• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI GANTI RUGI

D. Pedoman atau Ukuran Ganti Rugi

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, petunjuk mengenai besarnya ganti kerugian yang dapat dituntut dari pelaku usaha adalah kerugian sebagai akibat mengonsumsi barang dan/atau jasa. Jadi, yang dipakai adalah kriteria hubungan kausal (lihat kembali Pasal 19). Hal yang sama juga diulangi pada Pasal 20 tentang tanggung jawab produsen iklan yang menyebutkan: “... segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut”. Petunjuk itu tentunya belum cukup untuk menjelaskan besarnya jumlah ganti kerugian yang dapat dituntut dan atau dibebankan kepada produsen.

Pada dasarnya, bentuk atau wujud ganti kerugian yang lazim dipergunakan ialah uang, yang oleh para ahli hukum ataupun yurisprudensi dianggap paling praktis dan paling sedikit menimbulkan selisih dalam mneyelesaikan sengketa.

45

Bentuk lain adalah benda (in natura). Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Perlindungan Konsumen memberikan pedoman tentang jumlah, bentuk, atau wujud ganti kerugian, yaitu:

a. Pengembalian uang; atau

b. Penggantian barang dan/atau jasa sejenis atau setara nilainya; atau c. Perawatan kesehatan; dan/atau

d. Pemberian santunan; sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Karena Pasal 19 ayat (2) di atas masih menunjuk peraturan perundang-undangan lain sebagai pedoman, maka dapat dikemukakan ketentuan KUHPerdata. Untuk menentukan besarnya jumlah ganti kerugian, KUHPerdata memberikan beberapa pedoman, yaitu:

a. Besarnya ganti kerugian sesuai dengan fakta atau tentang kerugian yang benar-benar terjadi dan dialami oleh konsumen.

b. Sebesar kerugian yang dapat diduga sedemikian rupa sehingga keadaan kekayaan kreditur harus sama seperti seandainya debitur memenuhi kewajibannya. Kerugian yang jumlahnya melampaui batas-batas yang dapat diduga tidak boleh ditimpakan kepada debitur. c. Besarnya kerugian yang dapat dituntut adalah kerugian yang

merupakan akibat langsung dari peristiwa yang terjadi, yaitu sebagai akibat dari wanprestasi atau sebagai akibat dari peristiwa perbuatan melawan hukum.

d. Besarnya ganti rugi itu ditentukan sendiri oleh undang-undang., misalnya yang diatur dalam Pasal 1250 KUH Perdata, yang mengatakan, antara lain bahwa dalam tiap-tiap perikatan yang semata-mata berhubungan dengan pembayaran sejumlah uang, penggantian biaya, rugi dan bunga sekadar disebabkan terlambatnya pelaksanaan, hanya terdiri atas biaya yang ditentukan oleh undang-undang dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan khusus. Dalam kaitan ini Undang-Undang perlindungan Konsumen tidak menentukan batas kerugian yang dapat dihukumkan kepada pelaku usaha sehubungan dengan gugatan ganti kerugian dalam sengketa konsumen. Akan tetapi, dalam Pasal 60 ayat (2) disebutkan bahwa sanksi administratif berupa penetapan ganti kerugian yang ditetapkan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

e. Ganti kerugian sebesar isi perjanjian yang dibuat oleh para pihak sebagaimana yang dimungkinkan oleh Pasal 1249 KUH Perdata.

Khusus tentang perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian imateriil ataupun physical harm, KUH Perdata memuat ketentuan bahwa faktor-faktor kedudukan, kekayaan kedua belah pihak, keadaan, serta kemampuan kedua belah pihak (lihat Pasal 1370 dan Pasal 1571 KUH Perdata) ikut dipertimbangkan dalam menentukan besarnya ganti kerugian.46

46

KE TELKOMSEL

A. Penyebab Migrasi Layanan Flexi ke Telkomsel

Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 30 Tahun 2014 tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler dalam Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa, “Pemegang izin penggunaan spektrum frekuensi radio pada Pita Frekuensi Radio 800 MHz wajib melakukan migrasi penggunaan spektrum frekuensi radionya sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini”. Berdasarkan pasal tersebut, setiap pemegang izin penggunaan frekuensi radio pada pita frekuensi radio 800MHz wajib melakukan migrasi layanan ke frekuensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dimana penggunaan frekuensi radio pada pita frekuensi radio 800 MHz yang dimaksud salah satunya adalah layanan Flexi dari PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero).

Flexi merupakan salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero). Dalam pelaksanaannya dikelola melalui salah satu Divisi di Telkom, yaitu Divisi Fixed Wireless Network (DIV FWN).47 Telkom Flexi merupakan layanan jasa telekomunikasi suara dan data berbasis akses tanpa kabel dengan teknologi CDMA frekuensi 800 MHz untuk seluruh wilayah di Indonesia.

47

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%) dan 47,53% dimiliki oleh publik, Bank of New York, dan investor dalam negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel).48

Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM di Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom (51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta KartuHALO (pascabayar). Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). Telkom merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura.49

Berkembangnya telekomunikasi di Indonesia menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan jasa telekomunikasi yang membuat banyaknya perusahaan yang menyediakan pelayanan jasa telekomunikasi. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan jasa telekomunikasi yang lebih stabil mengharuskan pemerintah untuk menertibkan frekuensi radio.

48 https://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia diakses pada tanggal 01 Desember 2015

49

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.30 Tahun 2014 tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler menyatakan bahwa, “Pengaturan penggunaan Pita Frekuensi Radio 800 MHz sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan Pita Frekuensi Radio 800 MHz dengan memberi kebebasan kepada penyelenggara jaringan bergerak seluler pada Pita Frekuensi Radio 800 MHz untuk memilih teknologi dalam mengoperasikan jaringannya”. Berdasarkan pasal tersebut, migrasi layanan Flexi ke Telkomsel bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Flexi.

Apabila tidak dilakukan migrasi layanan, pelanggan Flexi akan merasakan kualitas layanan yang makin tidak nyaman dikarenakan teknologinya yang tidak berkembang. Dipilih Telkomsel, karena Telkomsel adalah operator seluler terbesar yang kualitas layanannya dan prospek pengembangannya jauh lebih baik.50

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dengan ini mengumumkan bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) No. 934 tanggal 26 September 2014 (Kepmen 934), Menkominfo telah menyetujui pengalihan izin penggunaan pita frekuensi radio 800 Mhz dengan rentang spektrum frekuensi antara 880-887,5 Mhz yang berpasangan dengan spektrum frekuensi radio 925-932,5 Mhz dari Telkom kepada Telkomsel.

50

Setelah dikeluarkannya Kepmen 934, Telkom telah melakukan proses migrasi dan upgrade layanan Flexi dari Telkom ke Telkomsel mulai Oktober 2014 sampai dengan 30 Juni 2015.

Menurut Bu Fidya Ulfa (Legal Staff PT. Telkom), PT. Telkom melakukan migrasi layanan Flexi ke Telkomsel dikarenakan Pemerintah mengeluarkan regulasi mengenai penataan frekuensi, jadi rencananya CDMA mau digunakan untuk layanan 4G. Dan faktanya jumlah pemakai layanan Flexi semakin berkurang, dan tidak diminati lagi oleh masyarakat. Jadi oleh Pemerintah hal tersebut harus ditertibkan, karena PT. Telkomsel merupakan anak perusahaan berbasis seluler dari PT. Telkom, maka pelaksanaan migrasinya diambil alih oleh PT. Telkomsel.51

B. Tanggung Jawab PT. Telkom Dalam Pelaksanaan Ganti Rugi Terkait Migrasi Layanan Flexi ke Telkomsel

Dalam pelaksanaannya, PT. Telkom bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Pemberian ganti rugi harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tanggung jawab hukum dalam hukum perdata berupa tanggung jawab seseorang terhadap perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan melawan hukum memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan perbuatan pidana. Perbuatan melawan hukum tidak hanya mencakup perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang pidana saja, akan tetapi jika perbuatan tersebut bertentangan dengan undang-undang lainnya dan bahkan dengan

51

ketentuan hukum yang tidak tertulis. Ketentuan perundang-undangan dari perbuatan melawan hukum bertujuan untuk melindungi dan memberikan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan.52

Menurut pasal 1365 KUHPerdata, maka yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum adalah perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah menimbulkan kerugian bagi orang lain.

Dalam ilmu hukum dikenal tiga kategori dari perbuatan melawan hukum, yaitu sebagai berikut:53

a. Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan

b. Perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan (tanpa unsur kesengajaan maupun kelalaian)

c. Perbuatan melawan hukum karena kelalaian

Sebelumnya masing-masing pihak harus mengetahui hak dan kewajibannya. Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengatur mengenai hak dan kewajiban konsumen serta hak dan kewajiban pelaku usaha.

Menurut Pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menyebutkan:

Hak konsumen adalah:

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

52

Komariah, S.H., Msi, Edisi Revisi Hukum Perdata, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 2001, hal.12

53 Djojodirdjo, M.A. Moegni, Perbuatan melawan hukum : tanggung gugat

(aansprakelijkheid) untuk kerugian, yang disebabkan karena perbuatan melawan hukum, Pradnya

d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menyebutkan:

Kewajiban konsumen adalah:

a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Menurut Pasal 6 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menyebutkan:

Hak pelaku usaha adalah:

a. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;

c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatunya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;

d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Menurut Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menyebutkan:

Kewajiban pelaku usaha adalah:

a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang melakukan migrasi layanan Flexi ke Telkomsel tidak mengalami atau mendapatkan masalah. Menurut salah satu konsumen yang melaksanakan migrasi layanan Flexi ke Telkomsel, PT. Telkom telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat. Kemudian konsumen juga tidak mengalami kesulitan selama proses pelaksanaan migrasi layanan.

Dalam Pasal 19 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan:

(1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang

sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Pemberian gantirugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi.

(4) Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.

Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penyelenggaran Telekomunikasi, menyebutkan:

1. Atas kesalahan dan atau kelalaian penyelenggara telekomunikasi yang menimbulkan kerugian, maka pihak-pihak yang dirugikan berhak mengajukan tuntutan ganti rugi kepada penyelenggara telekomunikasi. 2. Penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali penyelenggara telekomunikasi dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan dan atau kelalaiannya.

3. Ketentuan mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam pelaksanaan ganti rugi atas migrasi layanan Flexi ke Telkomsel, PT. Telkom telah melaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Contohnya PT. Telkom memberikan voucher pembelian HP GSM kepada konsumen yang merasa dirugikan sesuai dengan Pasal 19 ayat (2) tentang pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya.

Dalam pemenuhan tanggung jawabnya, PT. Telkom berupaya untuk tetap menjaga bagaimana caranya agar efek migrasi layanan Flexi ke Telkomsel tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi konsumen.

Menurut Bu Fidya Ulfa (Legal Staff PT. Telkom), PT. Telkom sebagai perusahaan penyedia layanan jasa telekomunikasi tetap berusaha agar hak-hak konsumen tetap terpenuhi. PT. Telkom juga berupaya agar efek dari migrasi layanan ini tidak menimbulkan kerugian bagi konsumen. Makanya sebelum dimulainya migrasi layanan, PT. Telkom telah melakukan sosialisasi melalui berbagai media.54

Sebelum dilaksanakannya migrasi layanan Flexi ke Telkomsel, PT. Telkom telah melakukan upaya sosialisasi tentang migrasi layanan tersebut melalui beberapa cara, yaitu:

1. SMS Blast

Suatu layanan SMS yang bersifat satu arah, yang dikirim ke banyak nomor dengan satu kali klik pengiriman secara cepat. SMS ini berisi mengenai sosialisasi migrasi layanan Flexi ke Telkomsel yang akan segera dilakukan oleh PT. Telkom.

2. Media Cetak

PT. Telkom juga melakukan sosialisasi di beberapa media cetak mengenai tata cara upgrade serta persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelanggan yang akan melakukan upgrade layanan Flexi ke Telkomsel. 3. Media lainnya

PT. Telkom menyediakan website khusus yang berisi informasi migrasi layanan Flexi ke Telkomsel. Di beberapa tempat, PT. Telkom juga menyelenggarakan tanya jawab secara langsung mengenai migrasi layanan Flexi ke Telkomsel ini.

54

PT. Telkom juga memberikan kompensasi yang diberikan kepada pelanggan bila melakukan migrasi layanan Flexi ke Telkomsel.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) kompensasi merupakan ganti rugi, pemberesan piutang dengan memberikan barang-barang yang seharga dengan utangnya, atau imbalan berupa uang atau bukan uang (natura) yang diberikan kepada karyawan di perusahaan atau organisasi.

Kompensasi adalah istilah yang menggambarkan suatu bentuk ganti rugi. Kompensasi dapat merujuk pada:55

1. Ganti rugi barang adalah suatu bentuk kompensasi yang digunakan dalam menunjukkan situasi di mana piutang diselesaikan dengan memberikan barang-barang yang seharga dengan utangnya.

2. Kompensasi (psikologi) di mana istilah kompensasi juga digunakan dalam pencarian kepuasan dalam suatu bidang untuk memperoleh keseimbangan dari kekecewaan dalam bidang lain.

3. Kompensasi (finansial) yang berarti imbalan berupa uang, atau bukan uang (natura), yang diberikan kepada karyawan dalam perusahaan atau organisasi.

Adapun bentuk kompensasi yang diberikan oleh PT. Telkom antara lain: 1. Pelanggan yang menyetujui migrasi layanan akan mendapatkan kompensasi

berupa pulsa bagi pelanggan prabayar dan bonus bicara untuk pelanggan pascabayar. Serta mendapatkan voucher untuk pembelian telepon genggam berbasis GSM (sesuai dengan ketentuan yang berlaku).

55

2. Pelanggan yang memilih berhenti menggunakan layanan tersebut akan mendapatkan kompensasi voucher pembelian telepon seluler berbasis GSM (sesuai dengan ketentuan yang berlaku).

Pelanggan Flexi yang melakukan upgrade layanan Flexi ke Telkomsel akan mendapatkan 2 pilihan insentif sebagai berikut:

1. Pulsa (Prabayar) / Bonus bicara & SMS perbulan selama 1 tahun. 2. Pilihan Voucher untuk pembelian telepon seluler berbasis GSM.

Untuk pelanggan Flexi Trendy (prabayar):

Keterangan :

1. Pemakaian rata-rata 3 bulan terakhir dibawah Rp 10.000 tidak mendapatkan insentif

2. Insentif pulsa muncul maksimal 3 x 24 jam dari sejak Recharge / isi pulsa

3. Insentif Pulsa muncul selama 1 tahun sejak pelanggan melakukan upgrade layanan.

4. Untuk insentif pulsa Rp 10.000 ke atas pelanggan yang tidak melakukan Recharge / isi ulang sesuai ketentuan pada bulan tersebut tidak akan mendapatkan insentif pulsa

Rata-rata Tagihan 3 Bulan Terakhir

Bonus Detail Bonus

Voice to All Tsel SMS to All Tsel

<10ribu - - - 10ribu-20ribu 5ribu 20 50 >20ribu-50ribu 10ribu 50 100 >50ribu-100ribu 20ribu 100 150 >100ribu-250ribu 50ribu 200 300 >250ribu-350ribu 80ribu 300 450 >350ribu-750ribu 100ribu 400 600 >750ribu-1juta 200ribu 500 750 >1juta 300ribu 600 900

Untuk pelanggan Flexi Classy (pascabayar):

Keterangan :

1. Tagihan rata-rata 3 bulan terakhir dibawah Rp 10.000 tidak mendapat insentif

2. Bonus pemakaian muncul pada bulan berikutnya setelah melakukan upgrade layanan

3. Bonus pemakaian muncul setiap bulannya selama setahun 4. Bonus pemakaian di pergunakan terlebih dahulu

5. Sisa bonus pemakaian yang tidak terpakai pada bulan berjalan tidak diakumulasikan

Voucher pembelian telepon seluler berbasis GSM Rata-rata pemakaian / Tagihan 3 bulan

terakhir Nominal Voucher <10ribu - 10ribu-20ribu 50ribu >20ribu-50ribu 100ribu >50ribu-100ribu 200ribu >100ribu-250ribu 400ribu >250ribu-350ribu 700ribu >350ribu-750ribu 1juta >750ribu-1juta 2juta >1juta 3juta Rata-rata Tagihan 3 Bulan Terakhir Pulsa/Bulan Minimal Topup/Recharge Insentif Pulsa dalam 1 Tahun <10ribu - - -

10ribu-20ribu 5ribu - 60ribu

>20ribu-50ribu 10ribu 5ribu 120ribu

>50ribu-100ribu 20ribu 10ribu 240ribu

>100ribu-250ribu 40ribu 10ribu 480ribu

>250ribu-350ribu 80ribu 20ribu 960ribu

>350ribu-750ribu 100ribu 20ribu 1,2juta

>750ribu-1juta 200ribu 20ribu 2,4juta

Keterangan:

1. Pelanggan harus membawa Nomor Telkomsel hasil upgrade layanan ke outlet yang dipilih (tercetak di voucher)

2. Penjaga outlet memastikan Nomor tersebut sama dengan Nomor yang tertera di Voucher

3. Hanya bisa di tukar di outlet yang tercetak pada voucher 4. Voucher tidak dapat di uangkan

5. Masa berlaku voucher yaitu 30 hari setelah di cetak

C. Prosedur Pelaksanaan Pembayaran Ganti Rugi Terkait Migrasi Layanan Flexi ke Telkomsel

Dalam pelaksanaan pembayaran ganti rugi, PT. Telkom sudah memiliki Standard Operational Procedure (SOP) tersendiri. PT. Telkom menyediakan beberapa jenis produk yang dapat dipilih oleh pelanggan yang hendak melakukan migrasi layanan. Adapun jenis produk yang ditawarkan, yaitu:

1. Kartu Halo Flexi merupakan produk yang ditawarkan khusus untuk pelanggan TELKOM Flexi Classy (Flexi Postpaid) yang bersedia upgrade ke Kartu HALO Telkomsel dengan system Basic Package HALO Flexi tanpa Monthly Fee.

2. Kartu As Flexi adalah perdana baru Kartu As dengan tarif khusus Call & SMS untuk sesama pengguna Kartu As Flexi yang disesuaikan dengan tariff Call & SMS yang berlaku pada Kartu Flexi. Kartu As Flexi memiliki metode penomoran khusus, yaitu 0851xxx.

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelanggan sebelum melakukan migrasi layanan. Pelanggan yang memenuhi syarat dan ketentuan untuk melakukan upgrade layanan Flexi ke Telkomsel adalah sebagai berikut :

1. Untuk pelanggan Flexi Trendy atau Prabayar : a. Aktif lebih dari 1 bulan

b. Pernah melakukan panggilan (call)

c. Pernah melakukan pengisian pulsa (top up) d. Tidak posisi dalam masa tenggang (grace) 2. Untuk pelanggan Flexi Classy atau Pascabayar :

a. Aktif lebih dari 1 bulan

b. Pernah melakukan panggilan (call) c. Pernah membayar tagihan (bill)

d. Tidak sedang posisi menunggak (debt/bad debt)

Secara umum banyak keuntungan yang akan diperoleh Pelanggan Flexi dengan adanya migrasi layanan dari Flexi ke Telkomsel:

1. Mendapatkan area layanan yang lebih luas (coverage lebih luas), tanpa dibatasi area (tidak perlu melakukan combo).

2. Sinyal lebih kuat hampir di seluruh wilayah Indonesia.

3. Bisa mendapatkan kecepatan akses internet broadband yang lebih tinggi ( Flexi up to 3.1 Mbps Flash Telkomsel up to 14.4 Mbps). 4. Pilihan jenis aksesori atau handset terminal yang lebih banyak untuk

teknologi berbasis GSM. 5. Bisa roaming internasional. 6. Bisa sms internasional. 7. Tarif tetap hemat

Adapun tata cara untuk melakukan migrasi layanan:

Dokumen terkait