BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
Hari, tanggal : Senin-Sabtu, 8-13 Februari 2016.
Nara Sumber : Eko Siswanto, S.Pd., Darsiyem, S.Pd., Rani Dwi Safitri, S.Pd., Dian Nurwati, S.Pd., Ummi Baroroh, S.Pd., Slamet, S.Pd.SD. Tempat : SDN Gugus Ki Hajar Dewantoro Kota Semarang
1. Indriastuti: Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah karakteristik anak usia SD khususnya untuk kelas V?
Eko Siswanto, S.Pd. : Karakteristik anak usia SD untuk kelas V memang berbeda-beda. Terlihat dari sikapnya di kelas, ada yang super aktif, pendiam, dan lain-lain. Usia anak SD cenderung masih suka bermain. Namun, untuk tugas, ada yang memiliki tanggung jawab dan keinginan untuk memperoleh nilai yang tinggi.
Darsiyem, S.Pd. : Karakteristik anak kelas V SD masing-masing berbeda. Ada siswa yang mudah menerima pelajaran dan ada juga yang lama. Mereka juga masih senang berkelompok, bermain dan mencari perhatian. Secara tidak langsung, biasanya di kelas ada yang dijadikan seperti pemimpin yang ditakuti.
Rani Dwi Safitri, S.Pd. : Setiap siswa tentu memiliki karakeristik yang berbeda. Ada yang cepat menanggapi pelajaran, ada juga yang lambat dalam menerima pelajaran. Namun, pada dasarnya siswa kelas V masih senang bermain dan berkelompok.
Dian Nurwati, S.Pd. : Pada dasarnya karakter anak berbeda-beda. Mereka memiliki karakter khas yang membedakan dengan anak lainnya. Mereka juga senang mencari perhatian. Dalam menangkap pelajaran, siswa ada yang cepat ada juga yang lambat. Siswa kelas V biasanya berkelompok. Di kelas saya terlihat sekali ada beberapa kelompok, namun masih bisa saya atur.
Ummi Baroroh, S.Pd. : Untuk siswa kelas V sendiri, punya karakter yang berbeda dengan kelas lainnya. Karena mereka ibaratnya berada di tingkat akhir sebelum disibukan dengan ujian saat kelas VI, makanya mereka sering mengokohkan diri sebagai kakak kelas dan ditakuti oleh adik kelas. Oleh karena itu, biasanya mereka lebih senang berkelompok dan bermain. Siswa kelas V biasanya memiliki daya saing yang tinggi, mereka tidak mau menjadi yang paling akhir.
Slamet, S.Pd.SD. : Siswa kelas V sebenarnya masih sering mencari perhatian, mereka senang mengelompokkan diri mereka menjadi beberapa kelompok. Ada juga siswa yang aktif dalam
pembelajaran, ada pula yang pasif. Ada yang selalu ingin diperhatikan juga.
2. Bagaimanakah proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia dikelas? Dan bagaimanakah hasilnya?
Eko Siswanto, S.Pd. : Proses pembelajaran bahasa Indonesia biasanya menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk mengurangi kejenuhan siswa. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang cukup sulit. Jadi, agar pembelajaran tetap efektif, metode pembelajaran tidak hanya ceramah saja. Guru menggunakan metode tutor sebaya, dan pembelajaran outdoor disesuaikan dengan materi. Untuk hasil belajarnya sudah baik.
Darsiyem, S.Pd. : Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, biasanya guru menjelaskan materi secara ulang. Kemampuan dalam menerima materi pelajaran setiap siswa berbeda. Jadi, guru mengajarkan bahasa Indonesia tidak hanya satu kali agar siswa benar-benar menguasai. Setelah itu biasanya guru memberikan soal untuk melihat kemampuan siswa. Namun, dalam prosesnya guru tetap mendampingi dan membimbing siswa menyelesaikan tugas tersebut. Kemudian, hasil belajar bahasa Indonesia sudah bagus namun masih kurang memuaskan dibanding dengan mata pelajaran lainnya seperti IPA, IPS, Matematika, dan PKn.
Rani Dwi Safitri, S.Pd. : Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia saya mengajarkan teorinya dulu, baru contoh soal beserta cara mengerjakannya. Setelah itu saya memberikan latihan- latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa. Untuk hasil belajarnya sebagian besar masih kurang, hanya beberapa anak yang mampu mencapai KKM. Kalau menurut saya, ini dikarenakan minat mereka dalam pelajaran bahasa Indonesia masih kurang. Siswa masih menganggap bahasa Indonesia itu pelajaran yang membosankan. Kalau siswa sudah tidak tertarik dengan pelajaran, pasti nantinya mereka lebih memilih untuk menghindari pelajarannya. Apalagi biasanya orang tua kebanyakan kurang memperhatikan mereka saat belajar di rumah.
Dian Nurwati, S.Pd. : Proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, biasanya siswa harus benar-benar dibimbing dan dijelaskan secara berulang-ulang karena daya serap mereka berbeda. Begitu pula dengan tugas, mereka harus diarahkan agar bisa mengerjakan dengan benar. Untuk hasil belajar bahasa Indonesia sebenarnya sudah bagus, hanya saja ada yang belum memenuhi KKM.
Ummi Baroroh, S.Pd. : Proses pembelajaran bahasa Indonesia, guru harus benar- benar menjelaskan materi berulang-ulang karena daya tangkap setiap siswa berbeda. Ada siswa yang mudah lupa
dengan apa yang sudah diajarkan. Sebagai contoh, pada saat pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang bertanya. Setelah istirahat guru melakukan tanya jawab tentang materi, siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab. Hal itu yang menyebabkan hasil belajarnya kurang maksimal.
Slamet, S.Pd.SD. : bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang kurang disukai siswa. Siswa biasanya mengeluh sulit dan jenuh dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Pemahaman tentang materi bahasa Indonesia masih kurang, itu yang menyebabkan nilainya belum memuaskan.
Indriastuti: Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, materi manakah yang dianggap sulit oleh siswa?
Eko Siswanto, S.Pd. : mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat beberapa materi yang dianggap sulit oleh siswa diantaranya siswa kurang bisa mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengar, hal tersebut dapat terjadi karena pemahaman siswa terhadap suatu cerita masih rendah. Darsiyem, S.Pd. : pada pembelajaran bahasa Indonesia, banyak siswa yang
merasa kesulitan dalam memahami suatu cerita. Siswa belum optimal dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerita terutama dalam menentukan tema.
Rani Dwi Safitri, S.Pd.: sebagian besar siswa kelas V masih merasa kesulitan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, ketika mereka diberikan soal cerita pendek dan diminta untuk menjawab pertanyaan, siswa masih belum tepat dalam menjawabnya. Dian Nurwati, S.Pd : hanya ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, namun untuk keseluruhan materi bahasa Indonesia sudah banyak yang menguasai. Misalnya pada materi membaca cerita, menulis dialog, wawancara sederhana dan lain lain.
Ummi Baroroh, S.Pd. : mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V ini kurang optimal, karena masih banyak siswa yang kurang paham dengan materi yang telah diberikan. Misalnya pada materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita. Namun ada materi yang paling disukai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis puisi bebas dan membaca cerita pendek.
Slamet, S.Pd.SD. : bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang hasilnya kurang memuaskan. Siswa merasa bosan dan jenuh jika dihadapkan pada bacaan yang terlalu banyak. Sehingga siswa kurang dapat menikmati suatu cerita.