• Tidak ada hasil yang ditemukan

Da la m penelitian ini dilakukan isolasi terhadap kandungan komponen triterpenoid yang terdapat pada k u ­ lit batang tumbuhan Phyllanthus acidus Skeels yang di -kurnpulkan dari dat-rah Mojosari Kabupaten Mojokerto , Jawa Timur.

Parta isolasi triterpenoid dari kulit batang Phyllanthus acidus Skeels dipilih pelarut n-heksana , karena untuk komponen-komponen senyawa yang sifat ke-larutannya kecil terhadap n-heksana tidak ikut

tereks-traksi. Ekstraksi dilakukan dengan cara merefluk sela.

-ma dua jam sebanyak tiga kali di-maksudkan agar

kan-dungan triterpenoid terekstraksi lebih sempurna.

Dengan digunakannya pelarut n-heksana untuk penyarian, rcaka triterpenoid yang berhasil diisolasi dalam bentuk bebas. Hal tersebut disebabkan kerena triterpenoid ben­

tuk bebas mempunyai kelarutan besar dalam pelarut

n-heksana #

Hasil ekstraksi diuapkan dan didapatkan ekstrak kantal . berwarna kuning kehijauan.

Pada deteksi dengan reaksi warna didapatkan ha­ sil untuk tes Liebermann-Burchad dan tes Carr-Price ,

keduanya memberikan warna ungu yang stabile untuk tes Salkowski dihasilkan cincin warna coklat pada batas ke

-dua cairan tersebut, hal tersebut membuktikan bahwa

ekstrak tersebut mengandung triterpenoid.

Dari kromatografi lapisan tipis dengan campuran

eluen kioroform : metanol =

9 :1

didapatkan dua noda de­

ngan harga Rf 0,70 dan 0,79 dengan warna noda ungu.

Penambahan arang aktif dan kemudian disaring pa

-nas

6

imaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang

tidak dikehendaki ada dalam isolat.

Kemudian larutan didiamkan, maka akan terbentuk endapan

berwarna putih, Tetapi bila dilarutkan kedalam pelarut

kioroform atau n-heksana akan berwarna kekuningan.

Karena dengan pencucian dan rekristalisasi tidak berha-sil menghilangkan warna tersebut, maka dilakukan kroma­ tografi kolom.

Pada penampungan fraksi ke 7 sampai ke 24, setelah di­ lakukan uji kromatografi lapisan tipis didapatkan satu

noda dengan harga Rf yang sana aan warna sama. Kemudian

fraksi ke

7

dan ke

24

dikumpulkan jadi satu dan setelah diuapkan didapat endapan warna putih. Kemudian dilaku

-k a n re-kristalisasi dengan pelarut aceton. metanol

se-hingga didapat kristal putih.

Pada uji kwalitatif denjan reaksi warn? didapat­ kan hasil : untuk tes Liebermann-Burchad dan tes Carr

Svidaii^ar. Jen^an tes Salkowskl dihasilkan cincin coklat pada batas kedua cairan , fcal tesebut menunjukkan bahwa s<.nyawa tersebut adalah triterpenoid.

Kromatografi lapisan tipis dilakukan dengan lima macam campuran pelarut menghasilkan , campuran kioroform

: metanol = 9 ; 1 satu noda warna ungu dengan harga Rf =

0,74; dengan pelarut kioroform : metanol = 7 : 3

menun-jr.kkan satu noda warna ungu dengan harga Rf = 0,84;

se-dangkan pelarut kioroform heksana =

7 : 3

didapat satu

noda warna ungu dengan harga Rf = 0,22 ; pelarut kio ro ­

form : etil asetat =

9 : 1

didapat satu noda ungu dengan R f = 0,59 ; dan pelarut heksana : etil asetat = 8 : 2

menunjukkan satu noda warna ungu dengan harga Rf = 0,36.

Jumlah satu noda menunjukkan zat tersebut murni secara kromatografi lapisan tipis.

Penentuan titik leleh dari zat hasil isolasi dengan raenggunakan alat Fisher Johns Melting Point Apparatus didapatkan titik leleh 228° - 229° C. Ketajaman titik leleh tersebut menunjukkan bahwa zat tersebut murni.

Dari hasil serapan spektra ultra violet menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 206 nra dalam pe ­ larut metanol, ini mendekati serapan maksimum dari tri­

terpenoid yang terdapat pada kulit batang Alstonia Scho

Sedangkan pada kulit batang Phyllanthus emblica I. m e ­ nunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang

212

am dalvm pelarut metanol

Spektra serapan infra merah memberikan puncak

-puncak pada daerah bilangan gelombang :

3300

cm"1 ,

2926 cm- 1 , 2850 cm- 1 , 1470 cm”1 , 1390 cm"1 , 1350 cm

- 1

1270 era- 1 , 1190 cm'1 , 1100 cm- 1 , 1040 cm- 1 , 1000 cm

' 1

940 cm”1 , 817 cm”1 . Dari puncak puncak serapan di -atas menunjukkan adanya gugus fungsi : -OH (3300 cm”1 ), OH

2

( 2926 dan 2470 cm

- 1

), -gem dimetil ( 1390 dan 1370 cm-1 ),

Pada daerah bilangan gelombang : 2926 cm"1 , 2850 cm

- 1

1470 cm*1 , 1390 cm- 1 , 1270 cm**1', 1190 cm"1 , 1100 cm

' 1

1040 cm"1 , 1000 cm”1 , 940 cm"1 , 817 cm”1 , menunjukkan kesamaan dengan daerah bilangan gelombang pada spektra infra merah triterpenoid yang diisolasi dari Alstonia spatulata; sedangkan perbedaannya adalah pada daerah bilangan gelombang 1730 cm”1 , dan 1635 cm- 1 , tidak ada pada spektra infra merah dari hasil isolat, dimana bilangan gelombang tersebut ditunjukkan di spektrum

infra merah dari triterpenoid yang terdapat pada Alsto­ nia spatulata Blume.

E-ibandingkan dengan spektra infra merah dari Alstonia

scholaris R .Br menunjukkan kesamaan pada daerah bilang­

1270 cm”1 , 1190 c n f \ 1100 cm"1 , 1040 cm- 1 , 1000 cm

1

.

Sedangkan perbedaannya pada bilangan gelombang 1725 cm

dan 1640 cm tidak ada pada spektra infra merah dari

hasil isolasi, tetapi ada pada spektra infra merah deri

triterpenoid yang terdapat pada Alstonia scholaris R.3r.

Dengan adanya persaraasn daerah bilangan gelombang ter­ sebut diatas make hasil isolasi adalah suatu senyswa go -longan triterpenoid, sedangkan perbedasn pada daerah bi-langan gelombang 1730 - 1635 (cm •) menunjukkan senyawa triterpenoid-'hasil isolasi mempunyai struktur kimia yang berbeda dengan triterpenoid yang ada pada Alstonia

spatu-lata Blume. dan Alstonia scholaris R.3r*

i^ada penelitian ini belum dapat diter^uksn struk- . tur kimianya, kerena masih diperlukan tahapan penelitian yang panjang yaitu :

Pembuatan spektra Nf'IR dimaksudksn untuk mengetahui pola kerangka molekulnya dan jenis proton yang dipunyai senya w a ini.

j^embuatan spektra m a s a untuk mengungkapkan berat molekul senyawa, Juga dengan cara degradosi suatu senyawa akan dapat diraraalkan s t r u k t u m y a .

Juga perlu dilakukan reaksi hidrolisa, esterifikasi de­ ngan asam asetat dan esterifikasi dengan asam benzoat .

Kemudian hasilnya dibuat spektra UV, IR, NMR, dan m a sa .

delain bentulc bebas atau bentuk esternya.

.t'ada penelitian ini hanya dilakukan pengambilan data reaksi warna, 'romatografi lapisan tipis, titik leleh, serapan ultra violet, serapan infra merah. iiemudian d£ ta tersebut dibandingkan dengan data dari triterpenoid yang ada dipustaka, maka dapat disimpulkan bahwa senya wa ini suatu triterpenoid.

BAB V

K E S I M P U L A N

Bari percobaan isolasi dan uji secara kualitatif yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kulit batang Phyllanthus acidus Skeels mengandung

t riterp en oi d.

2. Berhasil diisolasi kristal triterpenoid yang berwar -na putih dengan titik leleh : 228° - 229° C.

BAB VI

SARAN-SARAN

Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi tri­ terpenoid dan telah dilakukan uji kwalitatif, dari h a ­ sil tersebut disarankan agar :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memas

-tikan struktur triterpenoid yang terdapat dalam P h y l ­

lanthus acidus Skeels.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang ak -tifitas farmakologis dan efek toksisnya dari triter­ penoid tersebut.

RINGKA3AN

Triterpenoid ditemukan pada beberapa jenis phyllanthus, dan bebernpa triterpenoid sudah diketahui efek farmakologinya.

Telah dilakukan isolasi triterpenoid dari kulit batang Phyllanthus acidus Skeels., dengan cars ekstraksi dalam pela -

rut n-heksana, kemudian ekstrak dipekatkan dan dicuci dengan

arang aktif dalam pelarut metanol, Diuapkan, lalu dilakukan kromatografi kolom dengan pelarut kloroform:metanol (9:lJjfrak si ke 7-24 ci;a'fipun

2

, diuapkan, maka didapat endapan warna pu­ tih, dan direkristalisasi dengan pelarut aseton - metanol

Dilakukan uji kualitatif, untuk reaksi warna dengan lie berman-Burchad dan Carr-Price menunjukkan warna ungu,untuk Sal kowski terbentuk cincin warna coklkt pada batas kedua cairan. Penentuan titik leleh didapatkan meleleh pada 228° -

229

° 0 . Uji kromatografi lapissn tipis dengan campuran pelaxut kloro - form:metanol*9:1 memberikan harga Rf=0,?4; untuk pelarut kloro form:metanol=7:3 memberikan haxga Rf=0,84; pelarut kloroform : heksana=?:3 memberikan harga Rf=0,22; sedangkan pelarut kloro- fo r m :etil asetat memberikan harga Rf=0,59; dan pelarut heksana

: etil asetat=8:2 memberikan harga Rf= 36.

JJats UV menunjukkan serapan maksimum pada A 206 nm.

Data IR menunjukkan puncak-puncak pada daerah ccm“1 ; 3300,2926 2850,1470,1390,1370,1350,1270,1190,1100,1040,1000,940,817.

Dari data tersebut dibandingkan dengan data triterpenoid dari pustaka, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa tersebut a- delsh suatu triterpenoid.

Dokumen terkait