• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman khusus terkait transaksi ITE (Intra-group Transaction Exposure)

21 Mitsubishi UFJ

E. Pedoman khusus terkait transaksi ITE (Intra-group Transaction Exposure)

Secara umum, Kantor Pusat mengeluarkan "MUFG Indonesia Governance Guidelines" yang memuat Prinsip Tata Kelola Terintegrasi antara MUFG Bank cabang Jakarta sebagai Entitas Utama dengan para anggota Konglomerasi MUFG.

Secara khusus, MUFG Bank group memiliki Pedoman "Arm's Length Rule" yang wajib diterapkan bila MUFG Bank (termasuk kantor cabang Jakarta) akan melakukan aktivitas usaha dengan salah satu Anak Perusahaan MUFG Bank atau Perusahaan Terkait lainnya. Pedoman ini bertujuan untuk menghindari bank dari masalah Benturan Kepentingan.

Pedoman ini mewajibkan pengecekan setiap 6 bulan oleh Departemen Kepatuhan MUFG Bank cabang Jakarta atas transaksi intra grup terkait Pinjaman, perjanjian sewa modal atau sewa operasional. Hasil pengecekan selanjutnya dilaporkan kepada manajemen MUFG Bank cabang Jakarta. Pedoman Arm's Length Rule melarang MUFG Bank (termasuk Kantor Cabang Jakarta) melakukan transaksi sebagai berikut:

1. transaksi dengan Perusahaan Terkait berdasarkan kondisi yang dapat merugikan Kantor Cabang Jakarta bila dibandingkan dengan transaksi biasa.

2. transaksi dengan Perusahaan Terkait atau dengan Nasabah/Pelanggan dari Perusahaan Terkait yang dapat mengancam operasional Kantor Cabang Jakarta yang sudah aman dan tepat.

3. transaksi dengan Perusahaan Terkait yang dapat merugikan Perusahan Terkait.

4. transaksi dengan Perusahaan Terkait atau dengan Nasabah/Pelanggan dari Perusahaan Terkait yang dapat merugikan Kantor Cabang Jakarta bila dibandingkan dengan kondisi dengan Perusahaan selain Perusahaan Terkait atau Nasabah/Pelanggan dari Perusahaan Terkait

Hal-hal yang wajib diperhatikan adalah sbb.:

1. Syarat dan Ketentuan yang jelas: bahkan dengan Perusahaan Terkait, kontrak harus dibuat dengan syarat dan ketentuan yang jelas. Kontrak tersebut harus diselesaikan sebelum dilakukan transaksi.

28 3. Internal Procedures: the approval for transactions and payments of invoice should

be handled as usual cases with a non-related company.

4. Reasonable Pricing: a condition inferior or superior to the market standards with a subsidiary or a related company without any reasonable rationale would raise doubts of non compliance with this rule

Based on Bank Indonesia Regulation no. 07/03/PBI/2005 as amended by Regulation no. 8/13/PBI/2006 concerning the Legal Lending Limit (LLL) for Commercial Banks, to avoid bank failure resulting from concentration of provision of funds, banks are required to apply prudential principles in provision of funds, including but not limited to application of portfolio diversification in extension of provision of funds. As part of the application of prudential principles and risk management, Banks are required to have written policy guidelines and procedures on provision of funds to related parties and/or large exposures. The policy guidelines and procedures concerning provision of funds shall constitute an integral part of the policy, procedures, and determination of credit risk as stipulated in the Bank Indonesia provisions concerning Application of Risk Management for commercial banks. Therefore, MUFG’s policy in providing credit facility to customer and/or to related party(s) is/are to follow BI Regulation regarding Legal Lending Limit (LLL).

The prescribed maximum limit of the entire portfolio of Provision of Funds to Related Parties is no more than 10% (ten percent) of Bank Capital.

The understanding of Related Party in the case of a branch office of a foreign bank does not include the Head Office and other branch offices of that branch office of the foreign bank. Related Parties of the Head Office of the branch office of the foreign bank are included in the understanding of Related Parties of the branch office of the foreign bank The prescribed maximum limit of Provision of Funds to 1 (one) Borrower not comprising a Related Party is no more than 20% (twenty percent) of Bank Capital; The prescribed maximum limit of Provision of Funds to 1 (one) Borrower group not comprising a Related Party is no more than 25% (twenty-five percent) of Bank Capital.

2. Penyimpanan Catatan: kontrak, faktur, tanda terima dan juga memorandum internal disimpan dengan baik untuk kepentingan di masa mendatang.

3. Prosedur Internal: persetujuan untuk transaksi dan pembayaran faktur akan ditangani sebagai kasus biasa dengan perusahaan tidak terkait. 4. Pricing yang Wajar: suatu kondisi dibawah ataupun diatas standar pasar

dengan Anak Perusahaan atau Perusahaan Terkait tanpa adanya alasan yang logis dapat meningkatkan kecurigaan adanya ketidakpatuhan terhadap aturan ini

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia no. 07/03 / PBI / 2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan no. 8/13/PBI / 2006 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) bagi Bank Umum, untuk menghindari kegagalan bank akibat konsentrasi penyediaan dana, bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana, termasuk namun tidak terbatas pada penerapan diversifikasi portofolio dalam perpanjangan penyediaan dana. Sebagai bagian dari penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, Bank wajib memiliki pedoman dan prosedur kebijakan tertulis mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan / atau eksposur besar. Pedoman kebijakan dan prosedur mengenai penyediaan dana merupakan bagian integral dari kebijakan, prosedur, dan penetapan risiko kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi bank-bank komersial. Oleh karena itu, kebijakan MUFG dalam memberikan fasilitas kredit kepada pelanggan dan / atau kepada pihak terkait adalah dengan mengikuti Peraturan BI tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

Batas maksimum yang ditentukan dari seluruh portofolio Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) dari Modal Bank. Pemahaman Pihak Terkait dalam hal kantor cabang bank asing tidak termasuk Kantor Pusat dan kantor cabang lain dari kantor cabang bank asing tersebut. Pihak Terkait dari Kantor Pusat kantor cabang bank asing termasuk dalam pengertian Pihak Terkait dari kantor cabang bank asing

Batas maksimum yang ditentukan dari Pemberian Dana kepada 1 (satu) Peminjam yang tidak memiliki Pihak Terkait tidak lebih dari 20% (dua puluh persen) dari Modal Bank; Batas maksimum yang ditentukan dari Pemberian

29

E.1. Report related to Intra-Group Transaction to be submitted to OJK :

The reports which must be delivered to OJK are as follows :

a. Report of Intra-Goup Transactions with with special relationship which is submitted on quarterly basis

b. Annual Audit Report which contains transactions and year end balance with affiliated parties

c. Attachments of Transfer Pricing Documents to the Annual Tax Report

E.2. Financial Conglomeration Strategies towards the Exposure and Intra-Group Transactions

The strategies has been accordance with the Arm’s Length Rule’s Guideline, as having been mentioned earlier, which is to avoid Bank from conflict of interest

E.3.Transaction Process and Collaboration on the Intra-Group Transactions

Currently MUFG Bank Jakarta Branch as lead entity does not have any special collaboration in the intra-group transaction

E.4. Monitoring process towards intra-group transactions

The monitoring is conducted through : - Arm length checking

- Legal Lending Limit Monitoring

E.5. Exposure volume of intra group transactions :

The exposure volume (percentage of balance of intra group transactions against bank’s total balance), the transactions between MUFG Bank Jakarta Branch with the members of conglomeration (BNP. UFI and BRIF) as of 31 December 2017 (latest available data) which are :

- Spot & derivative Receivable = 3.06% - Receivables = 0.00%

- Loan Disbursed = 5.97% - Current Account = 3.08%

- Spot & Derivatives Payable : 6.52% - Unused Loan Facility = 0.05%

Dana kepada 1 (satu) kelompok Peminjam yang tidak memiliki Pihak Terkait tidak lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari Modal Bank.

E.1.Laporan yang tersedia mengenai transaksi intra-grup

Berikut ini adalah Laporan-laporan terkait yang disampaikan MUFG Bank cabang Jakarta kepada Pihak Otoritas:

a. Laporan Transaksi Antara Bank dengan Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang disampaikan kepada OJK tiap Kuartal b. Laporan Audit Tahunan: pada laporan ini memuat transaksi dan saldo

akhir tahun dengan Pihak Terkait

c. Lampiran Transfer Pricing document pada SPT Badan Tahunan

E.2. Strategi Konglomerasi Keuangan atas eksposur dan transaksi intra grup:

Strategi-nya sesuai dengan Pedoman "Arm's Length Rule" yang telah disebutkan diatas yaitu: menghindari Bank dari masalah Benturan Kepentingan

E.3. Proses transaksi dan jenis kerjasama yang dipergunakan dalam melakukan transaksi intra grup

MUFG Bank cabang Jakarta selaku Entitas Utama saat ini tidak memiliki kerjasama khusus dalam melakukan transaksi intra grup

E.4. Proses monitoring atas transaksi intra grup.

Monitoring transaksi intra grup dilakukan melalui: - Arms length checking

- Pemantauan BMPK atau Legal Lending Limit

E.5. Volume eksposur dari transaksi intra grup

Volume eksposur (presentase saldo intra group terhadap total saldo bank) transaksi antara MUFG Bank cabang Jakarta dengan para anggota Konglomerasi (BNP, UFI dan BRIF) per 31 December 2017 (data terakhir yang tersedia) adalah sbb.:

- Tagihan Spot & Derivatif = 3.06% - Tagihan Akseptasi = 0.00% - Kredit yang Diberikan = 5.97% - Giro = 3.08%

30

E.6. Set limit for intra group transactions :

Referring to the LLL limit according to the prevailing BI Regulation

E.7. Relevant factors to the intra group transaction:

The intra group transactions should be concerning to transactions of Spot, Derivatives, Acceptance, Credit and Giro.

Dokumen terkait