untuk keprluan sehari-hari tanpa tujuan komersil.

Kayu bakar

Pasar Ijuk

AREN

Atap

Batang Daun

Sapu lidi

Sangkar burung

Bunga

Jantan Betina

Nira

Gula aren

Kolang-kaling

(32)

a. Pemanfaatan bunga jantan

Masyarakat di Desa Pastap Julu memanfaatkan tumbuhan aren untuk menambah pendapatan sehari-hari. Tumbuhan aren yang dimanfaatkan merupakan tumbuhan yang hidup secara alami di sekitar kawasan desa tersebut.

Bagian aren yang dimanfaatkan sebagian besar adalah air nira. Air nira tersebut diolah menjadi produk berupa gula aren. Pengolahan air nira menjadi gula aren tersebut masih dilakukan dengan cara tradisional. Beberapa petani aren memasak air nira tersebut langsung di kebun. Dan beberapa lainnya membawa air nira tersebut ke rumah untuk kemudian diolah menjadi gula.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, pembuatan gula aren harus dilakukan tahap demi tahap dan harus dilakukan secara rutin. Untuk melakukan pemanenan air nira, bunga jantan tumbuhan aren yang siap di sadap air niranya biasanya akan di hinggapi lebah. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan nektar atau madu pada bunga yang terdapat pada bunga aren tersebut.

Selain itu ciri lain yaitu, bunga aren akan mengkilap atau masyarakat setempat menyebut bunganya berminyak, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Bunga jantan aren

(33)

20

Tandan bunga yang disadap adalah tandan bunga jantan, hal tersebut sesuai dengan penyataan Haryjanto (2010) yang menyatakan bahwa tandan bunga jantan yang disadap dengan jumlah tandan produktif hanya 4-6 tandan dengan masa sadap 2-3 bulan. Daun juga mempengaruhi jumlah produktifitas nira. Daun yang masih hijau dan segar masih terlibat proses fotosintesis dan mempengaruhi jumlah nira yang dihasilkan. Jumlah daun yang produktif sangat berkorelasi dengan hasil nira sadapan yang diperoleh.

Proses pembuatan gula aren diawali dengan pemanenan air nira dengan melakukan penyadapan pada tongkol (tandan) bunga jantan. Air nira yang baik akan menghasilkan gula aren yang baik pula. Penyadapan air nira dari batangnya diawali dengan membersihkan tandan bunga jantan yang akan disadap terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memperoleh air nira yang bebas dari kotoran yang menyebabkan air nira tersebut menjadi asam. Kemudian dilakukan pemukulan dan pengayunan tandan. Kekuatan pukulan tersebut harus terkontrol agar tandan tidak sampai memar. Pemukulan tersebut dilakukan 2 kali dalam sehari dan 1 kali dalam seminggu, yaitu pagi dan sore hari selama ± 1 bulan dengan menggunakan alat sejenis palu atau sering disebut gual-gual oleh masyarakat Desa Pastap Julu.

Setelah itu dilakukan penyadapan dengan menyayat tandan bunga tersebut dan menampungnya dalam wadah bambu yang juga sering disebut taguk, seperti yang terdapat pada Gambar 5.

(34)

(a) (b) Gambar 5. Gual-gual (a), taguk (b)

Air nira hasil sadapan yang diperoleh dalam satu periode pada awalnya sedikit, kemudian jumlahnya meningkat sampai pertengahan masa sadap, dan akhirnya kembali jumlahnya berkurang. Satu tandan bunga dapat menghasilkan 3- 5 liter air nira setiap harinya dalam dua kali sadapan tergantung pada tingkat kesuburan tumbuhan aren tersebut. Air nira yang diperoleh harus segera dimasak karena nira memiliki sifat yang mudah asam. Air nira tersebut disaring terlebih dahulu untuk memisahkan air nira dengan kotoran-kotoran yang ada selama prosess penyadapan. Kemudian dimasak dan diaduk dalam wajan selama

± 4 – 5 jam atau sampai air nira tersebut menggumpal. Proses pemasakan air nira menjadi gula aren dapat dilihat pada Gambar 6. Buih-buih yang muncul di permukaan nira yang mendidih kemudian dibuang agar diperoleh gula aren yang tidak berwarna gelap (hitam). Setelah air nira mendidih dan mengental kemudian diangkat dari perapian dan didinginkan selama ± 10 menit. Kemudian dicetak dalam cetakan rotan dan dikemas dengan membungkus gula tersebut dengan daun tumbuhan aren. Setelah selesai dikemas, kemudian gula aren tersebut dipasarkan dengan menjualnya kepada pengepul.

(35)

22

(a) (b)

Gambar 6. Proses pemasakan air nira menjadi gula aren (a), Proses pendinginan air nira yang telah menjadi gula aren (b)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden yang menyatakan bahwa pemanfaatan tumbuhan aren terbesar di Desa Pastap Julu adalah dengan mengolah air nira menjadi gula aren untuk selanjutnya dipasarkan.

Rata-rata gula aren yang diproduksi oleh masyarakat, yaitu 20-25 kg/minggu dan dijual dengan harga Rp. 17.000,- per kg. Gula aren yang sudah dikemas dan siap dijual seperti yang terdapat pada Gambar 7. Dimana masyarakat menjual gula tersebut kepada pengepul. Dan salah satu pendapatan masyarakat di desa Pastap Julu tersebut berasal dari penjualan gula aren.

(a) (b)

Gambar 7. Gula aren (a), pemasaran gula aren kepada pengepul (b)

(36)

b. Pemanfaatan bunga betina

Pemanfaatan lain dari aren yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Pastap Julu adalah bunga betina. Bunga betina dari tumbuhan aren ini merupakan bunga yang akan berkembang dan akan menjadi buah atau yang sering disebut dengan kolang-kaling. Bunga betina dapat di kenali dengan ciri buah berwarna putih kehijauan dan berukuran lebih kecil dibanding dengan bunga jantan, seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Bunga betina aren

Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren mengandung tiga biji buah. Menurut Sunanto (1993), buah aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning, inti biji berwarna putih agak bening dan lembek, inilah yang diolah menjadi kolang-kaling. Pengolahan biji aren menjadi kolang kaling dilakukan oleh masyarakat hanya dalam beberapa waktu tertentu sesuai dengan permintaan pasar, yaitu pada bulan puasa Ramadhan.

Pengolahan kolang-kaling dimulai dengan memilih buah aren yang masih bagus, yaitu buah aren yang masih setengah masak (tidak terlalu muda dan belum

(37)

24

tua), yang ditandai dengan warna kulit buah yang masih hijau segar. Kemudian buah-buah tersebut dilepas satu persatu dari tandannya.

Adapun cara untuk membuat kolang-kaling (Gambar. 9), yaitu :

 Membakar buah aren dengan tujuan agar kulit luar dari biji dan lender

yang menyebabkan rasa gatal pada kulit dapat dihilangkan. Biji-biji yang hangus, dibersihkan dengan air sampai dihasilkan inti biji yang bersih.

 Merebus buah aren dalam kuali sampai mendidih selam 1-2 jam. Setelah

direbus kemudian diangkat dan dibiarkan hingga dingin. Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik, bersih dan kenyal inti biji yang sudah dicuci diendapkan dalam air kapur selama 2 – 3 hari.

Gambar 9. Kolang-kaling c. Pemanfaatan Daun

Bagian aren lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Pastap Julu tersebut adalah daun. Tulang daun dari tumbuhan aren banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk pembuatan sapu lidi. Tetapi pemanfaatan sapu lidi tersebut tidak untuk tujuan komersil dan hanya untuk

(38)

digunakan oleh masyarakat sendiri. Manfaat lainnya, yaitu daun aren tersebut juga digunakan untuk membungkus gula aren yang sudah dicetak.

Untuk kegunaan lainnya dengan tujuan komersil, tulang daun aren tersebut sering dimanfaatkan dalam pembuatan sangkar burung yang dipadukan dengan bamboo, seperti yang terdapat pada Gambar 10. Sangkar burung tersebut dijual dipasaran dengan harga Rp. 60.000,- persangkarnya yang dapat menambah pendapatan masyarakat di desa tersebut.

(a)

(b)

Gambar 10. Proses pembuatan sangkar burung dari lidi aren (a), Sangkar burung dari lidi aren (b)

(39)

26

d. Pemanfaatan Ijuk dan Batang

Aren merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan hampir pada seluruh bagiannya termasuk ijuk. Aren dapat menghasilkan ijuk setelah berumur lebih dari 5 tahun atau sebelum tongkol-tongkol bunganya tumbuh. Banyaknya jumlah ijuk pada aren berbeda-beda tergantung besar pohon dan umurnya. Produksi ijuk yang baik berasal dari aren yang tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Pohon yang masih muda memiliki kualitas ijuk yang rendah dan jumlahnya lebih sedikit.

Namun jika aren sudah memiliki bunga, maka produksi ijuknya akan kembali berkurang. Pengambilan ijuk dilakukan dengan memungut secara langsung ijuk yang mengelilingi batang, dan untuk ijuk yang cukup tinggi maka perlu dilakukan dengan memanjat batang aren dengan menggunakan tangga yang terbuat dari bambu. Pengambilan ijuk ini juga berguna untuk membersihkan batang aren sehingga memudahkan untuk menyadap air nira ataupun memanen buah aren.

Bagian ijuk dari tumbuhan aren juga dimanfaatkan oleh masyarakat di desa Pastap Julu tersebut. Ijuk dari tumbuhan aren dimanfaatkan oleh masyarakat meskipun hanya sedikit dan bukan untuk tujuan komersil. Salah satunya, yaitu untuk tambahan atap bangunan di kebun, seperti yang terdapat pada Gambar 11.

Bagian lain yang dimanfaatkan yaitu batang dari tumbuhan aren tersebut.

Beberapa masyarakat memanfaatkannya untuk dijadikan kayu bakar dan sebagai bahan konstruksi tambahan. Meskipun hanya sebagian kecil yang memanfaatkannya dan tidak bertujuan komersil.

(40)

(a) (b)

(c)

Gambar 11. Ijuk aren (a), sapu ijuk aren (b), ijuk sebagai tambahan atap pondok di kebun (c)

e. Pemanfaatan Konservasi

Aren merupakan tumbuhan yang tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, aren mampu tumbuh pada tanah yang bisa meneruskan kelebihan air, seperti tanah yang gembur, tanah vulkanis di lereng gunung, dan tanah yang berpasir disekitar tepian sungai merupakan lahan yang ideal untuk pertumbuhan aren. Tetapi aren tidak tahan pada tanah dengan kondisi yang kadar asamnya

(41)

28

terlalu tinggi. Menurut Hanafiah (2005) suhu lingkungan yang terbaik untuk aren rata-rata 25oC dengan curah hujan setiap tahun rata-rata 1.200 mm.

Aren (Arenga pinnata) merupakan tumbuhan yang memiliki manfaat hampir pada seluruh bagiannya. Aren dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan konservasi untuk lahan kritis. Menurut Devi dan Purwito (2014) aren mampu mencegah erosi hingga meningkatkan kondisi makro tanah dan porositas.

(42)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Inventarisasi tumbuhan aren (Arenga Pinnata) di sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3 Desa Pastap Julu dilaksanakan dengan metode sensus dan diperoleh 256 individu tumbuhan aren dewasa dengan kerapatan 4,267 Individu / hektar dan rata-rata tinggi 12 m serta rata-rata diameter 53,08 cm.

2. Bagian dari tumbuhan aren yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3 Desa Pastap Julu adalah bunga jantan yang selanjutnya diolah menjadi gula aren. Pemanfaatan lainnya pada bagian bunga betina, daun, dan batang aren yang selanjutnya diolah menjadi produk berupa, kolang- kaling, sangkar burung, sapu ijuk yang menambah pendapatan masyarakat desa tersebut.

Saran

Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang tanaman aren di sekitar kawasan Taman Nasional Batang Gadis tersebut, sehingga dapat diketahui secara rinci bagaimana potensi dan pemanfaatan tanaman aren di kawasan hutan tersebut.

(43)

30

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Metodelogi penelitian.Yogyakarta. Bina Aksara.

Balai TNBG, 2007. Taman Nasional Batang Gadis Mutiara Hutan Tropis di Bumi Mandailing.dephut.go.id.

Devi, M., Purwito, A. 2014.Globular Embryo Induction of Sugar Palm (Arenga pinnata merr). International Journal of Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics.(4) : 2-7.

Ferita, I., Tawarati., Syarif, Z. 2015. Identifikasi dan Karakterisasi TumbuhanEnau(Arenga pinnata) di Kabupaten Gayo Lues. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (1) : 31-37.

Hanafiah, K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Haryjanto L. 2010. Konservasi Ex-Situ untuk Mendukung Program Pemuliaan Aren (Arenga pinnata Merr) sebagai Sumber Energi Alternatif.Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tumbuhan Hutan Kementerian Kehutanan.Yogyakarta.

Indonesia Power. 2007.Pohon Aren Mampu Eliminir Erosi di UBP Saguling.

http://www.indonesiapower.co.id [28 Mei 2018].

Lasut, M.T. 2012. Budidaya Tumbuhan Aren. Universitas Sam Ratulangi dan

Universitas Texas A&M. Diakses dari http://www.ipb.ac.id [10 Februari 2018].

Lempang, M. 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Info Teknis Eboni (9) : 39-52.

Mariati, R. 2013. Potensi Produksi dan Prospek Pengembangan TumbuhanAren (Arenga pinnata) di Kalimantan Timur. Jurnal Agrifor (12):2-10.

Marito, R. 2008. Berbagai Metode Pemecahan Dormansi Biji Aren (Arenga pinnata Merr). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Muhaemin. 2012. Budidaya Aren (Arenga saccharifera Labill. Syn. A. Pinnata (Wurmb). Diakses darihttp://ditjenbun.deptan.go.id [10 Februari 2018].

Onrizal. 2008. Petunjuk Praktikum Ekologi Hutan. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/Menhut II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu. Menteri Kehutanan. Jakarta

(44)

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia: No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Rumokoi, M. 2004. Aren, Kelapa dan Lontar Sebagai Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Gula Nasional. Prosiding Seminar Nasional Aren.Tondano.

Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. Manado.

TIM Inisiator Kolaborasi Pengelolaan TNBG. 2005. Bersama Membangun Kolaborasi Pengelolaan Ekosistem Taman Nasional Batang Gadis.

Kabupaten Mandailing Natal. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Dinas Kehutanan Kabupaten Mandailing – Natal, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara II, Conservation International – Indonesia, Yayasan Batang Gadis.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.Bandung.

Sunanto, H. 1993. Aren Budidaya dan Multigunanya. Kanisius. Yogyakarta.

(45)

32

Lampiran 1. Data Penyebaran Aren (Arenga pinnata) di Hutan Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis SPTN II Resort 3.

No Tingkat

perumbuhan Tinggi Keliling Diameter Buah Bunga Koordinat

1 dewasa 13 194 61,78 4 1 99°38'04.1" E /

00°38'48.9" N

2 dewasa 11 175 55,73 2 0 99°38'03,1" E /

00°38'50,6" N

3 dewasa 10 178 56,69 0 0 99°38'03,4" E /

00°38'50,9" N

4 dewasa 14 210 66,88 0 0 99°38'01,5" E /

00°38'51,8" N

5 dewasa 12 176 56,05 0 0 99°38'01,1" E /

00°38'51,1" N

6 dewasa 11 167 53,18 4 2 99°38'01,1" E /

00°38'51,0" N

7 dewasa 11 160 50,96 0 0 99°38'00,5" E /

00°38'50,8" N

8 dewasa 12 182 57,96 2 0 99°38'00,0" E /

00°38'50,9" N

9 dewasa 12 175 55,73 3 1 99°37'59,2" E /

00°38'51,1" N

10 dewasa 15 193 61,46 6 2 99°37'57,3" E /

00°38'51,6" N

11 dewasa 11 170 54,14 0 0 99°37'57,0" E /

00°38'51,7" N

12 dewasa 13 182 57,96 2 1 99°37'56,4" E /

00°38'52,3" N

13 dewasa 14 190 60,51 4 2 99°37'55,1" E /

00°38'54,0" N

14 dewasa 10 168 53,50 2 2 99°37'53,9" E /

00°38'53,1" N

15 dewasa 11 164 52,23 1 3 99°37'53,4" E /

00°38'53,4" N

16 dewasa 14 188 59,87 2 2 99°37'51,7" E /

00°38'53,3" N

17 dewasa 12 176 56,05 0 0 99°37'51,7" E /

00°38'53,5" N

18 dewasa 9 148 47,13 6 2 99°37'51,3" E /

00°38'53,9" N

19 dewasa 12 186 59,24 0 0 99°37'49,7" E /

00°38'54,5" N

20 dewasa 11 152 48,41 2 0 99°37'51,5" E /

00°38'55,3" N

21 dewasa 12 161 51,27 3 0 99°37'51,0" E /

00°38'57,1" N

22 dewasa 12 166 52,87 2 0 99°37'55,2" E /

00°38'58,5" N

23 dewasa 11 174 55,41 1 0 99°37'57,1" E /

00°38'59,3" N

24 dewasa 12 181 57,64 3 2 99°37'35,5" E /

00°38'56,6" N

25 dewasa 15 193 61,46 4 2 99°37'49,0" E /

00°38'56,9" N

26 dewasa 11 162 51,59 0 0 99°37'42,8" E /

00°38'54,4" N

27 dewasa 12 174 55,41 2 0 99°37'39,8" E /

00°38'53,9" N

(46)

Lampiran 1. Lanjutan

28 dewasa 12 179 57,01 0 0 99°37'39,2" E /

00°38'54,3" N

29 dewasa 14 185 58,92 0 0 99°37'34,6" E /

00°38'56,4" N

30 dewasa 10 166 52,87 0 1 99°37'31,4" E /

00°38'57,1" N

31 dewasa 13 178 56,69 2 0 99°37'21,3" E /

00°39'00,7" N

32 dewasa 11 170 54,14 0 0 99°37'12,8" E /

00°38'48,8" N

33 dewasa 10 159 50,64 0 0 99°37'12,6" E /

00°38'48,9" N

34 dewasa 8 141 44,90 4 2 99°37'12,9" E /

00°38'49,0" N

35 dewasa 11 150 47,77 0 0 99°37'39,6" E /

00°38'54,1" N

36 dewasa 10 153 48,73 0 1 99°37'39,6" E /

00°38'54,1" N

37 dewasa 16 189 60,19 3 1 99°37'39,7" E /

00°38'54,2" N

38 dewasa 12 172 54,78 5 0 99°37'39,2" E /

00°38'54,3" N

39 dewasa 12 178 56,69 2 0 99°37'34,6" E /

00°38'56,4" N

40 dewasa 14 185 58,92 0 2 99°37'39,7" E /

00°38'54,2" N

41 dewasa 13 161 51,27 0 0 99°38'01,1" E /

00°38'51,1" N

42 dewasa 10 157 50,00 1 1 99°38'01,1" E /

00°38'51,0" N

43 dewasa 14 176 56,05 4 3 99°38'00,5" E /

00°38'50,8" N

44 dewasa 9 152 48,41 1 0 99°38'00,5" E /

00°38'50,8" N

45 dewasa 10 160 50,96 0 0 99°38'00,5" E /

00°38'50,8" N

46 dewasa 15 193 61,46 1 3 99°38'03,1" E /

00°38'50,6" N

47 dewasa 11 167 53,18 0 1 99°38'03,1" E /

00°38'50,6" N

48 dewasa 11 164 52,23 0 0 99°38'03,1" E /

00°38'50,6" N

49 dewasa 12 171 54,46 6 1 99°38'03,4" E /

00°38'50,9" N

50 dewasa 14 185 58,92 2 0 99°38'03,4" E /

00°38'50,9" N

51 dewasa 16 200 63,69 4 2 99°38'01,5" E /

00°38'51,8" N

52 dewasa 12 174 55,41 2 3 99°37'39,6" E /

00°38'54,1" N

53 dewasa 12 173 55,10 0 0 99°37'39,7" E /

00°38'54,2" N

54 dewasa 14 181 57,64 0 2 99°37'39,7" E /

00°38'54,2" N

55 dewasa 13 178 56,69 0 0 99°37'39,7" E /

00°38'54,2" N

Gambar

Gambar 1. Petak contoh pengambilan data Aren 10 m
Gambar 2. Sebaran Aren di Hutan Sekitar Kawasan Taman Nasional Batang Gadis  Potensi  tumbuhan  aren  di  Desa  Pastap  Julu  tersebut  dilihat  dari  lokasi  penelitian  yang  telah  ditentukan  berdasarkan  lokasi  yang  sering  dijadikan  masyarakat  un
Tabel 2. Daftar Produk Aren yang dimanfaatkan Masyarakat Desa Pastap Julu Kecamatan    Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal
Gambar 3. Bagan Pemanfaatan Aren di Desa Pastap Julu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tegakan aren (Arenga Pinnata Merr), yang ada di hutan kawasan Batang Toru bagian Tapanuli Utara serta mengetahui

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kombinasi Media Serbuk Gergaji Batang Pohon Aren (Arenga pinnata) dan Rumput Manila (Zoysia matrella) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Berdasarkan uraian di atas, maka penggunaan nira aren (Arenga pinnata) dengan bantuan mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae) sangat berpotensi untuk digunakan sebagai

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 133 tahun 2013 tentang Pedoman Budidaya Aren ( Arenga pinnata Merr) Yang Baik.. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumber Daya

Nilai Manfaat ekonomi tumbuhan aren (Arenga pinnata) untuk saat ini masyarakat di wilayah KPH Ajatappareng khususnya Kelompok Tani Hutan (KTH) Kelompok Usaha

Penyebaran tanaman aren ( Arenga pinnata MERR) di Provinsi Kalimantan Timur meliputi hampir seluruh wilayah seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, Paser, Penajam

POTENSI PRODUKSI DAN REGENERASI TANAMAN AREN (Arenga pinnata MERR) DI HUTA SIJAMBEI NAGORI TALUN1. KONDOT KECAMATAN PANOMBEIAN PANEI

Frekuensi individu Aren Arenga pinnata berdasarkan tingkat pertumbuhan di LPHD Jangan – Jangan Dari hasil Perhitungan frekuensi berdasarkan tingkat pertumbuhan potensi tumbuhan aren