• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISA DATA

B. Faktor_Faktor Sosial Masyarakat

B.2. Pekerjaan

10. Apakah jenis pekerjaan sekarang telah sesuai dengan latar belakang pendidikan Bapak / Ibu?

a. Sesuai b. Tidak Sesuai c. Ragu-Ragu

11. Apakah Jenis pekerjaan Bapak / Ibu sekarang telah mencukupi kebutuhan sehari-hari?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi c. Tidak Mencukupi B.3. Pendidikan

12. Apakah Bapak / ibu sering mengikuti penyuluhan? a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

13. Apakah Bapak / Ibu sering membaca media cetak, misalnya koran atau majalah?

a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

14. Apakah Bapak / Ibu sering menonton televisi? a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

15. Apakah Bapak / Ibu mengerti tentang tujuan pendidikan? a. Mengerti

b. Kurang Mengerti c. Tidak Mengerti

16. Menurut Bapak / Ibu, apakah pendidikan dapat meningkatkan jumlah pendapatan? a. Meningkatkan b. Kurang Meningkatkan c. Tidak Meningkatkan B.4. Keterampilan

17. Apakah Bapak / Ibu sering mengikuti kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan? a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

18. Menurut bapak / Ibu, apakah keterampilan mendorong peningkatan pendapatan?

a. Mendorong

b. Kurang Mendorong c. Tidak Mendorong

B.5. Partisipasi Anggota Keluarga

19. Apakah menurut Bapak dibutuhkan Isteri untuk bekerja guna menambah pendapatan rumah tangga?

a. Dibutuhkan

b. Kurang Dibutuhkan c. Tidak Dibutuhkan

20. Apakah Menurut Bapak / Ibu dibutuhkan anak untuk bekerja guna menambah pendapatan rumah tangga?

a. Dibutuhkan

b. Kurang Dibutuhkan c. Tidak Dibutuhkan

C. Tingkat Ekonomi Masyarakat

21. Berapakah jumlah pendapatan rumah tangga Bapak / Ibu perbulan? a. Di atas Rp. 800.000,-

b. Antara Rp. 400.000,- Sampai Rp. 800.000,- c. Di bawah Rp. 400.000,-

22. Apakah jumlah pendapatan Bapak / Ibu telah mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi c. Tidak Mencukupi

23. Bagaimana status kepemilikan rumah Bapak / Ibu? a. Milik Sendiri

b. Orang lain

c. Menyewa / Mengontrak

24. Bagaimana bentuk rumah yang Bapak /Ibu tempati? a. Permanen

b. Semi Permanen c. Gubuk / Darurat

25. Bagaimana status sumber penerangan Bapak / Ibu? a. Listrik / PLN

b. lampu Biasa / Minyak c. Tidak Ada

26. Bagaimana status sumber air minum? a. Sungai

b. Sumur c. PAM

27. Apakah jumlah pendapatan rumah tangga Bapak / Ibu telah mencukupi pemenuhan?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi c. Tidak Mencukupi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 27

Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 29

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 30

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 31

Tabel 6. Sarana Berdasarkan ... 32

Tabel 7. Sarana Umum Jalan Raya ... 33

Tabel 8. Sarana Transportasi Darat dan Sungai ... 34

Tabel 9. Sarana Umum Komunikasi ... 35

Tabel 10. Sarana Umum Desa Perhiasan ... 36

Tabel 11. Jenis Penggunaan Tanah ... 37

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga ... 39

Table 13. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Usia ... 40

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 41

Table 15. Distribusi Responden Berdasarkan Asal ... 42

Tabel 16. Distribusi Responden Tentang Jenis Pekerjaan ... 43

Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44

Tabel 18. Distribusi Responden Tentang Warisan ... 45

Table 19. Distribusi Responden Tentang Warisan Dengan Pemenuhan Kebutuhan... 46

Table 20. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dengan Latar

Tabel 21. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dengan Pemenuhan ... 48

Table 22. Distribusi Responden Tentang Penyuluhan ... 49

Table 23. Distribusi Responden Tentang Membaca Media Cetak ... 50

Table 24. Distribusi Responden Tentang Menonton Televisi ... 50

Table 25. Distribusi Responden Tentang Tujuan Pendidikan ... 51

Table 26. Distribusi Responden Tentang Pendidikan Terhadap Pendapatan... 52

Table 27. Distribusi Responden Tentang Mengikuti Pelatihan-pelatihan ... 53

Table 28. Distribusi Responden Tentang Keterampilan Terhadap Pendapatan ... 54

Tabel 29. Distribusi Responden Tentang Partisipasi Isteri ... 54

Table 30. Distribusi Responden Terhadap Partisipasi anak ... 55

Table 31. Distribusi Responden Tentang Pendapatan Rumah Tangga Perbulan ... 56

Table 32. Distribusi Responden Tentang Jumlah Pendapatan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan ... 57

Table 33. Distribusi Responden Tentang Kepemilikan Rumah ... 57

Table 34. Distribusi Responden Tentang Bentuk Rumah ... 58

Table 35. Distribusi Responden Tentang Sumber Penerangan Rumah ... 59

Table 36. Distribusi Responden Tentang Sumber Air Minum ... 59

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema I Kerangka Pemikiran ... 20 SkemaII Struktrur Organisasi Pemerintahan Desa Perhiasan ... 38

ABSTRAK

Nama : Ahmad Zailani PA NIM : 030902050

Judul Skripsi : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat serta menggambarkan faktor-faktor tersebut di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Basis penelitian terdiri atas 85 orang responden yaitu masyarakat Desa Perhiasan berdasarkan kepala rumah tangga (KK), yang diambil melalui teknik sampling simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, serta dengan tabulasi data yang tertuang dalam tabulasi tabel tunggal.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yakni faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi di Desa Perhiasan antara lain adalah warisan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, keterampilan dan partisipasi anggota rumah tangga. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi jumlah pendapatan dan cara hidup dalam kehidupan bermasyarkat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi atau meningkatnya faktor-faktor seperti jumlah pendapatan, maka status sosial ekonomi semakin tinggi pula.

Key words (kata kunci) : warisan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan status sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia dalam masyarakat manapun, sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonominya. Hal ini juga mempengaruhi setiap interaksi yang dilakukannya. Dapat dilihat dari pekerjaan yang digelutinya, pendapatan yang diperoleh, latar belakang keluarga dan latar belakang pendidikannya. Semua kondisi tersebut mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari.

Untuk melihat kedudukan seseorang di tengah-tengah masyarakat, banyak faktor yang harus diperhartikan, baik dari sudut pandang sosial maupun ekonomi. Sebab di dalam suatu masyarakat pasti terdapat sesuatu yang dihargai dan dipandang. Sesuatu yang dihargai masyarakat mungkin berupa uang, benda-benda yang bernilai ekonomis seperti tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam agama atau juga keturunan dari keluarga terhormat. ( Soesmardjan,1984 : 157 ).

Faktor-faktor yang diuraikan di atas perlu diperhatikan, karena merupakan sesuatu yang dihargai, sehingga menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Jika kepemilikan faktor-faktor tersebut dalam jumlah banyak, maka seseorang tersebut dianggap sebagai seseorang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi. Sebaliknya jika kepemilikan faktor-faktor tersebut dalam jumlah yang minim, maka seseorang tersebut memiliki kedudukan yang rendah.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. (Soekanto, 1990 : 181).

Hal ini merupakan konsekuensi logis, dimana sosial ekonomi merupakan salah satu nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai, maka semakin tinggi kondisi sosial ekonomi, maka kedudukan dan statusnya dalam masyarakat akan semakin tinggi pula. Dapat kita dilihat dalam kehidupan masyarakat, dimana seseorang yang mempunyai status ekonomi yang tinggi biasanya mempunyai kedudukan dalam masyarakat tersebut. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi seseorang dapat kita ketahui dengan melihat tiga factor, yakni : pekerjaan, tingkat pendidikan dan penghasilan. Dalam hal ini dapat digunakan kategori mengenai kedudukan sosial ekonomi adalah tinggi, sedang , dan rendah.

Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan keberadaan seseorang untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat dimana seseorang itu tinggal. Selain itu kondisi sosial ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap kedudukan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mampu pula ia beradaptasi dan berinteraksi, dan juga semakin tinggi kedudukannya dalam masyarakat dan begitu pula sebaliknya.

Salah satu penelitian yang dimaksud di atas adalah penelitian yang dilakukan di Kelurahan Anggot Bawah, Kotamadya Bengkulu yang menunjukkan bahwa anggota masyarakat yang memiliki penghasilan yang rendah mengakibatkan tidak mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari berpengaruh terhadap kondisi sosialnya, yang ditandai dengan sikap rendah diri, menjauhkan diri dari lingkungan, dan bahkan bersikap apatis (Cahyani, 1994 : 64).

Hal ini disebabkan oleh tidak mampunya seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga seseorang itu, mau tidak mau harus meminta bantuan pada orang lain. Proses inilah yang menyebabkan status sosialnya rendah dikarenakan masyarakat menganggapnya tidak mampu. Sementara itu dinyatakan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat juga menentukan tingkat pendapatan dan keberhasilan seseorang dalam masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat akan berpengaruh terhadap keberhasilan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin terampil dan berhasil dalam pekerjaan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan (Malo, 1980 : 55).

Apabila ditinjau dari segi tenaga kerja di Indonesia, tenaga kerja Indonesia mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Hal ini diakibatkan tingkat pendidikan tenaga kerja atau angkatan kerja di Indonesia yang masih rendah. Beberapa ahli membuat klasifikasi angkatan kerja kita menurut tingkat pendidikannya ke dalam kelompok sebagai berikut: Buta huruf 27,1%, tamatan SD 60%, tamatan SMP 6%, tamatan SMA 6% dan tamatan perguruan tinggi hanya 0,8%. Kondisi dunia kerja seperti ini tentu tidak ideal. Melihat komposisi tenaga kerja dan tingkat pendidikannya dapat diprediksikan dan dijelaskan bahwa

angkatan kerja kita saat ini memiliki produktivitas kerja rendah. Rendahnya produktivitas ini kemudian berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan sebagian besar tenaga kerja kita yang saat ini berada di dunia kerja. Hal ini jelas akan mempengaruhi tingkat sosial ekonomi para tenaga kerja tersebut. (Budihardjo, 2005 : 13).

Melihat komposisi tingkat pendidikan dan pekerjaan di daerah Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Langkat, masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dan pekerjaan ini mungkin akan mempengaruhi tingkat sosial ekonominya.sejalan dengan hal tersebut, Desa Perhiasan yang termasuk ke dalam Kabupaten Langkat juga memiliki kondisi sosial ekonomi yang tersendiri dan yang berbeda dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di tempat lain. Apalagi masyarakat di Desa Perhiasan sudah tergolong masyarakat yang heterogen, dimana masyarakatnya terdiri dari pendidikan, agama, suku dan pekerjaan yang berbeda-beda. Kesemuanya menjadikan masyarakat di Desa Perhaiasan memiliki karakteristik tersendiri.

Keheterogenan masyarakat Desa Perhiasan ini, terutama dapat dilihat dari status sosial ekonominya, dimana tingkat sosial ekonomi masyarakatnya beraneka ragam. Sebagian masyarakatnya sudah tergolong pada tingkat sosial ekonomi yang mapan, dan sebagian lagi masih pas-pasan. Jadi terlihat adanya ketidakmerataan tingkat sosial ekonominya. Hal inilah sebenarnya, yang merupakan fenomena yang menjadi bahan perhatian penulis, apa sebenarnya yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan sehingga terjadi ketidakmerataan pada tingkat sosial ekonomi mereka. kemudian ditambah lagi keinginan penulis untuk mengkonfirmasikan,

sekaligus memberikan masukan mengenai upaya-upaya yang mungkin dapat dilaksanakan dalam pemecahan masalah ketidakmerataan tersebut.

Walaupun penelitian tentang sosial ekonomi sudah banyak dilakukan oleh para peneliti, namun hal ini mungkin akan memberikan perbedaan dengan hasil peneliti-peneliti yang lain, disebabkan lokasinya yang terletak di pedalaman dengan perbedaan sosial ekonomi masyarakatnya yang sangat tinggi. Berdasarkan kondisi Desa Perhiasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di daerah tersebut dengan mengangkat judul :“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :“Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat

C.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dalam hal :

1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis melalui karya ilmiah yang dilakukan.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Desa Perhiasan mengenai kondisi tingkat sosial ekonomi masyarakatnya.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin membahas dan memperdalam tentang tingkat sosial ekonomi masyarakat.

4. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU.

D. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

Berisi tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan gambaran umum mengenai lokasi, dimana peneliti melakukan penelitian.

BAB V : ANALISA DATA

Berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat

Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah sarana yang melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima pada jangka waktu tertentu.(Cahyani, 1994 : 46)

Kalau dilihat dari pendapat di atas, tentulah kita beranggapan yang disebut di atas terlalu sempit, sebab kehidupan sosial ekonomi itu pada dasarnya hampir meliputi seluruh kebutuhan hidup manusia. Kedudukan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya dipengaruhi oleh penghasilan atau pendapatan, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Dengan demikian tiga hal yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat di atas sangat menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Hal ini disebabkan siapa saja dari anggota masyarakat yang memiliki ketiga hal tersebut dalam jumlah banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi dalam stratifikasi sosial dan begitu sebaliknya.

Dari paparan di atas, dapatlah kita ketahui bahwa seseorang itu termasuk ke dalam tingkatan sosial ekonomi yang tinggi, sedang, rendah dalam lapisan masyarakat adalah berdasarkan banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat kepadanya.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Sosial Ekonomi Masyarakat

B. 1. Pekerjaan

Manusia sebagai makhluk hidup, adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia disebut juga makhluk yang tidak bisa diam dan disebut orang yang suka bekerja. Adapun motivasi seseorang bekerja dalah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga karena pada dasarnya manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan pokok (basic human needs ) seperti makanan, pakaian, sandang dan papan dan kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan dan lain-lainnya (Mulyanto,1995 : 2).

Namun demikian dibalik tujuan yang tidak langsung tersebut, orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa upah finansial yang akan menggantungkan hidup dimana ia bekerja. Oleh karena itu, pada hakikatnya bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidup, tetapi juga bertujuan untuk mencapai tarap hidup yang lebih baik serta diakui status sosialnya.

Selain aspek ekonomi yang terpenting, yaitu memproduksi barang-barang dan jasa serta mendapatkan sesuatu yang bersifat financial, masih ada fungsi sosial yang lain, yaitu mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian integrasi dari satu unit untuk memainkan sesuatu peranan (Kartono, 1991 : 21).

Uraian di atas menunjukkan bahwa bekerja didefenisikan sebagai aktivitas seosial yang disebabkan adanya dorongan yang memberikan makna pada setiap

manusia, kesenangan dan kepuasan dari hasil pekerjaannya, serta berarti bagi kehidupan dan mengikatkan diri pada pribadi lain.

Kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan dalam bekerja adalah : 1) Kebutuhan fisik dan keamanan

Yaitu menyangkut kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum, tempat tinggal dan semacamnya, di samping kebutuhan rasa aman.

2) Kebutuhan sosial

Karena manusia tergantung satu sama lain, maka terdapat berbagai kebutuhan yang hanya dipuaskan apabila masing-masing individu ditolong atau diakui oleh orang lain.

3) Kebutuhan egoistik

Yaitu keinginan orang untuk bebas, untuk mengerjakan sesuatu sendiri dan untuk puas karena berhasil menyelesaikannya. Kepuasan-kepuasan ini ada yang dinikmati di luar pekerjaan dan lewat pekerjaan. (Ketaren, 2004 : 98).

Di sektor manapun seseorang berkerja, tindakan seseorang tidak akan terlepas dari kebutuhannya. Dorongan yang ada pada diri individu itu dinamakan motifasi. Motivasi yaitu gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku menuju sasaran tertentu. Jadi, hal itu merupakan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat ( Kartono, 1991 : 92 ).

Adapun sarana agar kebutuhan hidup dapat dipenuhi individu melalui aktivitas berusaha dan bekerja. Bekerja merupakan suatu proses dimana manusia atas kemauannya sendiri memulai, mengatur, mengontrol metabolisme antara

dirinya dengan alam. Dengan demikian bekerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Sebagai kegiatan sadar yang tercermin dalam proses dan tujuan bekerja 2. Mempunyai objek yang menyangkut alat eksternal

3. Alat kerja yang membantu dalam produksi (Soekanto, 1990 : 142).

Bekerja merupakan gambaran dari eksistensi diri seseorang. Gambaran keberadaan diri manusia tersebut tercermin dari prestasi eksternal atau hasil pekerjaan seseorang pekerja. Dengan demikian akan memungkinkan terdapatnya perbedaan hakekat bekerja antara individu yang satu dengan yang lain. Beranekaragamnya bentuk dan nilai pekerjaan yang dijumpai sehari-hari seperti berdagang, buruh, pegawai, pekerjaan legal maupun ilegal merupakan fakta dari pemikiran tersebut.

Pokok-pokok perumusan bekerja dapat disebutkan melalui. 1. Para pelaku yang mempunyai peranan itu mengeluarkan energi. 2. Para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang dan jasa. 3. Para pelaku menjalankan suatu pola interaksi sosial dengan lingkungan

dan memperoleh status.

4. Para pelaku mendapatkan hasil yang mempunyai nilai waktu (Pujiwati dalam Boserup, 1988 : 47).

Dalam menjelaskan pekerjaan, pemahaman tentang hakekat manusia harus dijadikan dasar pemikiran, sehingga setiap pekerjaan manusia senantiasa mengandung motivasi jasmani, sosial dan rohani. Motivasi jasmani merupakan motivasi ekonomi yang menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa pangan, sandang dan papan. Motivasi sosial menunjukkan bahwa manusia tidak

mungkin hidup tanpa berhubungan dengan objek di luar dirinya berupa alam dan manusia lainnya. Sedangkan motivasi rohani adalah motivasi yang berasal dari nilai-nilai kepercayaan dan agama manusia ( Sedarmayanti, 1995 : 83 ).

Pemahaman tentang hakekat bekerja seperti yang dikemukakan di atas berbeda dengan pemahaman sehari-hari. Pemahaman sehari-hari bekerja diartikan sebagai aktivitas “mencari makan” dan melihat pekerjaan sebagai aktivitas fisik semata. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru sebab hanya cocok untuk hewan dan tumbuhan.

Bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan mengandung arti meningkatkan kemampuan untuk pemenuhan dan pemuasan kebutuhan dasar, yakni pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan.

B. 2. Pendidikan

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat atau kebudayaan. Bagaimana sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Pendidikan telah ada sepanjang peradaban manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan manusia melestarikan hidupnya (Vaizey,1989: 64).

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan aktivitas manusia dalam usahanya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. membina usaha manusia untuk mengembangkan kepribadiannya dengan membina potensi-potensi pribadinya, baik jasmani maupun rohani dan berlangsung seumur hidup.

3. Pendidikan juga berarti sebagai lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi maupun sistem pendidikan tersebut. Dalam hal ini tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai, cita-cita dan falsafah yang dimiliki oleh masyarakat ( bangsa ) yang bersangkutan.

4. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan pribadi dan kemampuan seseorang yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan isi program dan penyelenggaraannya, pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (Ngadiyono, 1998 : 46 ).

Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah, penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas, persyaratan tegas disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan sistem yang tegas.

Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari hasil pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Penjenjangan dan aturan penyelenggaraannya tidak ada, sistemnya tidak diformulasikan.

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, penyelenggaraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluas pendidikan formal, demikian juga peraturannya.

Adapun lembaga pelaksanaan dan wahana pendidikan, meliputi : 1. Lingkungan sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal.

2. Lingkungan rumah tangga ( keluarga ) sebagai lembaga pendidikan informal dan merupakan unit masyarakat pertama dan utama.

3. Lingkungan masyarakat sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan non formal ( Ngadiyono, 1998 : 127 ).

Dalam hal ini, lembaga penanggung jawab pendidikan yang mencakup kewajiban dan kerja sama ketiga lembaga tersebut adalah lembaga sekolah, lembaga keluarga ( orang tua ) dan lembaga masyarakat sebagai keseluruhan tata keseluruhan, tata kehidupan dalam negara.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan mengenai konsepsi pendidikan yakni pendidikan itu tidak hanya di sekolah namun bisa terjadi dalam keluarga dan masyarakat. Namun kesemuanya bertujuan bagi perkembangan individu dan masyarakat.

Seseorang yang telah mengecap pendidikan diharapkan kepribadian, kemampuan dan keterampilannya semakin baik sehingga ia dapat bergaul dan beradaptasi di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Hal ini akan

Dokumen terkait