• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENGELOLAAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Dalam dokumen 3. Pedoman Pelajar Muhammadiyah.pdf (Halaman 38-41)

BAB V Ketentuan Penutup

PEDOMAN PENGELOLAAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Alhamdulillah, segala puji senantiasa kita haturkan kepada zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Alloh SWT. Berkat rahmatNya lah, Buku Pan- duan Pengelolaan Ranting (BPPR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah akhirnya bisa diterbitkan. Buku ini adalah penyempurnaan dari buku panduan yang pada peri- ode sebelumnya sudah diterbitkan dalam jumlah terbatas.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai salah satu ortom Muham- madiyah, mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mendidik dan mencetak kader persyarikatan. Dari Pimpinan Ranting lah, proses pengkaderan dalam tubuh IPM dimulai. Akan tetapi, sungguh miris memang. Melihat kenyataan beberapa Pimpinan Ranting IPM di SMP/Mts, SMA/SMK/MA Muhammadiyah se- Indonesia. Beberapa belum bisa menjalankan fungsi ke-organisasiannya secara optimal. Bahkan, di beberapa sekolah, belum terbentuk Pimpinan Ranting. Ka- laupun sudah terbentuk, sering terjadi ketidakselarasan antara Pimpinan Ranting IPM, Pembina IPM, dan pihak sekolah.

Buku ini mencoba mengurai apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang harus dilakukan oleh Pimpinan Ranting IPM. Tidak hanya itu, buku ini bisa men- jadi pegangan Pimpinan Ranting IPM, Pembina Pimpinan Ranting IPM, dan pihak sekolah dalam menyelaraskan gerak IPM di sekolah. Sedangkan untuk Pimpinan Ranting non Sekolah Muhammadiyah, buku ini juga dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan ranting dengan penyesuaian terhadap kondisi dan kebutuhan rant- ing yang dikoordinasikan kepada Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah IPM dan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat.

Akhirnya, semoga buku panduan ini bisa memberikan manfaat bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah khususnya Pimpinan Ranting IPM. Sehingga harapan dan cita-cita IPM untuk menguatkan basis ikatan dapat terwujud. Tak lupa, kami mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam buku ini, serta ucapan terimaka- sih kepada semua pihak yang telah membantu menyempurnakan panduan rant- ing ini. Semoga Allah senantiasa mempermudah jalan dakwah kita. Amin.

Nun Wal Qalami Wa Maa Yasthurun

Yogyakarta, 23 Desember 2009 Ketua Bidang Perkaderan PP IPM

PEDOMAN PENGELOLAAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

PENDAHULUAN

Latar belakang berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tidak terlepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan sebagai konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader.

Di samping itu situasi dan kondisi politik di Indonesia tahun 60-an, di mana orde lama dan PKI berjaya. Muhammadiyah mendapat tantangan yang sangat berat untuk menegakkan dan menjalankan misinya. Oleh karena itu, IPM ter- panggil untuk mendukung misi Muhammadiyah dan menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Dengan demikian, kelahiran IPM mempunyai 2 nilai strategis. Pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah di masa mendatang.

Keinginan dan upaya para pelajar untuk membentuk organisasi pelajar Mu- hammadiyah sebenarnya telah dirintis sejak 1919. Akan tetapi selalu mendapat halangan dan rintangan dari berbagai pihak. Keinginan untuk membentuk organ- isasi pelajar Muhammadiyah baru mendapat titik terang pada tahun 1958, yaitu ketika Konferensi Pemuda Muhammadiyah (PM) di Garut. Organisasi pelajar Muhammadiyah akan ditempatkan di bawah pengawasan PM.

Keputusan Konferensi PM di Garut tersebut diperkuat pada Muktamar PM II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta yakni dengan memutuskan untuk membentuk IPM (Keputusan II/ no.4). Setelah ada kesepaka- tan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah Majlis Pendi- dikan dan Pengajaran pada tanggal 15 Juni 1961 ditanda tanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan secara nasional pada Konferensi Pemuda Muham- madiyah di Surakarta tanggal 18 – 20 Juli 1961.

Tanggal 5 Shafar 1381 H bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Dengan Ketua Umum Herman Helmi Farid Ma’ruf dan Sekretaris Umum Muh. Wirsyam Hasan. Akh- irnya, Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi otonom Mu- hammadiyah yang bergerak di bidang dakwah dan kaderisasi dikalangan pelajar Muhammadiyah.

Dalam KONPIWIL IPM 1992 di Yogyakarta, Menpora Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan penye-

suaian tubuh organisasi. Usai KONPIWIL PP IPM diminta Depdagri mengisi for- mulir direktori organisasi dengan disertai catatan agar pada waktu pengembalian formulir tersebut nama IPM telah berubah. Tim eksistensi PP IPM yang bertugas membahas masalah ini,melakukan pembicaraan intensif. Akhirnya diputuskan perubahan nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Pelajar Muham- madiyah, dengan pertimbangan :

1. Keberadaan pelajar sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhammadiyah 2. Perlunya pengembangan jangkauan IPM

3. Adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya penggunaan kata “Pelajar” untuk organisasi berskala nasional.

Keputusan pergantian nama oleh PP IPM ini tertuang dalam SK PP IPM Nomor VI/PP.IPM/1992 yang selanjutnya perubahan tersebut disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 22 Jumadil Awal 1413 H/18 November 1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Dengan demikian secara resmi perubahan IPM menjadi IPM adalah sejak 18 November 1992.

Seiring perkembangan organisasi IPM, mucul berbagai reaksi dari tubuh persyarikatan, bahwa IPM dinilai kurang fokus terhadap pembinaan pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Maka, Tanwir Muhammadiyah tahun 2007 merekomendasikan IPM untuk berubah kembali menjadi Ikatan Pelajar Muham- madiyah (IPM).

Pembahasan mengenai basis masa dan lokus gerakan sebenarnya sudah mengemuka sejak Muktamar IPM ke-14 di Lampung. Pada Muktamar IPM ke-15 pun, Muktamar mengamanatkan untuk membentuk tim eksistensi yang bertu- gas untuk membahas masalah ini. Tim eksistensi PP IPM juga meminta saran pendapat dari PP Muhammadiyah dan ortom-ortom di dalamnya.

Tak lama berselang, PP Muhammadiyah mengeluarkan SK PP Nomor 60/ KEP/I.0/B/2007 tentang perubahan nomenklatur IPM menjadi IPM. Bermacam reaksi muncul akibat SK PP Muhammadiyah tersebut. PP IPM dengan segera mengadakan Pleno diperluas dengan mengundang PP Muhammadiyah dan seluruh PW IPM Se-Indonesia. Setelah melalui dialog intensif, maka PP Muham- madiyah mengeluarkan Maklumat berkenaan dengan SK PP Nomor 60/KEP/I.0/ B/2007. Bahwasanya, perubahan IPM menjadi IPM membutuhkan proses, dan berlaku efektif setelah Muktamar tahun 2008.

Dalam dokumen 3. Pedoman Pelajar Muhammadiyah.pdf (Halaman 38-41)

Dokumen terkait