• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Instrumen Penelitian

3.6.2 Pedoman Wawancara

Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta, guru kelas V dan siswa kelas V. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dari narasumber.

3.6.2.1 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Pengumpulan data melalui wawancara pertama kali ditujukan kepada Kepala sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Adapun garis besar rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3. 2 Garis Besar/Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah

No Topik Pertanyaan

1. Informasi berkaitan dengan sekolah

a. Prestasi yang telah diraih siswa dalam bidang akademik b. Prestasi yang telah diraih siswa dalam bidang non akademik c. Nilai UN mata pelajaran IPA

2. Ketersediaan alat peraga di sekolah

a. Alat peraga IPA yang sudah ada di sekolah b. Perawatan alat peraga IPA di sekolah c. Pengadaan alat peraga IPA di sekolah 3. Penggunaan alat peraga IPA dalam pembelajaran

4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga

3.6.2.2 Pedoman Wawancara Guru Kelas V

Wawancara kedua ditujukan kepada guru kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Teknik wawnacara yang digunakan adalah terencana-tidak terstruktuk. Wawancara kepada guru kelas V terkait dengan ketersediaan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, kesulitan yang dialami guru dan

55 siswa pada mata pelajaran IPA dan cara guru mengatasi kesulitan yang dihadapi. Adapun garis besar/ rencana wawancara dengan guru kelas V dapat dilihat pada table 3.3.

Tabel 3. 3 Garis Besar/Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V

No Topik Pertanyaan

1. Ketersediaan alat peraga di kelas

a. Alat peraga IPA yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga IPA oleh guru

2. Penggunaan alat peraga IPA dalam pembelajaran

3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA

4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas V

Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara yang dilakukan terkait dengan penggunaan alat peraga dan kesulitan belajar yang dialami dalam pelajaran IPA. Jenis wawancara yang digunakan adalah terencana-tidak terstruktur. Adapun garis besar/rencana wawancara dengan siswa kelas V dapat dilihat pada table 3.4

Tabel 3. 4 Garis besar/rencana wawancara dengan Siswa

No Topik Pertanyaan

1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi 2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA 3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli metode Montessori. Instrumen terlebih dahulu divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang digunakan pada instrumen nontes

56 adalah validasi konstrak. Validasi konstrak mengacu sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari sebuah teori (Widoyoko, 2009: 145), oleh karena itu pedoman wawancara yang digunakan divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli. Melalui validasi konstrak yang dilakukan para ahli, maka diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3 halaman 79. Hasil validasi pedoman wawancara guru kelas dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman 81. Hasil validasi pedoman wawancara dengan siswa kelas V dapat dilihat pada tabel 4.7 halaman 83.

3.6.3 Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner yang mencakup beberapa hal antara lain : analisis kebutuhan, validasi produk para ahli dan validasi produk pada uji coba lapangan terbatas.

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan

Jenis kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Responden dapat menjawab secara bebas pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner jenis terbuka ini (Widoyoko, 2015:36). Peneliti menggunakan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru kels V SD Pangudi Luhur Yogyakarta dan siswa kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil kuesioner menjadi pertimbangan dalam perancangan media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disajikan pada tabel 3.5.

57 Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa

Indikator Deskriptor Nomor item

Kuesioner Guru Kuesioner Siswa Auto-education 1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 1 1

2. Memahami konsep IPA secara mandiri

2 2

Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

3 dan 4 3 dan 4 Menarik 1. Memiliki warna 5 dan 6 6 dan 7 Bergradasi

1. Bentuk media pembelajaran 3 dimensi

9 10

2. Berat media pembelajaran 8 8

Auto-correction 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 10 9 2. Membantu menemukan jawaban yang benar

7 5

Kelima indikator yang terdapat pada kisi-kisi, kemudian dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk guru dan 10 pertanyaan untuk siswa yang telah disusun ke dalam kuesioner analisis kebutuhan. Contoh kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dapat dilihat pada halaman 182 lampiran 2.4. Contoh kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dapat dilihat pada halaman 185 lampiran 2.5.

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk

Kuesioner validasi produk yang disusun oleh peneliti berdasarkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Validasi produk dengan kuesioner dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan.

Kuesioner validasi produk diisi oleh ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, ahli pembelajaran IPA dan guru kelas V. Kuesioner validasi

58 produk diisi oleh para ahli setelah peneliti mempresentasikan produk yang dikembangkan. Peneliti juga menyusun kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner ini ditujukan kepada siswa sesudah menggunakan media pembelajaran pada uji coba terbatas. Kuesioner validasi produk dan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran disusun dengan mengembangkan lima karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori sehingga memiliki indikator yang sama pada kisi-kisi. Kisi-kisi validasi produk dan tanggapan mengenai media pembelajaran dapat dilihat pda tabel 3.6.

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa

Indikator Deskriptor Nomor Item

Ahli Siswa

Auto-education

1. Membantu siswa memahami konsep IPA 1 2

2. Siswa belajar secara mandiri 2 1

Kontekstual

1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

3 10

2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar dan sekolah/guru

4 11

Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 5 3

2. Bentuk alat peraga menarik 6 4

3. Cara kerja alat peraga menarik 7 7 Bergradasi

1. Memiliki bentuk 3 dimensi 8 5

2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik siswa

9 6

Auto-correction

1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri

10 8

2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar

11 9

Kelima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi validasi produk kemudian dikembangkan menjadi 11 pertanyaan untuk ahli dan 11 pertanyaan tanggapan mengenai media pembelajaran. Contoh kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada halaman 205 lampiran 4.1, sedangkan contoh kuesioner tanggapan

59 mengenai media pembelajaran dapat dilihat pada halaman 209 lampiran 4.2. Selain mengembangkan produk berupa media pembelajaran, peneliti juga membuat produk berupa album petunjuk penggunaan media pembelajaran yang juga divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Uji validitas untuk menilai kelayakan dari album petunjuk yang dibuat. Aspek yang dinilai dalam validasi album petunjuk dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3. 7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai

1 Kesesuaian bahasa dengan tata bahasa Indonesia yang baku 2 Kejelasan kalimat

3 Pemilihan jenis huruf 4 Pemilihan ukuran huruf 5 Pemilihan ukuran gambar 6 Kejelasan gambar

7 Kelengkapan album

8 Keruntutan langkah-langkah kegiatan

9 Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang digunakan 10 Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan

siswa

Kuesioner analisis kebutuhan, validasi produk dan tanggapan siswa mengenai media pembelajaran terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori dan guru SD setara. Instrumen divalidasi agar dapat digunakan utuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Validasi instrumen nontes untuk mengukur skala sikap menggunakan validasi konstruk (Sugiyono, 2015:176). Validasi konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar dalam penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009:131). Melalui validasi konstruk yang dilakukan para ahli, diperoleh hasil rerata skor validasi

60 kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor kusioner validasi produk. Hasil validiasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 halaman 163, sedangkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 2.2 halaman 170.

Selain melakukan uji validias konstruk oleh ahli, peneliti juga melakukan uji keterbacaan untuk siswa SD setara. Uji keterbacaan ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pertanyaan atau pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Melalui uji keterbacaan diperoleh hasil skor rerata uji keterbacaan kuesioner. Hasil uji keterbacaan analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.11 halaman 90 serta uji keterbacaan kuesioner tanggapan media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.25 halaman 115.

Dokumen terkait